Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 2


“ SISTEM AKUNTANSI BUKU BESAR DAN PELAPORAN “

Disusun oleh :
1. M Febri Ary Wibowo 219133449 / 5 AK B1
2. Siti Rohmah 219133554 / 5 AK B1
3. Yolanda Dwi Ferdiansyah 219133351 / 5 AK B1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIDYA GAMA LUMAJANG
STATUS TERAKREDITASI
Jln. Gatot Subroto No. 4 Telp./fax. (0334)881924 LUMAJANG - 67352
Email: info@stiewidyagamalumajang.ac.id. Website:
stiewidyagamalumajang.ac.id.
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini pada waktu
yang telah ditentukan.
Tugas yang kami kerjakan ini berisi materi mengenai “Sistem Akuntansi
Buku Besar dan Pelaporan”, dengan harapan agar makalah ini dapat berguna untuk
menunjang dan meningkatkan pengetahuan dalam materi yang dibahas.
Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen mata
kuliah Sistem Informasi Akuntansi 2, yang telah memberikan tugas kelompok,
sehingga kami dapat memiliki tambahan pengetahuan dari kerja sama antara anggota
kelompok.
Demikian kata pembuka dari kami, semoga dapat bermanfaat dan berguna
bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami mohon maaf. Atas perhatian dan pengertiannya, kami ucapkan
terimakasih.

Lumajang, 28 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN...........................................................................................3

2.1 Sistem Buku Besar dan Pelaporan........................................................................3


2.2 Aktivitas-Aktivitas Dalam Sistem Buku Besar....................................................3
2.2.1 Memperbarui Buku Besar..........................................................................4
2.2.2 Posting Jurnal Penyesuaian........................................................................6
2.2.3 Menyiapkan Laporan Keuangan................................................................8
2.2.4 Menghasilkan Laporan Manajerial..........................................................13

BAB 3. KESIMPULAN...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua
sistem yang mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya
dipandang sebagai satu sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan
keuangan. Input sistem buku besar berasal dari siklus transaksi. Rangkuman
aktivitas transaksi diolah oleh sistem buku besar untuk memperbaharui akun-
akun control buku besar. Sistem pelaporan keuangan mengukur dan
melaporkan status sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya
tersebut. Sistem pelaporan keuangan mengkomunikasikan informasi terutama
pada pemakai esternal. Jenis pelaporan ini disebut nondiscretionary karena
organisasi memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali pilihan dalam informasi
ini terdiri atas laporan keuangan tradisional, pengembalian pajak dan
dokumen hokum lainnya. Sistem buku besar dan pelaporan keuangan
melakukan pengumpulan data transaksi, mengolah transaksi yang masuk,
menyimpan data transaksi, memelihara pengendalian akuntansi, menghasilkan
laporan keuangan, dan mengklasifikasian data transaksi dan akun. Sistem
pemprosesan transaksi dalam perusahaan dapat dilakukan secara manual
maupun komputerisasi. Dua system pemprosesan tersebut akan
mempengaruhi input, proses, output, menejemen data dan pengendaliannya.
Transaksi secara manual dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat
dalam jurnal khusus dan jurnal umum sesuai dengan tipe
transosesmpraksinya. Sistem pemprosesan transaksi terkomputerisasi pada
dasarnya memiliki proses yang sama dengan system pemprosesan transaksi
secara manual.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah,
antara lain:
a. Aktivitas apa sajakah yang menjadi dasar dalam sistem buku besar dan
pelaporan?
b. Pengendalia dasar apakah yang diperlukan untuk memastikan bahwa buku
besar dan pelaporan menyajikan informasi yang andal bagi manajemen?
c. Dampak apa saja yang terjadi dari perubahan peraturan teknologi, seperti
peralihan dari GAAP ke IFRS?
d. Bagaimana alat-alat seperti akuntansi pertanggungjawaban, balanced
scorecard dan grafik yang didesain dengan baik dapat meningkatkan
kualitas informasi yang disediakan kepada para manajer?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Buku Besar dan Pelaporan


Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan
yang mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar
merupakan dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi. Buku besar
dapat memberikan pelaporan informasi ataupun nilai transaksi untuk periode
akuntansi tertentu.

