KEUANGAN SYARIAH”
Dosen Pengampuh:
Oleh: Kelompok 11
2021
KATA PENGATAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lembaga keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir Di
lahirnya bank bank syariah, lembaga zakat dan lembaga keungan syariah
lomba untuk menjadi LKS terbaik. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana
sebuah lembaga kauangan syariah ini agar terbebas dari unsur riba,maisir
dan gharar atau sesuai dengan prinsip syariah. Lembaga Keuangan Syariah
fungsi baru sebagai seorang pemeriksa laporan keuangan atau auditor yang
berfungsi sebagai auditor syariah. Dalam hal ini, auditor syariah memiliki
dan pemenuhan terhadap aspek syariah. Audit yang ada saat ini adalah
audit konvensional terletak pada tujuan utama yaitu audit syariah yang
1
betujuan untuk memastikan internal kontrol sudah baik dan efektif dalam
2013)2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar pengatur auditing?
2. Apa sajakah masalah dan tantangan pada audit syari’ah?
3. Apa sajakah tata kelola lembaga keuangan islam modern?
4. Apa sajakah tanggung jawab auditor syari’ah?
5. Bagaimana agenda masa depan audit syari’ah?
C. Tujuan Pembahasan
1
https://pilarkota.com/pentingnya-audit-terhadap-lembaga-keuangan-syariah
2
Minarni, M. (2013). Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah. La_Riba,
7(1), 29–40. https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art3
2
BAB II
PEMBAHASAN
Syariah
semuaIFI yang umum dan efektivitas dan kesehatan dari tata kelola
b. AAOIFI
3
syariah. Dimana dalam artikel Karim (2011), disebutkan bahwa
semua hal yang material dan sesuai dengan aturan dan prinsip
3
Araujo, 2010. (2017). REVIEW AUDIT DENGAN PERSPEKTIF SYARIAH. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Indonesia, 6(2), 5–9.
4
Islam, AAOIFI, standar akuntansi nasional yang relevan, serta
relevan atau praktek telah sesuai dan tidak melanggar aturan dan
hal itu. Hal ini meyakinkan para pembaca bahwa audit telah
5
bebas dari pernyataan salah yang material.
keseluruhan.
tanggung jawab auditor untuk klien dan bentuk setiap laporan yang
6
yang diselenggarakan dalam LKS tidak bertentangan dengan
1. Integritas kebebasan
7
Syari’ah harus melaporkan kepada pemegang saham untuk
memperkuat kemandirian DPS.
8
laporan keuangan tahunan syari’ah, auditor harus memahami fiqh
muamalah dan akuntansi.4
syariah saat ini adalah kurangnya keahlian dan sumber ekonomi saja.
disini adalah mengenai fiqih muamalah. Lebih baik lagi jika menguasi
bagi seorang auditor syariah, sebab baik aspek syariah maupun aspek
4
Hidayah hirzy. 2021. “Isu dan Tantangan Audit Syariah di Masa Depan”.
https://id.scribd.com/document/435630507/Isu-dan-tantangan-Audit-syariah-di-masa-depan.
9
dan pelanggaran dalam kegiatan audit di lembaga keuangan syariah
maka pihak yang harus bertanggung jawab ialah manajemen dari bank
operasional usahanya.
2017). Artinya, kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan selalu
2019) 5
5
Afrianty, N., Isnaini, D., & Oktarina, A. (2019). Lembaga Keuangan Syariah. In Penerbit
CV Zigie Utama.
10
1) Perbankan dan Lembaga-lembaga Keuangan Islam Modern (IFI)
telah ada selama lebih dari empat puluh tahun. Lembaga keuangan
pertama yaitu Mit Ghamr Bank di Mesir, didirikan pada tahun 1962.
Bank ini kemudian diserap oleh Nasr Sosial Bank pada tahun 1972.
1963 yang masih berdiri sampai hari ini. Industri keuangan Islam
Ini lebih dari 400 lembaga di seluruh dunia terutama di empat benua
besar aset dijamin IFI dengan baik dan aset yang dikelola dan diaudit
Pillai telah menyatakan bahwa "IFI memiliki tugas yang lebih besar
11
dan tanggung jawab untuk pemangku kepentingan dari lembaga
perspektif Islam ada tiga dimensi penting, yaitu: (a) mencari rida
badan independen dari ahli hokum khusus dalam fiqh al- mu’amalat
keuangan Islam.
