Anda di halaman 1dari 7

Konsep dan Perspektif Keperilakuan

A. Feodalisme dan Kapitalisme


1. Feodalisme
- Sejarah Feodalisme
Pada akhir abad ke-15 aturan politik, sosial, dan ekonomi di Eropa menjadi
sangat tertutup. Dikenal sebagai feodalisme, aturan sosial-ekonomi tersebut
ditetapkan sebagai seperangkat hubungan sosial berdasarkan status yang diperoleh
dari lahir (berdasarkan keturunan). Di pertengahan Eropa, seorang laki-laki adalah
budak atau a lord, pedagang atau anggota dari serikat pekerja. Posisinya dalam
struktur sosial bergantung pada keluarga dimana ia dilahirkan, bukan pada
pernikahan. Serikat pekerja adalah kumpulan dari pekerja yang mempunyai
keahlian.
Mesin uap, yang ditemukan oleh James Watt pada tahun 1776, dapat
dijadikan tanda dimulainya revolusi industri. Pada masa ini muncul sistem pabrik,
sebagai perlawanan terhadap industri rumah tangga dimana orang-orang bekerja
dirumah. Mesin uap dimanfaatkan sebagai sumber energi, yang memungkinkan
sumber energi dapat dibangun dimanapun karena menggunakan energy hidup dan
dapat dipindahkan. Sebelum mesin uap; angin, air dan hewan digunakan sebagai
sumber tenaga. Salah satu kejadian yang lebih penting adalah adanya enclosure
movement di Inggris. Permintaan akan wool mendorong perkembangan
peternakan domba. Yang mengakibatkan tanah yang tertutup atau dipagari-untuk
kebutuhan penggembalaan hewan. Peristiwa ini menyebakan terciptanya
perbudakan dalam jumlah yang besar, mereka yang sebelumnya bekerja lahan
pertanian, bermigrasi dari desa ke kota. Dengan demikian, lembaran pergerakan
ini mengubah budak yang menetap di lahan pertanian menjadi petani dan budak
yang meninggalkan tanah menjadi bebas, berpindah-pindah, dan tidak memiliki
tempat tinggal menjadi kelas para pekerja/buruh yang menjadikan serikat pekerja
sebagai kekuatan resmi mereka.
- Mental Masyarakat Feodalisme
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun
temyata kekayaan tidak bisa membuat bangsa ini keluar dari kemiskinan. X
Budaya ini mengakibatkan masyarakat menjadi tergantung, kurang kreatif
karena selalu menurut pada atasan. Akibatnya yang mendapatkan keuntungan
hanya kelas atas yang jumlahnya sedikit, sementara kelompok di bawah yang
mayoritas tidak mendapat apa-apa dan akan selalu hidup dalam keterbatasan.
Solusinya adalah dengan menanamkan budaya egaliter dan demokrasi secara utuh.
Dengan hal itu akan memberi kesempatan setiap individu untuk dapat berkreasi
dan tidak selalu terbelenggu oleh perintah atasan.
- Ciri Masyarakat Feodalisme
a) Ditandai dengan adanya lapisan atas Lord (tuan tanah) dan vassal (buruh)
b) Penguasaan (segala aspek) lapisan atas terhadap lapisan bawah.
c) Adanya kepatuhan (absolud) lapisan bawah terhadap lapisan atas.
d) Nasib lapisan bawah sangat ditentukan oleh lapisan atas.
e) Kekuasaan dan kewenangan hanya dimiliki oleh lapisan atas.
f) Lapisan bawah tidak memiliki hak untuk berpendapat (tidak ada
demokratisasi)
g) Merupakan peralihan dari budak ke buruh.
h) Lapisan atas memberikan perlindungan fisik dan nonfisik terhadap lapisan
bawah sebagai konsekuensi timbal balik dari lapisan bawah telah mengabdi
kepada lapisan atas.
i) Sifat pelapisan sosialnya tertutup.
j) "Sulit sekali" terjadi perpindahan dari lapis bawah ke atas.
2. Kapitalisme
- Pengertian Kapitalisme
Menurut KBBI (2015) Kapitalisme adalah sistem atau paham ekonomi yang
modalnya bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan
ciri persaingan di pasaran bebas. Kapitalisme adalah ajaran atau paham yang
bertujuan melindungi kepentingan para pemilik modal. Dikaitkan dengan
perkembangan ekonomi, budaya kapitalisme adalah budaya ekonnomi yang
mengidentikkn manusia sebagai makhluk ekonomi, memikirkan dirinya sendiri
dengan tujuan pemenuhan hasrat pribadi dan kemakmuran. Feodalisme
menekankan pada tradisi, sedangkan kapitalisme tidak tradisional.
Kapitalisme mendorong kenaikan pasar untuk meningkatkan perdagangan,
meningkatkan produktifitas, mengubah hubungan sosial produksi, dan
membebaskan tenaga kerja yang umurnya sudah tua yang bertentangan dengan
kapitalisme. Kapitalisme mendorong timbulnya semangat kapitalisme. Semangat
kapitalisme adalah gagasan bahwa orang harus memburu keuntungan untuk
dirinya sendiri dan semuanya harus rasional dalam hidupnya. Tokoh – tokoh
kapitalisme, antara lain : Adam Smith, David Hume, dan Jeremy Bentham.

