Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN
“HAMBATAN PEMBANGUNAN:
FAKTOR LUAR NEGERI”
Dosen Pengampu: Nuryanti, M. E

Nama Kelompok 5:
Sri Aqsoliana 180501062
Nur’anida Hidayah 180501071
Pida Rospiana 180501077
I/B

Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami. Sholawat serta salam tetap kami junjungkan kepada Nabi Muhammad
s.a.w. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang penuh ilmu ini.
Makalah yang berisikan tentang “Hambatan Pembangunan: Faktor Luar Negeri” ini kami susun
guna memenuhi tugas dari Nuryanti, M. E yang senantiasa mendampingi kami untuk menimba
ilmu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala ikhtiar kita. Aamiin.

Mataram, 3 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 2
2.1 Ekspor Dan Pembangunan Ekonomi: Pandangan Ricardo.................................................. 2
2.2 Ekspor Dan Pambangunan Ekonomi: Pandanagan Smith Dan Mill ................................... 5
2.3 Efek Struktur Ekspor Kolonial Terhadap Pembangunan .................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi Negara-negara di dunia memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Dalamha ini
terdapat sesuatu klasifikasi dimana ada yang disebut Negara maju, Negara berkembang, dan
Negara miskin. Negara maju menguasai berbagai sector produktif yang mendorong laju
pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Tersedianya tenaga kerja ahli dan teknologi yang memadai
menyokong Negara maju untuk tumbuh ke arah yang lebih maju. Sementara itu, Negara-negara
berkembang memiliki kelemahan-kelemahan yang menyebabkan mereka kesulitan untuk
membangun perekonomiannya. Kurangnya tenaga ahli menyebabkan sumber daya alam tidak
dapat diberdayakan secara maksimal. Oleh karena itu, Negara-negara terbelakang mengijinkan
Negara majuuntuk mengelola sumber daya alam mereka dalam hubunagan kerjasama. Namun,
ternyata Negara maju memafaatkan kondisi ini untuk memperoleh profit yang sebesar-besarnya .
kondisi lingkungan yang semakin rusak menimbulkan berbagai musibah di Negara terbelakang.
Hal ini menjadi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Negara-negara terbelakang.

Dunia ini dihuni oleh segelintir Negara kaya. Mereka memamfaatkan sumber daya alam
daari Negara-negara terbelakang untuk diberdayakan. Selanjutnya, bahan baku yang diperoleh dari
Negara-negara terbelakang di olah menjadi produk jadi kemudian dijual kembali.
Pembangunan ekonomi menjadi sesuatu yang mahal bagi Negara-negara terbelakang. Oleh
karena itu, mereka harus membentuk strategi untuk mengatasi hambatan yang ada di negaranya.

1.2 Batasan Masalah


1. Ekspor dan pembangunan ekonomi: pandangan ricardo
2. Ekspor dan pambangunan ekonomi: pandanagan smith dan mill
3. Efek struktur ekspor kolonial terhadap pembangunan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ekspor dan pembangunan ekonomi: pandangan ricardo
2. Untuk mengetahui apa itu ekspor dan pambangunan ekonomi: pandanagan smith dan mill
3. Untuk mengetahui apa itu efek struktur ekspor kolonial terhadap pembangunan

1
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

Ahli-ahli eonomi klasik telah menunjukkan beberapa keuntungan yang mungkin di peroleh
apabila mengadakan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Negara lain. Apabila
keuntungan ini dapat bener-benar diperoleh, hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Negara
lain dapat merupakan alat pendorong penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Walaupun sejak beberapa abad lalu kebanyakan Negara berkembang telh melakukan hubungan
dengan dunia luar terutama dengan Negara maju keuntungan yang telah diperoleh belumlah
mencapai tingkat yang cukup menggembirakan. Sebaliknya, segolongan ahli ekonomi menaggap
bahwa hubungan tersebut telah menghambat Negara berkembang mencapai perkembangan lebih
pesat.