12
DPS. Surat penunjukan harus memiliki bukti perjanjian keterlibatan
dan kerangka tata kelola syari’ah yang kuat dengan penekanan pada
4) Pengawasan Akuntabilitas
13
operasi, proses operasional, orang-orang yang terlibat dalam bidang
audit, struktur audit dan akhirnya audit teknologi informasi. Ini dapat
syari'ah dan pedoman diikuti oleh IFI. Menurut Shafii, Salleh dan
bahwa semua produk IFI dan jasa, kebijakan dan kontrak mematuhi
temuannya, atau dengan kata lain bahwa auditor/ akuntan tidak dapat
6
Rusdiana, 2018, Auditing Syariah, Bandung, CV Pustaka Setia, hal 375-379.
14
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
Dalam SPAP seksi 300, bahwa tanggung jawab dalam kode etik
menjamin laporan keuangan klien bebas dari salah saji material atau
15
kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. (Hutabarat, 2015)
kecurangan.
16
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
17
Upaya mengatasi krisis perbankan pada masa itu dianggap perlu
ditempuh dua pendekatan:
Terkait dengan penyelesaian krisis masa lalu, terdapat dua hal yang
perlu dirumuskan sebagai politik hukum atas upaya yang telah diambil
Bank Indonesia dan pemerintahan dalam penyelamatan sistem
perbankan nasional pada masa krisis.
18
Kolaborasi keduanya disertai gelora nurani dan ketajaman mata hati,
secara utuh melahirkan insan yang tak dilalaikan oleh jual beli dari
Rabb-nya Yang Maha Mendengar.
19
2) Penahunan dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan
3) Pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal
4) Kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan
barang
5) Perbandingan (Muqabalah) dengan prinsip perbandingan
Income dengan cost (biaya)
6) Kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan
perusahaan
7) Keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan
20
konsep Islam sangat memerhatikan hal itu dengan cara penentuan
nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta
membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan risiko.
4) Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal,
mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan uang dari
sumber yang haram. Adapun konsep Islam membedakan antara laba
dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari modal pokok dengan
berasal dari transaksi.
5) Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba
hanya ada ketika ada jual beli, sedangkan konsep Islam memakai
kaidah bahwa laba aka nada ketika ada perkembangan dan
pertambahan pada nilai barang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
Lembaga Keuangan Syari’ah merupakan lembaga keuangan yang
mencakup lima standar, yaitu tujuan dan prinsip (objective and principles of
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan.
B. Saran
Demikian makalah yang telah dibuat oleh kelompok kami, makalah
yang disusun masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah yang telah
disusun dapat menjadi referensi atau sebagai pembelajaran bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
22
Araujo, 2010. (2017). REVIEW AUDIT DENGAN PERSPEKTIF SYARIAH.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Indonesia, 6(2), 5–9.
Jesika, M. L., Simanjuntak, R. P., & Sihombing, S. (2015). Independensi dan
Tanggung Jawab Auditor dan Pengaruhnya Terhadap Opini Auditor (Studi
Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan). Jurnal
Ilmiah Buletin Ekonomi, 19(3), 1–10.
Minarni, M. (2013). Audit Syariah, Dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah.
La_Riba, 7(1), 29–40. https://doi.org/10.20885/lariba.vol7.iss1.art3
Pujahanty, N. D. S., Purnamasari, P., & Maemunah, M. (2015). Pengaruh
Tanggung Jawab Auditor dan Red Flags terhadap Pendeteksian Kecurangan
( Survey pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung ). 55–68.
https://pilarkota.com/pentingnya-audit-terhadap-lembaga-keuangan-syariah
Hidayah hirzy. 2021. “Isu dan Tantangan Audit Syariah di Masa Depan”.
https://id.scribd.com/document/435630507/Isu-dan-tantangan-Audit-
syariah-di-masa-depan.
23