Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS KINERJA PERBANKAN SYARIAH

TENTANG KONSEP EARNING RASIO

Dosen Pengampu : Lalu Ahmad Ramadani, ME

Di Susun Oleh : Kelompok IV

1. MARIANI (170502082)
2. AHMAD WIRA ADITYA (170502059)
3. NIA KURNIA (1705020047)
4. EFTI JULIANTI (170502070)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat serta karunia-Nya hingga saat ini, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani
sehari-hari dapat berjalan dengan lancar dan semoga penuh berkah. Karena keberkahan
hidup yang kita peroleh di dunia ini sangat berguna juga untuk kehidupan yang kekal di
akhirat kelak. Sholawat dan salam tentunya tak lupa tercurahkan kepada junjungan
alam Nabi besar, Nabi Muhammad SAW. karna berkat perjuangan beliau lah kita dapat
merasakan manisnya Islam hingga saat sekarang ini.

Terimakasih sebelumnya kami ucapkan kepada Dosen dan teman-teman sekalian


yang sekiranya telah membantu baik berupa moril maupun materil, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari, di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun yang lainnya.
Untuk itu, besar harapan kami utnuk menampung kritik dan saran yang membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu. Semoga makalah
kami yang berjudul “Konsep Earning Rasio” ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
baik bagi kami selaku penyusun, maupun bagi para pembaca sebagai tambahan referensi
yang telah ada.

Mataram, 29 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................
A. Konsep Earning Rasio..............................................................................
B. Rasio Ukur Profitabilitas..........................................................................
C. Komponen Penilaian Earning Dalam Kinerja Bank Syariah...................
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
Kesimpulan....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank syariah sebagai lembaga intermediary keuangan diharapkan dapat
menampilkan dirinya lebih baik dibandingkan dengan bank yang berbasis
bunga. Baik atau buruknya kinerja sebuah bank dapat dikenali dari laporan
keuangannya. Penyajian leporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Selain itu
laporan keuangan juga berfungsi untuk memberikan pertanggungjawaban
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan
ekonomi yang rasional, seperti: pemilik dana; pihak-pihak yang memanfaatkan
dan menerima penyaluran dana; pembayar zakat, infaq, dan shodaqah; otoritas
pengawasan; Bank Indonesia; pemerintah; lembaga penjamin simpanan; dan
masyarakat. Laporan keuangan yang disajikan meliputi neraca, laporan rugi
laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta
penjelasan dari laporan keuangan.
Laporan keuangan mengandung informasi penting yaitu informasi
mengenai laba yang dapat memberi penjelasan atas kinerja perusahaan selama
satu periode di masa lalu. Laba mempunyai sifat yang selalu berubah-ubah dari
tahun ke tahun. Informasi tentang laba selalu ingin diketahui oleh semua pihak
yang berkepentingan berguna dalam proses pengambilan keputusan dan
pertimbangan prospek perusahaan dimasa mendatang. Informasi laba bagi
investor dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka. Para calon investor
sebelum menanamkan modalnya, mereka akan terlebih dahulu
mempertimbangkan prospek perusahaan dimasa depan. Sedangkan pihak
manajemen akan membandingkan prediksi laba satu tahun kedepan dengan laba
aktual sehingga akan diperoleh selisih lebih atau selisih kurang, yang kemudian
akan menjadi perhatian dalam evaluasi tahunan.
Penilaian kinerja dapat dilakukan salah satunya dengan menilai kinerja
keuangan untuk mengetahui kesehatan bank. Sama halnya dengan bank
konvensional, perbankan syariah juga perlu diketahui tingkat kesehatannya.
Tingkat kesehatan bank sangat berpengaruh pada kualitas dan keseimbangan
sistem keuangan nasional. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan
suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan cara-
cara yang ada dalam peraturan perbankan yang berlaku. Bank yang mempunyai
kinerja yang baik diharapkan akan menarik kepercayaan dan dukungan dari
masyarakat serta mampu menghasilkan laba yang optimal.
Adapun metode yang digunakan untuk penilaian tingkat kesehatan bank
menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/24/PBI/2011 adalah menggunakan
RGEC (Risk profile, Good corporate governance, Earnings, Capital) yang
berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Metode tersebut
menggantikan metode CAMELS (Capital, Asset quality, Management, Earning,
Liquidity, Sensitivity to market risk) berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.
6/10/PBI/2004 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Earning?
2. Bagaimana Rasio Ukur Profitabilitas?
3. Bagaimana Komponen Penilaian Earning dalam Kinerja Bank Syariah?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetaui Bagaimana Konsep Earning
2. Untuk Mengetahui Rasio Ukur Profitabilitas
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Komponen Penilaian Earning dalam
Kinerja Bank Syariah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Earning (Profitabilitas)


1. Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.
Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan
dengan analisis profitabilitas ini.
Definisi rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Initinya bahwa
penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Pengertian rasio profitabilitas adalah: “Rasio profitabilitas yaitu untuk
menunjukan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan.
Investor yang potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah
perusahaan dan kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan. Semakin
baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan
tingginya perolehan keuntungan perusahaan.”
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan
keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba yang hubungannya dengan
penjualan, aktiva maupun investasi.
a. Laba
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena
angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Pengertian Laba adalah imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan
barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan di atas
biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan
barang/jasa). Laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan,
yang didefinisikan sebagai berikut: Laba=Penjualan- Biaya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah
kelebihan pendapatan di atas biaya sebagai imbalan menghasilkan barang
dan jasa selama satu periode akuntansi.
b. Jenis-jenis Laba
Salah satu ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah mencari
perolehan laba, karena laba pada dasarnya hanya sebagai ukuran efisiensi
suatu perusahaan. Ada 2 jenis laba yaitu:
1) Laba Kotor (gross Profit) artinya laba yang diperoleh sebelum
dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba
keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh.
2) Laba bersih (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-
biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode
tertentu termasuk pajak.
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat tidak hanya bagi
pihak internal, tetapi juga bagi pihak ekternal atau diluar perusahaan,
terutama pihakpihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Tujuan
penggunaan rasio profitabilitas adalah:
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.

Adapun manfaat yang diperoleh dari rasio profitabilitas yaitu:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu


periode
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengtahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
B. Rasio Ukur Profitabilitas (Earning)
Secara umum terdapat empat jenis utama yang digunakan dalam menilai
tingkat profitabilitas, di antaranya:
1. Profit Margin (Profit Margin on Sale).
2. Return on Investment (ROI).
3. Return on Equity (ROE).
4. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share).
5. Rasio Pertumbuhan.
1. Profit Margin(Profit Margin on Sales)
Profit Marginon Sale atau Rasio Margin atau Margin laba atas
penjualan, merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara
membanding antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio
ini juga dikenal dengan nama profit margin. Rumusnya sebagai berikut:

Profit Margin on Sales = earning after interest and tax

Sales

2. Return on Investment (ROI)


Hasil pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan nama Return
on Investment (ROI) atau Return on Total Assets, merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen
dalam mengelola investasinya.
Rumusnya sebagai berikut:
Earning After Interest∧Text
ROI¿
Total Asset
3. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) atau
rentabilitas modal sendiri, merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi
pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumusnya sebagai
berikut:

Earning After Interest∧Tex t


ROE=
Equity

4. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)


Rasio per lembar saham (Earning Per Share) atau disebut juga rasio
nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya
dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat
dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian tinggi. Rumusnya
sebagai berikut:
Laba Saham biasa
Earning Per Share¿
Sa h am Biasa Yang Beredar

ROE merupakan perbandingan antara laba bersih suatu emiten dengan


modal sendiri yang dimiliki. ROE yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan
berhasil menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri. Peningkatan ROE
akan ikut mendongkrak nilai jual perusahaan yang berimbas pada harga saham,
sehingga hal ini berkorelasi dengan peningkatan return saham. Return on equity
dapat disebut juga laba atas equity atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji
sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Return on equity suatu
perhitungan yang sangat penting pada suatu perusahaan. Apabila suatu
perusahaan memperlihatkan suatu ROE yang tinggi dan konsisten, berarti
perusahaan tersebut mengindikasikan mempunyai suatu keunggulan yang tahan
lama dalam persaingan. Jika perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi,
maka permintaan saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada
meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin meningkat
maka return saham juga akan meningkat.

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang


dapat digunakan untuk mengukur seberapa efektif ekuitas yang diberikan oleh
para pemodal dan dikelola oleh pihak manajemen untuk beroperasi
menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin
efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba.
Dengan meningkatnya laba perusahaan, maka harga saham pun akan meningkat
dan dengan begitu return yang didapat juga semakin besar.

