Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG SIKLUS BUKU BESAR


Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun
(rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan
demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat
dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya
untuk akun-akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Kelompok akun kewajiban akan
dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut.
Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas. Sistem pemrosesan transaksi dalam perusahaan
dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi.Dua sistem pemrosesan tersebut akan
mempengaruhi input,proses,output,manajemen data dan pengendaliannya.
1. Sistem pemrosesan transaksi secara manual
Transaksi secara manual dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat dalam jurnal khusus dan
jurnal umum sesuai dengan tipe transocean praksinya.

2. Sistem pemrosesan transaksi berkomputerisasi


Sistem pemrosesan transaksi terkomputerisasi pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan
sistem pemrosesan transaksi secara manual.
Namun dari kedua cara diatas ini pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan oleh sebab itulah dalam
bab ini akan sedikit banyaknya diuraikan tentang siklus buku besar dari mulai awal sampai akhir.
Karena buku besar juga merupakan suatu sistem akuntansi yang sangat erat hubungannya dengan
sistem pencatatan, disinilah pemrosesan pencatatan akan dikumpulkan.
BAB II
SIKLUS BUKU BESAR
A. PENGERTIAN SIKLUS BUKU BESAR
Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun
(rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan
demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat
dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya
untuk akun-akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Kelompok akun kewajiban akan
dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut.
Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas Sistem pemrosesan transaksi dalam perusahaan
dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi.Dua sistem pemrosesan tersebut akan
mempengaruhi input,proses,output,manajemen data dan pengendaliannya.
1) Sistem pemrosesan transaksi secara manual
Transaksi secara manual dimulai dari dokumen sumber transaksi akan dicatat dalam jurnal khusus dan
jurnal umum sesuai dengan tipe transocean praksinya.
2) Sistem pemrosesan transaksi berkomputerisasi
Sistem pemrosesan transaksi terkomputerisasi pada dasarnya memiliki proses yang sama dengan
sistem pemrosesan transaksi secara manual.
Beberapa keuntungan pemrosesan transaksi terkomputerisasi dibandingkan dengan pemrosesan
transaksi secara manual antara lain :
1. Data transaksi dapat dimasukan melalui alat elektronik dan disimpan dalam media
magnetik dari pada disimpan dalam dokumen hardcopy.
2. Data transaksi dapat diverifikasi dengan program edit checks tanpa harus melibatkan tenaga
manusia untuk mendeteksi adanya kesalahan.
3. Penambahan data dapat dilakukan dengan mudah dan transaksi dapat diidentifikasi dengan
cepat.
4. Transaksi dapat diposting dengan cepat kedalam buku besar.
5. Pemrosesan transaksi dan pembuatan neraca saldo dapat dilakukan dengan cepat.
6. Laporan keuangan dan laporan lainnya dapat dibuat kapan saja tanpa harus
menunggu sampai akhir periode.
7. Dapat menampilkan jurnal dan buku besar sebagai gambaran dari transaksi yang terjadi.
8. Laporan dapat disiapkan dengan cepat dan mudah yang telah disimpan dalam
komputer.
9. Dapat dibuat dengan cepat laporan dan analisis untuk manajer dari data yang telah
disiapkan dalam komputer.
3) Sistem enterprise resource Planning (ERP)
Kelemahan sistem pemrosesan transaksi terkomputerisasi yang masih tradisional adalah tidak
terintegrasinya program-program aplikasi yang digunakan dalam sistem tersebut.
Sehingga informasi keuangan dan non keuangan yang dihasilkan untuk perencanaan dan pengendalian
operasi kurang bermanfaat.Untuk mengatasinya sebaiknya menggunakan sistem ERP.
4) Sistem Web-Based
World wide web merupakan jaringan komunikasi informasi.Bagi perusahaan system ini sangat
dibutuhkan untuk dapat menggunakannya harus tersedia program aplikasi. Input utama dari siklus
buku besar dan laporan keuangan berasal dari output semua siklus lainnya.
5) Tujuan sistem general ledger
Sistem general ledger menggambarkan pemrosesan keuangan.Tujuan dari system general ledger
diantaranya :
a. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat.
b. Untuk memposting pada rekening yang tepat.
c. Untuk menjaga keseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit.
d. Mengakomodasi kebutuhan pembuatan jurnal penyesuaian.
e. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat.
6) Bagan Rekening (CHART OF ACCOUNT)
Bagan rekening adalah rekening dalam perusahaan yang meliputi aset,ekuitas,pendapatan dan biaya-
biaya.Komposisi kode rekening yang ada dalam chart of account didesain sesuai dengan kebutuhan
informasi internal dan eksternal perusahaan.
7) Klasifikasi dalam chart of account
Klasifikasi rekening harus dapat mereflasi aktivitas perusahaan.Perusahaan manufaktur
membutuhkan manufaktur membutuhkan rekening persediaan dalam tiga buah rekening(persediaan
bahan baku,barang dalam proses dan barang jadi).Perusahaan jasa lebih memfokuskan desain
rekeningnya pada transaksi jasa..