Perkembangan sector ekspor di Negara berkembang sejak akhir abad ke-19 yang lalu,
secara umum dapatlah di katakan bahwa sumbangan dalam mempercepat pembangunan belumlah
mencapai tingkat yang diharapkan.
1. Sebelum perang dunia II : beberapa Negara berkembang mengalami pertumbuhan ekspor
yang pesat, tetapi sector itu gagal mendorong perkembangan sector-sektor lainnya.
2. Setelah perang dunia II : sector ekspor di beberapa Negara berkembang mengalami
pertumbuhan yang relative lambat, sehingga menimbulkan kesulitan dalam neraca
pembayaran dan akhirnya memperlambat kelajuan pembanguna ekonomi1.

2.1 Ekspor Dan Pembangunan Ekonomi: Pandangan Ricardo


Sejak beberapa abad lalu ahli ekonomi telah menelaah peranan ekspor dalam pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di dalam masa Klasik analisis mengenai
keterkaitan antara perdagangan luar negeri dan pembangunan mendapat perhatian yang lebih besar
lagi. Beberapa ahli ekonomi pada masa itu, Ricardo, Smith, dan Mill telah menujukan bahwa
perdagangan luau negeri seperti perdaganga dan memberikan beberapa sumbangan yang pada
akhirnya akan dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila pandangan
mereka mengenai keuntungan-keuntungan perdagangan luar negeri digabungkan, maka dapat
dikatakan bahwa ahli-ahli ekonomi Klasik mengemukakan tiga sumbangan penting perdagangan
luar negeri dalam pembangunan ekonomi. Keuntungan yang pertama Ricardo menyatakan Apabila
suatu Negara sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, perdangangan luar negeri

1
Sandoro, Sukirno. (2006). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana. Hal:
119

2
memungkinkan mencapai tingkat konsumsi yang lebih tingi dari pada yang mungkin dicapai tanpa
adanya kegiatan tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua keuntngan lainya yaitu: 2

1. Memunginkan suatu Negara memperluas pasar atas hasill produksinya.


2. Memungkinkan Negara tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan diluar
negeri, yang lebih baik dari pada yang terdapat dalam negeri.
A. Inti Pandangan Ricardo
Ricardo menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri,
dalam keadaan yang dimisalkan tersebut, timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif
(perbandingan harga) dari barang yang diperdagangkan, antara Negara-negara yang akan
melakukan perdagangan.

Contoh : di Negara A sehelai kain di produksikan dalam 6 jam dan satu pasang sepatu
dalam 12 jam. Jika di anggap pula bahwa biaya produksi ditentukan oleh jumlah waktu yang di
gunakan untuk menghasilkan suatu barang, maka di Negara A harga satu pasang sepatu adalah 2
kali sebesar harga 1 sehelai kain. Selanjutnya, misalkan di Negara B juga dapat dihasilkan kain
dan sepatu. Di negeri ini waktu yang di perlukan untuk memproduksikan masing-masing barang
itu adalah 10 jam dan 25 jam. Berarti di Negara B harga sepatu adalah dua setengah kali lipat
sebesar harga kain. Sekiranya di bandingkan harga relatif sepatu dan kain di keduanya Negara
tersebut, dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa harag sepatu lebih murah di Negara A dan
harga kain lebih murah di Negara B3.