Berdasarkan siklus diatas bahwa buku besar merupakan ujung dari


setiap kegiatan dalam suatu organisasi perusahaan. Hal tersebut memberikan
pelaporan atas suatu kinerja dal perusahaan.
 Proses
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang
memungkinkan tercapanya berbagai kebutuhan informasi baik pengguna

3
4

internal maupun pengguna eksternal. Para manajer membutuhkan informasi


yang detail dan tepat waktu mengenai hasil operasi dan tanggung jawab
tertentu. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, sistem buku besar dan
pelaporan tidak hanya menghasilkan laporan periodik, tetapi juga mendukung
secara umum.
 Ancaman dan pengendalian
Secara umum terdapat masalah diseluruh siklus buku besar dan
pelaporannya. Pada hal ini terdapat berbagai ancaman diantaranya adanya
data buku besar yang tidak akurat atau valid, pengungkapan laporan keuangan
yang tidak diotorisasi, hilangnya atau perusakan data. Dari adanya ancaman
tersebut perlu adanya pengendalian dari timbulnya acncaman yang ada dengan
cara berikut. Pada ancaman data yang tidak akurat dilakukan pengendalian
dengan integritas pengolahan data sedangkan dari ancaman pengungkapan
laporan keuangan yang tidak diotorisasi, dengan memberikan batasan akses
kebuku besar dan back up dan prosedur pemulihan data. Dengan pengandalian
atas ancaman tersebut maka diharapkan dari ancaman yang muncul akan
dapat diatasi dengan baik.
2.2 Aktivitas-Aktivitas Dalam Sistem Buku Besar
2.2.1 Memperbarui Buku Besar
 Proses
Aktivitas memperbarui buku besar terdiri dari posting entri jurnal yang
berasal dari data sumber berikut.
1. Subsistem akuntansi. Pada subsistem ini membuat sebuah entri jurnal
untuk memperbaruhi buku besar. Dalam teori buku besar dapat
diperbaruhi untuk setiap transaksi yang terjadi. Dalam praktiknya berbagai
ubsistem akuntansi biasanya mempebaruhi buku besar dengan cara
meringkas entri jurnal yang menunjukan hasil transaksi yang terjadi dalam
periode tertentu.
2. Bendahara. Kantor bendahara menyediakan informasi bagi entri jurnal
untuk memperbarui buku besar terkait transaksi tidak rutin seperti
5

penerbitan dan penarikan utang, pembelian dan penjualan sekuritas, atau


akuisisi saham treasury.
 Ancaman dan pengendalian
Ancaman yang muncu pada proses memperbarui buku besar yaitu
adanya pembaruan yang tidak akurat atas buku besar, entri jurnal yang tidak
diotorisasi. Dari ancaman tersebut terdapat pengandalian yang harus
dilakukan yaitu dengan pengndalian integritas pemprosesan entri data,
rekonsiliasi dan laporan pengendalian, pembuatan dan tinjauan jejak audit,
pengendalian akses, rekonsiliasi dan laporan pengendalian. Dan terdapat
pengendalian atas entri jurnalasli yang dilakukan oleh bendahara, yaitu:
1. Pengecekan validitas untuk memastikan akun-akun buku besar ada unuk
setiap refrensi nomor akun yang dijadikan refrensi entri jurnal.
2. Pengecekan field untuk memastikan bahwa jumlah fiel dalam entri jurnal
hanya berisi data numerik.
3. Pengecekan saldo nol untuk memverifikasi bahwa dalam entri jurnal, total
debit sama dengan total kredit.
4. Pengecekan kelengkapan untuk memastikan seluruh data yang terkait
telah dimasukan terutama entri jurnal.
5. Verifikasi closed loop untuk mencocokan nomor akun dengan deskripsi
akun untuk memastikan bahwa akun buku besar yang sedang diakses.
6. Pengecekan tanda saldo akun buku besar untuk memverifikasi saldo
berada pada posisi yang tepat setelah pembauan telah dilakukan.
7. Memhitung total yang terjadi untuk memverifikasi keakuratan
pemprosesan sejumlah voucer jurnal.
8. Jejak Audit. Jejak audit (audit trail ) adalah jalur yang dapat ditelusuri
yang menunjukkan arus sebuah transaksi yang mengalir melalui system
informasi untuk memengaruhi saldo akun buku besar. Jejak audit ini
memungkinkan sebuah transaksi untuk ditelusuri melalui sebuah system
pengolahan data dari titik asal hingga pada keluaran atau sebaliknya dari
keluaran menuju titik asal.
6

