Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM AKUNTANSI

BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU

Dosen Pengampu:
1) Drs. I Komang Winatha, M.Si
2) Suroto, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Figo Muhammad Ramadan (2113031082)


2. Nabila Sapitri (2113031048)
3. Nadhia Sari Dewi (2153031004)
4. Sevia Dita Pratiwi (2113031020)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Buku Besar dan
Buku Pembantu. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Akuntansi. Kelompok kami berharap kedepannya makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi maupun dalam praktik pengerjaannya.

Sebagai manifestasi keinginan kelompok kami untuk turut memberikan andil dalam upaya
menyebarluaskan ilmu Sistem Akuntansi agar semua bangsa mampu memahami pentingnya
Sistem Akuntansi dalam keseharian kkehidupan manusia.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan pada makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan makalah ini, khususnya kepada kedua orang tua yang selalu mendoakan kami, para
rekan mahasiswa, serta dosen yang selalu membimbing kami.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 13 Maret 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. iii
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. iii
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... iv
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... iv
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 1
2.1 Buku Besar dan Buku Pembantu .................................................................................. 1
2.2 Formulir Akun Buku Besar............................................................................................ 2
2.2.1 Metode Pengerjaan Akun............................................................................................ 5
2.2.2 Jenis-Jenis Bukti Transaksi......................................................................................... 5
2.2.3 Klasifikasi Akun......................................................................................................... 6
2.3 Kode Akun..................................................................................................................... 6
2.4. Postingan ke dalam Akun Buku Besar dan Buku pembantu ....................................... 9
2.5 Cara Penanganan Dokumen Sumber............................................................................. 12
2.5.1 Penanganan Media Tunggal........................................................................................ 13
2.5.2 Penanganan Media Campuran..................................................................................... 13
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem akuntansi merupakan suatu organisasi yang digunakan guna merangkum kegiatan-
kegiatan dan transaksi perusahaan untuk menghasilkan sebuah informasi yang nantinya
diperlukan oleh manajemen sebagai alat pengawasan demi kelancaran aktivitas
perusahaan di masa mendatang. Dalam sistem akuntansi sendiri terdapat beberapa
prosedur ataupun tahapan yang harus dipahami. Selain itu terdapat banyak hal pendukung
guna melancarkan proses dalam input akuntansi ini.

Sistem akuntansi sangat diperlukan untuk perusahaan atau instansi terkait dalam
mengkoordinasi keuangan yang berjalan sehingga perputaran keuangan perusahaan dapat
terkendali sesuai sistem yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Dalam
pencatatan, terlebih dahulu akan dicatat dalam jurnal. Catatan dalam jurnal tersebut
secara kronologis dipindahkkan ke rekening buku besar. Setelah akhir periode akuntansi
maka saldo rekening-rekening buku besar tersebut disusun ke dalam suatu daftar yang
dinamakan neraca saldo. Neraca saldo (trial balance) disini berfungsi sebagai alat
pengontrol catatan dalam rekening buku besar.

Pada umumnya, buku besar merupakan bagian siklus akuntansi yang memberikan
informasi mengenai saldo-saldo dari akun-akun di dalam perusahaan. Dan buku besar
sendiri pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu: buku besar dan buku pembantu.
Hubungan antara buku besar umum dan buku besar pembantu harus dicocokkan untuk
membuktikan saldo yang sama. Saldo akun buku besar harus sama dengan saldo akun
pembantunya. Jika ada perbedaan harus segera ditentukan saldo mana yang benar diantara
keduanya

iii
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami rumuskan dari latar belakang diatas, diantaranya:
1. Apakah itu buku besar dan buku pembantu ?
2. Bagaimanakah bentuk dari formulir akun buku besar ?
3. Apa saja yang termasuk kode akun ?
4. Bagaimanakah cara mem-posting akun besar dan buku pembantu ?
5. Bagaimanakah cara penanganan dokumen sumber?

