Anda di halaman 1dari 16

Makalah Manajemen Strategi

Materi 7
“Strategi Tingkat Perusahaan”

Kelompok 2:
Muh Muflih Murtadha (A021181358)
Ifa Laratifa Basri (A021181007)
Innaya (A021181018)
Wahyudi (A021181043)
Finsensius Titse Sesa (A021181327)
Andi Muhammad Fajrul Wardihan (A021181309)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan syukur dan berterima kasih kepada tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berkaitan dengan
“Strategi perusahaan lanjutan”

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
maupun para pendengar dari intisari makalah ini sehingga bisa memahami tentang strategi
perusahaan. Makalah ini kami buat dan kami susun dari berbagai sumber referensi dari
pengetahuan yang kami miliki serta website lainnya.

Kami dari kelompok II meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Makassar,18 Maret 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan.............................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Strategi Defensif...................................................................................3

2.2 Aliansi Strategik, Merger, Konsorsium................................................5

2.3 Strategi Aliansi Tingkat Bisnis.............................................................7

2.4 Strategi Aliansi Tingkat Perusahaan.....................................................7

2.5 Strategi Aliansi Internasional ..............................................................8

2.6 Strategi Aliansi Jaringan Kerja.............................................................8

2.7 Merger dan Akuisisi.............................................................................9

2.8 Contoh Aplikasi....................................................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam perusahaan perlu diterapkan statergi, untuk mengalahkan setiap lawan bisnis yang
ada. Ada banyak strategi perusahaan, akan tetapi tidak sedikit perusahaan yang melakukan
cara yang tidak baik untuk memenangkan setiap persaingan ada. Disini akan dibahas
mengenai Strategi Defensife dan Aliansi Strategik, Merger, serta Konsorsium.

Secara umum masing-masing perusahaan memiliki strategi-strategi tersendiri yang telah


diterapkan. Namun, perusahaan kadang-kadang tidak menyadari bahwa rencana dan tidakan
yang mereka jalankan merupakan dari salah satu strategi yang ada. Hal ini disesbakan karena
perusahaan banyak yang tidak menformalkan dan membudayakan strategi-strategi yang ada
sehingga bisa diketahui oleh semua komponen yang ada dalam perusahaan. Walaupun
terdapat perbedaan-perbedaan strategi di masing-masing perusahaan, namunada sejumlah
strategi yang umum diterapkan pada bebagai bentuk industry dan ukuran organisasi atau
perusahaan.

Dalam kondisi tertentu perusahaan akan lebih memilih stretegi defensife yang akan
mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena kondisi yang terbatas maka perusahaan
paling tidak harus survive.

1.2 RUMUSAN MASALAH

- Apa pengertian dari strategi defensive?

- Apa saja bagian-bagian strategi defensive?

- Apa yang dimaksud dengan aliansi strategik, merger, dan konserium?

- Bagaimana penggunaan aliansi strategis dalam suatu bisnis?

- Bagaimana contoh aplikasi dari suatu aliansi strategis?

1.3 TUJUAN

- Untuk mengetahui strategi defensive dalam suatu strategi perusahaan

1
- Untuk mendeskripsikan setiap bagian dalam strategi defensive

- Mendeskripsikan aliansi strategik, merger, dan konserium

- Memberikan pemahaman tentang penggunaan aliansi strategis dalam suatu bisnis

- Memberikan gambaran aplikasi dari aliansi strategis

BAB II
2
PEMBAHASAN

2.1 Strategi Defensif (Defensive Strategy)


Dalam kondisi tertentu perusahaan akan lebih memilih strategi defensive yang akan
mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena kondisi yang terbatas maka perusahaan
paling tidak harus survive.

a.      Strategi Penghematan (Retrechment)

Retrechement terjadi jika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan kas


dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Retrechment didesain untuk
memperkuat kompetensi dasar organisasi yang unik. Selama retrechment, penyusunan
strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang
saham, karyawan, media. Retrenchment dapat melibatkan penjualan tanah dan gedung untuk
meningkatkan kas, memotong lini produk, menutup bisnis yang labanya sangat tipis, menutup
pabrik yang tua dan kuno, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan
menetapkan system kontrol pengeluaran.

Berikut panduan kapan retrenchment bisa menjadi strategi yang efektif:

-          Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang uni tetapi gagal untuk mencapai
tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu.

-          Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling lemah di industry.

-          Ketika perusahaan terbebani oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah, moral


karyawan yang rendah, dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerja.

-          Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang ekternal, meminimalkan


ancaman ekternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan
internal sepanjang waktu.

-          Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar dalam waktu cepat sehingga
diperlukan reorganisasi internal besar-besaran.

Contoh Penghematan (Retrenchment) :

-          PT.  Dirgantara  Indonesia  telah  mem-PHK-kan  sekitar 9.643 karyawannya.


