Anda di halaman 1dari 51

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI

DASAR

LABORATORIUM KOMPUTER
FAKULTAS 2015
Daftar Isi

Cover ...................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ............................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................. iii

Modul I: Pendahuluan ............................................................................ 1

Modul III: Akun-akun dalam Akuntansi.................................................. 6

Modul III: Persamaan Akuntansi

Modul IV: Jenis-jenis Perusahaan........................................................... 12

Modul V : Siklus Akuntansi

Modul V: Jurnal Umum......................................................................... 16

Modul VI: Buku Besar ............................................................................. 17

Modul VII: Neraca Saldo .........................................................................

Modul VII: Soal-soal latihan ..................................................................


MODUL I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Mengenal akun-akun dalam akuntansi

2. Membuat rumus siklus akuntansi dalam program Excel

3. Mengentri data transaksi ke dalam jurnal umum

4. Membuat buku besar dan neraca dalam program excel

1.2 Dasar Teori

Dari segi bahasa akuntansi atau accounting berasal dari kata “to account” yang
berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan. Istilah ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi “akun” atau “perkiraan”.

Akuntansi artinya proses mengidentifikasi, mencatat, mengklasifikasi, mengolah, dan


menyajikan data yang berhubungan dengan keuangan atau transaksi supaya mudah dimengerti
untuk mengambil keputusan yang tepat. Terdapat beberapa pengertian akuntansi berdasarkan
para ahlinya, berikut contohnya:

- Amin. W. (1997): Akuntansi merupakan suatu bentuk aktivitas dalam hal


pengidentifikasian, pengukuran, pengklarifikasian, dan pengikthtisaran sebuah
transaksi ekonomi atau kejadian yang bisa menghasilkan data kuantitatif yang
utamanya bersifat keuangan dan dipergunakan untuk mengambil keputusan.

- American Accounting Association: Akuntansi adalah proses mengidentifikasi,


mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.

- Warren dkk (2005): Secara umum akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan yang berguna dalam
pengambilan keputusan.
- American Institute of Certified Public Accountant: Akuntansi merupakan suatu
bentuk seni mencatat, mengikhtisarkan, dan mengelola dengan proses tertentu
dan dalam ukuran moneter dan transaksi serta kejadian-kejadian yang biasanya
bersifat keuangan dan menafsirkan hasil-hasilnya.

- Abu Bakar A dan Wibowo: Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi,


mencatat, dan mengkomunikasikan terhadap semua transaksi ekonomi dari
substansi atau perusahaan.

Perangkat lunak akuntansi merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk memudahkan
aktivitas dan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan konsep modularitas atas serangkaian
aktivitas yang serupa ke dalam modul-modul spesifik seperti pembelian (account payable),
penjualan (account receivable), penggajian (salaries), buku besar (general ledger), dan lain-
lain. Perangkat lunak ini bisa merupakan perangkat lunak yang dikembangkan sendiri oleh
perusahaan atau diberli dari pihak ketiga yang menyediakannya, atau dapat pula merupakan
kombinasi keduanya. Karena hal tersebut kompleksitas dan kapabilitas perangkat lunak
akuntansi menjadi sangat beragam bergantung kondisi lingkungan perusahaan yang
menggunakannya. Ada banyak perangkat lunak akuntansi baik buatan local maupun luar negeri
dengan fitur-fitur sebagai berikut:
1. Multi user

2. Multi company

3. Berbagai bahasa

4. Database

5. Multi cabang

6. Multi currency

7. Modul AR, AP, GL, Stock, Payroll, dll.

Pada prinsipnya program akuntansi ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan, yaitu
Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca, Laporan Arus Kas. Untuk dapat
menghasilkan laporan tersebut langkah mendasar adalah menyusun perkiraan atau account atau
ledger atau buku besar. Dimana setiap ledger memiliki kode dan nama serta memiliki post-post
yang jelas dalam posisi laporan keuangan.
Karakteristik sistem informasi komputerisasi akuntansi terdiri atas sebagai berikut:
1. Akuntansi yang berbasis pada sistem informasi komputerusasi akuntansi dapat
menghasilkan buku besar yang berfungsi sebagai gudang data. Dimana seluruh data yang
tercantum dalam dokumen sumber dicatat dengan transacton processing software ke
dalam general ledger yang diselenggarakan dalam bentuk shared database, sehingga dapat
di akses oleh personal atau pihak luar yang diberi wewenang.
2. Pemakai informasi akuntansi dapat memanfaatkan informasi akuntansi dengan akses
secara langsung ke shared database.
3. Sistem informasi komputerisasi akuntansi dapat menghasilkan informasi dan laporan
keuangan multi dimensi.
4. Sistem informasi komputerisasi akuntansi sangat mengandalkan pada berfungsinya
kapabilitas perangkat keras dan perangkat lunak.
5. Jejak audit pada sistem informasi komputerisasi akuntansi menjadi tidak terlihat dan rentan
terhadap akses tanpa izin.
6. Sistem informasi komputerisasi akuntansi dapat mengurangi keterlibatan manusia,
menuntut pengintegrasian fungsi, serta menghilangkan sistem otorisasi tradisional.
7. Sistem informasi komputerisasi akuntansi mengubah kekeliruan yang bersifat acak pada
kekeliruan yang bersistem, namun juga menimbulkan resiko kehilangan data.
8. Sistem inforasi komputerisasi akuntansi menuntut pekerja pengetahuan (knowledge
worker) dalam pekerjaannya.

1.3 Perangkat yang digunakan

Perangkat keras dan lunak yang digunakan sebagai berikut:

1. Komputer/Laptop

2. Microsoft Excel 2007 atau keatas


MODUL II

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus Akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan serta diterima secara umum prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur,
metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dalam suatu
periode tertentu.

Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam beberapa tahap antara lain;


1. Analisis Transaksi Akuntansi

Tahapan pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi. Artinya adalah mencari
informasi terkait apa saja jenis transaksi yang telah terjadi dalam satu periode. Bisa mencakup penjualan,
pengembalian barang (retur), pemesanan barang dari supplier untuk aktivitas bisnis, dan lain-lain. Dokumen
harus dijadikan rujukan valid tentu adanya faktur / nota penjualan atau kwitansi dan sejenisnya. Intinya yang
menunjukkan adanya aktivitas transaksi disertai deskripsi produk dan nilai uangnya.

Proses transaksi sendiri dibagi menjadi 2 tipe. Yang pertama yaitu transaksi akuntansi dan kedua adalah
transaksi non akuntansi. Transaksi akuntansi ialah suatu proses transaksi bisnis yang dapat dinyatakan dengan
satuan angka (nilai uang). Transaksi non akuntansi tidak tercatat di siklus akuntansi. Contohnya adalah biaya
yang keluar dalam proses pengangkatan pegawai baru. Atau penandatanganan kontrak jual beli dengan supplier
untuk aktivitas usaha nantinya.