ROE merupakan pengukuran dari penghasilan (income) yang bagi


pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen) atas modal yang sudah mereka investasikan di dalam perusahaan.
Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ROE ini
pula yang dijadikan dasar seorang investor atau calon investor untuk
menanamkan pada perusahaan dikarenakan dengan ROE perusahaan yang tinggi
ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengoptimalkan kinerja perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Bahwa pengukuran ringkasan atas kinerja
keseluruhan perusahaan adalah return on equity. Return on equity merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri
yang dimiliki. merupakan laba bersih terhadap ekuitas biasa; yang mengukur
tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

ROE mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber


daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Return on
equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauhmanakah perusahaan mengelola
modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasiyang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegangsaham
perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering
disebut rentabilitas usaha. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio ROE
adalah untuk: Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri, mengetahui produktivitas dari sesuluh dan perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri, untuk mengetahui efisiensi
penggunaan modal sendiri maupun pinjaman. Sementara itu, tujuan penggunaan
rasio Return On Equity bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:
untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, untuk
mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik pinjaman
maupun modal sendiri, untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana
perusahaan yang digunakan baik modal sendiri maupun pinjaman.

C. Komponen Penilaian Earning Dalam Kinerja Bank Syariah


Kinerja keuangan adalah analisis keuangan yang pada dasarnya
dilakukan untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan di masa lalu, dengan
melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan
perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensipotensi yang
kinerjanya akan berlanjut. Dalam definisi lain kinerja keuangan di artikan
sebagai gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Selain itu
kinerja keuangan juga dapat diartikan sebagai suatu prospek atau masa depan,
pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Dari
definisi-definisi diatas dapat disimpilkan bahwa, kinerja keuangan merupakan
sebuah gambaran umum kondisi keuangan perusahaan pada umumnya, yang
telah melalui tahapan proses audit oleh akuntan yang menghasilkan sebuah
kesimpulan kondisi keuangan sebuah perusahaan.
Sama seperti perbankan lainnya perbankan syariah juga harus diketahui
kinerjanya. Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan
efektifitas dan efesiensi perbankan syariah dalam mencapai tujuannya. Kinerja
keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank. Penurunan kinerja
secara terus menerus dapat menyebabkan bank berada dalam keadaan yang tidak
baik bahkan dapat beresiko mengalami kebangkrutan. Apabila hal tersebut tidak
diselesaikan dengan segera maka akan berdampak besar apap bank tersebut
dengan hilangnya kepercayaan dari nasabah.
Komponen penilaian earning dalam bank syariah

Earning dan Efficiency


Total Profit Semakin tinggi semakin baik
Return on Equity (ROE) Semakin tinggi semakin baik
Return on Assers (ROA) Semakin tinggi semakin baik
Net Interest Margin (NIM) Semakin tinggi semakin baik
BOPO Semakin kecil cenderung semakin baik
Biaya Operasional non bunga to Total Di bawah 3,5%
Assets
Biaya Operasional Non Bunga to Di bawah 50%
Pendapatan Bunga
Funding Cost Semakin kecil cenderung semakin baik
Fee Based Income to Total Income Semakin naik cenderung semakin baik

Bila pertumbuhan total profit sebuah bank semakin naik, ROE, ROA dan NIM
tinggi, BOPO semakin kecil, rasio biaya operasional non bunga terhadap total aset
dibawah 3,5%. Rasio biaya operasional non bunga terhadap pendapatan bunga di bawah
50%, funding cost kecil serta fee based income terhadap total income semakin naik,
maka bank tersebut memiliki tingkat sehat.

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba


dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Pengukuran
rasio profitabilitas ini digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank dengan
menganalisis kinerja keuangan suatu bank. Bank dikatan sehat apabila ia mampu
memenuhi kebutuhan operasional banknya baik jangka pendek maupun jangka panjang
serta tingkat pendapatan atau laba yang diperoleh bank lebih besar dibandingkan dengan
biaya-biaya operasional bank itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/27311/4/8.%20BAB%20II%20new.pdf

https://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html

https://www.reaserchgate.net/analisiskinerjakeuanga/

https://manajemenkeuangan-net.cdn.ampproject.org/2019/11

Anda mungkin juga menyukai