1.3 Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Karakteristik buku besar dan buku pembantu
2. Formulir akun buku besar
3. Kode akun
4. Posting ke dalam akun buku besar dan buku pembantu
5. Penanganan dokumen sumber

iv
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian buku besar dan buku pembantu


Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan akun-akunyang digunakan untuk
menyortisasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku pembantu
(subsidiary ledgers) adalah suatu cabang buku besar yang berisi rincian akun tertentu yang ada
dalam buku besar. Dengan demikian, baik buku besar maupun buku pembantu terdiri dari akun.
Akun adalah judul sebuah catatan akuntansi yang umumnya berbentuk T, yang terbagi atas dua
bagian sebelah kiri disebut debit dan sebelah kanan disebut kredit yang digunakan sebagai alat
untuk mengklasifikasikan dan mencatat transaksi yang berdasar prinsip tata buku berpassangan
(double entry bookkeeping).

Menurut Mulyadi (2010:121) buku besar merupakan buku catatan terakhir (book of final entri)
yang berisi kumpulan-kumpulan rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas
informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Proses sortasi dan pemindahan data dari jurnal
kedalam buku besar dan buku pembantu disebut posting (pembukuan). Tahapan-tahapan
posting yaitu:
a. Pembuatan rekapitulasi jurnal
b. Penyortiran akun yang akan diisi dengan data rekapitulasi
c. Pencatatan data rekapitulasi
d. Pengambilan akun kedalam arsip pada urutan semula
e. Pekerjaan posting meliputi menuliskan tanggal, keterangan, dan jumlah dalam akun
kemudian menambahkan atau mengurangkan saldo. Contoh akun buku besar dan buku
pembantu adalah sebagai berikut:
Nama Akun : Kode No. Akun :
Tanggal Keterangan Folio Debit Kredit Saldo D Saldo K

1
Akun yang ada dalam buku besar yang dirinci dalam buku pembantu disebut akun control
sedangkan akun perincinya dari buku besar disebut akun buku pembantu. Pada umumnya
perusahaan industri menyelenggarakan berbagai buku pembantu seperti berikut ini:
a. Buku pembantu persediaan
b. Buku pembantu piutang
c. Buku pembantu aktiva tetap
d. Buku pembantu utang
e. Buku pembantu harga pokok produk
f. Buku pembantu biaya

2.2 Formulir Akun Buku Besar


a. Akun dengan debit lebar (wide debit ledger)
Bentuk akun ini menyediakan keterangan pada sebelah debit lebih lebar jika dibandingkan
dengan kolom keterangan sebelah kredit. Hal ini dilakukan karena penjelasan yang
bersangkutan dengan transaksi pendebitan lebih banyak bila dibandingkan dengan
penjelasan yang bersangkutan dengan transaksi pengkreditan, dan jika penentuan saldonya
perlu dilakukan secara periodic. Contoh bentuk akun:

b. Akun biasa (regular ledger)


Akun ini sangat luas digunakan, dan mempunyai kolom keterangan yang sama lebar untuk
sebelah debit maupun sebelah kredit. Umumnya akun buku besar menggunakan bentuk
akun ini. Buku pembantu yang menggunakan bentuk akun ini adalah buku pembantu utang
dan buku pembantu piutang. Contoh akun ini adalah:

2
c. Akun berkolom saldo ditengah (center belance ledger)
Akun ini digunakan jika diperlukan informasi saldo akun setiap saat, baik saldo debit
maupun saldo kredit dan diperlukan penjelasan yang relatif sama banyaknya baik untuk
transaksi pendebitan maupun transaksi pengkreditan. Kolom saldo diletakkan ditengah
formulir akun. Akun pembantu utang dan piutang umumnya menggunakan bentuk formulir
ini. Contoh nya yaitu ;

d. Akun berkolom saldo (balance ledger)


Akun ini digunakan jika diperlukan penjelasan yang banyak, baik untuk transaksi
pendebitan, maupun transaksi pengkreditan, jika diperlukan informasi saldo berjalan setiap
saat. Kolom saldo diletakkan disebelah kanan untuk memudahkan penyusunan neraca sisa.
Contohnya yaitu:

3
Untuk menunjukkan apakah saldo yang tercantum dalam kolom saldo merupakan saldo
debit atau saldo kredit, ada dua cara merancang kolom salos tersebut: a) dengan
mencantumkan kolom D/K untuk memberi tanda D untuk saldo debit dan K untuk saldo
kredit dimuka angka yang tercantum dalam kolom saldo (gambar 5.4) dan b) dengan
membuat kolom saldo debit terpisah dari kolom saldo kredit (gambar 5.5). formulir ini
umumnya digunakan untuk akun pembantu piutang, utang, dan persediaan.