Sebuah jejak audit yang didesain dengan tepat menyediakan kemampuan


untuk menjalankan tugas-tugas berikut :
a. Melacak berbagai transaksi dari dokumen sumber aslinya sampai entri
jurnal yang diperbaharui ke buku besar dan sampai pada berbagai
laporan atau dokumen lain yang menggunakan data tersebut.
b. Sarana untuk memverifikasi bahwa seluruh transaksi yang dicatat
diotorisasi dan dicatat dengan benar.
Dalam system akuntansi, file voucher adalah sebuah bagian penting
dari jejak audit, menyediakan informasi mengenai sumber seluruh entri
yang dibuat untuk memperbaharui buku besar. Kemampuan yang sama
juga disediakan oleh fitur aliran kerja bisnis dalam system ERP, yang
mempermudah dalam menelusuri setiap langkah yang digunakan dalam
memproses sebuah transaksi.
2.2.2 Posting Jurnal Penyesuaian
 Proses
Jurnal penyesuaian asli berasal dari kantor kontrolir dan setelah neraca
saldo awal disiapkan. Jurnal penyesuaian dibagi dalam lima kategori
dasar, antara lain:
a. Akrual
Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang
menggambarkan transaksi-transaksi yang telah terjadi, tetapi kasnya
belum diterima atau dikeluarkan. Contohnya meliputi pencatatan
pendapatan bunga yang harus diterima dan upah yang belum dibayar.
b. Penangguhan
Adalah entri yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang
menggambarkan penerimaan kas sebelum pekerjaan terkait transaksi
dilaksanakan. Contohnya meliputi pengakuan pendapatan diterima di
muka sebagai kewajiban dan mencatat pembayaran tertentu
( misalnya, sewa, bunga, dan asuransi ) sebagai asset yang dibayar di
muka.
7

c. Estimasi
Adalah entri yang menunjukkan sebagian biaya yang
diharapkan terjadi selama sejumlah periode akuntansi. Contohnya
meliputi depresiasi dan beban utang tak tertagih.
d. Revaluasi
Adalah entri yang dibuat untuk menggambarkan selisih antara
nilai akrual dan nilai tercatat dari suatu asset atau perubahan dalam
prinsip akuntansi. Contohnya meliputi perubahan dalam metode yang
digunakan untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan
yang menggambarkan tingkat keusangan, atau catatan penyesuaian
persediaan yang menunjukkan hasil tercatat pada saat dilakukan
perhitungan fisik persediaan.
e. Koreksi
Adalah entri yang dibuat untuk membalik pengaruh dari
kesalahan yang ditemukan dalam buku besar. Informasi mengenai
jurnal penyesuaian juga disimpan dalam file voucher jurnal. Setelah
seluruh jurnal penyesuaian di posting, kemudian dibuat neraca saldo
penyesuaian. Neraca saldo penyesuaian digunakan sebagai input
terhadap langkah selanjutnya dalam siklus buku besar dan pelaporan
keuangan, persiapan penyusunan laporan keuangan.
 Ancaman dan Pengendalian
Entri jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi atau tidak akurat
adalah ancaman yang perlu diatasi karena dapat menghasilkan laporan
keuangan yang keliru dan mengarah pada keputusan yang buruk. Untuk
mengurangi risiko input yang keliru, jenis pengendalian integritas
pemrosesan entri data yang sama yang dibahas sebelumnya untuk
mencegah ancaman entri jurnal yang keliru oleh bendahara yang
diterapkan terhadap entri jurnal penyesuaian yang dibuat oleh kontrolir.
Pengendalian tambahan disediakan dengan membuat sebuah file jurnal
penyesuaian standar untuk jurnal penyesuaian jurnal yang berulang dibuat
8