- Karakteristik Kapitalisme
a) Hak Kepemilikan
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi kapitalis adalah
hak kepemilikan individu atau swasta.
b) Profit
Dalam masyarakat kapitalis profit menjadikan tujuan utama untuk
mencapai kemakmuran atau secara kasarnya adalah untuk memuaskan nafsu
si pemilik modal.
c) Konsumerisme
Istilah ini identik dengan hedonisme, yaitu falsafah hidup yang
mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar – besarnya selama hidup di
dunia ini.
d) Kompetisi
Semangat ini telah muncul sejak zaman pemikiran Adam Smith dan
J.B.Say. melalui konsep ini individu/kelompok/organisasi dituntut untuk
selalu efisiensi agar dapat berkompetisi dengan yang lainya.
e) Harga
Konsep harga ini diidentikkan dengan kelangkaan atau bisa juga
disebabkan oleh permintaan yang melebihi penawaran.
- Dampak Kapitalisme
Arief Budirman (1991) mengemukakan bahwa salah satu dampak budaya
kapitalisme global adalah diciptakanya manusia – manusia yang serakah dan
materialistis, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem kapitalisme. Sisi lain
dari pengembangan sistem kapitalis adalah ditimbulkanya semangat
individualistis, baik dalam berkonsumsi maupun berproduksi.

Dampak kapitalisme lainnya secara luas menurut Prathama Rahardja (2001)


diantaranya bahwa kapitaisme dapat memunculkan :
a) Persaingan bebas (free competition). Hal ini menyebabkan memburuknya
distribusi pendapatan di masyarakat, sehingga orang kaya akan semakin kaya
dan sebaliknya orang miskin akan semakin miskin;
b) Dalam kenyataanya ada saling mengorbankan antara tujuan efisiensi dengan
keadilan. Masyarakat kapitalis sangat mengagungkan efisiensi, sehingga tidak
ada larangan bagi pengusaha untuk meningkatkan efisiensinya, termasuk
terus menerus mengurangi tenaga kerja dan menggantinya dengan
peningkatan teknologi;
c) Prinsip mekanisme pasar dengan “invisible hand” dapat menciptakan
imperialisme baru dalam bentuk perluasan kekuasaan ekonomi (merger,
akuisisi, dll).

B. Perspektif Pekerja
1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi
merupakan aset yang berharga bagi organisasi itu sendiri. Keberhasilan suatu
organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. SDM akan
bekerja secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka
dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka.

Kompetensi sendiri dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara


ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin
melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
Biasanya, pengembangan SDM berbasis kompetensi akan meningkatkan
produktivitas karyawan sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung
pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. Kompetensi yang dimiliki
seorang karyawan secara individual harus dapat mendukung pelaksanaan visi misi
organisasi melalui kinerja strategis organisasi tersebut. Oleh karena itu kinerja
individu dalam organisasi merupakan jalan dalam meningkatkan poduktivitas
organisasi itu sendiri.

Seorang karyawan mungkin pandai dalam mengerjakan suatu hal, tetapi jika
mereka tidak menterjemahkan kepandaiannya ke dalam perilaku di tempat kerja yang
efektif, kepandaian tidak berguna.  Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang
harus dilakukan, tetapi juga tahu batas – batas moral yang harus dijaga oleh setiap
individu. Tetapi jangan salah, seorang yang pandai atau cerdas justru memiliki lebih
sedikit peluang untuk berbuat sesuatu yang melanggar norma. Hal ini berbanding
terbalik dengan orang yang “kelihatannya” lugu yang justru lebih banyak melanggar
norma keperilakuan baik itu keperilakuan di tempat kerja atau di ruang lingkup
organisasi lainnya.

