OLEH :
Kelompok 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
PEMBAHASAN............................................................................................................. 1
1. KONSEP SIKAP........................................................................................................ 1
2. MOTIVASI................................................................................................................. 3
3. PERSEPSI................................................................................................................... 6
4. PEMBELAJARAN..................................................................................................... 9
ii
5. KEPRIBADIAN......................................................................................................... 10
SIMPULAN.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
iii
PEMBAHASAN
1. KONSEP SIKAP
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan,
yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, tujuan manusia, objek,
gagasan, atau situasi. Sikap juga diartikan sebagai suatu tendensi atau kecendrungan
dalam menjawab atau merespon, dan bukan dalam emnanggapi dirinya sendiri. Sikap
bukanlah prilaku, tetapi sikap menghadirkan suatu kesiapsagaan untuk tindakan yang
mengarah pada prilaku. Oleh karena itu sikap merupakan wahana dalam membimbing
prilaku. Sikap tidak sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan. Hal ini
dapat dilihat dengan mengetahui tiga komponen sikap yakni, pengertian (cognition),
pengaruh (affect), dan perilaku (behaviour).
Sebagaimana telah diketahui, sikap seperti nilai diperoleh dari orang tua, guru,
dan anggota kelompok dalam rekan kerja. Dalam organisasi, sikap itu penting karena
memengaruhi perilaku kerja. Sikap disusun oleh komponen teori, emosional dan
perilaku. Komponen teori terdiri atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang
mengenai penolakan sikap terhadap stereotif atau generalisasi, baik yang akurat
maupun tidak akurat, telah menciptakan satu kekuatan. Komponen emosional atau
afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada objek sikap.Komponen
perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi terhadap objek/sikap.Hal
positif yang di rasakan meliputi kegemaran, rasa hormat atau pengenalan terhadap
jiwa orang lain. Perasaan negatif meliputi rasa tidak suka, takut, atau rasa jijik.
1
1.3 Sikap dan Konsistensi
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah pada
objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada substitusi sikap
baru bagi seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap dibentuk berdasarkan
karakter faktor psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok yang paling fundamental
mengenai cara sikap dibentuk sepenuhnya berhubungan langsung dengan pengalaman
pribadi terhadap suatu objek, yaitu pengalaman yang menyenangkan maupun tidak,
traumatis, frekuensi atau berulangnya kejadian pada objek tertentu, dan
pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup baru seperti
misalnya memiliki kendaraan roda dua atau mobil.
Teori penguatan dan tanggapan stimulus dari perubahan sikap berfokus pada
bagaimana orang menaggapi rangsangan tertentu. Tanggapan sepertinya diulangi jika
tanggapan tersebut dihargai dan dikuatkan.
2
Teori pertimbanggan sosial ini merupakan hasil dari perubahan mengenai
bagaimana orang-orang merasa menjadi suatu objek dan bukannya hasil perubahan
dalam mempercayai suatu objek. Teori ini menjelaskan manusia dapat menciptakan
perubahan dalam sikap individu jika manusia tersebut mau memahami stuktur yang
menyangkut sikap orang lain dalam membuat pendekatan setidaknya untuk dapat
mengubah ancaman.
3
2. MOTIVASI
4
Teori McClelland juga mempunyai faktor hierarki yang memotivasi perilaku. Dalam
kasus ini, terdapat tiga faktor, yaitu prestasi, kekuatan, dan afiliasi.
Teori harapan disebut juga teori valensi atau instrumentalis. Ide dasar dari
teori ini adalah motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh
seseorang sebagai akibat dari tindakannya.
c. Teori penguatan
5
d. Teori penetapan tujuan
e. Teori atribusi
f. Teori agensi
g. Pendekatan dyadic
Pendekatan dyadic menyatakan bahwa ada dua pihak yang berperan dalam
proses evaluasi kinerja, yaitu atasan dan bawahan. Perdekatan tersebut juga mengakui
bahwa atasan kemungkinan tidak memperlakukan seluruh bawahannya secara sama.
Pendekatan ini tepat diguanakan untuk menganalisis hubungan antara atasan dan
bawahan karena mencerminkan proses yang menghubungkan keduanya.
3. PERSEPSI
6
seseorang memilih, berusaha, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu
gambaran yang terpadu dan penuh arti.
7
menerima stereotip, memercayai informasi dari sumber yang diterima, bersandar pada
kesan pertama, kemudian melompat ke kesimpulan. Persepsi juga dapat disimpangkan
dari suatu kesalahan logis dimana kesan awal tentang seseorang hanya dibentuk
berdasarkan pengetahuan atas satu karakteristik. Terkait dengan kesalahan logis di
dalam persepsi adalah masalah efek halo (hallo effect). Manusia dapat
menyamaratakan satu kesatuan kualitas terhadap kualitas yang tidak relevan.
Persepsi orang dalam membuat penilaian terhadap orang lain dikaitkan dengan
teori atribusi. Teori atibusi merupakan penjelasan dari cara-cara manusia menilai
irang secara berlainanm bergantung pada makna yang dihubungkan ke suatu perilaku
tertentu. Pada dasarnya, teori ini menyarankan bahwa jika seseorang mengamati
perilaku seorang individu, orang tersebut berusaha untuk menentukan apakah perilaku
itu disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Namun,penentuan tersebut sebagian
besar bergantung pada tiga faktor berikut :
8
memberikan atribusi eksternal pada perilaku karyawan, jika tidak maka hal ini akan
dinilai bersifat internal.
2. Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi serupa bereaksi
dengan cara yang sama. Misalnya perilaku karyawan yang terlambat akan memenuhi
kriteria ini jika semua karyawan yang mengambil rute yang sama ke tempat kerja juga
terlambat. Dari perspektif atribusi, jika konsensus tinggi, anda diharapkan
memberikansuatu atribusi eksternal pada kelambatan karyawan ini. Sementara, kok
akaryawan lain mengambil rute yang sama berhasil datang tepat waktu, maka
kesimpulan anda berupa sebab internal.
3. Konsistensi. Dalam hal ini dicari konsistensi dari tindakan seseorang. Apakah orang
itu memberikan reaksi dengan cara yang sama dari waktu ke waktu?. Semakin
konsisten perilaku itu, pengamat semakin cenderung menghubungkan hal itu dengan
sebab-sebab internal.
2. Target
9
Karakteristik target dapat memengaruhi apa yang dipersepsikan. Hubungan dari target
terhhadap latar belakang memengaruhi persepsi. Objek yang dekat dengannya
cenderung dipersepsikan sama dibandingkan yang jauh. Walaupun yang dekat kadang
kala dilihat seperti berhubugan ataupun tidak.
3. Situasi
Konteks dimana kita melihat objek atau peristiwa adalah sesuatu yang penting. unsur-
unsur yang ada di sekeliling lingkugankita memengaruhi pengamatan kita. Tuntutan
yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan
dari situasi yang berbeda.
4. PEMBELAJARAN
Para akuntan perilaku harus terbiasa dengan pola berpikir orang-orang yang
mencerminkan dari orang itu sendiri atau yang bisa disebut prinsip dan teori dalam
rangka mengoreksi persepsi karyawan dan memodifikasi perilaku yang menyimpang,
Pembelajaran adalah proses di mana perilaku baru diperlukan. Pembelajaran terjadi
sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangan dalam merespon situasi.
Kombinasi dari motivasi, pengalaman, dan pengulangan dalam merespon situasi
dibagi menjadi 3 seperti dibawah ini :
Pengondisian klasik bersifat pasif. Sesuatu terjadi dan orang harus bereaksi
dengan cara khusus. Hal itu dihasilkan sebagai respons terhadap peristiwa khusus
yang dapat dikenal. Demikian pula, hal itu dapat menjelaskan perilaku refleksi yang
sederhana
10
atau perilaku yang dipelajari sebagai kontras terhadap perilaku semacam itu, yang
dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya penguatan yang ditimbulkan oleh konsekuensi
dari perilaku tersebut.
Individu juga dapat belajar dengan mengamati kejadian pada orang lain
dengan diberi tahu maupun dengan mengalami secara langsung. Pandangan bahwa
manusia dapat belajar melalui pengamatan maupun pengalaman langsung ini telah
disebut sebagai teori pembelajaran sosial. Walaupun teori pembelajaran sosial
merupakan perpanjangan dari pengondisian operant, di mana teori tersebut
mengandaikan perilaku sebagai suatu fungsi dari konsekuensi, teori itu juga mengakui
eksistensi pembelajaran observasional (lewat pengamatan) dan pentingnya persepsi
dalam belajar.
5. Kepribadian
1. Keturunan
Sebagian besar peneliti mengemukakan bahwa keturunan merupakan penentu pada saat
pembuahan dan kepribadian seorang individu dipengaruhi oleh struktur molekul gen yang
terletak dalam kromosom. Keturunan menentukan parameter atau batas luar, tetapi potensi
penuh seseorang akan ditentukan oleh seberapa baik orang tersebut menyesuaikan diri
dengan tuntutan dan persyaratan lingkungan.
2. Lingkungan
11
Di antara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian
adalah budaya dimana seseorang dibesarkan, pengondisian dini, norma di antara
keluarga, teman, dan kelompok social, serta pengaruh lain yang dialami. Lingkungan
merupakan suatu peranan besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
3. Situasi
Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap
kepribadian. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek
yang berlainan dari kepribadian seseorang. Dapat diketahui bahwa situasi tertentu
pada kenyataannya lebih relevan dibandingkan dengan situasi lain dalam
mempengaruhi kepribadian.
SIMPULAN
Konsep perilaku dari aspek psikologi dan psikologi sosial terdiri dari beberapa
bagian penting yakni, Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh
tendensi tindakan, yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, tujuan
12
manusia, objek, gagasan, atau situasi. Sikap disusun oleh komponen teori, emosional
dan perilaku. Selain sikap, Motivasi adalah suatu konsep penting untuk perilaku
akuntan karena efektivitas organisasi bergantung pada orang yang membentuk
sebagaimana karyawan mengharapkan untuk dibentuk. Dimana orang-orang melihat
atau menginterpretasikan peristiwa, objek, dan manusia dengan menggunakan
persepsi. Persepsi ini ditentukan oleh faktor personal dan faktor fungsional.
Pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman, dan pengulangan dalam
merespon situasi. Dalam hal ini, Konsep kepribadian dan pengetahuan tentang
komponennya merupakan hal yang penting karena memungkinkan untuk
memprediksi perilaku itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
13
14