Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan 4

ANALISA RASIO KEUANGAN


Ruslan Juliana Pardosi, S.E., M.si

- RASIO LIKUIDITAS
- RASIO PROFITABILITAS

1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.
Fungsi Likuiditas
Likuiditas memiliki beberapa fungsi utama bagi perusahaan diantaranya:
1. Media untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
2. Sebagai antisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak
3. Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau bank) yang ingin melakukan
penarikan dana.
4. Sebagai point penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan
investasi atau usaha lain yang menguntungkan.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban lancar atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Jadi rasio ini bertujuan untuk
mengetahui sebanyak apa aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan jika
dibandingkan dengan utang lancarnya.
Rumus rasio lancar adalah:

Contoh :
Perusahaan PT. ABC memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 100 juta sedangkan hutang lancarnya
sebesar Rp. 70 juta. Berapakah Rasio Lancar atau Current Ratio Perusahaan PT.ABC ?
Diketahui :
Aktiva Lancar = Rp. 100.000.000,-
Hutang Lancar = Rp. 70.000.000,-
Rasio Lancar = ?

Jawaban :
Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Rasio Lancar = Rp. 100.000.000,- / Rp. 70.000.000,-
Rasio Lancar = 1,43 kali

Jadi Rasio Lancar PT.ABC adalah 1,43 kali


2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban
atau utang lancarnya tanpa melibatkan nilai persediaan (inventory).
Rumusnya berikut ini:

Contoh Kasus Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio)


Perusahaan PT. XYZ memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 100 juta, di dalam aktiva lancar
tersebut terdapat persedian bahan baku dan barang jadi sebanyak Rp. 20 juta. Sedangkan
hutang lancarnya sebesar Rp. 70 juta. Berapakah Rasio Cepatnya ?
Diketahui :
Aktiva Lancar = Rp. 100.000.000,-
Persediaan = Rp. 20.000.000,-
Hutang Lancar = Rp. 70.000.000,-
Rasio Cepat = ?
Jawaban :
Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Kewajiban lancar
Rasio Cepat = (Rp. 100.000.000,- – Rp. 20.000.000,-) / Rp. 70.000.000,-
Rasio Cepat = Rp. 80.000.000,- / Rp. 70.000.000,-
Rasio Cepat = 1,14 kali
Jadio Rasio Cepat atau Quick Ratio pada perusahaan PT. XYZ adalah sebesar 1,14 kali.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas dan setara kas dari
suatu perusahaan dibandingkan dengan dengan utang lancar yang dimilikinya.
Maksudnya, analisis rasio kas ini bertujuan untuk mengetahui sebesar apa jumlah kas
yang dimiliki dan mampu dibayar suatu emiten jika sewaktu-waktu ditagih.
Adapun rumus rasio kas ini adalah:

Contoh:
PT.ABC memiliki aktiva lancar sebesar sebesar Rp.200 juta yang terdiri dari Kas dan Bank
masing-masing sebesar Rp.50 juta dan Rp.100 juta dan persediaan Rp.50 juta. PT.ABC juga
memiliki utang lancar sebesar Rp.150 juta. Berapakah rasio kasnya?
Jawaban:
Rasio Kas = Kas dan Setara Kas/ Hutang Lancar
Rasio Kas = (Rp. 100.000.000 +Rp. 50.000.000) / Rp. 150.000.000,-
Rasio Kas = Rp. 150.000.000,-/ Rp. 150.000.000,-

Rasio Kas = 1

Maka rasio kas dari PT ABC adalah 1


RASIO PROFITABILITAS

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait
penjualan, aset dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Rasio profitabilitas
adalah metrik keuangan yang digunakan oleh analis dan investor untuk mengukur dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (laba) relatif
terhadap pendapatan, aset neraca, biaya operasi, dan ekuitas pemegang saham selama
periode waktu tertentu. Rasio ini menunjukkan seberapa baik perusahaan menggunakan
asetnya untuk menghasilkan laba dan nilai bagi pemegang saham.

Manfaat Rasio Profitabilitas


Ada beberapa manfaat dari metode yang satu ini, antara lain:
 Mengetahui dengan pasti laba atau keuntungan dari sebuah perusahaan dalam
periode tertentu.
 Menjadi tolok ukur dalam penilaian yang dilakukan bank/investor kepada
perusahaan.
 Memahami efisiensi dari sebuah bisnis.
 Bagi manajer perusahaan, rasio profitabilitas bisa menjadi pegangan untuk
mengevaluasi kinerja dalam perusahaan.
 Menjadi tolok ukur bagi trader saham dalam menilai apakah saham suatu
perusahaan layak dibeli

Rasio Profitabilitas yang Paling Umum Digunakan dalam Bisnis

1.Net Profit Margin (NPM)


Margin laba bersih atau Net proft margin (NPM) adalah rasio untuk mengukur laba bersih
perusahaan dan membaginya menjadi pendapatan total.
Rumus: Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak : Penjualan Bersih

Contoh Perhitungan Net Profit Margin


Misalnya berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, penjualan bersih atau net
sales PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk adalah sebesar Rp.27.063.310.000.000.
Sedangkan laba bersih setelah bunga dan pajak perusahaan dengan kode saham SIDO ini
adalah sebesar Rp.2.064.650.000.000.
Ditanya:
Berapa margin laba bersih atau net profit margin dari PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul Tbk?
Jawab:
Net profit margin = (Laba bersih setelah bunga dan pajak : Penjualan bersih) x 100%
Net profit margin = (Rp.2.064.650.000.000 : Rp.27.063.310.000.000) x 100% = 7,63%
Jadi net profit margin dari PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah sebesar
7,63%. Angka tersebut menunjukan kinerja dari PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk cukup baik.
2. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus ROA sebagai berikut:

ROA =( Laba Bersih : Total Aset) x 100%

Contoh: Misalnya dalam laporan keuangan per 31 Desember 2021, laba bersih PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah sebesar Rp.1.713.000.000.000. Sedangkan untuk total
asset atau aktivanya adalah sebesar Rp.61.433.000.000.000.
Berapa nilai dari return on assets (ROA) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk?
Jawab
Return on Assets = (Laba bersih setelah bunga dan pajak : Total asset atau aktiva) x 100%
Return on Assets = (Rp.1.713.000.000.000 : Rp.61.433.000.000.000) x 100 % = 2,79%
Jadi ROA dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan kode emiten TLKM adalah sebesar
2,79%.
Angka tersebut menunjukan hasil yang kurang baik bagi suatu perusahaan karena masih
dibawah standar industri sejenis yaitu misalnya sebesar 9 %.

3. Return on Equity
Rasio Ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini juga
menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang dapat diperoleh
oleh pemegang saham. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efesien perusahaan
menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham .

Contoh Perhitungan Return on Equity


Misalnya dalam laporan keuangan per 31 Desember 2022, laba bersih PT Gudang Garam Tbk
adalah sebesar Rp.117.500.000.000. Sedangkan total ekuitas biasa atau adalah sebesar
Rp.940.000.000.000. Berapakah rasio pengembalian ekuitas atau return on equity PT
Gudang Garam Tbk?

Jawaban:
ROE = (Laba bersih setelah bunga dan pajak : Total modal) x 100%
ROE = (Rp.117.500.000.000 : Rp.940.000.000.000) x 100% = 12,5%

Nilai dari return on equity menunjukan nilai 12,5%, hal tersebut berarti masih belum
mencapai kinerja maksimal-nya dalam mengelola modalnya. Karena nilai tersebut masih
dibawah standar industri sejenis yaitu misalnya sebesar 15%.

Anda mungkin juga menyukai