pada setiap periode, seperti beban depresiasi. Sebuah file jurnal


penyesuaian standar meningkatkan ketepatan input dengan mengeliminasi
kebutuhan untuk memasukkan jenis entri jurnal yang sama secara
berulang. File jurnal penyesuaian juga mengurangi risiko lupa
memasukkan sebuah jurnal penyesuaian yang berulang, sehingga
memastikan kelengkapan input.
Pengendalian akses yang kuat mengurangi risiko jurnal penyesuaian
yang tidak diotorisasi. Rekonsiliasi periodic dan jejak audit menyediakan
sebuah sarana untuk mendeteksi jurnal penyesuaian yang tidak diotorisasi
dan tidak akurat
2.2.3 Menyiapkan Laporan Keuangan
Dua perkembangan regulasi dan teknologi terbaru yang memengaruhi
proses persiapan laporan keuangan secara signifikan, antara lain:
a. Transisi dari GAAP ke IFRS
IFRS berbeda dari GAAP dalam beberapa cara yang
memengaruhi desain system buku besar dan pelaporan sebuah
perusahaan. Salah satunya adalah pada aktiva tetap. Dalam GAAP,
sebagian besar aktiva tetap utama dicatat dan didepresiasikan dalam
basis gabungan. Sebaliknya, IFRS secara umum mewajibkan
pengaturan dalam bentuk komponen aktiva tetap, untuk mengakui
fakta bahwa elemen yang berbeda mungkin memiliki umur ekonomis
yang berbeda. Perbedaan lainnya mencakup perhitungan biaya
penelitian dan pengembangan. Dibandingkan GAAP, IFRS
memungkinkan kapitalisasi biaya pengembangan pada tahap awal
proses. Perbedaan ketiga adalah IFRS tidak mengizinkan penggunaan
metode last in first out (LIFO) untuk perhitungan persediaan.
Akibatnya, perusahaan yang menggunakan LIFO harus memodifikasi
system akuntansi biayanya dan perhitungan yang digunakan untuk
menilai persediaan.
b. XBRL : Merevolusi Pelaporan XBRL
9