e. Akun ganda berkolom saldo (double ledger with balance ledger)


Akun ini digunakan jika hanya diperlukan penjelasan singkat untuk setiap transaksi
pendebitan dan pengkreditan, jika diperlukan informasi saldo berjalan setiap saat dan jika
akun sangat aktif dipakai. Contohnya yaitu:

f. Akun dengan saldo lama dan salso baru (old and new balance ledger)
Akun ini biasanya digunakan jika perusahaan menggunakan mesin pembukuan sebagai alat
postingnya. Operaasi posting dengan mesin pembukuan memerlukan penjemputan saldo
lama (old balance pick up) untuk memungkinkan mesin pembukuan dengan otomatis
menghitung saldo baru. Maka dari itu, formulir akun didesain dengan menyediakan kolom-
kolom saldo lama dan saldo baru untuk memenuhi keperluan posting dengan mesin
pembukuan tersebut. Contohnya yaitu:

4
2.2.1 Metode Pekerjaan Akun
a. Metode Tangan. Metode tangan ini ada 2 yaitu posting kebuku pembantu dari jurnal dan
posting ke buku pembantu dari bukti transaksi, metode posting langsung, dan metode tanpa
buku pembantu.
b. Metode Posting Langsung. Pekerjaan memposting bukti transaksi langsung ke buku
pembantu dan jurnal sebagai tembusan buku pembantu.
c. Metode Ledgerless Bookeeping. Tidak ada posting dari bukti transaksi ke buku pembantu.
Setiap periode dilakukan penjumlahan bukti yang ada dicocokkan dengan saldo akun
kontrolnya.

2.2.2 Jenis-Jenis Bukti Transaksi


Bukti transaksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Mixed Media. Media yang datanya akan diposting ke lebih dari satu rekening baik debit
maupun kredit. Contohnya faktur yang diterima dari penjual yang berisi beberapa jenis
barang yang dibeli. Mixed media mempunyai 2 cara untuk memposting:
• Metode Random. Dalam cara ini, media yang akan diposting diterima bagian
akuntansi urut nomor. Media diposting satu persatu.
• Metode Exchaust. Dalam cara ini setiap rekening hanya diambil satu kali,
kemudian semua data yang berhubungan dengan rekening diposting dari seluruh
bukti transaksi yang ada.
b. Unit Media. Bukti transaksi yang datanya akan diposting ke satu rekening baik kredit
maupun debit. Contohnya faktur yang dibuat untuk penjualan satu macam barang.

5
2.2.3 Klasifikasi Akun
a. Akun Neraca (Riil). Akun neraca dibagi-bagi menjadi kelompok yang sifatnya
beerbeda-beda, yaitu:
Aset : Aset lancar, investasi jangka panjang, asset tetap berwujud, asset tetap tidak
berwujud, asset lain-lain.
Utang : Utang jangka pendek, utang jangka panjang, utang lain-lain
Modal : Modal disetor, laba ditahan, modal lain-lain.
b. Akun Laba-Rugi (Nominal). Akun laba rugi dibagi kelmpok yang sejenis, yaitu: hasil
penjualan, harga pokok penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya penjualan,
pendapatan lain-lain, serta beban lain-lain.

2.3 Kode Akun


Kode adalah suatu rangka (framework) yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi
angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat. Kode
ini memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen-elemen yang ada didalam suatu
klasifikasi. Pengolahan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk
mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengambil data keuangan. Dalam mencatat
transaksi pembelian bahan baku mialnya, perusahaan umumnya tidak hanya menggunakan
nama-nama akun persediaan dan utang dagang. Namun mencantumkan pula kode akun (012
persediaan bahan baku dan 100 utang dagang) untuk memudahkan pencatatan,
pengklasifikasian, penyimpanan, dan pengambilan data akuntansi. Penggunaan kode akun dan
bukan nama akun akan mempercepat pencarian akun yang akan diisi dengan informasi dalam
proses posting.
a. Tujuan Kode
• Mengidentifikasi data akuntansi secara unik. Data akuntansi perlu diberi
identifikasi secara unik agar dapat dilakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpanan,
dan pengambilan data tersebut dengan benar. Jika misalnya perusahaan memiliki
300 debitur nama debetur bukanlah alat identifikasi yang baik untuk mencatat
transaksi yang bersangkutan dengan tiap debitur. Hanya dengan kode angka
misalnya masing-masing debitur menjadi memiliki identitas yang unik yang
menjadikan satu debitur berbeda dari debitur yang lainnya.
• Meringkas Data. Kode menjadikan data akuntansi lebih ringkas sehingga
memerlukan lebih sedikit ruang dalam pencatatannya. Dalam pencatatan transaksi

6
penjualan misalnya Bagian Akuntansi dak perlu menuliskan nama akun Beban
Pokok Penjualan dan Persediaan Produk. Namun cukup menuliskan kode kedua
akun tersebut dalam jurnal umum.
• Mengklasifikasi Akun atau Transaksi. Dalam mengolah data akuntansi, kode
digunakan untuk menunjukkan ke dalam klasifikasi apa suatu akun atau transaksi
dikelompokkan. Misalny daerah pemasaran Yogyakarta diberi kode 15, maka
semua faktur penjualan untuk transaksi penjualan yang terjadi di Yogyakarta akan
diberi kode 15, sehingga memudahkan pengklasifikasian informasi penjualan
menurut daerah pemasaran.
• Menyampaikan Makna Tertentu. Dengan kode kita dapat menyampaikan informasi
yang bermakna tertentu. Jika mobil Daerah Istimewa Yogyakarta diberi kede yang
dimulai dengan huruf AB, maka sebuah mobil yang kodenya dimulai dengan angka
AB akan bermakna tertentu bagi orang yang memahami sistem pemberian kode
tersebut.
b. Metode Pemberian Kode Akun
Pemberian kode akun umumnya didasarkan pada rerangka pemberian kode tertentu,
sehingga memudahkan pemakai dalam penggunaannya. Pemberian kode akun tidak
dimaksudkan agar pemakai menghafalkan kode-kode akun yang disusun, namun untuk
memudahkan pemakai mengikuti rerangka logika pemberian kode akun, sehingga dapat
menggunakan akun yang disusun untuk pemberian identifikasi transaksi yang terjadi dalam
perusahaan. Ada 5 metode pemberian kode akun, yaitu ;
1) Kode angka atau alfabet urut (numerical or alphabetic sequence code)

1. Kas dan Bank


2. Investasi Jangka Pendek
3. Piutang
4. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang
5. Persediaan Barang Jadi
6. Persediaan Barang dalam Proses
7. Persediaan Bahan Baku dan Bahan Penolong
8. Biaya Dibayar di Muka
9. Aset Lancar Lainnya
10. Investasi Jangka Panjang

7
11. Tanah
12. Gedung
13. Akumulasi Penyusutan Gedung
14. Mesin
15. Akumulasi Penyusutan Mesin
16. Mebel
17. Akumulasi Penyusutan –Mebel
18. Aset Tetap Lainnya
19. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya
20. Beban Tangguhan
21. Aset Lain-Lain
22. Utang Dagang
23. Utang Pajak
24. Utang Gaji dan Upah
25. Utang Biaya
26. Pendapatan Diterima di Muka
27. Utang Lancar Lainnya
28. Utang Jangka Panjang-Bank
29. Modal Saham
30. Saldo Laba
31. Pendapatan Penjualan
32. Beban Pokok Penjualan
33. Biaya Bahan Baku
34. Biaya Tenaga Kerja
35. Biaya Overhead Pabrik
36. Beban Administrasi dan Umum
37. Beban Pemasaran
38. Pendapatan Lain-Lain
39. Beban Lain-Lain
40. Laba Rugi
2) Kode angka balok (block numerical code)
3) Kode angka kelompok (group numerical code)
4) Kode angka decimal (decimal code)

8
5) Kode angka urut didahului dengan huruf (numerical sequence preceded by an
alphabetic reference)

2.4 Posting ke dalam Akun Buku Besar dan Buku Pembantu


Posting adalah proses menyortir dan memindahkan data ke dalam akun buku besar dan buku
pembantu. Posting ke dalam buku besar dan buku pembantu dapat dilakukan dengan salah satu
di antara empat nmetode berikut ini:

a. Posting jurnal ke dalam akun buku besar dengan tulisan tangan dan posting dokumen
sumber ke dalam akun buku pembantu dengan cara yang sama.

Dalam metode ini, melakukan pembuatan rekapitulasi jurnal lebih dahulu, lalu posting ke
dalam akun buku pembantu, kemudian posting ke dalam buku besar dengan cara tulis
tangan. Dan biasanya sumber merupakan harga pokok serta asset tetap.

9
Bagan alir metode ini:

Buku Pembantu, Akun Kontrol, dan Jurnal yang berkaitan

Untuk menjamin ketelitian, dibuat neraca saldo (trial balance) yang berisi jumlah
pendebitan dan pengkreditan tiap akun buku pembantu. Neraca saldo ini direkonsiliasi
dengan pendebitan dan pengkreditan akun kontrol yang bersangkutan.

10
b. Posting dokumen sumber ke dalam akun buku pembantu yang menghasilkan jurnal sebagai
tembusan posting ke dalam akun tersebut.

Dalam metode ini, dokumen sumber di posting ke dalam buku pembantu dengan tulis
tangan atau dengan mesin pembukuan yang tembusan postingan menghasilkan jurnal. Lalu
di posting ke dalam buku besar.

Bagan alir metode ini:

Untuk menjamin ketelitian, dilakukan kelitian posting langsung (direct proof) dengan
menggunakan mesin pembukuan atau dengan melaksanakan pembuktian ketelitian posting
tidak langsung (indirect saldo proof).

Namun jika secara tidak langsung maka dibuat neraca saldo (trial balance) yang berisi
jumlah pendebitan dan pengkreditan tiap akun buku pembantu. Neraca saldo ini
direkonsiliasi dengan pendebitan dan pengkreditan akun kontrol yang bersangkutan

c. Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian dokumen sumber, yang
sekaligus menghasilkan jurnal sebagai tembusan pengisian bukti tersebut

Dalam metode ini, pembuatan dokumen sumber, posting ke dalam buku pembantu, dan
pencatatan jurnal dilakukan dalam sekali tulis (biasanya dengan mesin pembukuan). Lalu
di posting ke dalam buku besar dari sumber jurnal tersebut.

11
Untuk menjamin ketelitian, jika secara tidak langsung maka dibuat neraca saldo (trial
balance) yang berisi jumlah pendebitan dan pengkreditan tiap akun buku pembantu. Neraca
saldo ini direkonsiliasi dengan pendebitan dan pengkreditan akun kontrol yang
bersangkutan. Namun akun-akun buku besar secara periodic dibuat neraca saldo untuk
mengecek apakah jumlah pengeditan dan jumlah pengkreditan akun-akun buku besar
seimbang.

d. Pembukuan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping)


Dalam metode ini, tidak digunakan buku pembantu dalam pembukuan. Fungsi buku
pembantu digantikan dergan arsip dokumen sumber. secara periodik informasi diposting
ke dalam akun yang bersangkutan dalam buku besar dengan tulis tangan. Setelah dokumen
sumber dicatat dalam jurnal, kemudian diarsipkan sementara menurut abjad atau susunan
yang lain. Arsip dokumen sumber inilah yang berfungsi sebagai buku pembantu.

2.5 Cara Penangan Dokumen Sumber


Dokumen sumber merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam data terjadinya
transaksi keuangan, yang merupakan dasar untuk melakukan pencatatan & dalam jurnal dan
akun pembantu.

Dokumen sumber dapat digolongkan menjadi dua jenis:


a) Media tunggal (single docurent atau single media) merupakan dokumen sumber yang hanya
berisi satu akun yang didebit atau satu akun yang dikredit
b) Media campuran (mixed document atau mixad media) merupakan dokumen sumber yang
berisi lebih dari satu akun yang dikredit atau lebih dari satu akun yang didebit.

12
Pencatatan dokumen sumber ke dalam jurnal, baik yang berupa media tunggal maupun media
campuran tidak menimbulkan masalah, karena pencatatan ke dalam jurnal didasarkan pada
urutan tanggal terjadinya transaksi yang tercantum dalam media yang bersangkutan.

Terdapat 5 tahap dalam pencatatan media ke dalam akun pembantu:


a) Mengambil media yang akan dicatat ke dalam akun pembantu.
b) Mencari kartu akun yang akan didebit atau dikredit yang di simpan berdasarkan data yang
tercantum dalam media.
c) Mengambil dari arsip kartu akun yang dipilih dalam tahap ke-2 dan meletakkan atas meja
(atau jika posting ke dalam akun dilakukan dengan mesin pembukuan, di pasang pada
mesin tersebut)
d) Mencatat data yang tercantum dalam media ke dalam kartu akun yang diambil dari arsip
pada tahap ke-3.
e) Mengembalikan kartu akun ke tempat semula dalam arsip untuk membudahlan
pencariannya kembalit dalam posting tempatnya berikutnya.

Maka umumnya media di-posting ke dalam akun pembantu secara kelompok (batch) der
kelompok media tersebut di posting sekaligus ke dalam akun pembantu dalam satu kali periode
posting.

2.5.1 Penanganan Media Tunggal


Posting media tunggal ke dalam akun pembantu tidak menimbulkan masalah. Sebagai
contoh media tunggal adalah faktur penjualan kredit yang merupakan dokumen sumber
dalam pencatatan piutang ke dalam akun pembantu piutang.

Faktur penjualan kredit dibuat untuk setiap pembeli, sehingga setiap faktur hanya berisi
satu pendebitan ke dalam akun pembantu piutang debitur yang namanya tercantum dalam
faktur.

2.5.2 Penanganan Media Campuran


Posting media campuran ke dalam akun pembantu dilakukan dengan salah satu dari dua
metode ini:
1. Random posting.
Karakteristik random posting adalah:
13
a. Setiap media hanya diambil sekali untuk di-posting ke dalam akun.
b. Akun dapat diambil lebih dari satu kali selama periode posting
2. Exhaust posting.
Karakteristik exhaust posting adalah sebagai berikut:
a. Setiap akun hanya diambil sekali untuk diisi posting dari media.
b. Media dapat diambil lebih dari satu kali untuk di-posting ke dalam akun selama
periode posting.

14
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk
menyortisasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku pembantu
(subsidiary ledgers) adalah suatu cabang buku besar yang berisi rincian akun tertentu
yang ada dalam buku besar. Terdapat beberapa formulir akun buku besar, diantaranya:
• Akun dengan debit lebar (wide debit ledger)
• Akun biasa (regular ledger)
• Akun berkolom saldo ditengah (center belance ledger)
• Akun berkolom saldo (balance ledger)
• Akun ganda berkolom saldo (double ledger with balance ledger)
• Akun dengan saldo lama dan salso baru (old and new balance ledger)
Dengan menggunakan metode-metode yang dapat membantu pencatatan dari jurnal ke
buku pembantu. Seperti pencatatan kode akun. Namun, dalam memposting ke dalam akun
buku besar dan buku pembantu tentu dilakukan dengan beberapa metode, yakni: Posting
jurnal ke dalam akun buku besar dengan tulisan tangan dan posting dokumen sumber ke
dalam akun buku pembantu dengan cara yang sama; Posting dokumen sumber ke dalam
akun buku pembantu yang menghasilkan jurnal sebagai tembusan posting ke dalam akun
tersebut; Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian dokumen sumber,
yang sekaligus menghasilkan jurnal sebagai tembusan pengisian bukti tersebut; serta
Pembukuan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping). Untuk selanjutnya yaitu
penanganan dokumen sumber, penanganan dokumen sumber itu sendiri dibagi menjadi dua
yang berbeda yaitu media tunggal dan media campuran.

3.2 Saran
Penulisan makalah ini bertujuan agar para pembaca semakin memahami mengenai buku
besar serta buku pembantu dalam pencatatan akuntansi. Kelompok kami berharap
terdapat pengembangan lebih lagi dalam segi isi maupun latar belakang dalam makalah
ini guna menambah pengetahuan para pembaca. Kritik dan saran sangat diperlukan
penulis demi pembuatan makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Kelompok kami juga
menyarankan menitipkan bagi para pembaca untuk selalu menyaring, memahami, serta
mengkaji setiap isi dari makalah yang kami tulis, guna pengembangkan pengetahuan dan
kemampuan perakuntansian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2018. Sistem Akuntansi Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Indrayati. 2016. Sistem Akuntansi (Teori dan Konsep Desain SIA). Malang: Aditya Media
Publishing

16

Anda mungkin juga menyukai