B. Pandangan Ricardo: Analisis Secara Grafis

2
Ibid, Hal: 120
3
Ibid, Hal: 121

3
KET:
- PQ: Kurva Batas Produksi
- A.B.C: Indifference Kurva
- Y: Barang Industri
- Q: Barang Pertanian
- P: Barang Luar Negeri
- Q: Harga Relatif
a. Kurva Batas Produksi (Budget Line): kurva yang menggambarkan produksi tertinggi yang
dapat di capai produsen.
b. Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve): kurva yang menggambarkan kombinasi
sejumlah barang, yang memberikan kepuasan yang sama besarnya pada konsumen4.
- kurva a,b,c menunjukkan gabungan barang barang industry dan barang pertanian yang
akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Makin tinggi letak ssesuatu kurva
kepuasan sama, makin besar keouasan yang akan di peroleh.
- Kurva kepuasan sama b menyinggung kurva batas produksi PQ dititik A. ini berarti,
tanpa danya perdagangan luar negeri, masyarakat tersebut akan mencapai barang
pertanian dan OYo barang industri. Apabila produksi di tentukan oleh titik lain pada
kurva PQ, misalnya oleh titik D dan E, masyarakat belum mencapai kepuasan yang
maksimal.
- Untuk mencapai keuntungan yang maksimal dari perdagangan luar negeri, sesudah
dilakukannya perdagangan, tingkat produksi di Negara itu haruslah di ubah dari seperti
yang di tunjukkan oleh titik A menjadi seperti yang di tunjukkan titik B.
- Dengan demikian sesudah perdagangan, tingkat produksi adalah sebesar OX1 barang
pertanian ditambah OY1 barang industri.
- Garis p menyinggung kurva kepuasan sama c pada titik C. berarti dengan adanya
perdagangan luar negeri, tingkat konsumsi masyarakat telah menjadi sebesar OY2
barang industri di tambah dengan OXo barang pertanian.
- Dengan jelas kita melihat tingkat konsumsi yang tinggi tersebut merupan efek dari
adanya ekspor barang pertanian sebesar XoX1 dan impor barang industry sebanyak
Y1Y2.
- Ini menunjukkan bahwa Negara tersebut memiliki efesiensi relatif yang lebih lazim
tersebut: memilki keunggulan komparatif dalam menghasilkan barang pertanian 5.

4
Pramana, Ari. (2014, Juni 25). Hambatan Pembangunan Faktor Luar Negeri. Retrieved Maret 3, 2019, from
slideshare: https://www.slideshare.net/aripramana733/ekonomi-pembangunan-36283777
5
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 123

4
2.2 Ekspor Dan Pambangunan Ekonomi: Pandanagan Smith Dan Mill
Adam Smith merupakan ahli ekonomi klasik pertama yang menunjukkan kemungkinan
memperoleh kedua keuntunagan yaitu:
1. Dengan adanya perdagangan luar negeri, Negara dapat meaikan produksi barang-barang
yang sudah tidak dapat dijual lagi di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual ke luar
negeri.
2. Perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik
produksi yang lebih tinggi produktivitasnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
melaksanakan hal ini adalah dengan mengimpor teknologi yang lebih tinggi dari luar
negeri.

Keuntungan yang diperoleh Mill yaitu:


1) Menggunakan teknik produksi yang lebih baik, yang dapat diperoleh dari negara yang lebih
maju
2) Mengimpor modal dari negara lain dan dengan demikian dapat meningkatkan produksi
yang tak mungkin dicapai apabila hanya dibiayai oleh modal dari dalam negeri,
3) Mengembangkan ide-ide baru yang akan dapat menghilangkan dampak negatif kebiasaan-
kebiasaan lama, memperluas keinginan-keinginan baru, cita-cita baru dan pandangan ke
depan6.
1. Doktrin (teori) Vent for surplus

KET:

- PQ: kurva batas produksi


- Y: barang industri
- Q: barang pertanian

66
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 124

5
- A: titik mula produksi
- B: kecenderungan pertanian
- C: kecenderungan industri
- D: kecenderungan keduanya.
2. Doktrin (teori) productivity

KET:

- PQ: kurva batas produksi


- M: titik awal produksi
- P1: kenaikan Produksi Industri
- Q2: kenaikan produksi pertanian efek dari perdagangan luar negeri
- N2 R N 1: produksi belum maksimal
- S2 S1: produksi maksimal7.
3. Perbandingan Teori Ricardo Dengan Teori Smith Dan Mill
1) RICARDO
 Dalam doktrin comparative cost. Iya berasumsi bahwa tingkat kesempatan kerja penuh
telah tercapai. Sehingga produksi suatu barang hanya dapat dinaikkan dengan
mengurangi barang lainnya.
 Dalam doktrin comparative cost dianggap terdapat 2 hal:
a. Jumlah permintaan dan penawaran dalam masyarakat cukup besar sehingga terjadi
kesempatan kerja penuh.
b. Mobilitas faktor produksi adalah sempurna.
2) SMITH DAN MILL
 Mereka berasumsi bahwa pengangguran masih ada, sehingga produksi suatu barang
masih dapat ditambah tanpa mengurangi produksi lainnya, maka apabila perdagangan