XBRL adalah singkatan dari eXtensible Business Reporting


Language, yaitu suatu bahasa pemrograman yang didesain secara
khusus untuk memfasilitasi komunikasi informasi bisnis. XBRL secara
spesifik didesain bagi penggunaan dalam mengomunikasikan isi dari
data keuangan. Sebelum menggunakan XBRL, harus membuat
laporan secara manual dalam berbagai format bagi berbagai jenis
pengguna meskipun laporan dikirim secara elektronik. XBRL dapat
menghemat waktu dan mengurangi kesempatan bagi kesalahan entri
data. Dengan XBRL meningkatkan proses pelaporan, mereka yang
menyiapkan membuat kode dan mengirimkannya secara elektronik
dalam berbagai format ke para pengguna, yang dapat secara langsung
menganalisinya.
File XBRL yang mengandung data yang ditandai dan
diantarkan ke para pengguna disebut sebagai dokumen contoh.
Dokumen contoh berisi mengenai akun-akun dalam laporan keuangan
tertentu, termasuk nilai dan informasi kontekstual seperti unit
pengukuran dan apakah nilai adalah untuk satu titik waktu tertentu dari
suatu periode tertentu. Elemen adalah sebuah komponen data tertentu
dalam suatu dokumen contoh XBRL, seperti hal baris laporan
keuangan. Dokumen contoh dibuat dengan menerapkan sebuah
taksonomi terhadap serangkaian data. Sebuah taksonomi adalah
serangkaian file yang menjelaskan berbagai elemen-elemen dan
hubungan diantaranya. Satu bagian taksonomi disebut skema, skema
adalah sebuah file XBRL yang menjelaskan setiap elemen yang
muncul dalam sebuah dokumen contoh spesifik. Berikut atribut dasar
yang digunakan untuk menjelaskan setiap elemen, antara lain:
 Perangkat lunak menggunakan indentifikasi nama yang unik
 Sebuah deskripsi yang digunakan untuk menginterpretasikan
elemen dengan benar
 Jenis data elemen
10

 Jenis saldo normal elemen


 Jenis periode elemen
Linkbase adalah sebuah file XBRL atau lebih yang
menjelaskan hubungan antar elemen yang muncul dalam sebuah
dokumen contoh tertentu. Linkbase antara lain,
 Linkbase Reference, mengidentifikasi keputusan otoritatif yang
relevan
 Linkbase Calculation, menjelaskan cara mengombinasikan
elemen-elemen.
 Linkbase Definition, menunjukkan hubungan hierarkis antar
elemen
 Linkbase Presentation, menjelaskan cara mengelompokkan elemen
 Linkbase Label, mengasosiasikan label-label yang termasuk
kelompok human readable dengan elemen.
Informasi dalam sebuah taksonomi XBRL digunakan untuk
menandai data dan membuat sebuah dokumen contoh, taksonomi yang
baik biasanya digunakan untuk membuat satu set dokumen contoh
terpisah, satu untuk tiap tahun pelaporan.
Berikut gambar aktivitas dalam sistem buku besar dan pelaporan :
11

Peran Akuntan
Para akuntan dapat dan harusnya memainkan peran besar
dalam semua tahap pembuatan laporan XBRL, dimulai dari pemilihan
taksonomi yang sesuai. Untuk memasukkan keterbandingan di laporan
XBRL yang dihasilkan oleh organisasi yang berbeda, taksonomi
standar telah dikembangkan bagi banyak negara dan industri yang
berbeda. Para akuntan menggunakan pengetahuan mereka atas praktik
bisnis organisasi tersebut ditambah prinsip-prinsip akuntansi umum
untuk memilih taksonomi standar yang paling menyesuaikan
organisasi tersebut. Mereka kemudian memetakan tiap hal data dalam
sistem akuntansi organisasi terhadap elemen-elemen yang berkaitan
dalam taksonomi.
Meski demikian, taksonomi standar tidak dapat menutupi setiap situasi
yang mungkin. Terkadang, sebuah organisasi perlu mencatat informasi
keuangan dalam cara atau tingkat detail yang berbeda guna
menunjukkan cara uniknya dalam berbisnis. Dalam kasus tersebut,
para akuntan dapat membuat tanda baru untuk menyajikan informasi
mengenai aktivitas bisnis organisasi tersebut dengan lebih akurat.
Tanda-tanda baru inilah yang disebut sebagai taksonomi perpanjangan
(extension taxonomy). Kemampuan untuk memodifikasi XBRL ini
yang menyebabkan hal itu disebut sebagai bahasa yang dapat
dipanjangkan.
Para akuntan cenderung menggunakan perangkat lunak untuk
melakukan taksonomi tesebut (dan segala perpanjangan) untuk
menandai data organisasi mereka, membuat dokumen contoh, dan
kemudian memvalidasi dokumen contoh tersebut sebelum dikirimkan.
Para akuntan juga akan berpartisipasi secara khusus dalam pembuatan
style sheet untuk memastikan bahwa informasi tersebut ditampilkan
dengan layak.
12

 Ancaman dan Pengendalian


Salah satu ancaman yang ada adalah pembuatan laporan
keuangan yang tidak akurat. Pengendalian integritas pengolahan data
untuk entri jurnal dikombinasikan dengan penggunaan serangkaian
perangkat lunak untuk mendapatkan laporan keuangan dengan risiko
kesalahan numerik dalam data yang minim. Meski demikian, karena
baik IFRS maupun XBRL memerlukan berbagai pertimbangan
mengenai bagaimana mengklasifikasikan informasi, ada risiko bahwa
laporan keuangan mungkin tidak menunjukkan hasil operasi dengan
akurat. Masalah potensial lainnya adalah adanya anggapan bahwa
pembuatan perpanjangan taksonomi tidak penting dan lebih memilih
menggunakan tanda standar.
Pelaporan keuangan yang curang adalah masalah potensial
lainnya. Kecurangan atas laporan keuangan sering melibatkan entri
jurnal oleh manajemen level atas yang menyebabkan laporan
keuangan oganisasi tersebut menjadi lebih saji atau kurang saji pada
nilai kewajiban. Sulit untuk mencegah entri jurnal tersebut karena
manajemen level atas pada dasarnya memiliki kemampuan untuk
mengesampingkan sebagian besar pengendalian internal. Oleh karena
itu pengendalian terbaik untuk menanggulangi ancaman terkait
kecurangan laporan keuangan adalah dengan review (audit)
independen bagi seluruh entri jurnal khusus yang digunakan untuk
membuat buku besar. Meskipun Statement of Auditing Standards
nomor 99 mengharuskan para auditor eksternal untuk menguji
kelayakan entri jurnal yang dicatat dalam buku besar dan penyesuaian
lainnya, para auditor internal juga harus meninjau seluruh penyesuaian
terhadap buku besar secara teratur. Meski demikian, agar efektif,
pengujian tersebut memerlukan konfigurasi yang layak atas sistem
akuntansi, sehingga setiap perubahan terhadap akun-akun buku besar
diketahui dan dicatat sebagai bagian dari jejak audit.
13

2.2.4 Menghasilkan Laporan Manajerial


Aktivitas akhir dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah
menghasilkan berbagai laporan manajerial, termasuk anggaran.
 Proses
Sistem ERP, salah satunya dapat membuat sejumlah anggaran untuk
membantu para manajer merencanakan dan mengevaluasi kinerja. Sebuah
anggaran aktivitas operasi menggambarkan pendapatan dan pengeluaran
yang direncanakan oleh tiap-tiap unit organisasi. Sebuah anggaran
pengeluaran modal menunjukkan arus masuk dan keluar kas yang
direncanakan untuk setiap proyek model. Anggaran arus kas
membandingkan arus masuk kas dari operasi dengan pengeluaran yang
direncanakan dan digunakan untuk menentukan kebutuhan peminjaman.
Sebagai tambahan pada anggaran, kemampuan pemrosesan pertanyaan
sistem ERP memungkinakn para manajer untuk membuat sejumlah
laporan kinerja yang hampir tak terbatas dengan mudah. Sebagai contoh,
penjualan dapat dibedakan berdasarkan produk, pramuniaga, dan
pelanggan. Menampilkan data dalam grafik dapat membantu para manajer
mengidentifikasi trend dan hubungan penting dengan cepat, begitu pula
area yang memerlukan analisis lebih detail. Para akuntan harus memahami
cara menggunakan kemampuan pelaporan fleksibel dan grafik atas sistem
ERP, sehingga mereka dapat menambahkan nilai dengan menyarankan
cara-cara alternatif untuk mengatur dan menganalisis data mengenai
proses bisnis.
 Ancaman dan Pengendalian
Laporan dan grafik yang didesain dengan buruk dapat menyebabkan
manajemen membuat keputusan yang bias atau keliru. Tiga pengendalian
yang penting untuk menanggulangi ancaman tersebut, yaitu penggunaan
akuntansi pertanggungjawaban dan anggaran fleksibel untuk mendesain
laporan kinerja, balance scorecard, dan memahami prinsip-prinsip desain
grafik yang layak.
14

a. Akuntansi Pertanggung jawaban dan Penganggaran Fleksibel


Untuk mengevaluasi kinerja dengan layak, laporan harus
menekankan hasil yang dapat dikendalikan secara langsung oleh orang
atau unit yang dievaluasi. Akuntansi Pertanggungjawaban
(responsibility accounting) melakukan ini dengan menghasilkan
serangkaian laporan berkorelasi yang membagi kinerja keseluruhan
organisasi berdasarkan subunit spesifik yang sebagian besar dapat
mengendalikan aktivitas-aktivitas tersebut secara langsung, .
Sebuah Anggaran Fleksibel (flexible budget), yaitu jumlah yang
dianggarkan bervariasi dalam hubungan tehadap beberapa ukuran
aktivitas organisasi, menanggulangi masalah ini. Penganggaran
fleksibel akan perlu membagi anggaran bagi tiap hal baris dalam
departemen pengawas umum ke dalam komponen biaya tetap dan
variabelnya. Dengan cara ini, standar anggaran akan secara otomatis
disesuaikan untuk segala peningkatan yang tidak direncanakan dalam
produksi. Maka, selisih antara standar yang disesuaikan ini dan biaya
sesungguhnya dapat diinterpretasikan dengan lebih layak.
b. Balance Scorecard
Satu masalah dengan laporan yang dihasilkan oleh banyak
sistem akuntansi adalah bahwa laporan tersebut terlalu fokus hanya
pada satu dimensi kinerja secara sempit yang direfleksikan dalam
laporan keuangan. Balance scorecard berupaya untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Balance scorecard adalah sebuah laporan yang
menyediakan perspektif multidimensi atas kinerja organisasi. Balance
scorecard berisi ukuran-ukuran yang menunjukkan empat perspektif
organisasi, yaitu keuangan, pelanggan, operasi internal, serta inovasi
dan pembelajaran. Keempat dimensi balance scorecard secara
bersama-sama menyediakan sebuah ikhtisar kinerja keorganisasian
yang jauh lebih komprehensif daripada yang hanya disediakan oleh
ukuran keuangan.
15

Bagi setiap organisasi, pelanggan adalah kunci tercapainya


tujuan keuangan. Oleh karena itu, perspektif pelanggan berdasarkan
balance scorecard AOE berisi dua tujuan utama, yaitu meningkatkan
kepuasan pelanggan dan menjadi pemasok yang diari oleh para
pelanggan penting. Oleh karena itu, pencapaian tujuan-tujuan terkait
pelanggan harus dilakukan dengan proses internal perusahaan yang
efisien dan efektif.
Para akuntan dan profesional sistem harus berpartisipasi dalam
pengembangan sebuah balance scorecard. Meskipun awalnya balanced
scorecard dikembangkan sebagai alat manajemen strategis, balanced
scorecard juga dapat digunakan sebagai sasaran untuk mengelola
risiko perusahaan secara lebih baik, yaitu dengan menggabungkan
tujuan dan ukuran berbasis risiko yang sesuai dalam berbagai dimensi.
c. Prinsip-Prinsip Desain Grafik yang Tepat
Grafik yang didesain dengan baik mempermudah proses
identifikasi serta pemahaman trend dan hubungan. Sementara, grafik
yang didesain dengan buruk dapat mengganggu pembuatan keputusan
dengan perhatian yang menyesatkan, menyembunyikan perubahan-
perubahan penting dalam data, atau menyebabakan kesan awal yang
keliru.
Meskipun ada beberapa jenis grafik, diagram batang adalah
jenis yang paling umum digunakan untuk menampilkan trend data
keuangan. Oleh karena itu, pembahasan ini akan berfokus pada
beberapa prinsip dasar yang memungkinkan diagram batang mudah
dibaca.
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip desain grafik yang baik :
1. Gunakan judul yang meringkas pesan dasar.
2. Sertakan nilai data dengan elemen masing-masing untuk
memfasilitasi perhitungan dan analisis mental.
16

3. Gunakan batang 2-D, bukan 3-D karena batang 2-D


mempermudah untuk menilai besarnya perubahan dan trend
dengan akurat.
Meskipun demikian, grafik tidak hanya harus mudah dibaca, tetapi
juga harus mengarahkan pada interpretasi data yang mendasari dengan
akurat. Dua prinsip berikut merupakan prinsip yang esensial dalam
proses mendesain diagram batang data keuangan dengan sesuai,
sehingga diagram tersebut dapat diinterpretasikan dengan akurat.
1. Mulai sumbu vertikal pada angka nol
Jika sumbu vertikal dimulai pada angka nol, maka besar
perubahan yang digambarkan dalam data tersebut dapat dipastikan
telah merefleksikan perubahan data yang sesungguhnya dengan
akurat. Sebaliknya, memulai sumbu vertikal bukan dari angka nol,
dapat memperbesar tampilan visual suatu trend. Untuk
pengecualian, memulai sumbu vertikal pada angka selain nol
mungkin digunakan jika ada kebutuhan untuk mengawasi data
dengan tingkat fluktuasi yang kecil.
2. Grafik yang menggambarkan data time series, atur sumbu x
dari kiri ke kanan secara beruntun
Penampil mungkin membentuk kesan awal yang keliru atas
sifat perubahan dalam data. Sebagai contoh, kesan visual awal
yang diciptakan pada trend yang menurun.
Aturan untuk desain grafik yang tepat sesungguhnya cukup
sederhana, tetapi mudah terjadi kesalahan. Terkadang, kesalahan
tersebut terjadi akibat program perangkat lunak yang digunakan
untuk membuat grafik secara otomatis. Sementara itu, di saat yang
lain, kesalahan terjadi karena pilihan yang sengaja dilakukan oleh
desainer grafik. Terlepas dari alasannya, melanggar prinsip-prinsip
desain grafik yang tepat dapat menghasilkan grafik yang
menyesatkan bagi orang yang melihatnya.
BAB III
KESIMPULAN
besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi. Buku besar merupakan
dasar pembuatan laporan neraca dan laporan laba rugi. Buku besar dapat memberikan
pelaporan informasi ataupun nilai transaksi untuk periode akuntansi tertentu.
Sebuah sistem buku besar dan pelapora memainkan peranan penting dalam
sistem informasi akuntansi sebuah perusahaan. Fungsi utamanya adalah untuk
mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumbernya. Salah satunya adalah
setiap subsistem siklus akuntansi yang menyediakan transaksi reguler, bendahara,
departemen anggaran dan kontrolir yang menyediakan jurnal penyesuaian.
Dalam aktivitas sistem buku besar dan pelaporan, terdapat empat aktivitas
dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan menunjukkan sistem
online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. dari
empat aktivitas tersebut, tiga diantara aktivitas pertamanya adalah menyajikan
langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan produksi
rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas-aktivitas tersebut antara lain :
memperbarui buku besar, memasukkan ayat jurnal penyesuaian, buat laporan
keuangan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Romney, Marshall B, Paul John Steinbart (2016), Sistem Informasi Akuntansi Edisi
13, Jakarta: Salemba Empat

18

Anda mungkin juga menyukai