2
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... II
DAFTAR ISI....................................................................................................................... III
BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang masalah ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan ............................................................................................................. 2
2.1 Etika Bisnis dalam Pasar Islami .............................................................................. 2
2.1.1 Pengertian Pasar Islami ..................................................................................... 3
2.1.2 Prinsip-Prinsip Dasar Pasar Islami.................................................................... 4
2.1.3 Karakteristik Pasar Islami ................................................................................. 5
2.2 Etika Lembaga Bisnis Syariah ............................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Bisnis Syariah ...................................................................................
2.2.2 Prinsip-prinsip Ekonomi yang diterapkan dalam Bisnis Syariah .......................
2.2.3 Fungsi Lembaga Bisnis Syariah..........................................................................
BAB III Penutup ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
2
c. Apa saja karakteristik pasar Islam?
d. Apa saja prinsip-prinsip ekonomi yang diterapkan dalam bisnis syariah?
e. Bagaimana fungsi lembaga bisnis syariah?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu pasar Islam
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar pasar Islam
c. Untuk mengetahui Karakteristik Pasar Islam
d. Untuk mengetahui prinsi-prinsip ekonomi yang diterapkan dalam bisnis syariah
e. Untuk mengetahui fungsi Lembaga bisnis syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesempurnaan sistem ekonomi yang pernah dijalankan Nabi Muhammad SAW terus
menghadirkan inspirasi untuk diteladani. Meski atmosfer ekonomi kini berubah sangat
modern, sistem tersebut masih tetap relevan dan tidak tertandingi. Salah satu sistem
ekonomi di zaman Nabi Muhammad SAW yang patut dijadikan panutan untuk diaplikasikan
dalam kehidupan modern saat ini adalah pasar (as-su>q). Pasar adalah tempat dimana antara
penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Pasar
merupakan tempat orang-orang berkumpul dengan tujuan untuk menukar kepemilikan
barang atau jasa dengan uang. Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat orang berjual-beli
juga berarti kekuatan penawaran dan permintaan, tempat penjual yang ingin menukar
barang atau jasa dengan uang dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa.
Al-Qur‟an sudah menjelaskan tentang terkait dengan pasar yang terdapat dalam surat al-
Furqon ayat 20 yang berbunyi: “ Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad),
melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan
sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar dan Tuhanmu maha
melihat”.
Sedangkan Pasar dalam Islam adalah pasar yang emosional (emotional market)
dimana orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan finansial semata.
Dalam kegiatan transaksinya mencakup didalamnya jual beli atau perdagangan. Yang mana
2
dalam Islam terdapat rukun dan syarat dalam jual beli atau perdagangan, karena apabila rukun
dan syarat dalam jual beli tidak terpenuhi maka transaksi tersebut menjadi rusak.
1. Adanya penjual
2. Adanya pembeli
3. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
4. Adanya Ijab dan Qabul atau terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli
Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip persaingan sempurna
(perfect competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak,
akan tetapi kebebasan yang dibungkus oleh kerangka (frame) syariah. Dalam Islam, transaksi
terjadi secara sukarela, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 29
yang berbunyi
“Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang bathil, kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasarbsuka sama suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang
kepadamu”.
Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara
masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan Qur’an Surat an Nisa’
ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”(Qs: Annisa’ 29)
2
2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat
bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan, setiap
barang yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.
3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab
kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan
berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan
dan masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah
transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak
dan keadaan yang sesungguhnya.
Kata Bisnis berasal dari bahasa inggris, Bussines (plural business). Mengandung sebuah
arti di antaranya Commercial Activity involving the exchange of money for goods or services.
Usaha komersial yang menyangkut soal penukaran uang bagi produsen dan distributor (goods)
2
atau bidang jasa (services). Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya sebagai: Usaha
dagang, Usaha komersial, dalam dunia perdagangan, bidang usaha.
Jadi, bisnis dapat diartikan sebagai “segala bentuk aktivitas dari berbagai transaksi-
transaksi yang dilakukan manusia guna menghasilkan keuntungan, baik berupa barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari”.
Bisnis juga dapat di definisikan sebagai pertukaran barang dan jasa, atau uang yang
saling menguntungkan atau memberi manfaat. Ada yang mengartikan bisnis sebagai suatu
organisasi yang mejalankan aktivitas produksi dan distribusi atau penjualan barang dan jasa yang
diinginkan konsumen untuk memperoleh profit (Keuntungan).
Kata syariat biasa disebut asy-syariah (mufrad dari syara’i) secara harfiah berarti jalan ke
sumber air dan tempat orang-orang yang minum. Singkatnya tujuan dari syariah itu sendiri
adalah menjamin keselamatan manusia secara fisik, moral, dan spiritual didunia ini dan untuk
menyiapkan perjumpaan dengan Allah di hari yang akan datang.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Bisnis Syariah merupakan
“Serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya (yang tidak dibatasi). Namun, dibatasi
dalam cara perolehan dan pendayaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Dalam arti,
pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat (aturan-aturan dalam Al-Quran
dan Al-Hadits). Dengan kata lain syariat merupakan nilai utama yang menjadi paling strategis
maupun taktis bagi pelaku kegiatan ekonomi (bisnis).
Prinsip-prinsip ekonomi yang mesti diterapkan didalam bisnis syariah adalah sebagai
berikut :
1. Tauhid mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan Allah selaku Tuhan semesta
alam. Dalam kandungannya meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di ala mini besumber dan
dan berakhir kepada-Nya. Dilsh pemilik mutlak atas semua yang di ciptakannya.
2
2. Keseimbangan atau kesejajaran merupakan konsep yang menunjukan adanya keadilan
social. yakni manusia mempunyai sesuatu potensi dalam menentukan pilihan-pilihan yang
beragam, karena kebebasan manusia tidak terbatas.
3. Kehendak bebas yakni manusia mempunyai sesuatu potensi dalam menentukan pilihan-
pilihan yang beragam, karena kebebasan manusia tidak terbatas.
4. Dan tanggung jawab terkait erat dengan tanggung jawab manusia atas segala aktifitas yang
dilakukan kepada tuhan dan juga tanggung jawab manusia kepada masyarakat. Karena manusia
adalah makhluk social yang saling membutuhkan, karena manusia bergantung. Maka dari itu
setiap perbuatan manusia baik atau buruknya harus di pertanggung jawabkan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Syahata, bahwa etika bisnis dalam lembaga syariah
mempunyai fungsi yang membekali para pelaku bisnis, beberapa hal sebagai berikut:
1. Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan dan menancapkan metode
berbisnis dalam kerangka ajaran agama. Kode etik ini juga menjadi simbol arahan agar
melindungi pelaku bisnis dari resiko.
2. Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggungjawab para pelaku bisnis,
terutama bagi diri mereka sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat, dan diatas segalanya
adalah tanggungjawab di hadapan Allah SWT.
3. Kode etik ini dipersepsi sebagai dokumen hukum yang dapat menyelesaikan persoalan yang
muncul, daripada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
4. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang terjadi antara
sesama pelaku bisnis dan masyarakat tempat mereka bekerja.
5. Sebuah hal yang dapat membangun persaudaraan (ukhuwah) dan kerja sama antara mereka
semua.
Secara konkrit dapat diilustrasikan, jika seorang pelaku bisnis peduli pada etika, maka
bisa diprediksi ia akan bersikap jujur, amanah, adil, selalu melihat kepentingan orang lain.
Sebaliknya, bagi mereka yang tidak mempunyai kesadaran akan etika, dimanapun dan kapanpun,
2
mereka akan selalu memiliki sikap kontraproduktif dengan sikap mereka yang perduli terhadap
etika.
Seorang pengusaha dalam pandangan etika Islam,bukan sekedar mencari keuntungan,
melainkan juga keberkahan yaitu kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan
yang wajar dan diridhai oleh Allah SWT. Ini berarti, yang harus diraih oleh seorang pebisnis
muslim adalah bukan sekedar keuntungan materiil (bendawi), tetapi yang terpenting adalah
keuntungan immaterial (ukhrawi). Kebendaan yang profane ((intransenden) baru bermakna
apabila diimbangi dengan kepentingan spiritual yang transenden (ukhrawi).
2
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pasar dalam Islam adalah pasar yang emosional (emotional market) dimana orang
tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan finansial semata. Dalam
kegiatan transaksinya mencakup didalamnya jual beli atau perdagangan. Yang mana dalam
Islam terdapat rukun dan syarat dalam jual beli atau perdagangan, karena apabila rukun dan
syarat dalam jual beli tidak terpenuhi maka transaksi tersebut menjadi rusak.
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah
harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat
ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan
karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah
satu-satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan
bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen
dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang
saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga
kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik. Etika berbisnis ini bisa
dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh
besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
Bisnis Syariah merupakan “Serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya (yang
tidak dibatasi). Namun, dibatasi dalam cara perolehan dan pendayaan hartanya (ada aturan halal
dan haram). Dalam arti, pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat (aturan-
aturan dalam Al-Quran dan Al-Hadits). Dengan kata lain syariat merupakan nilai utama yang
menjadi paling strategis maupun taktis bagi pelaku kegiatan ekonomi (bisnis).
2
DAFTAR PUSTAKA
Rivai,Veithzal.2012. Islamic Business And Economic Ethics. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://anggitazure.blogspot.co.id/2012/09/konsep-pasar-islam.html?m=1
https:/www.umi.ac.id