3
-          Perusahaan garmen di Cilincing, PT. Molaxx Internasional yang  sudah  mem-PHK 
1.282  karyawan  dari  2.564 karyawannya pada tahun 2009 ini.

b.     Strategi Divestasi (Divestiture)

Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut divestasi. Divestasi dapat
menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis
perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang
tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.

Berikut panduan kapan strategi divestasi bisa menjadi strategi yang efektif:

-          Ketika perusahaan telah melakukan retrenchment dan gagal untuk mencapai perbaikan
yang diharapkan.

-          Ketika sebuh divisi tidak cocok dengan keseluruhan organisasi.

-          Ketika tindakan antimonopoli pemerintah mengancam perusahaan

Contoh divestasi (divestiture) :

-          PT Bank Niaga Tbk. melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank
Sumitomo Mitsui Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta.

-          PT. Indosat mendivestasikan anak perusahaannya, PT. Pramindo Ikat Nusantara yang
memiliki nilai buku Rp. 162 miliar.

c.      Strategi Likuidasi (Liquidation)

Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai
rill disebut likuidasi. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat
menjadi strategi yang sulit secara emosional.  Akan tetapi,  lebih  baik  berhenti  operasi 
daripada  terus  menerus  kehilangan  sejumlah  uang.  Sebelumnya perusahaan menyatakan
diri bangkrut baru setelah itu, dijual asset-aset tangible yang masih bernilai untuk memenuhi
kewajiban terutama kepada kreditor.

4
Berikut ini panduan kapan divestasi bisa menjadi strategi efektif:

-          Ketika perusahaan menjalankan strategi retrechment dan divestasi, dan tidak satu pun
yang berhasil.

-          Ketika alternatif bagi perusahan hanyalah kebangkrutan.

-          Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian dengan menjual


aset-aset perusahaan

Contoh likuidasi (liquidation) :

-          Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia.

-          PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaannya, yakni
Glavermas Mirror Pte Ltd.

2.2 Aliansi Strategik, Merger, Konsorsium

Aliansi Strategi

Definisi aliansi strategis adalah suatu bentuk kerjasama antar perusahaan dimana sumber
daya, kemampuan dan core competencies digabungkan demi kepentingan bersama. Aliansi
strategis dapat dibentuk dengan berbagai cara, tergantung tujuannya. Pada zaman sekarang
ini, melalui aliansi strategis perusahaan dapat memperoleh competitive advantage melalui
akses kepada sumber daya, pasar, teknologi, modal dan SDM dari partner. Perusahaan yang
bekerjasama dengan pihak lain dapat memperoleh tambahan sumber daya dan kemampuan,
sehingga kedepannya dapat tumbuh dan ekspansi secara lebih cepat dan efisien. Umumya
perusahaan yang fast-growing sangat mengandalkan aliansi untuk memperluas sumber daya
teknikal dan operasional. Dengan proses tersebut, dapat menghemat waktu dan produktivitas
karena tidak perlu mengembangkan sendiri dari awal. Sementara mereka dapat
berkonsentrasi kepada inovasi dan bisnis utamanya. Umumnya bisnis membentuk aliansi
untuk alasan seperti ekspansi geografis, penghematan biaya, pabrik, dan supply-chain
synergy.

Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang
melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau

5
layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-
pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi.
Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya
seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan,
keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi
dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan dapat saling berbagi kemampuan
transfer teknologi, risiko, dan pendanaan.

Penggunaan Aliansi Strategis

Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:

o   Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan

o   Meningkatkan akses pada teknologi baru

o   Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing memasuki pasar baru

o   Mengurangi waktu siklus produk

o   Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan

o   Memperbaiki kualitas

Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu joint venture, equity strategic alliance, non-equity
strategic alliance, dan global strategic alliances.

a.         Joint venture adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan menciptakan
perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi sumber daya dan kapabilitas
untuk mengembangkan keunggulan bersaing.

b.        Equity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam perusahaan yang dibentuk
bersama namun mengkombinasikan semua sumber daya dan kapabilitas untuk
mengembangkan keunggulan bersaing.

c.       Nonequity strategic alliance adalah aliansi strategis dimana dua atau lebih perusahaan
memiliki hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian sumber daya dan kapabilitas
unik untuk mengembangkan keunggulan bersaing.

6
d.      Global strategic alliances adalah kerjasama secara partnerships antara dua atau lebih
perusahaan lintas negara dan lintas industri. Terkadang aliansi ini dibentuk antara korporasi
(atau beberapa korporasi) dengan pemerintah asing.