8) Pengkodean daftar Rekening


Tipe pengkodean chart of account ada 2 diantaranya:
a) Block account codes.
Dalam desain dengan menggunakan block codes rekening secara berurutan di kategorikan ke dalam
klasifikasi rekening dengan membentuk blok,misalnya aktiva lancar.Keuntungannya yaitu jika ada
rekening baru dapat disisipkan tanpa harus mengubah kode rekening yang sudah ada.
b) Group Account Codes.
Dalam desain ini memiliki arti tertentu,misalnya kode rekening 112 dapat diartikan digit pertama
mempresentasikan kategori mayor rekening(aktiva lancar),Digit ke 2 merepresentasikan klasifikasi
intermediate(kas),Dan digit ke 3 merepresentasikan klasifikasi minor rekening (kas di tangan).

9) Sumber data input


Transaksi-transaksi yang akan di posting ke general ledger dapat diklasifikasikan ke dalam tipe
sebagai berikut :
a) Transaksi eksternal yang bersifat rutin.
b) Transaksi internal yang bersifat rutin.
c) Transaksi non-rutin
d) Jurnal penyesuaian(adjusting entries).Transaksi ini terjadi pada akhir periode
akuntansi.Empat tipe adjusting entries yaitu:
1) Akrual.
2) Deferral.
3) Revaluasi.
4) Koreksi.
5) Jurnal pembalik.
6) Jurnal penutup.

10) Pemrosesan data


Pemrosesan data dalam sistem ledger dibagi menjadi dua yakni:
a) Pemrosesan data transaksi harian.
Transaksi yang bersifat harian seperti transaksi penjualan, penerimaan kas,pembelian dan transaksi
pengeluaran kas.

b) Pemrosesan akhir periode.


Pada akhir periode ada dua jurnal penyesuaian yang perlu dibuat yaitu jurnal penyesuain yang
bersifat rutin dan jurnal penyesuaian yang bersifat tidak rutin.

11) Informasi
Hasil output dari sistem pemrosesan ledger dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
a) Analisis general ledger.
Digunakan untuk alat pengendalian perusahaan.Ada dua analisis general ledger yaitu general journal
listing dan general ledger change report.
b) Laporan keuangan
Laporan keuangan utama yang dibuat oleh perusahaan ada tiga yaitu neraca,laporan,laba rugi dan
arus kas.Ketiga laporan dibuat pemakai laporan dari pihak luar perusahaan yang meliputi
pemegang saham,kreditur,pemerintah dan analisis keuangan.
c) Laporan manajerial
Data laporan manajerial berasal dari data yang juga digunakan untuk membuat laporan
keuangan.

