OLEH :
KELOMPOK 1
1. Agustina Marsella Klau Seran 2007531006
2. Rifa Alfiandi 2007531018
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 3
C. TUJUAN................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. KARAKTERISTIK ENTITAS PERSEKUTUAN .................................... 4
B. AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN .......................... 6
C. AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN............................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9
A. KESIMPULAN....................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi keuangan lanjutan merupakan salah satu aspek atau bidang dalam akuntansi
yang memberikan kerangka dasar bagi para praktisi keuangan atau pun akademisi untuk
mengembangkan ilmu akuntansi keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang
karakteristik entitas persekutuan, Akuntansi untuk pendirian persekutuan, Akuntansi
untuk operasi persekutuan.
B. Rumusan masalah
1. Gambaran umum karakteristik persekutuan.
2. Pandangan mengenai Akuntansi untuk pendirian persekutuan.
3. Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakteristik persekutuan.
2. Mengetahui Pandangan mengenai Akuntansi untuk pendirian persekutuan.
3. Memahami akun Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan.
BAB II
PEMBAHASAN
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan
memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka,
dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel
untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perorangan dan
memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.
2. Definisi Persekutuan
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “Persekutuan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan
sesuatu ke dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi diantara mereka”,
Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah, yaitu: Gabungan dua orang
atau lebih, Untuk menginvestasikan sesuatu, Usaha untuk laba.
3. Pendirian Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan. adalah mudah dalam
pendirian. Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat
informal seperti orang yang berjabatan tangan atau bisa bersifat formal seperti
perikatan antara dua pihak di atas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan.
Peralatan 20.000.000
Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk meningkatkan penjualan dan
menawarkan kepada Bayu, pihak yang tertarik pada usahanya untuk bergabung. Aldi
dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Usaha Aldi di audit, dan aset bersihnya
dinilai ulang. Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa ada kewajiban senilai
Rp1.000.000 yang tidak tercatat, persediaan dinilai sebesar Rp9.000.000, dan peralatan
memiliki nilai wajar Rp19.000.000.
Jurnal untuk mencatat penyetoran modal awal pada pembukuan persekutuan adalah:
1 Januari 20X1
Persediaan 9.000.000
Kewajiban 11.000.000
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuk usaha persekutuan memiliki beberapa komponen unik karena status legal dan
akuntansinya. Beberapa hal yang membedakan karakteristik utama bentuk persekutuan
dari entitas bisnis lain adalah regulasi hukum persekutuan, definisi persekutuan,
pendirian persekutuan, dan karakteristik utama lain persekutuan.
Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan dan dimiliki secara
bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan secara jelas antara kontribusi modal dan
pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada persekutuan.
Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari keuntungan.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian besar persekutuan
menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam
pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menghasilkan
pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti
basis kas atau pun bisnis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun
untuk kepentingan sekutu dan terkadang kreditor.
DAFTAR PUSTAKA