2.3 Strategi Aliansi Tingkat Bisnis

a.       Aliansi Komplementer. Dirancang untuk mengambil keunggulan dari peluang-peluang


pasar dengan mengkombinasikan aktiva-aktiva dari perusahaan-perusahaan yang menjadi
mitra dengan cara-cara yang saling melengkapi untuk menciptakan nilai baru.

b.      Strategi Pengurangan Persaingan. Dalam banyaknya persaingan, banyak perusahaan


berusaha untuk menghindar dari persaingan yang merusak atau berlebihan. Salah satunya
adalah dengan kolusi implisit atau toleransi mutual.

c.         Strategi Tanggapan Persaingan. Perusahaan menggabungkan kekuatan untuk


merespon tindakan stratejik pesaing lain.

d.        Strategi Pengurangan Ketidakpastian. Aliansi strategis juga digunakan untuk


mempertahankan diri dari risiko dan ketidakpastian khususnya dalam pasar-pasar siklus
cepat.

2.4 Strategi Aliansi Tingkat Perusahaan

Dirancang untuk memfasilitasi diversifikasi pasar dan/atau produk.

a.       Aliansi Strategis Diversifikasi. Memungkinkan suatu perusahaan untuk memperluas ke


produk atau wilayah pasar baru tanpa melakukan merger atau akuisisi.

b.        Aliansi Strategis Sinergistik. Menciptakan ruang lingkup ekonomi bersama antara dua
atau lebih perusahaan.

c.         Waralaba. Merupakan salah satu alternatif dalam diversifikasi yang merupakan
strategi kerja sama berdasarkan relasi kontraktual.

2.5 Strategi Aliansi Internasional


7
Alasan menggunakan aliansi internasional :

a.       Perusahaan multinasional memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang
hanya beroperasi secara domestik saja

b.      Peluang-peluang untuk tumbuh melalui akuisisi atau aliansi terbatas dalam negara asal
perusahaan tersebut

c.       Kebijakan pemerintah

d.      Membantu sebuah perusahaan yang mentransformasi dirinya sendiri dalam kondisi-


kondisi lingkungan yang berubah dengan cepat

2.6 Strategi Aliansi Jaringan Kerja

Jenis strategi jaringan kerja antara lain:

a.         Jaringan Aliansi Stabil. Memiliki siklus pasar dan permintaan yang mudah
diprediksi.

b.      Jaringan Aliansi Dinamis. Basis dalam penggunaan strategi jaringan dalam industri


dimana inovasi teknologi cepat diperkenalkan secara berkala.

c.         Jaringan Aliansi Internal. Dibentuk dalam sebuah perusahaan yang memfasilitasi
koordinasi produk dan keragaman global.

2.7 Merger dan Akuisisi

Merger

Merger adalah dua organisasi atau perusahaan yang besarnya setara bersatu membentuk satu
perusahaan. Sedangkan akuisisi adalah satu perusahaan besar membeli atau memperoleh
perusahaan yang yang lebih kecil, atau bisa juga sebaliknya. Jika merger  atau akuisisi tidak
dikehendaki oleh salah satu pihak, maka ini disebut dengan pengambilalihan, take over,
8
hostile take over. Hostile take over dapat memancing terjadinya LBO (Leverage Buy Out),
yaitu pembelian kepemilikan perusahaan oleh manajemen perusahaan atau investor swasta
lainnya dengan mempergunakan dana yang diperoleh dari hutang.

Selain karena alasan menghindari hostile take over, LBO adalah inisiatif manajemen senior
yang memutuskan suatu divisi yang tidak cocok dengan strategi perusahaan secara
keseluruhan atau dijual untuk memperoleh dana segar atau menerima tawaran harga yang
menarik. LBO hanya terjadi pada perusahaan swasta.

Sebaliknya jika akuisisi dikehendaki oleh kedua belah pihak diistilahkan dengan friendly
merger. Contoh ketika Nike mengakuisisi Converse, ada banyak kekuatan yang memicu
penyatuan antara sesama pesaing di seluruh dunia, antara lain deregulasi, perubahan
teknologi, ketidakmampuan menaikkan profit melalui peningkatan harga, tekanan pasar
saham, dan kepentingan untuk meraih skala ekonomi.

Ada beberapa alasan atas merger dan akuisisi:

·      Untuk memperbaiki pemanfaatan kapasitas

·      Untuk membuat lebih baik armada jual yang ada

·      Untuk mengurangi staf manajerial

·      Untuk mencapai skala ekonomis

·      Untuk menyeimbangkan penjualan yang siklikal

·      Untuk memperoleh akses ke pemasok, distributor, pelanggan, produk, dan kreditor

·      Untuk memperoleh teknologi baru

·      Untuk menurunkan kewajiban atas pajak

Sedangkan faktor yang mendorong merger dan akuisisi adalah:

·      Menaikkan market share

·      Efisiensi

·      Globalisasi

·      Kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi yang lebih besar


9
·      Mengurangi regulasi dan antimonopoly

·      Perkembangan internet

·      E-commerce

Konsorsium

Konsorsium adalah pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan yang dilakukan oleh
dua atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga berarti hubungan besar yang
saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri.