Contoh bukti transaksi:


2. Pembuatan Jurnal (Pencatatan dalam Jurnal)
Setelah melakukan analisis transaksi, maka poin berikutnya adalah mencatatnya di dalam sebuah
jurnal. Pencatatannya didasarkan pada dokumen resmi berupa faktur pembelian atau penjualan yang
diterima sebagai tanda bukti yang sah. Maksud jurnal dalam istilah akuntansi merujuk ke sebuah buku
catatan yang di dalamnya memuat transaksi. Jurnal dibagi menjadi 2 macam, antara lain:
a. Jurnal Umum
Pengertian dari jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh aktivitas transaksi
keuangan secara kronologis dan terperinci. Biasanya, jurnal umum digunakan oleh perusahaan jasa
karena transaksi dalam perusahaan jasa lebih mudah untuk dicatat berdasarkan urutan tanggal.

Jurnal umum meliputi setidaknya 4 kolom bagian. Dimulai dengan (1) tanggal transaksi, (2) deskripsi
transaksi debit, (3) deskripsi transaksi kredit dan juga (4) keterangan.

b. Jurnal Khusus
Jurnal khusus merupakan jurnal yang di kelompokan secara khusus sesuai dengan jenis transaksinya.
Transaksi khusus yang dimaksud adalah transaksi yang sering terjadi dalam setiap bulannya dan selalu
berulang-ulang. Artinya,perusahaan harus melakukan identifikasi terhadap bentuk transaksi yang terjadi,
baru setelah itu mencatatnya pada jurnal khusus. Kebanyakan perusahaan dagang menggunakan jurnal
jenis ini.
Ada 4 jenis pengelompokan jurnal khusus yaitu jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan,
dan jurnal pengeluaran kas.

1. Jurnal penjualan – jurnal yang disusun saat perusahaan melakukan penjualan barang secara kredit
kepada pelanggan.
2. Jurnal pembelian – jurnal yang disusun saat Anda melakukan pembelian barang secara kredit kepada
supplier.
3. Jurnal pengeluaran kas – jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap pengeluaran kas suatu
perusahaan.

4. Jurnal penerimaan kas – jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan kas suatu
perusahaan.
3. Pemindahan Catatan (Posting) ke Buku besar
Tahapan berikutnya dalam Siklus akuntansi adalah pemindahan catatan (pemindahbukuan) dari
jurnal ke buku besar. Apa itu buku besar? Dalam istilah akuntansi, yang dimaksud buku besar ialah buku
catatan akuntansi yang dipakai guna mencatat dan menyimpan transaksi akuntansi yang sifatnya
mempengaruhi terhadap ekuitas, aset dan liabilitas perusahaan.
Buku besar ini memuat kumpulan akun. Sebagai gambaran, buku besar ini terdiri dari beberapa
elemen yaitu akun kas, piutang perusahaan, aset tetap, pinjaman, utang usaha, pendapatan penjualan dan
beragam jenis pengeluaran lainnya.
Kegiatan pemindah bukuan ke buku besar ini juga disebut dengan istilah Posting. Contoh buku
besar adalah seperti terlihat di bawah ini.

4. Pembuatan Neraca saldo


Ini adalah urutan ke empat dalam Siklus Akuntansi. Apa itu neraca saldo?

Neraca saldo ialah berisi uraian akun lengkap dengan data saldo pada periode tertentu. Fungsinya adalah untuk
validitas data dan mengecek kesamaan data debit dan kredit setelah posting di jurnal dan buku besar. Jadi dapat
diketahui bilamana ada kesalahan penulisan dalam jurnal.

Neraca saldo mencakup semua saldo akun. Dengan uraian saldo kredit ditulis di kolom kanan dan debit ditulis
dikolom sebelah kiri. Jumlah yang dihasilkan antara di kolom debit dan kolom kredit harus seimbang (sama).
Neraca saldo menjadi sumber rujukan saat hendak membuat laporan keuangan.
Berikut adalah contoh neraca saldo sebuah perusahaan.

. Mencatat (Posting) dalam Jurnal penyesuaian


Jurnal penyesuaian ini memiliki fungsi yaitu untuk mengakui pendapatan pada periode tertentu saat pendapatan
tersebut telah sah menjadi hak perusahaan. Biasanya pendapatan tersebut mutlak menjadi hak perusahaan pada
waktu penyerahan barang. Selain itu jurnal penyesuaian juga bertujuan untuk pencatatan beban biaya. Dapat
dikatakan bahwa jurnal ini berfungsi untuk meyakinkan bahwa Siklus Akuntansi itu benar-benar actual.

Jurnal penyesuaian ini merupakan tahapan akhir periode sebelum masuk ke tahap pembuatan laporan keuangan.

Berikut adalah beberapa jenis jurnal penyesuaian.

1. Beban di bayar di muka. Sudah dibayar secara tunai, namun belum dipakai sepenuhnya. Contohnya
adalah beban asuransi, sewa, iklan. Jadi perusahaan akan memanfaatkan beban-beban yang telah
dibayarkan tersebut seiring bejalannya waktu.
2. Beban yg masih harus di bayar. Sudah terjadi transaksi, namun belum dibayar. Contohnya adalah beban
bunga pinjaman.
3. Pendapatan diterima di depan (muka). Merupakan bentuk kebalikan dari poin nomor 1. Contohnya
adalah pada perusahaan jasa iklan. Biaya iklan yang telah dibayarkan pengguna merupakan pendapatan
diterima di muka bagi si perusahaan penyedia jasa iklan tsb.
4. Pendapatan yang masih (akan) diterima. Kebalikan dari poin nomor 2 (beban yg masih harus di bayar).
Contohnya adalah pendapatan bunga yang merupakan hak bank yang dibayarkan oleh nasabah tiap
akhir periode.

6. Menyusun Neraca saldo setelah penyesuaian


Neraca saldo setelah penyesuaian ini adalah untuk memasitkan sama tidaknya jumlah debit dan saldo kredit.
Neraca saldo setelah penyesuaian bisa dibilang merupakan rujukan utama dalam penyusunan laporan
keuangan. Format penulisannya sama saja dengan neraca saldo yang telah dicontohkan di atas.

7. Membuat Laporan keuangan


Ini adalah tahap terpenting dalam perputaran alur / Siklus Akuntansi. Seorang akuntan sangat mungkin
membuat variasi laporan keuangan merujuk pada bukti transaksi yang ada. Dan tanpa harus melewati tahapan
Siklus Akuntansi yang dijelaskan di atas.
Adapun laporan keuangan akuntansi ini sendiri memuat beberapa poin yakni:

1. Neraca saldo yang merupakan laporan yang menyatakan posisi keuangan perusahaan.
2. Laporan untung (laba) dan rugi.
3. Perubahan modal (ekuitas)
4. Laporan arus kas
5. Penjelasan rinci tentang pos-pos atau bagian dari ke empat jenis laporan tersebut di atas.
Dalam pembuatan atau penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi ini kita akan mengenal dua macam akun.
Yaitu akun nominal dan juga akun real.

Akun real adalah berisi data keseluruhan akun aset, modal, liabilitas dan saldo laba. Istilah lainnya yaitu akun
permanen, karena tidak dilakukan penutupan pada akhir periode. Melainkan dilanjutkan menuju periode
akuntansi selanjutnya.

Akun nominal bisa dibilang kebalikannya dari akun real. Disebut juga akun sementara dan ditutup saldonya
kemudian dipindah ke saldo ditahan (laba). Akun nominal setidaknya terdiri dari pendapatan, beban dan juga
deviden.

Pendapatan dan beban (pengeluaran) adalah elemen utama dalam laporan laba-rugi. Dan deviden yakni
pengambilan dana oleh owner (prive) yang berdampak pada pengurangan saldo laba dari modal pemilik.

8. Melakukan Pencatatan dan Posting di Jurnal penutup


Sejalan dengan namanya, pengertian jurnal penutup adalah jurnal yang paling akhir disusun dalam alur siklus
akuntansi. Fungsinya adalah membuat saldo akun nominal yang meliputi penghasilan, beban dan juga deviden
itu menjadi nol (0). Sehingga pada periode berikutnya, semua kaun nominal dimulai kembali dengan saldo (0)
nol.

Adapun di bawah ini merupakan salah satu contoh jurnal penutup sebuah perusahaan dagang.

9. Membuat Neraca saldo setelah penutupan


Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca saldo setelah semua isi jurnal penutup selesai
diposting di buku besar. Semua akun nominal telah ditutup, sehingga neraca saldo yang ada setelah penutupan
hanyalah akun real.
Di dalam siklus akuntansi ini, neraca saldo setelah penutupan memiliki peran selaku media pamungkas dalam
pembuktian kesamaan antara jumlah kredit dan debit dari akun real. Yang mana kemudian akan digunakan di
periode selanjutnya.

Adapun tahapan ini bisa saja tidak dilakukan khususnya untuk perusahaan yang siklus akuntansinya telah
berbasis komputerisasi.

Penyusunan Jurnal pembalik


Jurnal pembalik ini disusun di awal-awal periode setelah pembuatan neraca saldo penutupan telah selesai
dibuat. Ini adalah tahapan opsional. Artinya bisa dilakukan ataupun tidak dalam siklus akuntansi.

Jurnal pembalik ialah jurnal yang memiliki fungsi membalik jurnal penyesuaian setelah penutupan (yang telah
dibuat sebelumnya). Alasan kenapa harus dibalik adalah karena apabila tdk dibali, maka akan terbentuk akun
ganda.

Adapun objek yang dibalik di sini adalah sebagian jurnal penyesuaian (yang telah dibuat sebelumnya) yang
meliputi beberapa poin. Ciri-ciri sebuah akun jurnal penyesuaian yang butuh dibalik adalah:

Jika akun jurnal tersebut kemudian memunculkan akun riil (akun real) yang baru dan belum tampak di neraca
saldo.

Adapun beberapa poin akun jurnal penyesuaian yang butuh jurnal pembalik diantaranya.

 Beban yg masih harus dibayarkan


 Beban yg dibayar di muka
 Pendapatan yang masih terus diterima.
 Pendapatan yg diterima di muka
 Pemakaian perlengkapan
AKUN-AKUN DALAM AKUNTANSI

2.1 Akun Secara Umum Dan Akuntansi

Sebelum era internet datang, khususnya di Indonesia, istilah “akun” (account) jarang
digunakan di luar wilayah bisnis. Masyarakat umum lebih sering menggunakan kata
“rekening” dibandingkan “akun”. Misalnya:
 Orang tidak menyebut akun telepon, melainkan “rekening telepon”.

 Orang tidak menyebut akun listrik, melainkan “rekening listrik”.

 Orang tidak menyebut akun air, melainkan “rekening air”

 Orang tidak menyebut akun bank, melainkan “rekening bank”.

“Akun” adalah kata serapan dari bahasa inggris yaitu “account” yang artinya: tempat
penampung catatan aktivitas yang tersusun secara koronologis berdasarkan sistim urut tertentu
(tanggal misalnya). Sedangkat kata “rekening”, jika saya tidak keliru, adalah bahasa Belanda
yang artinya “tagihan” atau dalam bahas Jerman disebut “rechnung” yang artinya juga tagihan.
Akuntan dan calon akuntan, sejak di masa kuliah hingga bekerja, sudah sangat familiar
dengan istilah “akun”, aktivitas harian tak jauh-jauh dari urusan akun (mulai dari urusan setup
system/software akuntansi, pencatatan, pengelompokan, pelaporan, analisa, hingga
pemeriksaan laporan keuangan).
Akuntan senior (baca: angkatan lama) lebih suka menggunakan istilah “rekening” atau
“pos” (post) untuk menyebut akun, dalam PSAK barupun saya masih sering menemukan istilah
“pos”, itu sebabnya mengapa pekerjaan mencatat dan mengelompokan transkasi ke akun-akun
sering disebut “posting”.
Mau disebut akun, rekening, pos, tak masalah. Yang jelas pengertian dan fungsinya
sama saja, yaitu: sebagai penampung transaksi keuangan yang disusun secara kronologis
berdasarkan tanggal transaksi. Misalnya:
 Akun/rekening/pos “Kas” – Penampung transaksi-transkasi dalam bentuk kas (tunai)

 Akun/rekening/pos “Penjualan” – Penampung transaksi-transaksi Penjualan

 Akun/rekening/pos “Biaya Penyusutan Gedung” – Penampung transkasi-transkasi


biaya penyusutan gedung
 Akun/rekening/pos “Piutang Dagang” – Penampung transaksi-transkasi piutang

 Dan seterusnya.
2.2 Mengapa Akuntansi Perlu Akun?

 Pertama, tujuan utama akuntansi adalah untuk menyajikan informasi/data keuangan


bermanfaat yang bisa dijadikan sebagai input atau bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan bisnis.
 Kedua, agar bisa bermanfaat sebagai input dalam pengambilan keputusan bisnis, maka
informasi keuangan harus bersifat: (a) akurat; (b) relevan; dan (c) mudah dipahami oleh
pihak-pihak yang memerlukan (pengguna laporan keuangan: manajemen, pemegang
saham, kreditur dan pemerintah).
 Ketiga, agar mudah dipahami maka informasi keuangan perlu disajikan secara
sistematis, logis, dan mudah dianalisa.
 Keempat, agar tersaji secara sistematis, logis dan mudah dianalisa, maka informasi
atau data keuangan tidak disajikan dalam kondisi mentah dan acak, melainkan harus
terklasifikasi dan tersusun sedemikian rupa, sesuai dengan karakter usaha, seperti
format laporan keuangan yang kita gunakan saat ini.
Itu sebabnya mengapa mekanisme proses akuntansi berlangsung secara bertahap, sebagai
berikut:
 Tahap-1. Mengumpulkan dan menganalisa bukti transaksi

 Tahap-2. Menghitung transaksi (mengukur)

 Tahap-3. Mencata transaksi (mengakui)

 Tahap-4. Mengklasifikasikan transaksi ke dalam akun yang sesuai

 Tahap-5. Menyusun laporan keuangan (melaporkan)

 Yang dijelaskan sampai tuju


tahap………………………………………………………………………………….

2.3 Jenis-Jenis Dan Nama Akun Dalam Akuntansi

Ada berapa jumlah akun dalam akuntansi, akun apa saja itu?

Disajikan dalam 2 elemen utama Laporan Keuangan, akun-akun tersebar dalam


Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi, sehingga secara keseluruhan
akun-akun dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
1. Akun TEMPORAL (Temporary Accounts) – Adalah kelompok akun yang nilai saldonya
bersifat temporal atau sementara saja, dalam pengertian: nilai saldo akun kelompok ini hanya
ada selama kurun waktu suatu periode saja, untuk kemudian ditutup di akhir periode buku.
Akun temporal juga sering disebut “Akun NOMINAL” (nominal accounts). Masuk dalam
kelompok akun temporal atau akun nominal adalah akun-akun yang disajikan dalam Laporan
Laba Rugi. Pada proses tutup buku di akhir periode seluruh akun yang masuk dalam kelompok
ini “DITUTUP”, dengan kata lain nilai saldo semua akun “DI NOL-kan”
dengan cara: mendebit akun “Pendapatan”; dan mengkredit akun HPP dan “Biaya Operasional”
dengan akun “Laba Rugi”. Kelompok akun ini kemudian dibagi menjadi beberapa sub-
kelompok, yaitu:
a. Akun sub-kelompok “Pendapatan” (Revenue) – Terdiri dari akun yang diberi nama:

 Penjualan (Sales) – Untuk menampung transaksi penjualan

 Retur Penjualan (Sales Return) – Untuk menampung transkasi retur penjualan atau
barang kembali (jika menggunakan metode bruto)
 Diskon (Discount) – Untuk menampung transaksi diskon (jika menggunakan metode
bruto)
 Pendapatan Lain-lain (other revenues) – Untuk menampung transaksi pendapatan
yang berasal dari aktivitas di luar aktivitas utama usaha (sering disebut peredaran di
luar usaha), termasuk pendapatan bunga jasa giro dari rekening bank.
b. Akun sub-kelompok “Harga Pokok Penjualan” (Cost of Goods Sold) – Terdiri dari akun
yang diberi nama:
 Upah Buruh (Labor Cost) – Upah bagi pegawai/buruh yang dibayar secara harian
atau upah satuan
 Pembuatan Sample (Sampling) – Pembuatan sample produk sebelum produksi,
termasuk bahan baku dan proses
 Pengemasan (Packing) – Pengemasan produk, termasuk bahan baku dan proses

 Pengiriman (Shipping) – Pengiriman barang ke pembeli, baik sample maupun


produksi.
 Listrik Pabrik (Electricity)– Penggunaan listrik yang dialokasikan untuk aktivitas
produksi, termasuk penerangan, pemanas dan pendingin gudang penyimpnanan bahan
baku dan barang jadi.
 Penyusutan Bangunan Pabrik – Penyusutan bangunan pabrik dan gudang
penyimpanan bahan baku dan barang jadi
 Pemeliharaan Bangunan Pabrik – Pemeliharaan gedung, termasuk pemeliharaan
instalasi listrik.
 Penyusutan Mesin – Penyusutan mesin-mesin yang digunakan untuk proses
produksi, temasuk di dalamnya mesin pendingin (non-AC), pemanas, genset.
 Pemeliharaan Mesin – Pemeliharaan mesin produksi (lihat mesin di atas), termasuk
pemeliharaan instalasi mesin.
 Penyusutan Peralatan Pabrik – Penyusutan peralatan kerja di produksi
 Pemeliharaan Peralatan – Pemeliharaan peralatan kerja di produksi
c. Akun Sub-Kelompok “Biaya Operasional” (Operating Expenses) – Terdiri dari akun
yang diberi nama:
 Administrasi Umum – Biaya adminstrasi umum seluruh perusahaan

 Gaji Pegawai Kantor – Gaji pegawai tetap disemua bagian (termasuk di bag produksi)
 Stationary & Supplies – Penggunaan stationary dan supplies seluruh bagian, termasuk
toiletries, pencetakan form/blanko dan foto copy.
 Penyusutan Bangunan Kantor – Penyusutan bangunan kantor dan bangunan-
bangunan lain di luar pabrik dan gudang penyimpanan, termasuk bangunan parkir dan
post penjagaan.
 Pemeliharaan Bangunan Kantor – Pemeliharaan untuk bangunan kantor (lihat
bangunan kantor di atas)
 Penyusutan Peralatan Kantor – Penyusutan perlatan yang tidak digunakan untuk
aktivitas produksi, termasuk di dalamnya komputer dan AC di seluruh bagian)
 Penyusutan Furniture – Penyusutan furniture (meja & kursi) di seluruh bagian
perusahaan
 Pemeliharaan Furniture – Pemeliharaan untuk furniture (lihat furniture di atas)

 Penyusutan Kendaraan – Penyusutan kendaraan operasional kantor, termasuk


kendaraan dinas yang digunakan oleh executive, manajer, dan pegawai di seluruh
bagian.
 Pemeliharaan Kendaraan – Penyusutan kendaraan operasional (lihat kendaraan di
atas), termasuk SAMSAT & KIR
 Asuransi – Biaya asuransi bangunan, mesin dan pegawai.

 Listrik Kantor – Listrik yang digunakan untuk keperluan kantor termasuk aktivitas-
aktivitas yang tidak ada di bagian produksi
 Telepon – Penggunaan telepon di seluruh bagian (fixed line dan cellular), termasuk
penggunaan mobile phone yang digunakan oleh executive, manager dan pegawai yang
ditanggung oleh perusahaan.
 Perjalanan Dinas – Biaya-biaya yang timbul akibat aktivitas peralanan dinas, ticket,
akomodasi, transportasi, termasuk akomodasi dan transaportasi tamu perusahaan yang
berkunjung dan ditanggung oleh perusahaan.
 Iklan & Promosi – Iklan dan promosi untuk keseluruhan bagian, termasuk iklan
lowongan dari HRD.
 Lain-Lain – Biaya-biaya operasional yang tidak bisa digolongkan kedalam akun yag
telah ada.
 Pajak Penghasilan – Pajak penghasilan perusahaan (PPh Badan)

 Bunga – Bunga atas pinjaman baik dari bank maupun institusi lain.

2. Akun PERMANEN (Permanent Accounts) – Adalah kelompok akun yang nilai saldonya
bersifat permanen alias TETAP, dalam pengertian: nilai saldo akun kelompok ini selalu
tersedia, tidak pernah ditutup, selama perusahaan beroperasi. Akun permanen juga sering
disebut “akun RIIL” (real account). Masuk dalam kelompok akun permanent atau akun riil
adalah akun-akun yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan alias Neraca. Akun-akun
dalam kelompok ini TIDAK PERNAH DITUTUP. Nilai saldo kelompok akun ini terus diroll
alias dilanjutkan diperiode-periode berikutnya. Teknisnya, saldo akhir di suatu periode akan
menjadi saldo awal di periode berikutnya. Kelompok akun ini kemudian dibagi menjadi
beberapa sub-kelompok, yaitu:
a. Sub-Kelompok “Aset Lancar” (Current Assets) – Meminjam penjelasannya IAS 1 dan
PSAK 1, Aset Lancar adalah aset (kekayaan perusahaan) dalam bentuk kas atau setara kas
untuk menyelesaikan kewajiban (utang/laibilitas) sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan; ATAU dapat direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal laporan posisi
keuangan; ATAU dapat direalisasikan dalam “siklus operasi normal” perusahaan; ATAU
dimiliki untuk maksud diperdagangkan. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun
yang diberi nama:
 Kas Kecil – Ase berupa kas atau uang tunai yang disimpan secara fisik di dalam
perusahaan (selain check)
 Kas Bank – Aset berupa kas yang ada di bank baik dalam bentuk tabungan maupun
giro
 Investasi Jangka Pendek – Aset berupa efek ekuitas dan ekuitas sekuritas yang
diperdagangkan
 Piutang Dagang – Aset berupa tagihan kepada pelanggan yang timbul dari operasional
normal perusahaan, termasuk: piutang pada pelanggan, piutang pada perusahaan
afiliasi, piutang pada karywan (staf, manager, eksekutif).
 Persediaan – Aset tersimpan, entah untuk digunakan sendiri (misal: bahan baku,
barang dalam proses) atau untuk dijual ke pihak lain (misal: persediaan barang jadi).
 Uang Muka Biaya & Deposit – Aset yang timbul akibat pembayaran dimuka untuk
biaya yang manfaatnya tidak habis terpakai dalam satu periode, itu sebabnya akun ini
sering diberi nama “Biaya Dibayar Dimuka.” Misalnya: sewa dibayar dimuka,
asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan jangka pendek.
b. Sub-Kelompok “Aset Tak Lancar” (Non-Current Assets) – Aset tak lancar adalah aset
(kekayaan perusahaan) yang tidak memenuhi kriteria yang disebutkan dalam kelompok “aset
lancar” di atas. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun yang diberi nama:
 Investasi Jangka Panjang – Aset berupa instrument investasi yang disimpan hingga
jatuh tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang, biasa disebut “held-to- maturity”.
 Property Investasi – Aset berupa property (=tanah, bangunan/gedung) yang diperoleh
bukan untuk digunakan dalam operasional perusahaan secara normal, melainkan untuk
mendapat keuntungan tertentu, misalnya dengan cara disewakan atau dijual kembali
dengan harga yang lebih tinggi.
 Tanah – Aset berupa tanah atau lahan yang digunakan untuk operasional persuahaan.

 Bangunan – Aset berupa bangunan yang digunakan untuk operasional perusahaan,


mulai dari tempat parkir, post satpam, gudang, pabrik, kantor, dan lain sebagainya.
 Mesin – Aset berupa mesin yang digunakan untuk operasional perusahan, mesin
apapun itu. Artinya semua mesin di seluruh bagian.
 Peralatan – Aset berupa perlatan yang digunakan untuk menunjang kelancaran
aktivitas operasional perusahaan. Artinya semua peralatan di seuluruh bagian.
 Furniture – Aset berupa furniture dan mebeler yang digunakan oleh perusahaan, di
seluruh bagian.
 Kendaraan – Aset berupa kendaraan yang dimiliki dan digunakan untuk menunjang
kelancaran operasional perusahaan, termasuk kendaraan-kendaraan dinas, baik roda
dua maupun roda empat.
 Aset Tak Berwujud – Aset tak lancar yang tidak memiliki wujud fisik akan tetapi
diharapkan akan mendatangkan manfaat baik di masa kini maupun di masa yang akan
datang. Misalnya: goodwill, merk, patent, copyright dan biaya organisasional,
perijinan.
 Aset Dimiliki Untuk Dijual – Aset berupa tanah, bangunan, mesin, peralatan,
kendaraan, dlsb, yang segera akan dijual. Bisa jadi awalnya untuk operasional, tetapi
begitu akan dijual dipindahkan ke dalam akun ini. Bisa dibilang akun ini sesungguhnya
sangat jarang digunakan.
 Aktiva Lain-lain – Aset yang tidak memenuhi kriteria lancar tetapi tidak bisa
digolongkan kedalam akun aset tak lancar yang telah disebutkan di atas.
c. Sub-Kelompok “Liabiliats Lancar” (Current Liabilities) – Kewajiban atau liabilitas yang:
diharapkan bisa dibayar/dilunasi dalam kurun waktu operasional normal perusahaan; ATAU
yang jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi
keuangan; ATAU dimiliki untuk maksud diperdagangkan; ATAU perusahaan tidak memiliki
hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah akun-akun yang diberi
nama:
 Utang Dagang

 Utang Tertulis Jangka Pendek

 Utang Upah dan Gaji Pegawai

 Utang Pajak

 Utang Lain-lain

 Pendapatan Diterima Dimuka

 Deposit Dari Pelanggan

 Sewa Diterima Dimuka

d. Sub-Kelompok “Liabilitas Tak Lancar” (Non-Current Liabilities) – Kewajiban atau


liabiltas perusahaan yang tidak bisa diselesaikan dalam satu siklus atau satu tahun buku. Masuk
dalam sub-kelompok ini adalah utang yang diberi nama:
 Utang Bank Jangka Panjang

 Utang Sewa Jangka Panjang

 Promes

 Premi Asuransi Pensiun

 Liabilitas Pajak Tangguhan

e. Sub-Kelompok “Ekuitas Pemegang Saham” (Shareholder’s Equity) – Klaim atau


kepemilikan pihak luar terhadap kekayaan perusahaan. Masuk dalam sub-kelompok ini adalah
akun-akun yang diberi nama:
 Modal Saham

 Tambahan Modal Disetor

 Laba Ditahan
 Akumulasi Laba/Rugi Komprehensif Lain

Catatan Penting:

Sub-kelompok akun relative pasti dan lumrah digunakan. Sedangkan nama-nama akun yang
ada dalam suatu kelompok sub-akun cenderung variatif antara satu perusahaan dengan yang
lainnya, tergantung jenis dan karakter operasional perusahaan masing-masing.

Arti Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi adalah hubungan antara harta, hutang, dan modal yang dimiliki oleh perusahaan.
Persamaan akuntansi ini merupakan keseimbangan dari dua sisi antara sisi kiri (aktiva) dan sisi kanan (pasiva).

Kegunaan dari persamaan dasar akuntansi adalah untuk mencatat sistem akuntansi di setiap transaksi yang
terjadi pada perusahaan. Setiap transaksi harus dicatat pada dua aspek, yakni aktiva dan pasiva.

Pada persamaan dasar akuntansi, sisi kiri dan sisi kanan atau aktiva dan pasiva harus selalu seimbang alias
balance. Berikut rumusan persamaan akuntansi:

H=U+M

H = Harta, semua kekayaan yang dimiliki perusahaan

U = Utang, semua kewajiban perusahaan terhadap pihak lain

M = Modal, hak pemilik perusahaan

Atau

H+B=U+M+P

B = Biaya, pengorbanan untuk memperoleh penghasilan

P = Pendapatan, bertambahnya aktiva perusahaan

Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi

1. Keseimbangan Harta dan Modal

Harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh sebuah oerusahaan dan merupakan salah satu sumber untuk
pembelanjaan dan untuk melakukan kegiatan kelancaran usahanya. Oleh sebab itu, harta juga harus seimbang
sengan modal atau sumber pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang didapatkan dari pemilik nya yang disebut
dengan ekuitas atau modal.

HARTA = MODAL

Baca juga :

 Prinsip Akuntansi Syariah


 Sistem Ekonomi Syariah
 Jenis Jenis Laporan Keuangan

2. Hutang ditambah Modal sama dengan Hutang

Harta yang di miliki oleh perusahaan adalah harta yang akan di gunakan sebagai sumber pembelanjaan dalam
kegiatan yang di peroleh dengan melalui dua sumber yaitu, Pemilik dan Kreditur. Sumber yang di gunakan
untuk pembelanjaan dari pemilik sering di sebut dengan ekuitas. Dan sedangkkan sumber pembelanjaan yang
sudah di peroleh dari pihak kreditur kepada pemilk akan menjadi suatu kewajiban yang akan di kembalikan, hal
ini sering di sebut sebagai kewajiban atau hutang. Sehingga pada unsur ini didapat rumus atau persamaannya
yaitu :

HARTA = HUTANG + MODAL

Dalam operasi sebuah usaha sudah jelas ada kemungkinan pendapatan dan beban. Pendapat adalah kenaikan
harta yang akan di peroleh dari hasil penjualan sebuah barang atau jasa. Sedangkan beban adalah penurunan
harta, karena merupakan salah satu pengorbanan yang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan juga memiliki
sifat untuk menambah modal, sedangkan beban akan memiliki sifat mengurangi modal. Sehingga dengan
demikian pendapatan dan beban yang ada akan mempengaruhi keadaan modal dalam persamaan dasar
akuntansi, dicatat dalam komponen modal. Akan tetapi, untuk mengembangkan akuntansi maka pencatatan
pendapatan dan beban bisa di pisahkan dari midal. Sehingga bentuk persamaannya bisa di rumuskan sebagai
berikut :

Harta = Utang + Modal + Pendapatan – Beban

Baca juga:

 Cara Membuat Neraca Keuangan


 Cara Membuat Neraca Lajur
 Cara Membuat Laporan Keuangan
Fungsi Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi sangat berguna untuk mengetahui tentang perubahan dari kekayaan dalam
perusahaan di setiap transaksi yang terjadi. Selain itu fungsi dari persamaan dasar akuntansi adalah untuk
mengetahui beberapa aktiva yang sudah di gunakan dan di belanjakan dalam satu periode akuntansi.

Analisis dari pengaruh transaksi ke persamaan dasar akuntansi di setiap transaksi yang terjadi maka akan
mempengaruhi posisi dari keuangan perusahaan. Pengaruh yang terjadi pada transaksi tersebut dapat
menambah dan juga dapat mengurangi komponen keuangan pada perusahaan yaitu : Harta, hutang, dan modal.
Perubahan pada komponen posisi keuangan ini pada persamaan dasar akuntansi juga dapat di kelompokkan
sebagai berikut :

 Pada setiap transaksi yang dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat dari perubahan harta yang
sudah diikuti dengan suatu perubahan harta dari yang lain tetapi dengan jumlah yang sama.
o Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan hutang dengan jumlah yang sama.
o Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan modal dengan jumlah yang sama.
o Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dengan perubahan hutang dan modal dengan jumlah
yang sama.

Sponsors Link

Pencatatan Transaksi ke dalam Persamaan Dasar Akuntansi

Dari setiap transaksi keuangan yang terjadi maka pada dasarnya akibat dari perubahan pada posisi keuangan
perusahaan juga, akan tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan persamaan dari dasar akuntansi. Sudah di
jelaskan juga bahwa di dalam akuntansi terjadi suatu transaksi akan di catat dengan sistem pencatatan ganda
yang bisa di artikan bahwa transaksi yang di catat pada dua aspek akan mempengaruhinya. Catatan perubahan
pada aspek yang satu akan di imbangi dengan catatan perubahan pada aspek yang lain nya juga. Oleh sebab itu
catatan perubahan pada unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas tidak akan mempengaruhi keseimbangan dari
persamaan dasar akuntansi.

Untuk lebih jelas nya maka perhatikan contoh dari transaksi – transaksi yang terjadi di perusahaan bengkel
Maju Makmur selama bulan januari 2017 sebagai berikut ini :

 Transaksi 1 (T1)
Perusahaan bengkel Maju Makmur telah menerima uang tunai dari Putra (sebagai pemilik) sebesar Rp.
100.000.000,00 untuk di gunakan sebagai modal.

Analisa Transaksi :

Bagi perusahaan bengkel Maju Makmur maka aktiva perusahaan akan bertambah sebesar Rp. 100.000.000,00
dan akan menimbulkan hak Putra (pemilik perusahaan) atas aktiva perusahaan yang sudah berbentuk investasi
sebesar Rp. 100.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 2 (T2)

Bengkel Maju Makmur membeli peralatan bengkel nya dengan cara kredit di bank dengan jumlah Rp.
50.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Di satu sisi bisa mengakibatkan penambahan pada aktiva dalam bentuk peralatan bengkel dan di sisi lain bisa
mengakibatkan terjadinya hutang dengan nominal Rp. 50.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada
persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 3 (T3)

Bengkel Maju Makmur membeli perlengkapan kecil untuk bengkel nya seperti mur, baut, oli, dan lain
sebagainya dengan nominal uang yang harus di bayar yaitu Rp. 5.000.000,00 dan di bayar dengan tunai.

Analisa Transaksi :

Pada satu sisi aktiva akan bertambah dengan keterangan perlengkapan dan seharga Rp. 5.000.000,00 dan di sisi
lain aktiva kas akan berkurang sebesar dana yang kita gunakan yaitu Rp. 5.000.000. Perubahan ini akan terlihat
pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 4 (t4)

Untuk hasil pekerjaan yang telah di kerjakan oleh karyawan nya dan akan menerimal pembayaran sebesar Rp.
10.000.000,00.

Analisa Transaksi :
Transaksi ini akan membuat aktiva kas bertambah sebesar Rp. 10.000.000,00 dan dengan adanya pertambahan
penghasilan maka modal bengkel ini akan bertambah sebesar Rp. 10.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat
pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 5 (T5)

Bengkel memberikan pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan dengan harga Rp. 1.000.000,00 dan baru
menerima pembayaran sebesar Rp. 500.000,00 dan kekurangannya ada di bayar di kemudan hari.

Analisa transaksi :

Transaksi ke 5 ini akan menimbulkan kas bertambah sebesar Rp. 500.000 dan juga akan menimbulkan tagihan
sebesar Rp. 500.000,00. Sehingga pada sisi lain akan menambahkan penghasilan sehingga mengakibatkan
ekuitas bertambah. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 6 (T6)

Bengkel akan membayar kewajibannya yaitu beban gaji karyawan sebanyak Rp. 3.000.000,00 dan juga beban
sewa sebesar Rp. 1.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Transaksi ke 6 ini akan mengurangi kas sebanyak Rp. 4.000.000,00 dan beban akan berkurang sehingga modal
juga akan berkurang. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 7 (T7)

Bengkel memberikan cek sebesar Rp. 25.000.000,00 untuk membayar sebagian utang atas pembelian peralatan
dan baru akan di bayar sebagian.

Analisa Transaksi :

Pengaruh transaksi di atas bisa menimbulkan kas berkurang dan hutang juga akan berkurang sebesar
25.000.000. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 8 (T8)

Pada akhir bulan januari 2017 akan diadakan pemeriksaan dan juga perhitungan terhadap sisa dari perlengkapan
yang ada di bengkel. Terdapat sisa perlengkapan bengkel dengan jumlah Rp. 2.000.000,00.
Analisa Transaksi :

Saldo perlengkapan dari persamaan dasar akuntansi data di atas sebesar Rp. 5.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 =
Rp. 3.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

 Transaksi 9 (T9)

Pemilik bengkel mengambil dana dari kas yang sudah masuk di bnegkel untuk keperluan pribadi nya sebesar
Rp. 5.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Pengambilan aktiva perusahaan yang di gunakan untuk keperluan pribadi pemilik bisa di sebut dengan prive
pemilik (drawing). Pengaruh ini akan mengurangi kas pada aktiva dan modal sebesar Rp.
5.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Berikut ini adalah penjelasan tentang pen


MODUL III
JENIS-JENIS PERUSAHAAN

1. Perusahaan Ekstraktif

Perusahaan Ekstraktif adalah perusahaan yang bidang usahanya memungut benda-benda


yang tersedia di alam secara langsung. Perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan
ekstratif antara lain pertambangan penangkapan ikan, penebangan kayu, pemungutan rumput
laut, dan pembuatan garam. Perusahaan pertambangan ialah perusahaan yang usaha menghali
dan mengolah barang-barang tambang, misalnya pertambangan minyak bumi, besi batu bara,
timah, dan nikel.
2. Perusahaan Agraris

Perusahaan Agraris adalah perusahaan yang usahanya mengolah dan memanfaatkan tanah
agar menjadi lahan yang berdayaguna dan berhasil guna untuk memenuhi kebutuhan.
Perusahaan agraris meliputi pertanian, perkebunan, perikanan (pemerihara ikan), dan
peternakan. Perusahaan pertanian ialah perusahaan yang usahanya mengolah tanah menjadi
lahan pertanian, kemudian ditanami tumbuh-tumbuhan agar menghasilkan bahan untuk
memenuhi kebutuhan. Contohnya, pertanian padi, kacang tanah, hortikultura, perkebunan
karet, kopi, teh, dan kina.
3. Perusahaan Industri

 Perusahaan Industri adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan mentah


menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan baku), atau mengolah bahan baku
menjadi barang jadi. Contoh:
 a. Perusahaan kerajinan rotan mengolah bahan mentah (rotan) menjadi barang jadi
(misalnya kursi rotan dan anyaman rotan)
 b. Perusahaan tepung terigu mengolah bahan mentah (gandum) menjadi bahan baku
(tepung terigu).
 c. Perusahaan roti mengolah bahan baku (tepung terigu) menjadi barang jadi (roti).

 d. Perusahaan mobil, pupuk, kimia, obat-obatan dan sepatu.

4. Perusahaan Dagang

Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang usahanya mengumpulkan dan


menyalurkan barang-barang hasil produksi dari produsen (pembuat) kepada konsumen
(pemakai). Contoh perusahaan perdagangan ialah usaha pertokoan serta perdagangan ekspor
dan impor.
5. Perusahaan Jasa

Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang usahanya menyelenggarakan jasa untuk para
konsumen (pemakai) dengan memperoleh imbalan. Contoh :
a. Perusahaan pengangkutan bus

b. Jasa bank dan jasa pergudangan

c. Jasa seorang dokter, jasa seorang penjahit.


MODUL IV
JURNAL UMUM

4.1 Pengertian Jurnal Umum

Jurnal umum adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry),
yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan
menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.
Fungsi jurnal meliputi:

Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan
secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya
semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di
Debet maaupun yang di Kredit.
Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik
yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan
analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan
transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet
dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan.
Mekanisme Debet dan Kredit terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Berikut ini adalah contoh pencatatan dalam jurnal umum untuk transaksi yang terjadi selama
bulan Mei tahun 2006 di perusahaan MAMAT TAILOR
1 Mei: Tn. MAMAT menyetor uang pribadi ke dalam perusahaan “MAMAT TAILOR”
sebagai modal awal usaha jahit sebesar Rp 4.000.000,- Analisis transaksi :
Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 4.000.000,- (Debet)

Modal Tn. Ali Bertambah Rp 4.000.000,- (Kredit)

2 Mei: Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6
bulan. Analisis transaksi :
Harta perusahaan dalam bentuk Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 1.200.000,-
(Debet)
Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 1.200.000,- (Kredit)

4 Mei: Dibeli tunai perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 800.000,- Analisis
transaksi :
Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan Jahit bertambah Rp 800.000,- (Debet)

Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)

10 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung
diterima pembayarannya. Analisis transaksi :
Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 300.000,- (Debet)

Pendapatan perusahaan bertambah Rp 300.000,- (Kredit)


12 Mei: Dibeli peralatan jahit dari Toko Sekawan seharga Rp 1.500.000,- baru dibayar
Rp500.000,- Analisis transaksi :
Harta perusahaan dalam bentuk Peralatan Jahit bertambah Rp 1.500.000,- (Debet)

Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 500.000,- (Kredit)

Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) bertambah Rp 1.000.000,- (Kredit)

18 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian Tn. Ahmad seharga Rp 1.700.000 sudah
dikirimkan tagihannya. Analisis transaksi:
Harta perusahaan dalam bentuk Piutang Usaha bertambah Rp 1.700.000,- (Debet)

Pendapatan perusahaan bertambah Rp 1.700.000,- (Kredit)

19 Mei: Dibayar ke Toko Sekawan Rp 800.000,- atas pembelian peralatan jahit tanggal 12
Mei. Analisis transaksi:
Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) berkurang Rp 800.000,- (Debet)

Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)

20 Mei: Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu kerja Rp 200.000,-

Beban Gaji bertambah Rp 200.000,- (Debet)

Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 200.000,- (Kredit)


21 Mei: Diterima pinjaman dari BCA Rp 2.000.000,- dikenakan biaya administrasi
Rp250.000.
Kas bertambah Rp 1750000,-

Beban administrasi bertambah Rp 250000,-

Utang bank bertambah Rp 2000000,-

22 Mei: Tn. Ali mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 400.000,-

Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 400.000,- (Kredit)

Pengambilan pemilik (Prive) bertambah Rp 400.000,- (Debet)

Jurnal umum secara utuh 31 Desember:


MODUL V
BUKU BESAR

5.1 Pengertian Buku Besar

Buku besar adalah buku yang memuat kumpulan perkiraan-perkiraan yang saling
berhubungan serta mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban
dan modal perusahaan. Banyaknya perkiraan buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan
berbeda-beda, tergantung kepada keuangan dan kekayaan perusahaan, volume transaksi, serta
informasi yang diinginkan. Dalam suatu proses pembukuan, setelah pencatatan transaksi ke
dalam jurnal umum, selanjutnya transaksi tersebut di catat ke dalam buku besar yaitu dengan
cara memindahbukukan jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke dalam buku besar yang sesuai,
kegiatan pembukuan ini dinamakan memposting.

5.2 Jenis Buku Besar

1. Buku Besar Umum (General Ledger): Buku Besar Umum sering disebut juga buku
besar induk, yaitu semua perkiraan yang ada dalam suatu periode tertentu seperti kas, piutang
usaha, persediaan utang usaha dan modal. Perkiraan-perkiraan ini saling berdiri sendiri dan
berfungsi mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan
modal perusahaan. Sistem Buku Besar Umum menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar
Umum dan Siklus Pelaporan Keuangan.
2. Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger): sering disebut juga buku tambahan,
yaitu sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan utang usaha
yang berfungsi member informasi yang lebih mendetail. Pada umumnya, Pembuatan Buku
Pembantu adalah untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti Hutang,
Piutang, dan Persediaan.

5.3 Tujuan Buku Besar Umum

1. Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.

2. Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.

3. Menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.

4. Mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.

5. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap
periode akuntansi
5.4 Fungsi Buku Besar Umum

1. Mengumpulkan data transaksi

2. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun

3. Memvalidasi transaksi yang terkumpul

4. Meng-update-kan Akun Buku Besar Umum dan File Transaksi

5. Mencatatkan penyesuaian terhadap Akun

6. Mempersiapkan Laporan Keuangan

Buku Besar Pembantu terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Buku Besar Pembantu Piutang Usaha sering disebut juga buku piutang yang
disediakan khusus untuk merinci langganan kredit, kepada siapa sajakah perusahaan
melakukan transaksi penjualan kredit, dimanakah alamatnya dan berapakah jumlahnya. Dalam
buku piutang, keadaan tagihan kepada tiap langganan dicatat dalam daftar-daftar tersendiri.
Perubahan piutang dagang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan piutang dagang di buku
besar umum, sebagai perkiraan induk. Sedangkan perubahan kepada masing- masing
langganan dicatat pada perkiraan masing-masing dalam perkiraan buku besar pembantu
piutang.
b. Buku Besar Pembantu Utang sering disebut juga buku utang. Buku ini disediakan
khusus untuk mencatat masing-masing pemasok secara terperinci yang banyaknya ditentukan
oleh banyaknya pemasok yang memberikan pinjaman kredit, baik berupa barang dagangan
maupun aktiva lainnya. Seperti halnya dalam buku piutang, dalam buku utangpun keadaan
utang pada setiap pemasok dicatat dalam daftar-daftar tersendiri. Perubahan utang secara
keseluruhan dicatat pada perkiraan utang dagang dalam buku besar umum. Sedangkan
perubahan kepada masing-masing pemasok, dicatat pada perkiraan masing-masing dalam buku
besar pembantu.
Contoh soal Buku Besar diambil dari Jurnal Umum yang sudah tersedia di bab sebelumnya.
Setiap akun harus dipisah satu persatu dalam satu table dan harus sesuai tempat (jika di kredit
maka letakkan di kredit, jika di debit maka letakkan di debit). Untuk Saldo adalah pengurangan
dari angka terbesar dengan angka terkecil dan diletakkan pada Akun itu seharusnya (missal:
Kas itu debit, maka pengurangan dilakukan dan saldo diletakkan di debit).
MODUL VI
NERACA SALDO

6.1 Pengertian Neraca Saldo

Neraca Saldo adalah suatu buku yang memiliki isi berupa daftar yang memaparkan
kumpulan saldo berasal dari data yang dimiliki oleh setiap rekening dari pihak- pihak terkait.
Neraca saldo biasanya memiliki beberapa kolom utama yang digunakan dalam melakukan
sautu pendataan. Kolom – kolom tersebut antara lain kolom neraca itu sendiri, kolom harga
pokok produksi, kolom perkiraan besar kecilnya keuntungan atau kerugian dari suatu transaksi
dan kolom pembelian serta penjualan. Neraca Saldo pada umumnya dikeluarkan pada saat
periode akhir untuk digunakan sebagai bahan evaluasi. Hal tersebut karena neraca ini akan
menunjukan kesetabilan perekonomian yang didapat melalui suatu aktivitas ekonomi yang
dijalankan selama prosesnya.
Neraca Saldo berfungsi untuk mendeteksi setiap kesalahan matematika yang telah terjadi
dalam sistem akuntansi double-entry yaitu pembukuan berpasangan. Dalam neraca jika
disediakan dan terdapat total debit sama dengan total kredit yang dipaparkan secara jelas maka
dapat dikatakan bahwa neraca saldo dianggap seimbang serta tidak boleh ada kesalahan
matematika yang ditemui dalam buku besar akutansi pihak tersebut. Namun, ini tidak berarti
tidak ada kesalahan dalam sistem akuntansi perusahaan. Sebagai contoh, transaksi
diklasifikasikan tidak benar atau mereka hanya hilang dari sistem masih bisa ada kemungkinan
kesalahan akuntansi yaitu berupa materi yang tidak akan terdeteksi oleh prosedur neraca saldo.
Neraca saldo juga dapat berupa sebuah worksheet pembukuan di mana saldo semua buku besar
yang dikompilasi ke dalam kolom debit dan kredit. Sebuah perusahaan menyiapkan neraca
saldo secara berkala, biasanya pada akhir setiap periode pelaporan. Tujuan umum
menghasilkan neraca saldo adalah untuk memastikan entri dalam sistem pembukuan
perusahaan secara matematis dan benar. Neraca saldo biasanya disiapkan oleh pemegang buku
atau akuntan yang telah menggunakan daybooks atau buku harian akutansinya untuk mencatat
transaksi keuangan dan kemudian mempostingnya ke buku besar nominal dan buku besar
pribadi. Neraca saldo adalah bagian dari sistem pembukuan double-entry dan menggunakan
format account ‘T’ klasik untuk menyajikan nilai-nilai yang didapat melalui segala aktifitas
ekonomi yang berupa transaksi debit dan kredit.
Berikut contoh Neraca Saldo dari Saldo Buku Besar.

Semua saldo yang ada di Buku Besar dimasukkan dalam table Neraca Saldo. Perlu diingat,
untuk meletakkan nilai uang/harga sesuai dengan Saldo Buku Besar apakah di debit atau kredit.
MODUL VII
CONTOH SOAL

Buatlah Jurnal Umum – Buku Besar – Neraca Saldo dari transaksi dibawah ini!

Transaksi :

1/8/2015 Tuan Malik membuka Kantor Malik Advokat dengan Menyerahkan


uang Kas kekantor sebesar Rp5.000.000 dan Peralatan kantor sebesar
Rp10.000.000

1/8/2015 Tuan Malik membayar sewa gedung untuk 1,5 tahun sebesar Rp 4.500.000

3/8/2015 Tuan Malik membantu kasus hukum PT. ABC dan dibayar bulan depan
sebesar Rp10.000.000

7/8/2015 Tuan Malik mendapatkan uang sebesar Rp5.000.000 dari klien atas bantuan
hukum yang diberikannya.

9/8/2015 Tuan Malik meminjam uang ke bank sebesar Rp50.000.000

14/8/2015 Tuan Malik membantu kasus hukum PT. XYZ dan dibayar Sebesar
Rp20.000.000
dimana 40 % nya dibayar tanggal 20 Agustus 2015.

18/8/2015 Tuan Malik membayar gaji karyawan (bagian administrasi) Sebesar


Rp1.500.000

20/8/2015 Tuan Malik menerima uang dari utang klien pada 14 Agustus 2015.

23/8/2015 Tuan Malik membayar utang ke bank sebesar Rp2.500.000.

25/8/2015 Tuan Malik membantu PT. QWERTY dalam kasusnya dan dibayar Tunai
sebesar Rp5.000.000

30/8/2015 Tuan Malik membayar biaya telepon sebesar Rp100.000, air sebesar Rp100.000
dan biaya listrik sebesar Rp150.000

31/8/2015 Tuan Malik membantu kasus PT. SSS dan dibayar tunai Sebesar Rp5.000.000.

Anda mungkin juga menyukai