12) . Manajemen data


a) Pendekatan file-oriented
File-file disusun untuk kebutuhan spesifik kelompok pemakai tertentu.Berikut ini merupakan
representasi pemakai file dalam general ledger dan siklus laporan keuangan yaitu :
b) General Ledger Master File
File ini merupakan jantung dari database akuntansi.Masing-masing catatan menunjukkan keadaan
sebuah akun general ledger.
c) Current Journal Voucher File
File ini berisi detail signifikan yang berkaitan dengan masing-masing transaksi yang telah di post pada
general ledger selama periode berjalan.
d) General Ledger History File
Yang berisi data aktual akun general ledger masing-masing bulan untuk beberapa tahun yang lalu.
e) Responsibility Center Master File
Yang berisi pendapatan dan biaya-biaya aktual dari berbagai divisi.
f) Budget Master File
Berisi jumlah anggaran aset,utang,pendapatan dan alokasi biaya pada bermacam-macam pusat
pertanggungjawaban perusahaan.
g) Financial Report Format File
Berisi informasi yang penting untuk memperoleh format yang beragam.
13) Pengendalian umum
1. Pengendalian Organisasional
2. Pengendalian Dokumentasi
3. Pengendalian Akuntabilitas Aset
4. Pengendalian Praktik Manajemen
5. Pengendalian Operasi Pusat Data
6. Pengendalian Otorisasi
Bab ini mendiskusikan operasi pemrosesan informasi yang dilibatkan untuk memperbarui
buku besar dan membuat laporan yang meringkas hasil-hasil aktivitas organisasi. Sistem buku besar
dan pelaporan keuangan memainkan peranan penting dalam SIA perusahaan.
Salah satu fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber berikut ini
:
1. Setiap subsistem siklus akuntansi yang dijelaskan memberikan informasi mengenai
transaksi reguler. (hanya data utama yang mengalir dari setiap subsistem yang diperlihatkan).
2. Bendahara memberi informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi, seperti
pengeluaran atau pemberhentian penggunaan instrumen utang dan ekuitas pembelian atau penjualan
surat berharga investasi.
3. Bagian anggaran memberi jumlah anggaran.
4. Kontroler memberi ayat jurnal penyesuaian
Informasi ini harus diatur dan disimpan dalam cara yang memfasilitasi pemenuhan berbagai
kebutuhan informasi dan pemakai eksternal.Para manajer perlu informasi rinci mengenai hasil-hasil
operasi dalam bidang tanggung jawab mereka masing-masing.Para investor dan kreditor
menginginkan laporan keuangan periodik untuk membantu mereka menilai kinerja organisasi.
semakin banyak dari mereka yang meminta laporan yang lebih rinci dan sering. Lembaga pemerintah
juga memiliki kebutuhan informasi periodik yang harus dipenuhi.Akibatnya sistem buku besar dan
pelaporan harus didesain untuk menghasilkan laporan periodik teratur dan untuk mendukung
kebutuhan pertanyaan
real-time. Contohnya : para manajer departemen harus sewaktu-waktu mampu menilai kinerja aktual
dengan yang direncanakan agar penyimpangan dapat diidentifikasikan sedini mungkin untuk dapat
dilakukan tindakan korektif.

Begitu pula dengan bendahara, dia harus mampu secara dekat mengawasi arus kas agar
penyimpangan dari prediksi dapat diidentifikasikan tepat pada waktunya, untuk menyesuaikan
pinjaman jangka pendek.
img015.jpg
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan menunjukkan sistem
online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut untuk. Dari empat
aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni menyajikan
langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan produksi rangkaian laporan
keuangan tradisional. Aktivitas menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk
pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen internal juga. Selanjutnya setiap
aktivitas ini akan dipelajari secara lebih rinci.
B. PERBARUI BUKU BESAR
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar. Aktivitas Memperbarui
terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber :
1. Subsistem Akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku besar. Secara teori,
buku besar dapat diperbarui setiap saat setiap terjadinya transaksi. Akan tetapi praktiknya, berbagai
subsistem akuntansi biasanya memperbarui buku besar dengan membuat ayat jurnal ringkasan yang
menyajikan hasil dari semua transaksi yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu.
Contohnya,subsistem siklus pendapatan akan menghasilkan ayat jurnal ringkasan yang mendebet
piutang usaha dan kas serta mengkredit penjualan untuk semua penjualan yang dilakukan selama
periode pembaruan.
2. Bendahara.
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbarui buku besar atas transaksi non
rutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian atau penjualan saham investasi, atau
perolehan saham perbendaharaan.
C. MEMASUKKAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai ayat jurnal penyesuaian (AJP).
AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo dibuat.
Neraca Saldo
adalah Laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari semua akun buku besar. Namanya
mencerminkan kenyataan bahwa apabila semua aktivitas dicatat dengan benar, maka total saldo debit
dalam berbagai akun, harus sama dengan total saldo kredit. AJP terbagi dalam lima kategori dasar :
1. Akrual
mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mencerminkan berbagai
kegiatan yang terjadi tetapi kas belum diterima atau dikeluarkan.
Contohnya : pencatatan pendapatan bunga yang di dapat dan utang gaji.

2. Pembayaran di muka
mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk mencerminkan perputaran kas
sebelum kinerja kegiatan terkait. Contohnya : sewa, bunga, asuransi.
3. Perkiraan
mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang terjadi selama beberapa periode
akuntansi. Contohnya : meliputi beban depresiasi atau penyusutan dan beban piutang tak
tertagih.
4. Penilaian ulang
jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan nilai yang sesungguhnya dengan yang dicatat atas
suatu aset atau perubahan dalam prinsip akuntansi.Contohnya : perubahan metode yang digunakan
untuk menilai persediaan, mengurangi nilai persediaan untuk
mencerminkan umur atau menyesuaikan catatan persediaan untuk mencerminkan hasil yang
didapat selama perhitungan fisik persediaan.
5. Perbaikan
mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh kesalahan yang ditemukan dalam buku
besar.

D. BUAT LAPORAN KEUANGAN


Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat laporan-laporan
keuangan. Laporan laba-rugi dibuat pertama, dengan menggunakan data dari saldo akun. Pertama
membuat laporan laba rugi yang menggunakan data dari saldo akun pendapatan biaya Kedua
1. Penggunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang
terakhir dari kerusakan tanpa disengaja.
2. Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin. Paling tidak dua salinan
cadangan buku besar harus ada. Satu salinan disimpan diluar lokasi perusahaan untuk memberi
perlindungan dari bencana besar seperti kebakaran atau gempa bumi.
E. MEMBUAT LAPORAN MANAJERIAL
Aktivitas terakhir dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai laporan manajerial.
Apakah dua kategori utama dari laporan manajerial itu
1. Laporan pengendali buku besar
2. Anggaran
Apakah contohnya dari laporan pengendalian itu ?
1. Daftar voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau tanggal.
2. Daftar saldo akun buku besar.
Laporan tersebut digunakan untuk memverifikasi akurasi proses memasukkannya buku besar.
Apakah contohnya anggaran itu ?
1. Anggaran operasional (memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yg direncanakan utk setiap
organisasi)
2. Anggaran pengeluaran modal (masuk dan keluarnya kas proyek
Ancaman dan Pengendalian dalam sistem Buku Besar dan Pelaporan
Proses/Aktivitas
Ancaman
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan
Memperbarui buku besar
Kesalahan-kesalahan
Pengendalian input dan pemrosesan, laporan rekonsiliasi dan pengendalian, jejak audit Akses ke
buku besar
Kehilangan data rahasia dan/atau penyembunyian pencurian Pengendalian akses,
jejak audit
Kehilangan atau kehancuran buku besar Kehilangan
data dan asset
Prosedur pembuatan cadangan dan pemulihan dari bencana

Ancaman 1: Kesalahan dalam Memperbarui Buku Besar


Kesalahan yang dibuat sewaktu memperbarui buku besar dapat mengarah pada pembuatan
keputusan yang tidak benar berdasarkan informasi salah yang terdapat dalam laporan kinerja
keuangan.
Prosedur pengendalian untuk menangani ancaman ini terbagi dalam tiga kategori:
- Pengendalian edit input dan pemrosesan
- Laporan rekonsiliasi dan pengendalian
- Pemeliharaan jejak audit yang mencukupi
Pengendalian 1 :
· Edit Input dan Pemrosesan
Ada dua sumber ayat jurnal untuk memperbarui buku besar:
- Ayat jurnal ringkasan dari siklus SIA
- Ayat jurnal yang secara langsung dibuat oleh bendahara atau kontroler.

· Laporan rekonsiliasi dan pengendalian dapat mendeteksi apabila kesalahan dibuat selama
proses pembaruan buku besar. Termasuk contoh : Pembuatan neraca saldo Membandingkan saldo
rekening pengendali buku besar dengan saldo total buku pembantu yang terkait.
· Jejak audit adalah memperlihatkan jejak sebuah transaksi di sepanjang sistem
akuntansi. Jejak audit khususnya memfasilitasi tugas-tugas berikut ini :
Menelusuri transaksi apa pun dari dokumen sumber aslinya hingga ke buku besar, dan ke laporan
apapun atau dokumen lainnya yang menggunakan data itu.
Ancaman 2: Akses Tanpa otorisasi ke Buku Besar Beberapa
pengendalian terhadap ancaman ini adalah :
ID dan password pemakai Hanya membaca akses ke buku besar Sistem tersebut harus memeriksa
keberadaan kode otorisasi yang valid untuk setiap catatan voucher jurnal sebelum memasukkan
transaksi tersebut ke buku besar.
Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar
- Menyediakan cadangan dan prosedur pemulihan dari bencana, yang memadai untuk
melindungi aset ini.
Pengendalian cadangan mencakup hal-hal berikut ini:
Penggunaan label file internal dan eksternal Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin
Apakah manfaat dari model data yang terintegrasi itu ?
— Meningkatkan dukungan yang diberikan untuk pembuatan keputusan manajerial.
— Integrasi informasi keuangan dan non keuangan.
— Meningkatkan pelaporan internal

Manfaat Model Data Terintegrasi


Model data keseluruhan perusahaan yang terintegrasi dapat secara signifikan meningkatkan dukungan
yang diberikan untuk pembuatan keputusan manajerial. Pertimbangan Pengendalian Internal
Kebanyakan sistem ERP menggunakan database tersentralisasi.
Sistem semacam ini biasanya menguasakan banyak orang yang berbeda untuk memasukkan data yang
berkaitan dengan aktivitas bisnis tertentu, tetapi hal ini mempersulit untuk memberikan tanggung
jawab memelihara integritas data. Selanjutnya, sistem ERP sering kali menghasilkan efisiensi proses
dengan memungkinkan seseorang untuk melakukan berbagai langkah dalam proses bisnis,sehingga
mengurangi pemisahan tugas. Terakhir, sifat sistem ERP yang terintegrasi dan lintas fungsi dapat
meningkatkan eksposur
yang berasal dari kerusakan sistem. Akan tetapi berbagai ancaman ini dapat dikurangi melalui desain
dan implementasi yang benar. Menggunakan Informasi untuk Pengambilan Keputusan Fungsi utama
SIA adalah memberikan para manajer informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan. Bagian-
bagian ini mendiskusikan topic-topik penting yang berkaitan dengan penggunaan informasi untuk
pengambilan keputusan:
a) balanced scorecard dan
b) gudang data untuk mendukung intelijen bisnis.

1. Balanced Scorecard
Balanced scorecard adalah laporan yang memberikan perspektif multidimensi dari kinerja organisasi.
Balanced scorecard berisi berbagai ukuran yang mencerminkan empat perspektif organisasi:
keuangan, pelanggan, operasi internal, dan inovasi serta pembelajaran.untuk setiap dimensi, balanced
scorecard menunjukkan tujuan organisasi dan ukuran spesifik yang mencerminkan kinerja berkaitan
dengan tujuan-tujuan itu.
Bersama-sama, keempat dimensi balanced scorecard memberikan gambaran umum yang lebih
komprehensif atas kinerja organisasi daripada yang disediakan oleh ukuran keuangan sendiri. Bahkan
balanced scorecard yang didesain dengan baik akan mengukur berbagai aspek penting dari strategi
organisasi dan mencerminkan hubungan sebab akibat yang penting di antara keempat dimensi
tersebut.Para pelanggan adalah kunci untuk mencapai tujuan keuangan. Oleh karenanya, perspektif
pelanggan di balanced scorecard AOE berisi dua tujuan utama: meningkatkan kepuasan pelanggan dan
menjadi pemasok yang diutamakan untuk para pelanggan utama.Selanjutnya, memenuhi tujuan yang
berorientasi pelanggan tersebut membutuhkan proses bisnis yang dilakukan secara efisien dan efektif.
Akibatnya, bagian perspektif internal dalam balanced scorecard AOE berfokus atas berbagai aktivitas
yang paling dapat secara langsung mempengaruhi persepsi pelanggan: kualitas layanan, kecepatan
pengiriman, dan kualitas produk.Terakhir, manajemen puncak AOE menyadari pentingnya
pengembangan berbagai produk baru dan pelatihan tenaga kerjanya untuk terus meningkatkan layanan
dan hasil.

2. Menggunakan Gudang Data untuk Intelijen Bisnis


Akses tepat waktu ke informasi adalah hal yang penting. Di dalam ekonomi global saat ini yang
berkembang cepat, pihak manajemen harus secara konstan mengawasi dan mengevaluasi kembali
kinerja keuangan dan operasional dalam hal tujuan strategisnya.Perusahaan harus mampu mengubah
rencana mereka dengan cepat sebagai respon atas perubahan dalam lingkungan mereka. Akibatnya,
banyak organisasi yang mengadopsi sistem buku besar on-line. Ketika sistem semacam ini mencakup
database berdesain baik, pihak manajemen memiliki akses yang selalu siap ke informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan operasional dan taktis secara tepat waktu.Guna memberikan
kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis, organisasi
membangun database terpisah yang disebut sebagai gudang data. Gudang data berisi rincian dan
ringkasan data untuk beberapa tahun dan digunakan untuk analisis daripada untuk pemrosesan
transaksi. Organisasi sering kali membangun gudang data terpisah untuk fungsi keuangan, lainnya
untuk fungsi sumber daya manusia, dan seterusnya, gudang data semacam ini yang lebih kecil
seringkali disebut sebagai data mart. Gudang data dan data mart tidak menggantikan database
pemrosesan organisasi.
Sebaiknya, mereka melengkapi database tersebut dengan memberikan dukungan untuk pengambilan
keputusan strategis. Gudang data berbeda dari database yang digunakan untuk mendukung
pemrosesan transaksi, tidak hanya dari segi ukuran, tetapi juga cara
mereka distrukturkan. Jika database pemrosesan transaksi di desain untuk meminimalkan pengulangan
dan karenanya memaksimalkan efisiensi pembaruannya untuk mencerminkan hasil transaksi saat ini,
gudang data sering kali didesain untuk sengaja berulang-ulang agar dapat memaksimalkan efisiensi
pertanyaan. Proses mengakses mengakses data yang termasuk dalam gudang data dan
menggunakannya untuk pengambilan keputusan strategis seringkali disebut sebagai intelijen bisnis.

Terdapat dua teknik utama yang digunakan dalam intelijen bisnis: pemrosesan analitikal on-line
(on-line analytical processing – OLAP ) dan penggalian data. Pemrosesan analitik online (OLAP)
menggunakan bahasa pertanyaan yang memungkinkan pemakai
mengarahkan penyelidikan hubungan yang dihipotesiskan dalam data tersebut. Sedangkan
Penggalian Data menggunakan analisis statistik yang canggih termasuk intelegensi buatan seperti
neural networks untuk menemukan hubungan yang belum dihipotesiskan dalam data.
Langkah-langkah yang merupakan garis besar proses menyeluruh untuk menangani kekhawatiran
mengenai potensi keamanan dan integritas gudang data yaitu:
1. Identifikasi data, mendesain pengendalian yang tepat untuk gudang data atau data mart
membutuhkan pengetahuan mengenai apa yang disimpan didalamnya.
2. Klasifikasi data, begitu isi gudang sudah di identifikasi, pihak manajemen harus
mengklasifikasikan data dalam hal resiko keamanannya.
3. Penilaian data, mendesain tingkat optimal atas data meliputi pembobotan biaya
pengendalian dengan manfaatnya.
4. Identifikasi kerentanan, langkah ini mencakup penilaian risiko.
5. Identifikasi pengendalian, potensi pengendalian harus diidentifikasi untuk menangani setiap
ancaman yang sebelumnya diidentifikasi
6. Pemilihan pengendalian yang efektif biayanya. Setelah berbagai ancaman dan potensi
pengendalian telah diidentifikasi, analisis biaya manfaat dapat menyarankan metode optimal untuk
mengendalikan keamanan.

7. Evaluasi. Begitu Gudang data atau data mart digunakan, efektivitas keberadaan prosedur
pengendalian dalam menangani berbagai ancaman harus secara periodik dinilai kembali.

BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun
(rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan
demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat
dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya
untuk akun-akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Kelompok akun kewajiban akan
dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut.
Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan menunjukkan sistem
online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut untuk. Dari empat
aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya yakni menyajikan
langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan produksi rangkaian laporan
keuangan tradisional. Aktivitas menunjukkan bahwa, sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk
pemakai eksternal, SIA menghasilkan laporan untuk pihak manajemen internal juga. Selanjutnya setiap
aktivitas ini akan dipelajari secara lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai