Persekutuan
BAB
1
TUJUAN PEMBELAJARAN
PERSEKUTUAN Setelah mempelajari bab ini, seharusnya
Saudara
PEMBENTUKAN, bisa:
1. Menjelaskan pengertian persekutuan
PEMBUBARAN DAN 2. Menjelaskan sifat dan perbandingan
persekutuan dengan perseroan.
LIKUIDASI 3. Memahami metode
pembentukan persekutuan.
pencatatan
1
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Bab 1
PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP)
PEMBENTUKAN, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
A. DEFINISI PERSEKUTUAN
Persekutuan (partnership ) : asosiasi antara dua atau lebih individu sebagai pemilik untuk menjalankan
perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Persekutuan Firma (Fa) : persekutuan yang masing-masing anggotanya aktif menjalankan kegiatan
perusahaan.
Persekutuan Komanditer (CV; Commanditaire Vennotschap) : persekutuan yang anggotanya terdiri dari
sekutu aktif/komplementer (aktif partner) dan sekutu pasif/komanditer (silent partner).
SIFAT PERSEKUTUAN :
1. Keagenan atau perwakilan bersama
Masing-masing sekutu dapat bertindak menjadi agen atau wakil dari persekutuan untuk tujuan
usahanya.
2. Umur terbatas
Setiap perubahan dalam perjanjian, dan anggota persekutuan akan mengakhiri/membubarkan
persekutuan tersebut.
3. Tanggungjawab tak terbatas
Tanggung jawab seorang sekutu tidak terbatas pada investasinya saja.
4. Memiliki kepentingan dalam persekutuan
Memiliki kepentingan sebagai pemilik dalam persekutuan atas investasinnya.
5. Berpartisipasi dalam pembagian laba
Masing-masing sekutu ikut serta dan memperoleh pembagian laba sesuai dengan perjanjian.
Kelemahan:
- Tanggung jawab pribadi sekutu atas hutang persekutuan.
- Kelangsungan hidup persekutuan tidak pasti.
- Kesulitan pemindahan kepemilikan.
Perseroan
Kebaikan
- Tanggungjawab pemilik sebatas setoran modal.
- Kepemilikan sangat banyak sehingga mudah membentuk modal yang besar.
- Kelangsungan perusahaan lebih terjamin.
- Pemindahan kepemilikan lebih mudah.
2
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Kelemahan
- Pendirian dan pembubaran yang relatif rumit.
- Laba yang dibagi dalam bentuk deviden dikenakan pajak.
B. PENDIRIAN PERSEKUTUAN
PENCATATAN INVESTASI SEKUTU
Investasi para sekutu dalam berbagai bentuk dan wujudnya dicatat berdasarkan jumlah yang disepakati
oleh para sekutu dalam persekutuan dan dinyatakan sebagai modal persekutuan.
Contoh Kasus:
Ary dan Rery mendirikan sebuah persekutuan, dimana sebelumnya Ary sudah menjalankan perusahaan
perseorangan dan akan dilanjutkan dalam Persekutuan Ary & Rery sebagai Investasi Ary. Sedangkan Rery
menginvestasikan uang kas sebesar Rp. 25.000.000 kedalam persekutuan. Neraca Perusahaan Ary sebelum
dibentuknya persekutuan sebagai berikut;
PERUSAHAAN ARY
NERACA
Per 31 Desember 2003
AKTIVA: PASIVA:
- Kas 16.200.000 - Hutang Usaha 24.000.000
- Piutang Usaha 20.000.000 - Modal, Ary 40.400.000
- Cadangan Kerugian PU (1.200.000)
- Persed. Barang dagang 21.400.000
- Perlengkapan 1.600.000
- Peralatan 12.000.000
- Akum. Peny. Peralatan (5.600.000)
TOTAL AKTIVA 64.400.000 TOTAL PASIVA 64.400.000
Dalam persekutuan disepakati oleh Ary dan Rery bahwa:
1. Semua uang kas di perusahaan diambil oleh Ary, Piutang Usaha sebesar 1.000.000 dihapuskan dan
Cadangan Kerugian Piutang Usaha ditetapkan 4% dari sisa piutang.
2. Persediaan barang dagangan ditetapkan berdasarkan nilai pasarnya sebesar 26.600.000
3. Peralatan diakui sebesar nilai wajarnya 7.500.000, yaitu atas nilai pengganti 15.000.000 yang telah
disusutkan 50%.
4. Disepakati goodwill untuk Ary atas kegiatan perusahaan selama ini sebesar 10.000.000
3
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Neraca Persekutuan yang baru didirikan dengan melanjutkan pembukuan Ary atau membentuk
pembukuan yang baru:
PERSEKUTUAN ARY & RERY
NERACA
Per 31 Desember 2003
AKTIVA: PASIVA:
- Kas 25.000.000 - Hutang Usaha 24.000.000
- Piutang Usaha 19.000.000 - Modal, Ary 39.940.000
- Cadangan Kerugian PU (760.000) - Modal, Rery 25.000.000
- Persed. Barang dagang 26.600.000
- Perlengkapan 1.600.000
- Peralatan 7.500.000
- Goodwill 10.000.000
TOTAL AKTIVA 88.940.000 TOTAL PASIVA 88.940.000
Contoh Kasus:
Berikut ini adalah rekening Modal Ary, Modal Rery, Prive Ary, Prive Rery per 31 Desember 2003:
NAMA REKENING: MODAL ARY
TGL. KET. REF. DEBIT KREDIT SALDO
2003
Jan, 01 Saldo 50.000.000
Apr, 01 Setoran modal 10.000.000 60.000.000
4
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Laba tahun berjalan 2003 yang akan dibagikan kepada para sekutu adalah Rp.36.000.000.
1. Merata.
Bagian laba untuk Ary dan Rery masing-masing adalah 36.000.000 : 2 = 18.000.000, Jurnal pembagian
laba rugi yang dibuat:
Ikhtisar Laba Rugi 36.000.000
Modal Ary 18.000.000
Modal Rery 18.000.000
3. Ratio Modal.
a. Ratio Modal awal
Sesuai dengan ratio modal pada saat pertama kali dibentuknya persekutuan.
5
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
6
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
b. Gaji:
Untuk Ary = 12 X 1.250.000 = 15.000.000
Untuk Rery = 12 X 1.000.000 = 12.000.000
c. Sisa laba dibagi rata:
= {36.000.000 – (6000.000 + 15.000.000 + 12.000.000)} : 2
= 3.000.000 : 2 = 1.500.000
d. Total pembagian laba:
Untuk Ary : 6.000.000 + 15.000.000 + 1.500.000 = 22.500.000
Untuk Rery : 12.000.000 + 1.500.000 = 13.500.000
e. Jurnal pembagian laba rugi yang dibuat :
Ikhtisar Laba Rugi 36.000.000
Modal Ary 22.500.000
Modal Rery 13.500.000
6. Bunga atas Modal, Gaji dan/atau Bonus bagi sekutu, sisanya sesuai perjanjian.
Asumsikan bunga atas modal, Bonus, Gaji berturut seperti di atas dan sisanya dibagi rata.
a. Bunga atas modal:
Untuk Ary = 3.450.000, untuk Rery = 4.050.000
b. Bonus untuk Ary = 6.000.000
c. Gaji:
Untuk Ary = 15.000.000, untuk Rery = 12.000.000
d. Sisa laba dibagi rata:
= {36.000.000 – (3.450.000 + 4.050.000 + 6.000.000 + 15.000.000 + 12.000.000)} : 2
= {- 4.500.000} : 2 = -2.250.000
e. Total:
Untuk Ary : 3.450.000 + 6.000.000 + 15.000.000 – 2.250.000 = 22.200.000
Untuk Rery : 4.050.000 + 12.000.000 – 2.250.000 = 13.800.000
f. Jurnal pembagian laba rugi yang dibuat :
Ikhtisar Laba Rugi 36.000.000
Modal Ary 22.200.000
Modal Rery 13.800.000
7
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
AKUNTANSI PEMBUBARAN
1. Penerimaan Sekutu Baru.
Perolehan kepemilikan sekutu baru dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pembelian Kepentingan Dari Sekutu Lama.