Jenis-jenis konsorsium antara lain:

·      Gabungan beberapa pengusaha/industriawan yang mengadakan suatu usaha (proyek)


bersama.

·      Kumpulan pedagang dan industriawan.

·      Pembiayaan bersama suatu proyek oleh beberapa bank atau lembaga keuangan.

·      Gabungan berbagai organisasi (sosial, kepemudaan) untuk mengadakan aktivitas/gerakan


bersama (biasanya secara tetap), namun masing-masing tetap berdiri sendiri-sendiri.

·      Himpunan para pakar/sarjana dari disiplin ilmu/bidang yang sama untuk mengurus
kepentingan bersama.

2.8 Contoh Aplikasi

Beberapa Contoh Aliansi Strategis

Perusahaan yang telah melakukan aliansi antara lain Nokia dan Microsoft bekerja


cepat setelah secara resmi mengumumkan aliansi strategis untuk
mengembangkan smartphone berbasis Windows Phone, Aliansi Strategis KSEI dan
CDP/Depositori Sentral Singapura, GE/SNECMA; Fuji Xerox Co., Ltd.; AIZA-Cibe Geigy;
NUMMI; Dell dan EMC; Aliansi Dexa Medica dengan GlaxoSmithKline dan dengan
Alpharma dan Indofarma; PT Kalbe Farma Tbk dengan PT Enseval dan PT Dankos
Laboratories Tbk,; Mitsubishi dengan Daimler Crysler; Renault dan Nissan.

10
Penerapan Aliansi Strategi di Indonesia, contohnya yang telah dilakukan Bank
Muamalat. Bank Muamalat melakukan aliansi strategis dengan seluruh jaraingan kantor pos
di Indonesia ketika meluncurkan dan menjual produk Shar-E. Dengan berbagai kemudahan
dan jaringan yang luas sampai ke tingkat kelurahan, maka aliansi strategis dengan kantor pos
menjadi solusi ampuh dalam meningkatkan pasar perbankan syariah di Indonesia.

Memang, Shar-E Card ditujukan untuk menjadi brand yang dapat digunakan oleh


mitra aliansi Bank Muamalat. Baik mitra yang berupa bank maupun lembaga keuangan
lainnya. Misalnya Shar-E Pegadaian, multi finance, maupun bank-bank konvensional yang
ingin mengelola dana nasabahnya secara syariah tanpa harus membuka unit syariah,
melainkan cukup dengan beraliansi dengan Bank Muamalat. Selain itu, dengan berbagai
kemudahan dan jaringan yang luas, karena bekerjasama dengan kantor pos di seluruh daerah
di Indonesia, maka produk Shar-E akan bisa meningkatkan loyalitas nasabah Bank
Muamalat.

Agar loyalitas nasabahnya terus meningkat dan sustainable, Bank Muamalat juga


berusaha untuk selalu memberikan berbagai kemudahan. Misalnya dengan memberikan
kemudahan kepada pemegang kartu Shar-E sehingga dapat mengaktivasi nomor rekening
pada kartu tersebut dan memiliki nomor rekening di Bank Muamalat. Dengan kemudahaan
tersebut, pengguna Shar-E juga dapat mengakses seluruh Debit BCA dan memperoleh akses
penarikan tunai secara halal dan free of charge pada seluruh ATM BCA dan ATM Bersama.

Hal ini sangat cerdas dilakukan Bank Muamalat mengingat tanpa perlu mengeluarkan
investasi yang besar untuk membuka cabang-cabang yang banyak dan mengadakan mesin-
mesin ATM, Bank Muamalat telah berhasil menjangkau masyarakat sampai tingkat
kelurahan.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Strategi adalah metode yang bersifat jangka panjang untuk melakukan tindakan yang bersifat
senantiasa meningkat dan terus-menerus. Strategi terdapat pada tingkatan dalam organisasi
yaitu strategi korporat, strategi bisnis dan strategi operasional. Proses perumusan strategi
11
dimulai dari tahap perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian
kinerja serta terdapat beberapa tingkatan strategi dan contoh pengaplikasiannya dalam
perusahaan.

3.2. SARAN

1. Di harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam pembelajaran Manajemen
Perusahaan.

2. Di harapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua karena
masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam proses pentingnya manajemen strategi
dalam suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://blogelytekonomi.blogspot.com/2009/06/aliansi-strategis.html?m=1

http://belajar-industri.blogspot.com/2012/03/apa-itu-definisi-strategi-defensif.html?m=1

12
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/berbagai-tipe-strategi-dalam-perusahaan.html?
m=1

13

Anda mungkin juga menyukai