Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU


(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi dan
Praktek)
Dosen Pengampu:

M. Imam Suswandoyo, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh:

Kelompok 05

Desi Febriyanti (1716220057)


Fitri Dian Listianingsih (1716220099)
Waldetrudis Anum (1716220038)
Winda Mengku Pangesti (1716220076)
Iik Saputra (1716220124)
Wawan Hermawan (1716220095)
M. Ryan Hidayattuloh (1716220117)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PUTRA PERDANA INDONESIA
(2019)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan nikmatnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Buku Besar dan Buku Besar Pembantu”. Makalah
ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami
yaitu Sistem Informasi Akuntansi dan Praktek.

Kami mempersembahkan Makalah mengenai buku besar dan buku pembantu


yang diringkas dari beberapa sumber dari internet yang secara garis besar
membahas tentang buku beasr dan buku besar pembantu. Kami berusaha
menyajikan makalah ini semaksimal mungkin agar mudah untuk dibaca dan
dipahami.

Demikian sepintas tentang makalah yang penulis sampaikan. Terima kasih


kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah membantu penyelesaian
makalah ini hingga selesai. Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Selebihnya penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Tangerang, 17 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan ........................................................................................... 2
1.5 Ruang Lingkup............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Buku Besar .............................................................................. 3
2.2 Pengertian Buku Besar Pembantu ............................................................. 4
2.3 Metode Pekerjaan Posting......................................................................... 5
2.4 Jenis – jenis Media .................................................................................... 7
2.5 Klasifikasi Rekening (Riil dan Nominal )................................................. 8
2.6 Kode Rekening........................................................................................ 10
2.7 Laporan ................................................................................................... 18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 24
3.2 Saran ............................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bukti pencatatan pertama – tama akan dicatat dalam sebuah buku yang
dinamakan jurnal. Catatan dalam jurnal tersebut secara kronologis
dipindahkkan ke rekening buku besar. Setelah akhir periode akuntansi maka
saldo rekening – rekening buku besar tersebut disusun ke dalam suatu daftar
yang dinamakan neraca saldo. Neraca saldo disini berfungsi sebagai alat
pengontrol catatan dalam rekening buku besar.
Pada perusahaan skala besar dan transaksi yang sangat banyak,
penyusunan sistem pencatatan yang mampu menjangkau dan mengawasi
jalannya operasi sangat diperlukan. Buku besar merupakan bagian siklus
akuntansi yang harus dilakukan. Buku besar akan memberikan informasi
mengenai saldo-saldo dari akun-akun di dalam perusahaan. Karena
kompleksitasnya maka buku besar dibagi dua yaitu: buku besar umum dan
buku besar pembantu. Buku besar umum akan memuat data-data akuntansi
secara garis besar, sedang buku besar pembantu memuat rincian dari buku
besar umum. Buku besar pembantu ada dua yaitu: buku besar piutang
dagang dan buku besar utang dagang. Hubungan antara buku besar dengan
buku pembantu sebagaimanadalam ilustrasi 2 pada halaman berikut. Antara
buku besar umum dan buku besar pembantu pada setiap bulan harus
dicocokkan apakah keduanya menunjukkan saldo yang sama. Saldo akun buku
besar harus sama dengan saldo akun pembantunya. Jika ada perbedaan harus
segera ditentukan saldo mana yang benar di antara keduanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan buku besar ?
2. Apa yang dimaksud dengan buku besar pembantu ?
3. Bagaimana metode dalam pekerjaan posting ?
4. Apa sajakah jenis – jenis media dalam posting ?
5. Apa sajakah klasifikasi rekening dalam buku besar ?
6. Apa yang dimaksud kode rekening?
7. Apa sajakah tujuan pemberian kode rekening ?
8. Bagaimanakah metoe dalam pemberian rekening ?
9. Bagaimana laporan buku besar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan buku besar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan buku besar pembantu.
3. Untuk mengetahui bagaimana metode dalam pekerjaan posting.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis media dalam posting.
5. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi rekening dalam buku besar.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kode rekening.
7. Untuk mengetahui apa saja tujuan pemberian kode rekening.
8. Untuk mengetahui bagaimana mtode dalam pemberian kode rekening.
9. Untuk mengetahui laporan dalam buku besar.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka dan metode
searching melalui internet mengenai makalah yang kami buat.