Pembelian kepentingan dilakukan oleh sekutu baru kepada sekutu lama. Transaksi pembelian
kepentingan ini merupakan transaksi pribadi antara sekutu lama yang menjual dengan sekutu
baru sebagai pembeli, dan bukan transaksi persekutuan. Karena itu posisi keuangan perusahaan
tidak terpengaruh oleh transaksi tersebut (Modal persekutuan seluruhnya tetap), karena bukan
transaksi perusahaan (persekutuan). Nilai transaksi tersebut tidak penting bagi persekutuan,
karena itu merupakan kesepakatan diluar persekutuan, antara sekutu yang menjual dan sekutu
baru tersebut. Bagi persekutuan yang terpenting adalah berapa bagian kepentingan sekutu yang
menjual diserahkan kepada sekutu baru. Jumlah ini akan dibuatkan jurnal perubahan kepemilikan
dari sekutu yang menjual ke sekutu baru. Modal sekutu yang menjual de Debit (karena
berkurang), Modal sekutu baru di Kredit (karena bertambah) sejumlah nilai kepentingan yang
diperjual belikan, bukan nilai transaksi jual belinya. Jurnal pemindahan kepentingan (kepemilikan)
bila sekutu A menjual bagian modalnya kepada sekutu baru S :
Modal A xxxx
Modal S xxxx
Contoh:
Dalam persekutuan A dan B, A mempunyai saldo modal sebesar Rp. 1.000.000 dan B
Rp.1.500.000. S berkeinginan bergabung dalam persekutuan dengan membeli kepentingan A
(Modal A) sebesar Rp. 400.000 dengan kesepakatan antara A dan S, bahwa S membayar kepada A
sejumlah Rp. 500.000 untuk pemindahan Modal A ke Modal S yang Rp. 400.000.
Jurnal yang di buat persekutuan:
Modal A 400.000
Modal S 400.000
Sehingga komposisi modal A, B dan S dalam persekutuan adalah : Modal A Rp.600.000, Modal B
Rp.1.500.000 dan Modal S Rp.400.000, dan Modal persekutuan secara keseluruhan tidak berubah,
tetap Rp. 2.500.000.
b. Melakukan Investasi Kedalam Persekutuan.
Jika sekutu baru melakukan investasi kedalam persekutuan maka Modal persekutuan
secara keseluruhan akan berubah menjadi lebih besar dari sebelumnya karena adanya setoran
modal dari sekutu baru. Ada 3 kondisi yang harus diperhatikan bila sekutu baru melakukan
investasi kedalam persekutuan yaitu:
1) Tidak ada perjanjian atau kesepakatan khusus.
Bila tidak ada perjanjian khusus yang menyertai setoran modal atas masuknya sekutu baru,
maka jurnal setoran modal sekutu baru dibuat seperti biasa. Jika sekutu Q masuk dengan
menyetorkan uang Kas sebesar Rp. 500.000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Kas 500.000
Modal Q 500.000
Contoh Kasus:
Dalam persekutuan A dan B, Modal A Rp.20.000.000, Modal B Rp.10.000.000, sehingga
total modal persekutuan adalah Rp.30.000.000. Sekutu A dan B dalam perjanjian
membagi Laba Rugi sama rata. Disepakati oleh A,B, dan C bahwa C harus menyetorkan
Kas yang cukup untuk kepentingan ¼ dari total modal persekutuan setelah masuknya C.
Maka total modal persekutuan sebelum masuknya C sebesar Rp.30.000.000 adalah ¾ dari
8
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
total modal setelah masuknya C. Asumsikan total modal persekutuan setelah masuknya C
adalah x ;
¾ x = 30.000.000
x = 40.000.000
Disepakati C harus menyetorkan Kas untuk ¼ kepentingan dari total modal persekutuan
setelah masuknya C yaitu Rp.40.000.000, sehingga jumlah yang harus disetorkan oleh C
adalah ¼ X 40.000.000 = 10.000.000. Jurnal yang dibuat adalah:
Kas 10.000.000
Modal C 10.000.000
9
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Karena A dan B sebelumnya membagi laba rugi sama rata, maka goodwill tersebut juga
dibagi rata, sehingga masing-masing mendapat tambahan modal dari terbentuknya
goodwill sebesar 6.000.000 adalah 6.000.000 : 2 = 3.000.000. Jurnal untuk mencatat
setoran C sebesar 12.000.000 dan dibentuknya goodwill sebesar 6.000.000 adalah;
Kas 12.000.000
Goodwill 6.000.000
Modal A 3.000.000
Modal B 3.000.000
Modal C 12.000.000
10
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Modal R 10.000.000
Goodwill 1.500.000
Kas 11.500.000
11
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Jika Goodwill dibentuk untuk seluruh sekutu, maka kelebihan pembayaran merupakan
goodwill untuk sekutu yang mundur, untuk sekutu yang lain dibentuk sesuai ratio
pembagian laba seluruhnya.
Sesuai kasus di atas jika dibentuk Goodwill untuk seluruh sekutu (misalkan x ), maka
goodwill untuk R besarnya adalah 1.500.000. Karena bagian laba rugi R dalam ratio 10 :
5 : 5 adalah 5/20 atau ¼ , maka goodwill yang harus dibentuk adalah
¼ x = 1.500.000
x = 6.000.000
Goodwill 6.000.000 tersebut dengan rincian untuk P 3.000.000, Q 1.500.000 dan R
1.500.000.
Jurnal yang dibuat :
Modal R 10.000.000
Goodwill 6.000.000
Kas 11.500.000
Modal P 3.000.000
Modal Q 1.500.000
12
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Penghapusan Goodwill seluruh sekutu artinya jumlah yang tidak dibayarkan kepada
sekutu yang mundur dari saldo modalnya adalah jumlah goodwill yang dihapuskan atas
sekutu yang mundur saja, sedangkan penghapusan goodwill untuk sekutu lain sesuai
dengan ratio laba rugi.
Sesuai pada kasus di atas, jika disetujui pengunduran R dibayar sejumlah Rp.8.500.000,
dan jumlah yang tidak dibayarkan dari saldo modal R Rp.10.000.000 dianggap sebagai
penghapusan Goodwill atas sekutu R dan diikuti dengan penghapusan goodwill sekutu
lain. Goodwill yang dihapuskan untuk sekutu yang mundur adalah 10.000.000 –
8.500.000 = 1.500.000. Jika seluruh goodwill yang dihapus adalah x, dimana ratio laba
rugi P : Q : R adalah 10 : 5 : 5, maka seluruh goodwill yang dihapus adalah :
5
/20 x = 1.500.000
x = 6.000.000
Dari seluruh goodwill yang dihapuskan sebesar 6.000.000 maka masing-masing untuk P
3.000.000, Q 1.500.000 dan R 1.500.000.
Jurnal yang dibuat :
Modal P 3.000.000
Modal Q 1.500.000
Modal R 10.000.000
Goodwill 6.000.000
Kas 8.500.000
E. LIKUIDASI PERSEKUTUAN
DEFINISI LIKUIDASI
Realisasi : Pencairan sebagian atau seluruh aktiva menjadi uang kas.
Likuidasi : Berhentinya persekutuan secara bisnis yang disertai dengan pengembalian/pembayaran
seluruh kewajiban perusahaan kepada kreditor dan pemilik.
PROSEDUR LIKUIDASI
1. Pembukuan persekutuan ditutup
2. Proses realisasi, dimana selisih antara nilai buku aktiva dengan realisasinya dibebankan kepada modal
sekutu sesuai ratio laba rugi.
3. Bila modal sekutu tertentu bersaldo debit, dapat diimbangi (right of offset) dengan hutang
persekutuan kepada sekutu tersebut, dan bila sekutu tersebut tidak mampu menutup saldo debit
modalnya, maka kerugian ini ditanggung oleh sekutu lainnya.
4. Pembayaran pertama kali dilakukan kepada kreditur luar, jika seluruh kewajiban kreditur luar sudah
lunas, pembayaran bisa dilanjutkan kepada kreditur sekutu dan modal secara bersamaan.
13
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
METODE LIKUIDASI
1. Likuidasi Sekaligus.
Likuidasi sekaligus adalah proses likuidasi dimana pembagian kepada para sekutu dapat dilakukan
setelah seluruh aktiva direalisasikan sehingga diketahui laba rugi realisasi.
Contoh kasus:
Fa. A, B, C, D diputuskan untuk dilikuidasi. Ratio laba rugi A : B : C : D adalah 3 : 3 : 2 : 2. Berikut ini
adalah neraca perusahaan sebelum likuidasi:
Fa. A, B, C dan D
NERACA
Per 31 Desember 1999
AKTIVA: PASIVA:
- Kas 10.000 - Hutang Usaha 75.000
- Aktiva Lain 180.000 - Hutang B 6.000
- Hutang D 5.000
- Modal A 42.000
- Modal B 31.500
- Modal C 20.500
- Modal, D 10.000
TOTAL AKTIVA 190.000 TOTAL PASIVA 190.000
Dibawah ini beberapa kemungkinan realisasi aktiva persekutuan selama bulan Januari 2000 :
a. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 140.000, kerugian dibebankan kepada modal sekutu.
b. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 120.000, kerugian menyebabkan right of offset (pengimbangan) saldo
modal sekutu dengan hutang yang bersangkutan.
c. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 100.000, kerugian menyebabkan kekurangan modal seorang sekutu.
d. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 80.000, kerugian menyebabkan kekurangan modal lebih dari satu
sekutu.
e. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 60.000, kerugian menyebabkan ketidakmampuan persekutuan
membayar kreditur luar dengan asumsi semua sekutu solven.
f. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 60.000, kerugian menyebabkan ketidakmampuan persekutuan
membayar kreditur luar dengan asumsi sekutu tertentu solven dan yang lain insolven.
Berikut ini akan dibahas satu persatu laporan likuidasi yang dibuat untuk berbagai kemungkinan realisasi di
atas.
a. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 140.000, kerugian dibebankan kepada modal sekutu.
Nilai buku aktiva lain yang direalisasi adalah Rp.180.000 dengan nilai realisasi Rp.140.000, sehingga
kerugian realisasi yang timbul sebesar Rp.40.000 yang dibebankan ke modal sekutu sesuai ratio laba
rugi.
14
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Fa. A, B, C & D
Laporan Likuidasi
Untuk periode 1 - 31 Januari 2000
AKTIVA HUTANG HUTANG HUTANG MODAL MODAL MODAL MODAL
KET. KAS
LAIN USAHA B D A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo Sebelum Likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
b. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 120.000, kerugian menyebabkan right of offset (pengimbangan)
saldo modal sekutu dengan hutang yang bersangkutan.
Nilai buku aktiva lain yang direalisasi adalah Rp.180.000 dengan nilai realisasi Rp.120.000, sehingga
kerugian realisasi yang timbul sebesar Rp.60.000 yang dibebankan ke modal sekutu sesuai ratio laba
rugi. Kerugian ini akan menyebabkan modal D menjadi bersaldo debit yang seluruhnya dapat
diimbangi (offset) dengan saldo pinjaman persekutuan kepadanya (hutang D).
Fa. A, B, C & D
15
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Laporan Likuidasi
Untuk periode 1 - 31 Januari 2000
AKTIVA HUTANG HUTANG HUTANG MODAL MODAL MODAL MODAL
KET. KAS
LAIN USAHA B D A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo Sebelum Likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
Realisasi dan pembagian
kerugian 120.000 (180.000) (18.000) (18.000) (12.000) (12.000)
130.000 0 75.000 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
Pembayaran Kepada
Kreditur (75.000) (75.000)
55.000 0 0 6.000 5.000 24.000 13.500 8.500 (2.000)
Mengimbangi So. Debit
Modal D (2.000) 2.000
55.000 0 0 6.000 3.000 24.000 13.500 8.500 0
Pembayaran Kepada
Sekutu (55.000) 0 0 (6.000) (3.000) (24.000) (13.500) (8.500) 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 100.000, kerugian menyebabkan kekurangan modal seorang sekutu.
Nilai buku aktiva lain yang direalisasi adalah Rp.180.000 dengan nilai realisasi Rp.100.000, sehingga
kerugian realisasi yang timbul sebesar Rp.80.000 yang dibebankan ke modal sekutu sesuai ratio laba
rugi. Kerugian ini akan menyebabkan modal D menjadi bersaldo debit yang tidak seluruhnya dapat
diimbangi (offset) dengan saldo pinjaman persekutuan kepadanya (hutang D). Dengan demikian D
harus melakukan investasi tambahan untuk menutup saldo debit modalnya yang tidak terimbangi.
Bila sebelum D melakukan Investasi tambahan dilakukan pembayaran kepada sekutu yang modalnya
bersaldo kredit, maka untuk menentukan pembayaran tersebut harus dibuat “Skedul Pembayaran
Yang Aman”, yaitu distribusi yang bisa dilakukan kepada sekutu dengan keyakinan bahwa jumlah yang
didistribusikan tidak berlebihan.
16
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Berikut ini ditunjukkan Laporan Likuidasi dan Skedul Pembayaran Yang Aman :
Fa. A, B, C & D
Laporan Likuidasi
Untuk periode 1 - 31 Januari 2000
AKTIVA HUTANG HUTANG HUTANG MODAL MODAL MODAL MODAL
KET. KAS
LAIN USAHA B D A B C D
30% 30% 20% 20%
Saldo Sebelum Likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
Realisasi dan pembagian
kerugian 100.000 (180.000) (24.000) (24.000) (16.000) (16.000)
110.000 0 75.000 6.000 5.000 18.000 7.500 4.500 (6.000)
Pembayaran Kepada
Kreditur (75.000) (75.000)
35.000 0 0 6.000 5.000 18.000 7.500 4.500 (6.000)
Mengimbangi So. Debit
Modal D (5.000) 5.000
35.000 0 0 6.000 0 18.000 7.500 4.500 (1.000)
Pembayaran Kpd. Sekutu
sesuai Sekedul (35.000) (6.000) (17.625) (7.125) (4.250)
0 0 0 0 0 375 375 250 (1.000)
17
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
d. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 80.000, kerugian menyebabkan kekurangan modal lebih dari satu
sekutu.
Nilai buku aktiva lain yang direalisasi adalah Rp.180.000 dengan nilai realisasi Rp.80.000, sehingga
kerugian realisasi yang timbul sebesar Rp.100.000 yang dibebankan ke modal sekutu sesuai ratio laba
rugi. Kerugian ini akan menyebabkan modal D menjadi bersaldo debit yang tidak seluruhnya dapat
diimbangi (offset) dengan saldo pinjaman persekutuan kepadanya (hutang D). Dengan demikian D
harus melakukan investasi tambahan untuk menutup saldo debit modalnya yang tidak terimbangi.
Bila sebelum D melakukan Investasi tambahan dilakukan pembayaran kepada sekutu yang modalnya
bersaldo kredit, maka untuk menentukan pembayaran tersebut harus dibuat “Skedul Pembayaran
Yang Aman”. Pembuatan skedul pembayaran yang aman dilakukan setiap kali dilakukan distribusi kas
kepada sekutu pada saat belum seluruh kerugian dalam proses likuidasi diketahui.
Dalam pembuatan skedul pembayaran yang aman, setiap saldo debit sekutu tertentu dianggap
kerugian dan dilimpahkan kepada sekutu yang modalnya bersaldo kredit. Pelimpahan ini dilakukan
sampai tidak ada lagi modal sekutu tertentu yang bersaldo debit, sehingga pembayaran dapat
dilakukan kepada sekutu yang modalnya bersaldo kredit. Total kepentingan seluruh sekutu pada saat
ini sama persis dengan jumlah kas yang akan didistribusikan kepada sekutu. Pada saat pendistribusian
masih tetap memprioritaskan hutang kepada sekutu daripada modalnya.
Berikut ini ditunjukkan Laporan Likuidasi dan Skedul Pembayaran Yang Aman :
18
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Fa. A, B, C & D
Laporan Likuidasi
Untuk periode 1 - 31 Januari 2000
AKTIVA HUTANG HUTANG HUTANG MODAL MODAL MODAL
KET. KAS MODAL D
LAIN USAHA B D A B C
Fa. A, B, C & D
Skedul Pembayaran Yang Aman
1 - 31 Januari 2000
KETERANGAN Kemung- A B C D
kinan
Rugi 3 3 2 2
Saldo Modal 12.000 1.500 500 (5.000)
Saldo Hutang 6.000
Total Kepentingan 12.000 7.500 500 (5.000)
Kemungkinan rugi dari D
dilimpahkan
kepada A, B, dan C (1.875) (1.875) (1.250) 5.000
10.125 5.625 (750) 0
Kemungkinan rugi dari C
dilimpahkan
kepada A dan B (375) (375) 750
Jumlah yang dapat dibayarkan 9.750 5.250 0 0
Pembayaran hutang sekutu 5.250
Pembayaran Modal 9.750
Total Pembayaran 9.750 5.250 0 0
19
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
e. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 60.000, kerugian menyebabkan ketidakmampuan persekutuan
membayar kreditur luar dengan asumsi semua sekutu solven.
Nilai buku aktiva lain yang direalisasi adalah Rp.180.000 dengan nilai realisasi Rp.60.000, sehingga
kerugian realisasi yang timbul sebesar Rp.120.000 yang dibebankan ke modal sekutu sesuai ratio laba
rugi. Kerugian ini akan menyebabkan modal C dan modal D menjadi bersaldo debit yang tidak
seluruhnya dapat diimbangi (offset) dengan saldo pinjaman persekutuan kepadanya (hutang C dan
hutang D).
Pada situasi ini diasumsikan bahwa sekutu yang modalnya bersaldo debit secara pribadi mampu
untuk membayar atas kekurangan/defisit modalnya (bersaldo debit). Dengan demikian C dan D akan
melakukan investasi tambahan untuk menutup saldo debit modalnya yang tidak terimbangi.
Setelah C dan D melakukan investasi tambahan, maka persekutuan akan mempunyai kas yang cukup
untuk membayar kreditor dan sekutu yang modalnya bersaldo kredit.
Berikut ini akan ditunjukkan laporan likuidasi untuk mengiktisarkan realisasi, offset, investasi
tambahan serta pembayaran kepada kreditur dan sekutu yang msih mempunyai kepentingan.
20
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Fa. A, B, C & D
Laporan Likuidasi
Untuk periode 1 - 31 Januari 2000
AKTIVA HUTANG HUTANG HUTANG MODAL MODAL MODAL
KET. KAS MODAL D
LAIN USAHA B D A B C
30% 30% 20% 20%
Saldo Sebelum Likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
Realisasi dan pembagian
kerugian 60.000 (180.000) (36.000) (36.000) (24.000) (24.000)
70.000 0 75.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Pembayaran Kepada
Kreditur (70.000) (70.000)
0 0 5.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Mengimbangi So. Debit
Modal B dan D (4.500) (5.000) 4.500 5.000
0 0 5.000 1.500 0 6.000 0 (3.500) (9.000)
Investasi tambahan oleh
C dan D 12.500 0 0 0 3.500 9.000
12.500 0 5.000 1.500 0 6.000 0 0 0
Pembayaran kepada
kreditor (5.000) (5.000)
7.500 0 0 1.500 0 6.000 0 0 0
Pembayaran Kepada
Sekutu (7.500) 0 0 (1.500) 0 (6.000) 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
21
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
f. Realisasi aktiva lain sebesar Rp. 60.000, kerugian menyebabkan ketidakmampuan persekutuan
membayar kreditur luar dengan asumsi sekutu tertentu solven dan yang lain insolven.
Nilai buku aktiva lain yang direalisasi adalah Rp.180.000 dengan nilai realisasi Rp.60.000, sehingga
kerugian realisasi yang timbul sebesar Rp.120.000 yang dibebankan ke modal sekutu sesuai ratio laba
rugi. Kerugian ini akan menyebabkan modal C dan modal D menjadi bersaldo debit yang tidak
seluruhnya dapat diimbangi (offset) dengan saldo pinjaman persekutuan kepadanya (hutang C dan
hutang D). Secara pribadi A dan D tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk menutup defisit
modalnya (insolven). Berikut ini ditunjukkan Laporan Likuidasinya.
Fa. A, B, C & D
Laporan Likuidasi
Untuk periode 1 - 31 Januari 2000
AKTIVA HUTANG HUTAN HUTAN MODAL MODAL MODAL
KET. KAS MODAL D
LAIN USAHA GB GD A B C
30% 30% 20% 20%
Saldo Sebelum Likuidasi 10.000 180.000 75.000 6.000 5.000 42.000 31.500 20.500 10.000
Realisasi dan pembagian
kerugian 60.000 (180.000) (36.000) (36.000) (24.000) (24.000)
70.000 0 75.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Pembayaran Kepada
Kreditur (70.000) (70.000)
0 0 5.000 6.000 5.000 6.000 (4.500) (3.500) (14.000)
Mengimbangi So. Debit
Modal B dan D (4.500) (5.000) 4.500 5.000
0 0 5.000 1.500 0 6.000 0 (3.500) (9.000)
Pembayaran Kpd. Kreditur
oleh B 0 (5.000) 0 0 5.000 0 0
0 0 0 1.500 0 6.000 5.000 (3.500) (9.000)
Kerugian dari D yang
Insolven (3.375) (3.375) (2.250) 9.000
0 0 0 1.500 0 2.625 1.625 (5.750) 0
Investasi tambahan oleh C 5.750 5.750
5.750 0 0 1.500 0 2.625 1.625 0 0
Pembayaran Kepada Sekutu (5.750) 0 0 (1.500) 0 (2.625) (1.625) 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
22
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
2. Likuidasi Bertahap.
Likuidasi Bertahap adalah pendistribusian kas kepada sekutu pada saat kas tersedia selama periode
proses likuidasi, dimana sebelum seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi direalisasikan.
Untuk mendistribusikan kas setiap tersedia kepada sekutu sebelum seluruh keuntungan dan kerugian
likuidasi direalisasikan dapat digunakan dua metode yaitu :
a. Skedul Pembayaran Yang Aman
Skedul Pembayaran Yang Aman adalah distribusi yang bisa dilakukan kepada sekutu dengan
keyakinan bahwa jumlah yang didistribusikan tidak berlebihan.
Pembayaran Aman didasarkan pada asumsi:
1) Seluruh sekutu secara pribadi insolven (tidak likuid).
2) Seluruh aktiva non kas dinyatakan kemungkinan rugi.
3) Kas ditahan (tidak dibagikan) dinyatakan kemungkinan rugi.
Skedul Pembayaran Yang Aman dibuat setiap kali terjadi distribusi kas kepada sekutu dimana
belum seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi direalisasikan serta ratio kepentingan sekutu
tidak sama dengan ratio laba ruginya.
Skedul Pembayaran Yang Aman tidak lagi diperlukan apabila ratio kepentingan para sekutu sudah
sama dengan ratio laba ruginya. Pada saat ratio kepentingan para sekutu sama dengan ratio laba
ruginya, Kas sudah dapat didistribusikan setiap tersedia sesuai dengan ratio laba rugi.
Contoh Kasus:
Persekutuan Ana, Suta dan Wija akan dilikuidasi sesegera mungkin setelah 31 Desember 1999.
Seluruh Kas yang ada ditangan akan didistribusikan setiap akhir bulan, kecuali sejumlah
Rp.20.000.000 ditahan untuk kontijensi. Laba rugi dibagi berdasarkan ratio 5 : 3 : 2 untuk Ana,
Suta dan Wija. Neraca persekutuan per 31 Desember 1999 sebagai berikut:
Fa. Ana, Suta dan Wija
NERACA
Per 31 Desember 1999
AKTIVA: PASIVA:
- Kas 240.000.000 - Hutang Usaha 300.000.000
- Piutang Wija 40.000.000 - Hutang Wesel 200.000.000
- Aktiva lain 1.080.000.000 - Hutang Suta 20.000.000
- Goodwill 40.000.000 - Modal Ana 340.000.000
- Modal Suta 340.000.000
- Modal Wija 200.000.000
TOTAL AKTIVA 1.400.000.000 TOTAL PASIVA 1.400.000.000
23
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
24
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
25
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Setelah distribusi bulan Pebruari dilakukan saldo kepentingan masing-masing sekutu sudah
mencapai sesuai dengan ratio Laba Rugi, sehingga distribusi berikutnya tidak perlu lagi membuat
Skedul Pembayaran Yang Aman, yaitu didasarkan atas ratio Laba Rugi. Ini dapat dilihat pada
distribusi bulan Maret dan April yaitu dilakukan sesuai dengan ratio Laba Rugi.
Perlu diperhatikan bahwa; sekali saldo kepentingan masing-masing sekutu sudah mencapai
ratio Laba Rugi dalam proses Likuidasi maka untuk seterusnya keadaan tersebut dapat
dipertahankan.
Sejak tanggal 1 Maret saldo modal masing-masing sekutu sudah mencapai ratio Laba Rugi,
keadaan ini dipertahankan terus dalam proses selanjutnya.
Jurnal yang dibuat berdasarkan likuidasi bertahap dari bulan Januari sampai dengan bulan April
sebagai berikut:
Januari 2000
1) Offset Piutang Wija dengan saldo modalnya
Modal Wija 40.000.000
Piutang Wija 40.000.000
2) Penghapusan Goodwill
Modal Ana 20.000.000
Modal Suta 12.000.000
Modal Wija 8.000.000
Goodwill 40.000.000
2) Biaya likuidasi
Modal Ana 2.000.000
Modal Suta 1.200.000
Modal Wija 800.000
Kas 4.000.000
26
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Maret 2000
1) Realisasi dan pembagian keuntungan
Kas 150.000.000
Modal Ana 25.000.000
Modal Suta 15.000.000
Modal Wija 10.000.000
Aktiva Lain 100.000.000
2) Biaya Likuidasi
Modal Ana 2.500.000
Modal Suta 1.500.000
Modal Wija 1.000.000
Kas 5.000.000
3) Distribusi kepada sekutu
Modal Ana 72.500.000
Modal Suta 43.500.000
Modal Wija 29.000.000
Kas 145.000.000
April 2000
1) Realisasi dan pembagian kerugian
Kas 150.000.000
Modal Ana 75.000.000
Modal Suta 45.000.000
Modal Wija 30.000.000
Aktiva Lain 300.000.000
Rencana Distribusi Kas yaitu penetapan jumlah kas yang diterima masing-masing sekutu untuk
setiap jumlah kas yang akan didistribusikan kepada sekutu pada awal proses likuidasi.
Rencana Distribusi Kas dibuat dengan mengikuti tahapan sebagai berikut:
1) Hitung Total Kepentingan sekutu (saldo Modal sekutu + Hutang sekutu – Piutang sekutu).
27
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
3) Distribusi pertama kali diberikan kepada sekutu yang mempunyai kemampuan menutup
kerugian persekutuan paling tinggi. Jumlah yang didistribusikan adalah selisih kemampuan
menutup kerugian tertinggi dengan kemampuan menutup kerugian dibawahnya dikalikan
dengan bagian dalam pembagian Laba Rugi. Pada saat yang sama kurangi kemampuan
menutup kerugian sekutu tertinggi dengan selisih antara kemampuan tertinggi dengan
kemampuan berikutnya. Apabila ada dua atau lebih sekutu yang mempunyai kemampuan
menutup kerugian tertinggi maka semua sekutu yang mempunyai kemampuan tertinggi
tersebut mendapat pembagian kas pertama secara bersamaan.
4) Rencana distribusi kas dilanjutkan mengikuti langkah no. 3 sampai kemampuan menutup
kerugian seluruh sekutu sama. Apabila kemampuan menutup kerugian seluruh sekutu sama
(ratio kepentingan sama dengan ratio Laba Rugi) maka distribusi kas dilakukan sesuai ratio
Laba Rugi.
Rencana Distribusi Kas dibuat sebelum proses likuidasi dimulai untuk menentukan urutan sekutu
penerima distribusi kas kepada untuk setiap kali kas tersedia. Distribusi kepada sekutu dilakukan
bila kewajiban kepada kreditur luar sudah lunas.
Sebagai ilustrasi kita ikuti contoh kasus sebelumnya dengan terlebih dahulu membuat Rencana
Distribusi kas.
Skedul Rencana Distribusi kas akan nampak sebagai berikut;
PERSEKUTUAN ANA, SUTA DAN WIJA
SKEDUL RENCANA DISTRIBUSI KAS
DALAM LIKUIDASI (DALAM 000)
KETERANGAN KEPENTINGAN DISTRIBUSI KEPADA
ANA SUTA WIJA ANA SUTA WIJA
Saldo Modal 340.000 340.000 200.000
Saldo Piutang (40.000)
Saldo Hutang 20.000
Total Kepentingan 340.000 360.000 160.000
Ratio Laba Rugi 50% 30% 20%
Kemamp. menutup kerugian 680.000 1.200.000 800.000
Pembagian Tahap I (400.000) 120.000
Kemamp. menutup kerugian 680.000 800.000 800.000
Pembagian Tahap II (120.000) (120.000 36.000 24.000
)
Kemamp. menutup kerugian 680.000 680.000 680.000 0 156.000 24.000
Pembagian Tahap III sesuai
Ratio Laba Rugi
28
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
mendapatkan bagian Rp.50.000.000 X 3/5 yaitu sebesar Rp.30.000.000 dan Wija mendapatkan
Rp.50.000.000 X 2/5 yaitu sebesar Rp.20.000.000. Kas berikutnya yang tersedia terlebih
dahulu harus dipakai untuk menuntaskan pembagian tahap kedua sampai total pembagian
tahap kedua lunas (yaitu lagi 10.000.000). Setelah itu baru bisa dilanjutkan dengan
pembagian tahap berikutnya.
Berdasarkan Skedul Rencana Distribusi Kas di atas maka pembagian Kas untuk setiap kali kas
tersedia didistribusikan kepada sekutu, dapat dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
Persekutuan Ana, Suta dan Wija
Distribusi Kas kepada Sekutu
Bulan Januari
Keterangan Ana Suta Wija
50% 30% 20%
Kas tersedia 100.000
Pembagian Tahap I:
Didistribusikan kepada Suta 120.000
Jumlah yang dapat didistribusikan 100.000 100.000
Belum terbayar 20.000
Total Distribusi 100.000 100.000
Pembagian Tahap I:
Didistribusikan kpd Suta 20.000
Jumlah yang dapat didistribusikan 20.000 20.000
Belum terbayar 0
Pembagian Tahap II :
Didistribusikan kpd Suta dan Wija 60.000
Jumlah yang dapat didistribusikan 60.000 36.000 24.000
Belum terbayar 0
Baik dengan menggunakan Skedul Pembayaran Yang Aman maupun dengan Skedul Rencana
Distribusi Kas akan menghasilkan Laporan Likuidasi dan jurnal yang sama.
29
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
SOAL LATIHAN:
1. Putu dan Ketut sepakat membentuk persekutuan, dengan melanjutkan perusahaan Putu. Aset bersih
dalam buku besar Putu per 30 Nopember 2009, sesaat sebelum Ketut diterima sebagai sekutu
menunjukkan saldo-saldo sebagai berikut :
Debet Kredit
Kas Rp. 2.600.000,00
Piutang usaha 12.000.000,00
Persediaan Barang Dagangan 18.000.000,00
Hutang Usaha Rp. 6.200.000,00
Modal Putu 26.400.000,00
Disetujui, bahwa untuk tujuan penetapan kepentingan Putu, harus dibuat penyesuaian sebagai
berikut :
(1) Cadangan Kerugian Piutang sebesar 2% dari piutang usaha harus ditetapkan.
(2) Persediaan barang dagangan dinilai sebesar Rp.20.200.000,00
(3) Biaya dibayar di muka sebesar Rp.650.000,00 dan Hutang Biaya sebesar Rp.400.000,00 belum
dicatat.
Ketut harus menanamkan uang kas dalam jumlah yang cukup untuk memberikan kepadanya
kepentingan 1/3 dalam persekutuan firma.
Diminta :
(a) Susunlah ayat-ayat jurnal untuk menyesuaikan saldo perkiraan dalam penetapan kepentingan
Putu dan untuk mencatat investasi Ketut,
(b) Susunlah neraca untuk Putu dan Ketut.
2. Pada tanggal 1 Juli 2009, Budi dan Cinta memutuskan untuk menyatukan Aset mereka dan mendirikan
persekutuan firma. Firma ini mengambil alih Aset dari perusahaan masing-masing sekutu dan
menanggung kewajiban perusahaan masing-masing, sementara itu investasi modal harus didasarkan
pada Aset bersih yang diambil alih setelah penyesuaian sebagai berikut :
(1) Persediaan Cinta dinilai sebesar Rp.14.000.000,00
(2) Cadangan Kerugian Piutang harus ditetapkan sebesar 5% atas piutang usaha perusahaan masing-
masing sekutu.
(3) Hutang Biaya sebesar Rp.800.000,00 harus ditetapkan pembukuan Budi.
(4) Kepada Cinta diberikan goodwill sebesar Rp.10.000.000,00 dan ia harus menanamkan uang
tambahan, sehingga ia akan mempunyai kepentingan 60% dalam persekutuan firma yang baru
terbentuk itu.
Neraca untuk Budi dan Cinta per 1 Juli sebelum dilakukan penyesuaian adalah sebagai berikut :
Budi Cinta
Kas Rp. 7.500.000,00 Rp. 4.500.000,00
Piutang usaha 18.000.000,00 15.000.000,00
Persediaan 16.000.000,00 12.000.000,00
Perlengkapan 10.000.000,00 12.000.000,00
Penyisihan untuk penyusutan (4.500.000,00) (1.500.000,00)
Rp.47.000.000,00 Rp. 42.000.000,00
Hutang usaha Rp. 13.800.000,00 Rp. 10.000.000,00
Modal 33.200.000,00 32.000.000,00
Rp. 47.000.000,00 Rp. 42.000.000,00
Buku untuk Cinta harus dilanjutkan sebagai buku persekutuan firma setelah tanggal 1 Juli.
Diminta :
(1) Susunlah ayat-ayat jurnal untuk menyesuaikan dan menutup buku Budi.
(2) Susunlah ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan dalam buku untuk Cinta atas pembentukan
persekutuan firma ini.
(3) Susunlah neraca untuk Budi dan Cinta per 1 Juli 1988.
30
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
3. Sekutu-sekutu Putra dan Rudi berbagi laba dan rugi berdasarkan modal rata-rata. Perkiraan modal
untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2009 diperlihatkan di bawah ini. Laba bersih untuk tahun
2009 adalah Rp.13.500.000,00. Susunlah ikhtisar-ikhtisar untuk menunjukkan bagaimana laba itu
dibagi. Perubahan dalam modal selama tengah bulan pertama dianggap terjadi pada awal bulan.
Sedangkan perubahan dalam modal selama tengah bulan kedua dianggap terjadi pada awal bulan
berikutnya.
4. Perkiraan modal untuk Criss dan Dio pada akhir tahun 2009 adalah sebagai berikut :
Laba bersih untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2009 sebesar Rp.30.000.000,00
Diminta :
(1) Laba bersih dibagi 55% untuk Criss dan 45% untuk Dio.
(2) Laba bersih dibagi dalam rasio investasi pada awal periode.
(3) Laba bersih dibagi dalam rasio investasi rata-rata.
(4) Bunga 8% diberikan atas investasi rata-rata dan saldo laba bersih dibagi rata.
(5) Gaji sebesar Rp.20.000.000,00 dan Rp.16.000.000,00 masing-masing diberikan kepada Criss dan
Dio, sedangkan saldo laba bersih dibagi dalam rasio investasi pada akhir periode.
(6) Kepada Criss diberikan bonus sebesar 33 1/3% dari laba bersih setelah bonus, dan saldo laba
bersih dibagi dalam rasio investasi pada awal periode.
5. Angga dan Mila adalah sekutu yang mempunyai modal masing-masing sebesar Rp.10.000.000,00 dan
berbagi laba dalam rasio 60 : 40. Rery membayar kepada Mila sebesar Rp.4.000.000,00 untuk ½ dari
kepentingannya dalam perusahaan.
(a) Berapa saldo modal masing-masing sekutu setelah Rery diterima masuk?
(b) Bagaimana laba akan dibagi jika tidak ada persetujuan khusus?
6. Modal sekutu Ary, Bela, dan Cici masing-masing sebesar Rp.11.200.000,00, Rp.13.000.000,00, dan
Rp.5.800.000,00 serta berbagi laba dalam rasio 3 : 2 : 1. Investasi kas Dede sebagai sekutu baru
adalah untuk ¼ kepentingan dalam persekutuan firma. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat
penerimaan Dede menurut masing-masing kondisi sebagai berikut :
(a) Dede menerima ¼ kepentingan dalam aktiva persekutuan firma, yang meliputi kredit sebesar
Rp.2.000.000,00 untuk goodwill yang ditetapkan atas penerimaan Dede.
(b) Dede menerima ¼ kepentingan dalam aktiva persekutuan firma dan Bela dikredit sebesar
Rp.2.000.000,00 sebagai bonus bagi sekutu lama yang ditetapkan atas penerimaan Dede.
(c) Dede menerima ¼ kepentingan dalam aktiva persekutuan firma dan Bela dikredit sebesar
Rp.2.000.000,00 sebagai goodwill yang ditetapkan sebelum Dede diterima sebagai sekutu baru.
7. Citra dan Cipta adalah sekutu yang membagi laba dalam rasio 60 : 40. Neraca yang disusun untuk
mereka per 1 April 2009, adalah sebagai berikut :
31
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Pada tanggal tersebut Citra dan Cipta setuju menerima Cila sebagai sekutu baru dengan melakukan
kesepakatan sebagai berikut :
(a) Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp. 2.300.000,00 harus ditetapkan.
(b) Persediaan dinilai kembali menjadi Rp. 86.250.000,00.
(c) Aktiva Tetap dinilai kembali dengan nilai netto sebesar Rp. 17.500.000,00.
(d) Kewajiban segera harus dibayar ditetapkan sebesar Rp. 1.950.000,00.
Citra, Cipta dan Cila akan membagi laba/rugi dalam ratio 5 : 3 : 2, yang merupakan rasio modal mereka
dalam persekutuan yang baru dimana Citra dan Cipta menyelesaikan per kas untuk modal mereka
diluar persekutuan, Sedangkan Cila menyetorkan kas kedalam persekutuan untuk kepentingannya.
Diminta :
(1) Buatlah jurnal untuk pembentukan persekutuan dengan melanjutkan pembukuan Citra dan Cipta.
(2) Susunlah Neraca untuk persekutuan yang baru (CV 3C).
8. Jusuf dan Kala adalah sekutu yang masing-masing dengan modal sebesar Rp.10.000.000,00 dan
Rp.40.000.000,00 serta laba dibagi dalam rasio 1 : 3.
Diminta :
Susunlah ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat penerimaan Lala sebagai sekutu baru
pada masing-masing asumsi sebagai berikut :
(1) Lala menanamkan investasi sebesar Rp.30.000.000,00 untuk kepentingan ¼ bagian, sehingga
total modal persekutuan firma menjadi Rp.80.000.000,00.
(2) Lala menanamkan investasi sebesar Rp.30.000.000,00 untuk kepentingan 1/3 bagian, sehingga
total modal persekutuan firma menjadi Rp.90.000.000,00.
(3) Lala menanamkan investasi sebesar Rp.30.000.000,00. dengan yang Rp.10.000.000,00 di
antaranya dipandang sebagai bonus kepada sekutu lama. Sebelum Lala diterima sebagai sekutu,
goodwill sebesar Rp.12.000.000,00 harus dicatat dalam buku persekutuan firma.
(4) Lala membeli ¼ kepentingan dalam persekutuan firma, di mana ¼ dari modal masing-masing
sekutu lama dipindahkan ke perkiraan sekutu baru. Lala membayar per kas kepada sekutu lama
sebesar Rp.20.000.000,00 yang mereka bagi di antara mereka.
9. Rudi, Sita, and Tary adalah tiga orang sekutu yang membagi laba dalam rasio 3 : 2 : 1. Perkiraan modal
masing-masing sekutu per 31 Desember 2009, pada saat Tary memutuskan untuk menarik diri, adalah
Rp.50.000.000,00, Rp.30.000.000,00, dan Rp.20.000.000,00. Disetujui untuk membayar Tary sebesar
Rp.30.000.000,00 atas kepentingannya. Laba setelah pengunduran diri Tary harus dibagi rata.
(a) Kemukakanlah tiga ayat jurnal yang mungkin untuk mencatat pengunduran diri Tary.
(b) Metode mana yang akan dipilih oleh Sita ?
(c) Berapa jumlah keuntungan bagi Sita pada penggunaan metode ini dibandingkan dengan
alternatif lainnya ?
10. Ciki, Dini, dan Ety membagi laba dalam rasio 5 : 3 : 2.Ety diizinkan untuk mengundurkan diri dari
persekutuan firma pada tanggal 31 Desember 2009. Neraca persekutuan firma pada tanggal ini
adalah sebagai berikut :
32
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
(a) Kemukakanlah tiga pemecahan alternatif untuk mencatat pengunduran diri Ety, dengan asumsi
bahwa ia dibayar sebesar Rp.22.000.000,00 dalam penyelesaian penuh kepentingan modalnya
dan saldo klaimnya sebesar Rp.5.000.000,00. Pemecahan mana yang akan dipilih Ciki dan Dini?
(b) Kemukakanlah tiga pemecahan alternatif untuk mencatat pengunduran diri Ety, dengan asumsi
bahwa ia dibayar sebesar Rp.12.000.000,00 dalam penyelesaian penuh kepentingan modalnya.
Pemecahan mana yang akan dipilih Ciki dan Dini?
11. Angga, Bima, Cena yang membagi laba dan rugi dalam rasio 2 : 2 : 1 memutuskan untuk melikuidasi
persekutuan firma pada tanggal 31 Desember 2009. Di bawah ini diperlihatkan kepada Anda neraca
yang disusun menjelang likuidasi.
Firma Angga, Bima, Cena
Neraca
Per 31 Desember 1987
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas……………………….. Rp. 20.000.000,00 Kewajiban dagang ……… Rp.112.000.000,00
Aktiva lainnya……………. 340.000.000,00 Pinjaman Bima ………………….. 5.000.000,00
Pinjaman Cena ………………….. 8.000.000,00
Modal Angga……………………... 95.000.000,00
Modal Bima …………………….. 60.000.000,00
Modal Cena …………………….. 80.000.000,00
Total aktiva ……………… Rp.360.000.000,00 Total kewajiban dan modal ….. Rp.360.000.000,00
Diminta :
Untuk masing-masing hal tersebut di bawah ini, susunlah laporan likuidasi disertai dengan
skedul pendukung dimana perlu, dengan asumsi bahwa uang kas direalisasi untuk aktiva lainnya
seperti yang ditunjukkan dan, bahwa uang kas yang ada dibagikan langsung kepada sekutu yang
bersangkutan. Asumsikan, bahwa para sekutu yang ternyata berhutang kepada persekutuan firma
menyetorkan investasi tambahan per kas dan uang kas ini dibagikan sebagai cicilan kedua kepada
sekutu yang bersangkutan.
(a) Rp.250.000.000,00 (c) Rp.170.000.000,00 (e) Rp. 90.000.000,00
(b) Rp.185.000.000,00 (d) Rp.125.000.000,00
12. Neraca untuk “firma Anis, Bilkis, Cilkis, & Diltis” yang disusun menjelang likuidasi dan pembubarannya
diperlihatkan kepada Anda berikut ini. Laba dibagi Anis, Bilkis, Cilkis, & Diltis dalam rasio 4 : 2 : 1 : 1.
Firma Anis, Bilkis, Cilkis, & Diltis
Neraca
Per 30 April 1987
Aktiva Kewajiban dan Modal
Kas……………………….. Rp. 20.000.000,00 Kewajiban …………………... Rp.180.000.000,00
Aktiva lainnya …………… 380.000.000,00 Pinjaman D………………….. 12.500.000,00
Harus ditagih dari A……… 25.000.000,00 Modal A……………………... 155.000.000,00
Modal B ……………………..
37.500
Modal C …………………….. 20.000.000,00
Modal D …………………….. 20.000.000,00
Total aktiva ……………… Rp.425.000.000,00 Total kewajiban dan modal ….. Rp.425.000.000,00
Aktiva lainnya dijual dengan harga sebesar Rp.200.000.000,00 dan uang kas yang ada dibagikan
kepada para sekutu bersangkutan. Secara pribadi B insolven, sedangkan ketiga sekutu lainnya mampu
33
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
memenuhi kewajiban pribadinya terhadap persekutuan firma. Para sekutu yang solven menyerahkan
setoran mereka kepada persekutuan firma, dan uang kas ini dibagikan dalam penyelesaian akhir.
Diminta :
(1) Susunlah laporan likuidasi yang disertai dengan skedul pendukung jika perlu.
(2) Buatlah ayat-ayat jurnal untuk mencatat likuidasi persekutuan firma ini.
13. Mimi mempunyai kepentingan 75% dalam “firma MN” dan Nini mempunyai kepentingan 25%.
Persekutuan firma ini akan dibubarkan dan satu-satunya aktiva yang harus dibagikan adalah berupa
saham : 145 lembar saham PT. Aneka dengan harga pokok sebesar Rp.14.500.000,00 dan nilai pasar
sebesar Rp.35.000.000,00; 45 lembar saham PT. Bareta dengan harga pokok sebesar Rp.4.500.000,00
dan nilai pasar sebesar Rp.15.000.000,00; dan 210 lembar saham PT. Carita dengan harga pokok
Rp.21.000.000,00 dan nilai pasar sebesar Rp.30.000.000,00. Karena Mimi adalah direktur dari PT.
Aneka, maka Mimi dan Nini setuju, bahwa Mimi harus menerima seluruh (145 lembar) saham PT.
Aneka.
Diminta :
Susunlah sebuah skedul, yang menunjukkan pembagian saham sedemikian rupa, sehingga
masing-masing sekutu akan menerima lembar saham yang adil menurut nilai pasar dan menurut
harga pokok. Susunlah penghitungan pendukung dalam bentuk yang baik.
14. Neraca “Firma DEF” pada tanggal 1 Januari 2010, menjelang dilakukan likuidasi menunjukkan saldo
sebagai berikut :
Dewa, Eka, dan Fenta membagi laba masing-masing pada rasio 5 : 3 : 2. Aktiva non-kas dijual dan
semua uang kas yang ada dibagikan kepada para sekutu yang bersangkutan pada tiap akhir bulan.
Likuidasi dilakukan sebagai berikut:
Diminta :
(1) Susunlah laporan likuidasi beserta skedul pendukungnya.
(2) Susunlah ayat-ayat jurnal bulanan yang dibutuhkan untuk mencatat proses realisasi dan likuidasi.
15. Kita, Lita, Mita, dan Nita adalah empat orang sekutu yang membagi laba dalam rasio 2 : 1 : 1 : 1. Pada
tanggal 31 Desember 2009, mereka setuju untuk melikuidasi persekutuan firma mereka. Neraca yang
disusun pada tanggal ini terbaca sebagai berikut :
34
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
Diminta :
(1) Susunlah laporan likuidasi beserta skedul penduduknya.
(2) Buatlah ayat-ayat jurnal bulanan yang dibutuhkan untuk mencatat proses realisasi dan likuidasi.
16. Sekutu Wayan, Made, Nyoman, dan Ketut membagi laba dalam rasio 3 : 3 : 1 : 1 masing-masing.
Bagian Neraca yang disusun menjelang likuidasi menunjukkan angka-angka sebagai berikut :
Hasil penjualan aktiva persekutuan firma selama bulan Januari dan Pebruari, oleh pihak yang dibebani
tugas melikuidasi persekutuan firma dan membagikan uang kas kepada para sekutu pada tiap akhir
bulan itu adalah sebagai berikut :
Diminta :
(1) Susunlah sebuah program, yang menunjukkan bagaimana Rencana Distribusi Kas oleh likuidator
selama keseluruhan program likuidasi.
(2) Dengan menggunakan program yang disusun di atas ini, susunlah skedul yang mengikhtisarkan
pembayaran, yang harus dilakukan kepada para sekutu pada akhir bulan Januari dan Pebruari;
tunjukkan berapa bagian yang harus diambil dari pembayaran ini untuk saldo hutang dan berapa
bagian yang harus digunakan untuk membayar saldo modal.
35
Drs. Ec. I Wayan Karman, M.Acc. Ak. Persekutuan
DAFTAR PUSTAKA
Allan R Drebin, 1991, Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), Penerbit Erlangga.
Floyd A. Beams, 2000, Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia, Salemba Empat, Pearson Education Asia
Pte. Ltd., Prentice-Hall Inc.
L. Suparwoto, 2001, Akuntansi Keuangan Lanjutan Persekutuan, Joint Venture, Penjualan Angsuran,
Konsinyasi dan Hubungan Pusat-Cabang, BPFE Yogyakarta.
36