7
Ari Pramana. Op. Cit. https://www.slideshare.net/aripramana733/ekonomi-pembangunan-36283777

6
luar negeri dilakukan, akan terjadi penyesuaian yang berbeda dalam penggunaan
faktor-faktor produksi yang tersedia.
 Produksi barang yang dapat diekspor dapat ditambah dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang menganggur dan dengan mempertinggi teknologi yang digunakan
dalam proses produksi.
 Dalam doktrin vent surplus dan productivity Terdapat dua hal:
a. Permintaan yang terdapat dalam masyarakat sudah seluruhnya dipenuhi sebelum
tingkat kesempatan kerja penuh tercapai. Maka faktor-faktor produksi yang belum
digunakan terpaksa menganggur.
b. Mobilitas faktor produksi belum sempurna 8.

2.3 Efek Struktur Ekspor Kolonial Terhadap Pembangunan


Yang dimaksudkan dengan struktur ekspor kolonial adalah struktur ekspor suatu negara
yang memiliki tiga ciri pokok berikut:
1. Sebagian besar barang-barang yang diekspor merupakan hasil industri primer (pertanian,
pertambangan, Kehutanan, dan Perikanan) dan masih merupakan bahan mentah.
2. Jenis-jenis bahan mentah yang diekspor sangat terbatas.
3. Sektor ekspor pada mulanya dikembangkan terutama oleh pengusaha pengusaha yang
berasal dari negara penjajah.
Pandangan beberapa ahli ekonomi bahwa ekspor kurang efektif untuk membantu
perkembangan ekonomi.

1. Pandangan Myrdal
 Ia berpendapat, dalam kegiatan perdagangan antara negara kaya dan negara miskin,
mekanisme pasar akan menimbulkan suatu proses kumulatif yang akan menggetarkan
keadaan tidak berkembang (stagnasi) dan tingkat kesejahteraan yang rendah di negara-
negara miskin.
 Perdagangan luar negeri di antara berbagai negara yang diatur oleh mekanisme pasar
akan menimbulkan disequalizing forces atau kekuatan yang tidak menyeimbangkan.
2. Pandangan Myint
Myint mengemukakan ada dua sebab yaitu:

 Adanya kekuatan monopoli dan monopsoni di sektor luar negeri (ekspor dan impor)
 Pengaruh edukatif kegiatan ekspor yang bercorak kolonial terhadap masyarakat di
negara-negara miskin sangat terbatas.

8
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 127-128

7
Terdapatnya kekuatan monopsoni dalam menentukan harga harga faktor produksi yang
menyebabkan tingkat upah tenaga kerja tidak mengalami perubahan yang berarti. Walaupun sektor
ekspor mengalami perkembangan, perusahaan-perusahaan asing tetap dapat mempertahankan
upah tenaga kerja di bumi pada tingkat yang rendah. Cara-cara yang dilakukan untuk menciptakan
hal itu adalah:

 Dengan tetap membatasi tingkat pengolahan dari bahan bahan mentah yang diekspor,
sehingga tingkat keahlian para pekerja tidak perlu dipertinggi.
 Dengan mengimpor pekerja-pekerja dari luar daerah, seperti dari Jawa ke Sumatera,
atau dari luar negeri, seperti yang berlaku di Malaysia dahulu di mana tenaga kerja di
perusahaan perusahaan yang menghasilkan barang ekspor didatangkan dari India dan
daratan Cina9.
3. Pandangan Meier
Dalam uraiannya Meier menjelaskan bahwa perkembangan ekspor, di samping secara
langsung menciptakan pembangunan ekonomi, secara tidak langsung akan menciptakan
pertumbuhan lebih lanjut melalui dorongannya kepada perkembangan disetor lain. Perkembangan
ekspor akan menciptakan pembangunan ekonomi bukan saja tergantung kepada lajunya
perkembangan ekspor itu sendiri, tetapi juga kepada sifat-sifat dari faktor-faktor yang menentukan
pengaruhnya terhadap perkembangan di sektor-sektor lainnya. Faktor-faktor itu dapat dibedakan
dalam dua jenis yaitu:
1) Sifat-sifat sektor ekspor
a. Tingkat perkembangan ekspor bertambah tinggi
b. Akibat langsung dari kegiatan ekspor terhadap kesempatan kerja adalah tinggi.
c. Hanya sebagian kecil pendapatan dari ekspor diterima oleh golongan masyarakat
yang memiliki kecondongan marjinal mengimpor (Marginal propensity to import)
yang tinggi.
d. Penanaman modal yang dilakukan dan dibiayai oleh tabungan sektor ekspor sangat
produktif.
e. Perkembangan ekspor diciptakan oleh perkembangan teknologi, bukan oleh
perluasan kegiatan tersebut.
f. Hubungan kait mengait di antara sektor ekspor dengan sektor sektor lain sangat
erat.
g. Pendapatan ekspor tetap berada di dalam negeri.
2) Tingkat ketidak sempurnaan pasar
Dipandang dari sudut ketidak sempurnaan pasar dalam negeri, kondangannya tidak
berbeda dengan Teori ketidak sempurnaan pasar sebagai penghambat pembangunan. Faktor-faktor
seperti mobilitas faktor-faktor produksi yang terbatas, tingkat pendidikan masyarakat yang sangat
rendah, kekurangan pengetahuan mengenai kemungkinan pengembangan teknologi, kekurangan

9
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 129-130

8
tenaga Usahawan (enterpreneur) dan berbagai faktor lainnya menyebabkan sistem pasar di negara
berkembang sangat kurang sempurna 10.

4. Pandangan Prebisch dan Singer


Teori mereka pada dasarnya berpendapat bahwa dalam jangka panjang syarat
perdagangan atau terms of trade negara berkembang akan bertambah buruk. Faktor ini
menyebabkan keuntungan perdagangan hanya dinikmati negara-negara maju. Maka laju
pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang menjadi lebih lambat ketimbang yang
seharusnya.
Cara perdagangan memiliki beberapa pengertian. Pengertian yang selalu dipakai, dan juga
digunakan dalam teori Prebisch-Singer di atas, adalah perbandingan antara indeks harga ekspor
dengan indeks harga impor. Syarat perdagangan akan menjadi semakin buruk apabila indeks harga
ekspor berkembang lebih lambat daripada perkembangan indeks harga impor. Kesimpulan-
kesimpulan utama yang diperoleh dalam penyelidikan tersebut adalah:

 Indeks perbandingan harga bahan mentah dengan harga barang industri di pasaran
dunia menurun dari sebesar 147 pada tahun 1876-80 menjadi sebesar 100 pada tahun
1938.
 Indeks perbandingan harga impor Inggris, yang terutama merupakan bahan bahan
mentah, dan harga ekspornya, yang terutama merupakan barang-barang industri,
menurun dari sebesar 163 pada tahun 1876-80 menjadi sebesar 100 pada tahun 1938.
 Antara tahun 1938 dan 1946-47 dari sebanyak 44 negara berkembang yang diamati
syarat perdagangannya, didapati 19 negara mengalami perbaikan, 6 negara tidak
berubah dan 19 negara keada keadaannya semakin buruk.

Walaupun dengan menggunakan fakta di atas tidak secara tegas dapat dinyatakan bahwa
semua negara berkembang menghadapi masalah cara perdagangan yang semakin memburuk,
namun pada masa ini sudah umum diyakini Bahwa masalah tersebut dihadapi oleh banyak negara
berkembang. Keyakinan ini terutama didasarkan kepada perubahan syarat perdagangan dari negara
berkembang sesudah Perang Dunia II. Keadaannya menjadi lebih memburuk lagi sejak masa
tersebut. Menurut Thirlwall, antara tahun 1953-5 dan 1965-7 indeks harga barang industri
meningkat sebesar 14%, tetapi indeks harga bahan mentah yang diekspor Mengalami penurunan
sebesar 10%.

Ia mengemukakan dua faktor yang akan menimbulkan dan juga menyebabkan keuntungan
dari perkembangan teknologi dalam kegiatan ekspor negara berkembang terutama akan dinikmati
negara maju.

a. Timbul dari sifat hubungan antara pendapatan dan kenaikan produktivitas dalam
menghasilkan produk sektor primer di negara berkembang. Di negara maju kenaikan

10
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 131

9
produktivitas akan menaikkan pendapatan faktor-faktor produksi, termasuk juga
pendapatan para pekerja.
b. Timbul dari perbedaan sifat perubahan harga barang industri dengan harga bahan
mentah. Kenaikan harga bahan mentah lebih lambat dari kenaikan harga barang
industri pada waktu perekonomian mengalami ekspansi. Tetapi penurunan harga bahan
mentah akan lebih cepat dari harga barang industri pada masa resesi11.
Dalam perdagangan luar negeri, sifat pemerintah atas barang-barang yang diperdagangkan
tidak berbeda dengan sifat permintaan pada umumnya, yaitu permintaan atas bahan mentah lebih
tidak elastis daripada terhadap barang industri. Secara umum dapat dikatakan, di negara
berkembang volume ekspor cenderung mengalami perkembangan yg lebih lambat jika dibanding
dengan perkembangan volume impor nya. Dalam perdagangan luar negeri yang bercorak
demikian, kalau dianggap:
a. Harga ekspor dan impor tidak mengalami perubahan.
b. Pada mulanya neraca pembayaran dalam keadaan seimbang, maka dalam beberapa
masa berikutnya defisit dalam neraca pembayaran akan terjadi. Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa syarat perdagangan negara berkembang cenderung bertambah buruk
dari masa ke masa. Kalau keadaan ini tetap berkembang, masalah defisit dalam neraca
pembayaran suatu negara berkembang yang ekspor bahan mentah akan bertambah
buruk lagi.
Pendapat Presbisch dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat dua kekuatan luar
yang membatasi peranan sektor ekspor dalam pembangunan ekonomi di negara berkembang:

 Syarat perdagangannya bertambah memburuk.


 Permintaan terhadap barang ekspor tidak elastis 12.

11
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 132-133
12
Sandoro, Sukirno. Op. Cit. Hal: 134

10
BAB III PENUTUP
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ricardo menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri,
dalam keadaan yang dimisalkan tersebut, timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif
(perbandingan harga) dari barang yang diperdagangkan, antara Negara-negara yang akan
melakukan perdagangan.
Adam Smith merupakan ahli ekonomi klasik pertama yang menunjukkan kemungkinan
memperoleh kedua keuntunagan yaitu:
3. Dengan adanya perdagangan luar negeri, Negara dapat meaikan produksi barang-barang
yang sudah tidak dapat dijual lagi di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual ke luar
negeri.
4. Perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik
produksi yang lebih tinggi produktivitasnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
melaksanakan hal ini adalah dengan mengimpor teknologi yang lebih tinggi dari luar
negeri.

Keuntungan yang diperoleh Mill yaitu:


4) Menggunakan teknik produksi yang lebih baik, yang dapat diperoleh dari negara yang lebih
maju
5) Mengimpor modal dari negara lain dan dengan demikian dapat meningkatkan produksi
yang tak mungkin dicapai apabila hanya dibiayai oleh modal dari dalam negeri,
Mengembangkan ide-ide baru yang akan dapat menghilangkan dampak negatif kebiasaan-
kebiasaan lama, memperluas keinginan-keinginan baru, cita-cita baru dan pandangan ke depan.

Yang dimaksudkan dengan struktur ekspor kolonial adalah struktur ekspor suatu negara
yang memiliki tiga ciri pokok berikut:
4. Sebagian besar barang-barang yang diekspor merupakan hasil industri primer (pertanian,
pertambangan, Kehutanan, dan Perikanan) dan masih merupakan bahan mentah.
5. Jenis-jenis bahan mentah yang diekspor sangat terbatas.
6. Sektor ekspor pada mulanya dikembangkan terutama oleh pengusaha pengusaha yang
berasal dari negara penjajah.
Pandangan beberapa ahli ekonomi bahwa ekspor kurang efektif untuk membantu
perkembangan ekonomi yaitu: Pandangan Myrdal, Pandangan Myint, Pandangan Meier,
Pandangan Prebisch dan Singer.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pramana, Ari. (2014, Juni 25). Hambatan Pembangunan Faktor Luar Negeri. Retrieved Maret 3,
2019, from slideshare: https://www.slideshare.net/aripramana733/ekonomi-pembangunan-
36283777
Sukirno, Sandoro. (2006). Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan.
Jakarta: Kencana.

12

Anda mungkin juga menyukai