1.5 Ruang Lingkup


Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka
ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai
penganalisaan mengenai buku besar dan buku pembantu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Buku Besar


Dalam proses akuntansi, buku besar adalah salah satu hal penting yang
harus dibuat. Buku besar akuntansi adalah buku akuntansi yang memfasilitasi
transfer semua entri jurnal dalam urutan kronologis ke rekening masing-
masing. Selain transaksi pada rekening yang digunakan, buku besar juga
memuat debit dan kredit di bawah setiap akun. Buku besar akuntansi terbagi
menjadi dua macam yaitu buku besar umum (general ledger) dan buku besar
pembantu (subsidiary ledger).
Buku besar (general ledger ) adalah kumpulan akun-akun yang sejenis
yang telah dicatat dalam jurnal khusus maupun jurnal umum. Buku besar
utama digunakan untuk meencatat perubahan pada harta, ekuitas (modal),
liabilitas (kewajiban), pendapatan, dan beban dalam satu periode akuntansi.
Buku besar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam melakukan
pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi pada akun yang disebabkan
karena adanya transaksi keuangan pada perusahaan tersebut.
Dengan kata lain buku besar adalah buku yang berisi perkiraan-perkiraan
yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap
perubahan beberepa akun seperti aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan.
Berikut ini kami menggolongkan beberapa akun-akun dalam buku besar,
semoga pengolongan ini dapat mempermudah dalam memahami:
1. Akun ril atau real account adalah akun-akun yang muncul pada
pencatatan neraca, seperti aktiva, hutang, kewajiban dan modal.
2. Akun nominal atau nominal account merupakan akun-akun yang
terdapat dalam laporan laba rugi, yakni meliputi akun pendapatan dan
beban-beban.

3
Setidaknya ada 4 fungsi mendasar dari buku besar, dan berikut ini adalah
ke 4 fungsi dari buku besar tersebut:

1. Alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam buku jurnal
umum.
2. Sebgai alat dalam menggolongkan data keuangan serta untuk mengetahui
jumlah atau keadaan rekening atau akun yang sebenarnya, apakah ada
perbedaan atau tidak.
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada pada jurnal sebelumnya
atau jurnal umum.
4. Sebagai bahan kelengkapan dalam penyusunan laporan keuangan.

2.2 Pengertian Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu (subsidiary ledger) merupakan perluasan dari buku
besar umum (general ledger). Catatan dalam buku besar pembantu
merupakan rincian dari salah satu akun besar umum.
Buku besar pembantu sering disebut juga buku tambahan, yaitu
sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan
utang usaha yang berfungsi memberi informasi yang lebih mendetail. Buku
besar pembantu dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Buku besar pembantu hutang ( account payable subsidiary), berfungsi
sebagai tempat mencatat perubahan hutang kepada kreditor secara
individual sehingga merupakan rincian dari akun Hutang dagang dalam
buku besar umum.
2. Buku besar pembantu piutang ( account receivable subsidiary ledger),
berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan piutang (tagihan) kepada
debitor secara individual sehingga merupakan rincian dari akun Piutang
dagang dalam buku besar umum.

4
Fungsi buku besar utama adalah mengendalikan buku besar pembantu,
artinya jumlah saldo dar akun yang terdapat dalam buku besar pembatu harus
sama dengan saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar utama. Oleh
sebab itu, buku besar utama sering disebut sebagai akun induk atau akun
pengendali. Sedangkan fungsi buku besar pembantu adalah merinci suatu
akun yang terdapat dalam buku besar utama.
Selain perbedaan yang terdapat pada masing-masing fungsi, perbedaan
antara buku besar utama dan buku besar pembantu dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Perbedaan Buku Besar Utama Buku Besar Pembantu


Sumber Pencatatan Jurnal khusus dan jurnal Buku transaksi
umum
Posting Secara kolektif, biasanya Setiap hari dan/atau setiap
setiap akhir bulan terjadinya transaksi
Tanggal Pencatatan Tanggal akhir bulan Tanggal transaksi

2.3 Metode Pekerjaan Posting


Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke
dalam akun yang sesuai.
2. mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal.
3. mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang
bersangkutan. Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa
digunakan, yaitu akun bentuk T, akun 2 kolom, akun 3 kolom, dan akun
4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom” mengacu pada jumlah kolom
yang digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut disajikan bentuk-
bentuk buku besar tersebut.

5
Keterangan:
1. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
2. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
3. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
4. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
5. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang
menjadi sumber pencatatan.
6. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
7. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat
dalam akun tersebut.

6
2.4 Jenis – Jenis Media
Sumber pencatatan dalam buku besar pembantu adalah bukti-bukti
transaksi yang mengakibatkan perubahan baik terhadap hutang maupun
piutang perusahaan. Misalnya faktur pembelian, faktur penjualan, bukti
pengeluran kas, bukti penerimaan kas dan nota debet/ kredit. Dengan
demikian dalam perusahaan yang menyelenggarakan buku pembantu hutang
dan buku pembantu piutang, bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan
pada hutang dan piutang dicatat dengan prosedur sebagai berikut:
1. Dicatat dalam buku jurnal untuk dipindah bukukan ke dalam buku besar,
baik setiap pos jurnal secara individual maupun secara kolektif
2. Dicatat ke dalam buku pembantu yang selanjutnya pada tiap akhir
periode tertentu dari data buku pembantu disusun daftra saldo. Artinya
dari data buku pembantu hutang pada akhir periode disususn daftar saldo
hutang dari data pembantu piutang disusun daftar saldo piutang.

Jika terjadi kesalahan pencatatan baik dalam buku pembantu, saldo akun
Hutang dalam buku besar pada akhir periode harus sma dengan jumlah
hutang menurut buku pembantu hutang (daftar saldo hutang). Demikian pula

7
saldo akun Piutang harus sama dengan jumlah piutang menurut buku
pembantu piutang (daftar saldo piutang).
2.5 Klasifikasi Rekening ( Rill Dan Nominal )
Klasifikasi rekening ( riil dan nominal ) dalam buku besar, secara garis
bsar penggolongan akun trsebut dibagi menjadi dua, yaitu :
2.5.1 Akun riil / akun neraca
Akun riil atau akun nerca adalah akun yang pada akhir periode
dilaporkan dalam neraca, yang termasuk dalam akun riil / akaun
neraca adalah kelompok akun asset, kewajiban, dan ekuitas.
a. Rekening Aktiva atau harta
Harta yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat di dalam
rekening aktiva dapat meliputi aktiva/harta lancar, aktiva tetap,
aktiva tak berwujud serta investasi jangka panjang.

a) Aktiva lancar (current account) adalah aktiva/ harta yang


mudah dicairkan serta habis ipakai hanya dalam satu periode
proses akuntansi
b) Aktiva tak berwujud merupakan aktiva/harta yang berisi hak
hak istimewa dimana akan menguntungkan perusahaan
c) Aktiva tetap (fixed asset) merupakan aktiva/harta yang
berwujud dan dipergunakan oleh perusahaan dengan tujuan
untuk tidak dijual, dan memiliki manfaat yang lebih dari satu
tahun. Misalnya, geung, tanah, mesin dan sebagainya

b. Rekening kewajiban atau utang


Untuk rekening utang dapat diklasifikasikan menjadi rekening
utang lancar dan utang jangka panjang berikut ini paparannya:

a) Utang lancar (current liability) merupakan kewajiban yang


harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Misalnya utang usaha, utang gai, pendapatan diterima dimuka
dan sebagainya

8
b) Utang jangka panjang (long term liability)
merupakankewaiban kepada pihak lain yang harus dilunasi
dalam waktu lebih dari setahun. Misalnya, utang obligasi,
utang hipotik.

c. Rekening Modal
Merupakan bagian hak dari pemiliki perusahaan terhadap
kekayaannya, yang terdiri atas selisih antara harga dengan utang.
Misalnya, modal pemilik.

2.5.2 Akun nominal / akun laba rugi


Akun nominal atau akun laba rugi adalah akun yang pada akhir
periode dilaporkan dalam laporan laba rugi. Akun yang termasuk
dalam akun nominal adalah akun pendapatan dan akun beban.
a. Rekening Pendapatan atau Penghasilan
Pendapatan disini merupakan hasil bruto yang akan diterima oleh
suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Penghasilan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam pendapatan
usahan dan juga pendapatan di luar usaha.
Misalnya pendapatan usaha adalah pendapatan jasa penjualan
dagangan, sedangkan pendapatan di luar usaha slah satunya
adalah pendapatan bunga dan pendapatan dari aktiva tetap.
b. Rekening Beban
Yang dimaksud dengan beban dalah biaya – biaya yang telah
dikeluarkan perusahaan serta yang mendapat pengakuan selama
kegiatan usaha untuk mendapatkan pendapatan, beban tersebut
dapat digolongkan menjadi dua yaitu, beban usaha dan bban di
luar usaha.
Beban usaha misalnya beban gaji, beban sewa, beban air, dll.
Sedangkan beban di luar usaha seperti, beban bunga, dan beban
penyusutan gedung.

9
2.6 Kode Rekening
Pemberian kode untuk klasifikasi rekening diperlukan karena dapat
memudahkan untuk mencari rekening-rekening yang diinginkan.
2.6.1. Tujuan Pemberian Kode Rekening

1. Mengidentifikasi data akun secara unik


2. Meringkas Data
3. Mengklasifikasi Rekening / Transaksi
4. Menyampaian makna tertentu.

2.6.2. Metode Pemberian Kode Rekening


Kode angka atau alfabet urut / numerical or alphabetic – sequence code
Dalam metode ini, rekening buku besar diberi kode angka atau huruf
yang berurutan. Kelemahan metode ini adalah jika terjadi perluasan
jumlah rekening, hal ini akan mengakibatkan perubahan menyeluruh
terhadap kode rekening yang mempunyai kode angka yang lebih besar,
contoh kode angka urut :

a) Kas dan bank.


b) Piutang.
c) Cadangan kerugian piutang, dll.

10
Pemberian kode dengan kode angka urut mempunyai karakteristik:

a) Rekening diberi kode dengan angka urut, dari angka kecil ke angka
besar.
b) Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening dengan
kode 1 sampai 9 memiliki 1 angka dalam kode rekeningnya,
sedangkan rekening dengan kode 10 sampai dengan 99 memiliki 2
angka , sedangkan rekening dan kode 100 sampai 999 memiliki 3
angka dalam kode rekeningnya,dan seterusnya.
c) Perluasan klasifikasi pada suatu rekening akan mengakibatkan
perubahan kode semua rekening yang kodenya lebih besar dari
kode rekening yang mengalami perluasan. Sebagai contoh, jika
rekening 21 Beban yang ditangguhkan dalam daftar rekening diatas
dirinci lebih lanjut menjadi 3 rekening : 21 Beban organisasi,22
Rugi Trial-Run,dan 23 Beban Promosi, maka rekening-rekening
yang sebelumnya berkode diatas rekening yang dipecah tersebut
(kode 22 dan selanjutnya) semuanya akan mengalami perubahan
kode.

Ada 3 jenis pemberian kode rekening yaitu kode angka blok, kode angka
decimal, dank ode angka kelompok. Berikut uraiannya :
1. Kode Angka Blok / block numerical code

Dalam metode pemberian kode ini, rekening buku besar


dikelompokkan menjadi beberapa golongan dan setiap golongan
disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya.
Penggunaan Kode Angka Blok ini dapat mengatasi kelemahan Kode
Angka urut, yang jika terjadi perluasan klasifikasi pada suatu rekening
mengakibatkan perubahan kode semua rekening yang kodenya lebih
besar dari kode rekening yang mengalami perluasan.
Untuk menghadapi kemungkinan perluasaan rekening, dalam setiap
blok angka disediakan angka cadangan perluasan,sehingga perluasaan

11
kode rekening hanya akan mempengaruhi pemberian kode rekening
dalam blok yang bersangkutan.

Contoh Kode Angka Blok adalah sebagai berikut :

1-24 Aktiva Lancar 140-169 Pendapatan Penjualan


25-39Investasi Jangka Panjang 170-199 Harga Pokok Penjualan
40-69 Aktiva Tetap Berwujud 200-299 Biaya Produksi
70-79Aktiva Tidak Berwujud 300-349 Biaya Administrasi dan
80-99Aktiva Lain-lain Umum
100-124Utang Lancar 350-399 Biaya Pemasaran
125-129 Utang Jangka Panjang 400-449 Penghasil Di Luar Usaha
130-139 Modal 450-499 Biaya Di Luar Usaha
500 Rugi – Laba

Rincian susunan dan kode rekening dengan menggunakan Kode Angka

Blok adalah sebagai berikut :

12
1-24 Aktiva Lancar 72 Merk dan Cap Dagang 200-299 Biaya Produksi
1 Kas dan Bank 73 Paren 200 Biaya Bahan Baku
2 Investasi Sementara
80-89 Aktiva Lain-Lain 230 Biaya Tenaga Kerja
3 Piutang
80 Jaminan PLN 270 Biaya Overhead Pabrik
4 Cadangan Kerugian Piutang
81 Jaminan Telkom Sesungguhnya
10 Persediaan Produk Jadi
271 Biaya Overhead Pabrik
11 Persediaan Produk dalam
yang dibebankan
Proses
100-124 Utang Lancar
12 Persediaan Bahan Baku dan
100 Utang Dagang 300-349 Biaya
Bahan Penolong
101 Utang Pajak Administrasi dan Umum
20 Persekot Biaya
102 Utang Gaji dan Upah 300 Biaya Administrasi dan
24 Aktiva Lancar Lain
103 Utang Biaya Umum
110 Pendapatan yang
350-399 Biaya Pemasaran
Diterima Di Muka
25 – 39 Investasi Jangka
350 Biaya Pemasaran
124 Utang Lancar Lain-
Panjang
Lain
25 Investasi Jangka Panjang 400-449 Penghasilan di
Saham Luar Usaha
125-139 Utang Jangka
26 Investasi Jangka Panjang 400 Pendapatan Bunga
Panjang
Obligasi 401 Pendapatan Dividen
125 Utang jangka panjang
27 Investasi Jangka Panjang 402 Laba Penjualan Surat
Bank
Deposito Berjangka Berharga
126 Utang jangka panjang
403 Laba Penjualan Aktiva
Obligasi
40-69 Aktiva Tetap Berwujud
Tetap
127 Utang jangka panjang-
40 Tanah
lembaga kredit lain
41 Gedung
42 Akumulasi Depresiasi 450-499 Biaya diluar usaha
130-169 Pendapatan
Gedung 450 Biaya berbunga
Penjualan
43 Mesin 451 Rugi Penjualan surat
140 Pendapatan Penjualan
44 Akumulasi Depresiasi Mesin berharga
Produk A
45 Mebel 452 Aktiva tetap
141 Pendapatan Penjualan

13
46 Akumulasi Depresiasi Mebel Produk B 500 Rugi-Laba
47 Aktiva Tetap Lain
170-199 Harga Pokok
48 Akumulasi Depresiasi
Penjualan
Aktiva Tetap Lain
170 Harga Pokok Penjualan
70-79 Aktiva Tidak Berwujud Produk A
70 Goodwill 171 Harga Pokok Penjualan
71 Beban Pendirian Produk B

Pemberian kode dengan Kode Angka Blok ini memiliki karakteristik


sebagai berikut :

a) Rekening diberi kode dengan blok angka yang berurutan, dari angka
kecil ke angka besar.
b) Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening berkode
angka dalam blok sampai dengan 9 memiliki 1 angka dalam
kodenya. Dalam blok 10 sampai dengan 99 memiliki 2 angka dalam
kodenya, dan yang dalam blok 100 sampai dengan 999 memiliki 3
angka dalam kodenya, dan seterusnya.
c) Perusahaan klasifikasi pada suatu rekening ditampung dengan
menyediakan angka cadangan dalam setiap blok yang diperkirakan
akan mengalami perluasan klasifikasi. Sebagai contoh, untuk
klasifikasi rekening Utang Jangka Panjang disediakan angka 125
sampai dengan 129, karena diperkirakan jumlah rekening yang
termasuk dalam klasifikasi ini tidak akan lebih dari 5 rekening,
Untuk sementara baru 3 angka yang dipakai untuk memberi kode ,
yaitu angka 125,126, dan 127 Angka 128 dan 129 disediakan untuk
menampung perluasan klasifikasi utang jangka panjang, yang
diperkirakan oleh analisis sistemnya tidak lebih dari 2 rekening

14
tambahan. Jika misalnya analisis sistem memperkirakan
kemungkinan tambahan rekening akibat perluasan klasifikasi utang
jangka panjang berjumlah 10 rekening, maka blok angka yang
disediakan untuk klasifikasi utang jangka panjang adalah 125 sampai
dengan 139, bukan hanya 125 sampai dengan 129.

2. Kode Angka Kelompok / Group Numerical Code


Terbentuk dari dua atau lebih subcodes yang dikombinasikan
menjadi satu kode. Kode Angka Kelompok ini mempunyai
Karakteristik sebagai berikut :
1. Rekening diberi Kode angka atau kombinasi angka dan huruf.
2. Jumlah angka dan /atau huruf dalam kode mempunyai arti
tertentu.
3. Posisi angka dan /atau huruf dalam kode mempunyai arti
tertentu.
4. Perluasan Klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan
angka dan / atau huruf ke kanan.

Sebagai contoh adalah pemakaian Kode Angka Kelompok untuk memberi


kode rekening biaya guna menghasilkan informasi biaya yang
menggambarkan :

a) Hubungan biaya dengan pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan ,


yang dibagi menurut hirarkhi berikut ini : Direksi, Departemen, Bagian
b) Jenis Biaya Berdasarkan data tersebut di atas dapat ditentukan bahwa
jumlah angka dalam kode adalah 5, dengan rincian 3 angka pertama untuk
menunjukkan hubungan biaya dengan struktur organisasi (ada 3 jenjang
organisasi), dan 2 angka sisanya untuk menunjukkan jenis biaya (karena
jumlah jenis biaya diperkirakan tidak akan lebih dari 100, sehingga hanya
diperlukan 2 angka saja).

15
Rincian jenis biaya beserta kodenya adalah sebagai berikut :

1 Biaya bahan baku


2 Biaya bahan penolong
3 Biaya bahan bakar
4 Biaya suku cadang
5 Biaya upah
6 Biaya kesejahteraan karyawan
7 Biaya asuransi tenaga kerja
8 Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
9 Biaya depresiasi aktiva tetap
10 Biaya asuransi aktiva tetap
11 Biaya akuntan dan konsultan
12 Biaya iklan
13 Biaya pembungkus
14 Biaya telepon dan telegraf
15 Biaya lain-lain

3. Kode Angka Desimal / Decimal Code

Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memberi kode


angka terhadap klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum
10 sub kelompok dan membagi subkelompo menjadi maksimum 10
golongan yang lebih kecil dari subkelompok tersebut. Sebagai contoh
adalah sebagai berikut :

I. Persediaan
1.1. Persediaan Suku Cadang
1.2 Persediaan Bahan Penolong
1.3 Persediaan Bahan Baku
1.9. Persediaan Lain-Lain

Pemberian kode dengan Kode Angka Desimal ini memiliki karakteristik


sebagai berikut :
a. Rekening diberi dengan angka yang berurutan, dari angka kecil ke
angka besar.

16
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Klasifikasi besar
memiliki jumlah angka yang lebih sedikit bila dibandingkan
dengan klasifikasi rinciannya.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening dilakukan dengan
maksimum pemecahan tidak lebih dari 10. Pemberian kode
perluasannya dilakukan dengan menambahkan 1 angka di sebelah
kanannya.
Kode Angka urut Didahului dengan Huruf
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dan Huruf.
Setiap rekening diberi kode angka yang di mukanya dicantumkan
huruf singkatan kelompok rekening tersebut. Misalnya : AL 101,
ATL 112, MO 245 AL merupakan singkatan dari aktiva lancar,
ATL singkatan aktiva tidak lancar , dan MO singkatan dari modal.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merancang Kode Rekening


Dalam merancang kerangka kode rekening, berbagai pertimbangan berikut ini
perlu diperhitungkan :

1. Rerangka kode harus sesuai logis memenuhi kebutuhan pemakai dan


metode pengolahan data yang digunakan. Kode sembarang , seperti SSR
untuk menunjukkan Sempati Air dalam kode penerbangan,
membingungkan para penumpang pesawat.
2. Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode. Kode
untuk rekening piutang kepada Risa Rimendi harus hanya menunjukkan
rekening debitur tersebut, bukan debitur yang lain.
3. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan. Jika
struktur kode harus diubah setiap kali menghadapi tuntutan perubahan, hal
ini akan memerlukan biaya perubahan dan membingungkan pemakai.

17
2.7 Laporan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi finansial
suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi mengenai kondisi
finansial tersebut nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan seperti pihak manajemen, pemberi pinjaman, investor, hingga
pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan menentukan langkah
apa yang harus diambil setelahnya. Terdapat beberapa jenis laporan keuangan
yang perlu kita pahami pada bisnis.
2.7.1. Laporan Laba Rugi
Sesuai dengan namanya, laporan laba rugi berfungsi untuk
membantu Anda mengetahui apakah bisnis berada dalam posisi laba atau
rugi. Laporan laba rugi biasa juga disebut sebagai income statement
atau profit and loss statement.
Umumnya, ada dua cara yang digunakan untuk menyusun laporan
laba rugi, yaitu single step (cara langsung) dan multiple step (cara
bertahap). Metode single step relatif lebih mudah dibandingkan multiple
step. Anda hanya perlu menjumlahkan seluruh pendapatan dari atas
sampai bawah menjadi satu kelompok, kemudian menguranginya dengan
total beban atau biaya dalam periode yang berlaku. Sedangkan, pada
metode multiple step, pendapatan dipisah menjadi dua kategori, yaitu
pendapatan operasional (yang berasal dari kegiatan pokok) perusahaan dan
pendapatan non operasional (yang berasal dari luar kegiatan pokok)
perusahaan. Pembagian kategori tersebut juga berlaku pada beban atau
biaya.

18
19
2.7.2. Laporan Arus Kas
Disebut juga dengan laporan cash flow, laporan arus kas digunakan
perusahaan untuk menunjukkan aliran masuk dan keluar kas
perusahaan pada periode tertentu. Lebih dari itu, laporan arus kas juga
dapat berfungsi sebagai indikator jumlah arus kas di masa mendatang
berdasarkan data arus kas terkini. Laporan jenis ini jugalah yang menjadi
alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama
periode pelaporan.

20
2.7.3. Laporan Perubahan Modal
Laporan keuangan jenis ini menyediakan informasi tentang jumlah
modal yang dimiliki bisnis Anda selama periode tertentu. Melalui laporan
perubahan modal, Anda bisa mendapatkan data mengenai seberapa besar
perubahan modal yang telah terjadi, lengkap dengan penyebab
perubahannya.

2.7.4. Laporan Neraca


Neraca disebut dengan istilah balance sheet. Laporan neraca
berfungsi untuk menunjukkan kondisi, informasi, dan posisi keuangan
bisnis Anda pada tanggal yang ditentukan. Dengan menyusun laporan
neraca, Anda bisa mengetahui data tentang jumlah aktiva berupa harta atau
aset, kewajiban berupa utang, dan ekuitas atau modal perusahaan. Neraca
terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. Apabila ketiganya
dihubungkan dengan persamaan akuntansi, makan akan terbentuk rumus
seperti berikut: Aset = liabilitas + ekuitas.

21
22
Selain laporan keuangan dalam buku besar ada aporan buku besar yang berisi
mutasi pengeluaran dan penerimaan kas. Berikut adalah contoh beberapa
laporan dalam buku besar :

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Buku besar utama (general ledger) adalah kumpulan akun-akun yang sejenis
yang telah dicatat dalam jurnal khusus maupun jurnal umum. Buku besar utama
digunakan untuk meencatat perubahan pada harta, ekuitas (modal), liabilitas
(kewajiban), pendapatan, dan beban dalam satu periode akuntansi.
Buku besar pembantu (subsidiary ledger) adalah buku besar yang berisi
rincian dari akun tertentu yang terdapat dalam buku besar utama. Pada umumnya,
buku besar pembantu (BBP) di bagi menjadi tiga, yaitu BBP Utang Dagang, BBP
Piutang Dagang, dan BBP Persediaan. BBP Utang Dagang digunakan untuk
merinci utang berdasarkan nama kreditur/perusahaan. BBP Piutang Dagang
digunakan untuk merinci piutang berdasarkan nama debitur/perusahaan.
Sedangkan BBP Persediaan digunakan untuk merinci persediaan yang ada di
dalam perusahaan berdasarkan nama/jenisnya.

3.2 Saran
Menyadari bahwa dalam menulis makalah ini penulis masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan. Semoga dari kritik dan saran
pembaca kami bisa menjadi lebih baik dalam penulisan berikutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://taniania55.wordpress.com/2011/10/06/sia-chapter-3/

Santoso, Jarot Tri Bowo. 2011. Pengantar Akuntansi. Surabaya: Jenggala


Pustaka
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-macam-macam-buku-besar-dalam-
akuntansi/
https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-buku-besar-
pembantu-beserta-jenis-dan-manfaatnya/

https://akuntanonline.com/pengertian-buku-besar-fungsi-bentuk-dan-
contohnya/

http://tambaruhidup.blogspot.com/2010/12/buku-besar-pembantu-
subsidiary-ledger.html

http://basicakuntansi.blogspot.com/p/blog-page_9.html

http://dewimuharomah.blogspot.com/2015/03/makalah-buku-besar-buku-
pembantu.html

25

Anda mungkin juga menyukai