Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 1

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, OPERASI,


PERUBAHAN KEPEMILIKAN

OLEH :

KELOMPOK 1
1. Agustina Marsella Klau Seran 2007531006
2. Rifa Alfiandi 2007531018

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 3
C. TUJUAN................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. KARAKTERISTIK ENTITAS PERSEKUTUAN .................................... 4
B. AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN .......................... 6
C. AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN............................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9
A. KESIMPULAN....................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi keuangan lanjutan merupakan salah satu aspek atau bidang dalam akuntansi
yang memberikan kerangka dasar bagi para praktisi keuangan atau pun akademisi untuk
mengembangkan ilmu akuntansi keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang
karakteristik entitas persekutuan, Akuntansi untuk pendirian persekutuan, Akuntansi
untuk operasi persekutuan.

B. Rumusan masalah
1. Gambaran umum karakteristik persekutuan.
2. Pandangan mengenai Akuntansi untuk pendirian persekutuan.
3. Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakteristik persekutuan.
2. Mengetahui Pandangan mengenai Akuntansi untuk pendirian persekutuan.
3. Memahami akun Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan.
BAB II
PEMBAHASAN

Persekutuan: Pendirian, Pengoperasian, dan Perubahan Keanggotaan

Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan
memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka,
dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel
untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perorangan dan
memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.

A. KARAKTERISTIK ENTITAS PERSEKUTUAN


Bentuk usaha persekutuan memiliki beberapa komponen unik karena status legal dan
akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan krakteristik utama yang membedakan
bentuk persekutuan dari entitas bisnis lain, yakni :

1. Regulasi Hukum Persekutuan


Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-
undang terkai dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut
menjelaskan hak-hak tiap sekutu dan kreditor selama proses pembentukan, operasi
dan likuidasi atas persekutuan. Dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPer) dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera
definisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban setiap sekutu kesekutu lain dan kreditor
dalam persekutuan.

2. Definisi Persekutuan
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “Persekutuan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan
sesuatu ke dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi diantara mereka”,
Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah, yaitu: Gabungan dua orang
atau lebih, Untuk menginvestasikan sesuatu, Usaha untuk laba.
3. Pendirian Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan. adalah mudah dalam
pendirian. Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat
informal seperti orang yang berjabatan tangan atau bisa bersifat formal seperti
perikatan antara dua pihak di atas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan.

4. Karakteristik Utama Lain Persekutuan


Seluruh persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD.
Untuk persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, undang-
undang menyediakan kerangka hukum vang mengatur hubungan antar sekutu dan
hak kreditor dalam persekutuan; intinya, KUHPer dan KUHD menjadi dasar bagi
persekutuan yang memiliki perjanjian formal maupun tidak.

B. AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN


Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan dan dimiliki secara
bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan secara jelas antara kontribusi modal dan
pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada persekutuan.

Ilustrasi Akuntansi Pendirian Persekutuan


Ilustrasi berikut digunakan sebagai dasar untuk diskusi selanjutnya dalam bab ini. Aldi,
perusahaan perorangan, telah mengembangkan beberapa peranti lunak untuk berbagai
jenis komputer. Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi pada tanggal 31 Desember
20X0.

Kas Rp3.000.000 Kewajiban Rp10.000.000

Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000

Peralatan 20.000.000

Dikurangi, Akum. Peny (5.000.000)

Total Aset Rp25.000.000 Ttl Kewajiban+Modal Rp25.000.000

Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk meningkatkan penjualan dan
menawarkan kepada Bayu, pihak yang tertarik pada usahanya untuk bergabung. Aldi
dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Usaha Aldi di audit, dan aset bersihnya
dinilai ulang. Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa ada kewajiban senilai
Rp1.000.000 yang tidak tercatat, persediaan dinilai sebesar Rp9.000.000, dan peralatan
memiliki nilai wajar Rp19.000.000.

Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan yang


mencakup semua kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan menyetorkan uang
tunai sebesar Rp10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB
mengambil alih semua usaha

Jurnal untuk mencatat penyetoran modal awal pada pembukuan persekutuan adalah:

1 Januari 20X1

(1) Kas 13.000.000

Persediaan 9.000.000

Peralatan 19.000 .000

Kewajiban 11.000.000

Modal, Aldi 20.000.000

Modal, Bayu 10.000.000

(Mencatat Persekutuan AB dengan penyetoran modal oleh Aldi dan Bayu)

C. AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN


Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari keuntungan.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian besar persekutuan
menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam
pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menghasilkan
pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti
basis kas atau pun bisnis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun
untuk kepentingan sekutu dan terkadang kreditor.
1. Akun Sekutu : Persekutuan bisa memiliki beberapa akun untuk masing-masing
sekutu dalam pencatatan akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah sebagai
berikut.
2. Akun Modal : Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi
keuntungan atau kerugian dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun
modal para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo
kredit.
3. Akun Prive (Penarikan) : Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari
persekutuan sepanjang tahun sebagai antisipasi atas keuntungan
4. Akun Pinjaman : Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari seseorang
kepada persekutuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bentuk usaha persekutuan memiliki beberapa komponen unik karena status legal dan
akuntansinya. Beberapa hal yang membedakan karakteristik utama bentuk persekutuan
dari entitas bisnis lain adalah regulasi hukum persekutuan, definisi persekutuan,
pendirian persekutuan, dan karakteristik utama lain persekutuan.
Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan dan dimiliki secara
bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan secara jelas antara kontribusi modal dan
pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada persekutuan.
Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari keuntungan.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian besar persekutuan
menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam
pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menghasilkan
pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti
basis kas atau pun bisnis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun
untuk kepentingan sekutu dan terkadang kreditor.
DAFTAR PUSTAKA

Baker, E. Richard, dkk, 2016, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Jakarta : Salembaempat

Anda mungkin juga menyukai