2. Permasalahan Perilaku Akuntansi dari Perspektif SDM atau Pekerja


Fenomena yang seringkali terjadi adalah kinerja suatu perusahaan terganggu
karena berbagai perilaku karyawan yang sulit dicegah terjadinya. Salah satu bentuk
perilaku karyawan yang dapat mengganggu kinerja perusahaan adalah keinginan
berpindah (turnover intentions) dimana karyawan memiliki keputusan untuk
meninggalkan pekerjaannya. Tingginya tingkat turnover di dalam perusahaan akan
mengakibatkan semakin banyak potensi biaya yang akan di keluarkan oleh
perusahaan.
Selain adanya turnover tersebut, terdapat juga permasalah perilaku akuntansi
yang berada di dalam diri pekerja berupa penggelapan ataupun skandal yang
melibatkan beberapa kelompok pekerja untuk merugikan orang lain atau pihak lain.
Seperti misalnya skandal yang dilakukan oleh suatu departemen dalam sebuah
perusahaan yang menyebabkan kinerjanya menjadi meningkat dan diberikan bonus
oleh atasan sebagai bentuk apresiasi. Padahal sebernarnya mereka melakukan
manipulasi data keuangan ataupun data lainnya yang sebelumnya sudah direkayasa
oleh sekelompok orang.
Berikutnya, ada juga skandal yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
tujuan agar salah seorang karyawan lainnya dikeluarkan atau dibuat tidak nyaman
dengan cara membuat kinerjanya menurun di dalam suatu laporan keuangan.
Contohnya seperti seorang yang bekerja di bagian revenue mengatakan bahwa
penjualan perusahaan meningkat bukan disebabkan oleh kerja keras dari seorang
marketing atau brand manager, melainkan disebabkan oleh peningkatan permintaan
yang memang murni datang dari masyarakat itu sendiri. Sedangkan pada
kenyataannya seorang sales & marketing atau brand manager sudah bersusah payah
membuat suatu strategi bisnis agar penjualan perusahaan meningkat. Dan untuk
menutupi kebohongan tersebut, seorang yang bekerja di bagian depan (administrasi)
ditugaskan untuk membuat suatu kuisioner palsu yang menyatakan bahwa pelanggan
tidak mengetahui adanya promo atau penawaran terbaru dari perusahaan itu sendiri.
C. Asumsi Tentang Perilaku Manusia
Baik ahli teori ekonomi klasik maupun ahli teori manajemen klasik berasumsi
bahwa tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah mencapai maksimisasi keuntungan dan
bahwa anggota kelompok mau melakukan hal tersebut karena termotivasi oleh faktor
ekonomi. Ahli teori ini mengasumsikan bahwa para pekerja akan terlibat dalam perilaku
yang akan memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya. Dari asumsi tersebut,
ahli teori selanjutnya berpendapat bahwa pekerjaan yang orang-orang lakukan pada
dasarnya tidaklah menyenangkan dan mereka akan lebih memilih untuk menghindarinya
bila memungkinkan. Orang-orang dalam teori ini diasumsikan malas dan tidak efisien,
dan hanya dengan memberikan insentif lah yang dapat memotivasi orang untuk bekerja.
Ahli teori modern melihat pekerjaan sebagai penyaluran potensi diri untuk
mendapatkan arti/makna dan kepuasan dalam hidup. Orang akan bekerja, dan
menikmatinya, jika pekerjaan tersebut dapat memenuhi beberapa kebutuhan dasar
mereka. Jadi, seharusnya manajer tidak membabi buta mengejar keuntungan yang lebih
besar, tetapi manajer harus dapat menjadi pemecah masalah di dalam perusahaan,
koordinator, dan pengambil keputusan peran-peran tersebut dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam pandangan asumsi seperti itu, akuntansi dipandang sebagai suatu sistem
informasi yang menyediakan data yang tepat dan relevan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Selanjutnya, supaya pemanfaatan berbagai perencanaan,
pengendalian, dan laporan keuangan maksimal, sistem akuntansi harus didasarkan pada
kesadaran akan kompleksitas perilaku manusia dan pemahaman tentang bagaimana orang
akan cenderung untuk bereaksi terhadap informasi akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai