Anda di halaman 1dari 13

Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

A. GAMBARAN UMUM PEMROSESAN TRANSAKSI


1. SIKLUS TRANSAKSI
Terdapat tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besar aktivitas ekonomi
perusahaan, yaitu siklus pengeluaran, siklus konversi dan siklus pendapatan. Siklus-
siklus ini ada dalam semua jenis bisnis-baik yang mencari laba maupun nirlaba.
2. SIKLUS PENGELUARAN
Aktivitas bisnis dimulai dengan pemerolehan bakan baku,properti dan tenaga kerja
melalui pertukaran dengan kas-siklus pengeluaran. Kebanyakan transaksi
pengeluarkan didasarkan pada hubungan kredit diantara mitra dagang. Pengeluaran
kas aktual didasarkan pada saat yang sama dengan penerimaan barang/jasa.
Berhari-hari bahkan berminggu-minggu dapat berlalu diantara kedua peristiwa ini.
Jadi dari perspektif sistem, transaksi ini memiliki dua bagian: komponen fisik (akuisisi
barang) dan komponen keuangan (pengeluaran kas ke pemasok).
3. SIKLUS KONVERSI
Sistem konversi terdiri atas dua subsistem utama, yaitu sistem produksi dan sistem
akuntansi biaya. Sistem produksi melibatkan perencanaa, penjadwalan dan
pengendalian produk fisik melalui proses produksi. Sistem akuntansi biaya memantau
arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan oleh
sistem ini digunakan untuk pengendalian persediaan, penganggaran, pengendalian
biaya, pelaporan kinerja dan keputusan manajemen.
4. SIKLUS PENDAPATAN
Perusahaan menjual barang jadi ke pelanggan melalui siklus pendapatan, yang
melibatkan pemrosesan penjualan tunai, penjualan kredit, dan penerimaan kas
setelah penjualan kredit. Transaksi siklus pendapatan juga memiliki komponen fisik
dan keuangan, yang diproses terpisah.
B. PENCATATAN AKUNTANSI
1. Sistem Manual
a. Dokumen
Dokumen menyediakan bukti dari kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk
memulai perosesan transaksi. Dalam bagian ini, ada tiga jenis dokumen:
 Dokumen Sumber,yaitu dokumen yang diciptakan pada awal (sumber)
transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk menangkap dan
menformalisasi data transaksi yang diperlukan untuk memproses siklus
transaksi.

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

 Dokumen Produk, yaitu hasil daroi pemrosesan transaksi, bukan


dokumen yang memicu mekanisme proses. Misalnya, cek pembayaran
gaji yang diberikan kepada karyawan adalah dokumen produk dari darii
sistem penggajian.
 Dokumen Perputaran, adalah dokumen produk dari satu sistem yang
menjadi dokumen sumber dari sistem lainnya. Dokumen perputaran
berisi informasi penting tentang akun pelanggan untuk membantu
sistem penerimaan kas memproses cek tersebut.
b. Jurnal
Jurnal adalah catatan ayat-ayat secara kronologis. Terdapat dua jenis jurnal:
 Jurnal Khusus, digunakan untuk mencatat kelas transaksi khusus yang
muncul dalam volume besar. Kebanyakan perusahaan menggunakan
beberapa jurnal khusus, diantaranya jurnal penerumaan kas, jurnal
penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penggajian.
 Jurnal Umum, digunakan untuk mencatat transaksi yang jarang terjadi
atau yang tidak sama. Misalnya, kita biasa mencatat depresiasi periodik
dan ayat penutup di jurnal umum. Untuk praktisnya kebanyakan
perusahan telah mengganti jurnal umum mereka dengan sistem voucer
jurnal. Voucer jurnal diggunakan untuk mencatat rangkuman transaksi
rutin, transaksi nonrutin, ayat penyesuaian dan ayat penutup. Total
voucer jurnal yang diproses dengan jurnal umum.
c. Buku Besar
Buku besar (ledger) adalah buku akun keuangan, yang mencerminkan pengaruh
keuangan dari transaksi setelah dibukukan dari berbagai jurnal. Terdapat dua
jenis buku besar:
 Buku besar umum, yang berisi informasi akun perusahaan dalam
bentuk rangkuman dari akun pengendali. Buku besar umum
menyediakan nilai tunggal untuk setiap akun pengendali, seperti utang,
piutang, dan persediaan.
 Buku besar pembantu, berisi perincian akun individual yang membentuk
akun pengendali tertentu. Buku besar ini mencakup persediaan,utang,
penggajian, dan piutang. Total saldoakun dalam buku besar pembantu
harus sama dengan saldo akun pengendali yang di buku besar.
2. Jejak Audit

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

Catatan akuntansi yang dijelaskan sebelumnya menyediakan jejak audit (audit trail)
untuk menelusuri transaksi dari dokumen sumber ke laporan keuangan. Diantara
berbagai tujuan dari jejak audit, yang paling penting bagi akuntan adalah audit akhir
tahun. Tanggung jawab auditor mencakup peninjauan akun –akun dan transaksi
tertentu untuk menentukan validitas, akurasi, dan kelengkapan.
3. Sistem Berbasis Komputer
a. Jenis File
Meskipun jejak audit dalam sistem berbasis komputer kurang bisa damati
daripada sistem manual tradisional, jejak audit tetap ada. Catatan akuntansi
dalam sistem berbasis komputer disajikan dalam empat jenis file magnetis yang
berbeda.
 File master (master file), umumnya berisi data akun. Buku besar umum
dan buku besar pembantu adalah contoh dari file master.
 File Transaksi adalah file sementara yang menyimpan catatan transaksi
yang akan digunakan untuk mengubah atau memperbaharui data dalam
file master. Pesanan penjualan. Penerimaan persediaan, dan
penerimaan kas adalah contoh-contoh dari file transaksi.
 File referensi, menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk
memproses transaksi. Misalnya, program penggajian dapat mengacu ke
tabel pajak untuk menghitung jumlah yang sebenarnya dari pajak yang
ditahan untuk transaksi penggajian.
 File arsip, berisi transaksi masa lalu yang dipertahankan untuk referensi
di masa depan. File arsip meliputi jurnal, informasi penggajian periode
sebelumnya, daftar nama karyawan sebelumnya, catatan tentang akun
yang dihapus, dan buku besar periode sebelumnya.
b. Jejak Audit Digital
Sistem yang disajikan dalam figur dibawah mengilustrasikan bagaimana file
komputer menyediakan jejak audit. Sama denga jejak kertas, jejak audit digital
memungkinkan penelusuran transaksi. Auditor yang berusaha untuk
mengevaluasi akurasi dari angka piutang yang dipublikasikan dalam neraca,
dapat melakukan langkah-langkah berikut (sesuai figur dibawah):
1. Bandingkan saldo piutang dagang dalam neraca dengan saldo akun
pengendali piutang dagang di file master
2. Rekonsiliasikan angka akun pengendali AR dengan total akun pembantu
AR.

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

3. Pilih percontohan (sampel) dari ayat-ayat yang diperbaharui pada akun di


buku besar pebantu AR dan telusuri transaksinya dalam jurnal penjualan
(file arsip)
4. Dari ayat-ayat jurnal ini, identifikasi dokumen sumber spesifik yang dapat
ditarik dari file-file ini dan diverifikasi. Jika perlu, auditor bisa
mengonfirmasikan akurasi dan ketepatan dokumen sumber ini dengan cara
menghubungi pelanggan-pelanggan yang dipertanyakan.

C. STRUKTUR FILE
Struktur file digital dan teknik penyimpanan sangat bervariasi di antara system
pemrosesan transaksi karena setiap struktur file dirancang untuk melayani tugas tertentu.
Beberapa struktur efektif untuk memproses sebagian besar file master. Beberapa struktur
file lebih baik untuk secara langsung mencari dan memproses satu record dalam file
besar, tanpa harus mencari melalui ribuan catatan lain di file tersebut. Sayangnya belum
ada struktur yang bekerja secara optimal di semua aplikasi. Teknologi file secara luas
terbagi menjadi 2, yakni:
1. Model File Flat (The Flat-File Model)
Model file flat mendeskripsikan lingkungan di mana file data individual tidak terkait satu
sama lain. Ketika banyak pengguna membutuhkan data yang sama untuk tujuan yang
berbeda, mereka harus mendapatkan data yang terpisah untuk kebutuhan spesifik
mereka. Redundansi data yang ditunjukkan dalam contoh ini berkontribusi pada tiga
masalah penting di Model File Flat ini, yakni:

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

 Penyimpanan Data (Data Storage)


Sistem informasi yang efisien menangkap dan menyimpan data hanya sekali dan
menjadikan sumber tunggal ini tersedia untuk semua pengguna yang membutuhkannya.
Untuk mendapatkan data penting pengguna, perusahaan harus menanggung biaya
pengumpulan ganda dan prosedur penyimpanan.
 Pembaruan Data (Data Updating)
Perusahaan memiliki banyak data yang disimpan dalam file yang membutuhkan
pembaruan berkala jika ada perubahan. Saat pengguna menyimpan file terpisah, semua
perubahan harus dibuat secara terpisah untuk pengguna. Ini menambah tugas dan biaya
pengelolaan data secara signifikan.
 Peredaran Informasi (Currency of Information)
Jika pembaruan informasi tidak disebarluaskan dengan benar, perubahannya tidak akan
direfleksikan dalam beberapa data pengguna, yang menghasilkan keputusan berdasarkan
informasi yang sudah ketinggalan zaman.
 Ketergantungan Data-Tugas (Tsk-Data Dependency)
Merupakan ketidakmampuan user untuk mendapatkan informasi tambahan saat
kebutuhannya berubah. Karena pengguna bertindak secara mandiri, sulit untuk
membangun mekanisme untuk berbagi data secara formal. Oleh karena itu, kebutuhan
informasi baru cenderung dipenuhi pengadaan file data baru. Ini membutuhkan waktu,
menghambat kinerja, menambah redundansi data, dan mendorong biaya manajemen
data menjadi lebih tinggi.
 Integrasi Data Batas File Flat (Flat Files Limit Data Integration)
Pendekatan flat-file adalah model tampilan tunggal yang disusun, diformat, dan diatur
agar sesuai kebutuhan tertentu dari pemilik atau pengguna utama data. Ketika prinsip
akuntansi diterapkan secara keliru (GAAP), akan tidak berguna bagi pengguna lain (non-
akuntansi) dari data akuntansi perusahaan.
2. Model Database
Dengan data perusahaan yang ada di pusat, semua pengguna memiliki akses ke data
yang mereka butuhkan Akses ke sumber daya data dikendalikan oleh Sistem Manajemen
Basis Data (DBMS); sistem perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk
mengakses data resmi saja.

D. TEKNIK DOKUMENTASI
1. Diagram Arus Data dan Diagram Relasi Entitas
a. Diagram Arus Data

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

Diagram Arus Data (DFD) menggunakan simbol-simbol untuk menyajikan entitas,


proses, arus data, dan penyimpanan data yang berkaitan dengan suatu sistem.
Entitas dalam DFD adalah objek-onbjek eksternal dalam sistem yang
dimodelkan. Entitas ini mewakili sumber dan tujuan dari data. Proses dalam DFD
harus dinamai dengan kata kerja yang deskriptif, misalnya kirim barang,
perbaruan catatan, atau terima pesanan pelanggan.
b. Diagram Relasi Entitas
Diagram relasi entitas (ER) adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk
menyajikan relasi antara entitas. Entitas adalah sumber daya fisik (mobil, kas
atau persediaan), kegiatan (memesan persediaan, menerima kas, atau mengirim
barang), pelaku (staf penjualan, pelanggan, atau pemasok) yang akan digunakan
oleh organisasi untuk mendapatkan data.
c. Hubungan antara Diagram Relasi Entitas dan Diagram Arus Data
Diagram arus data dan diagram relasi entitas mencerminkan berbagai aspek dari
sistem yang sama, namun saling berhubungan dan dapat direkonsiliasi. DFD
adalah model proses sitem dan model diagram ER yang digunakan oleh data
didalam sistem atau dipengaruhi oleh sistem. Kedua diagram ini saling
terhubung melalui data; setiap data yang disimpan dalam DFDmewakili entitas
data diagram ER.
2. Bagan Alir
Bagan alir adalah representasi grafis dari sistem yang mendeskripsikan relasi fisik
antara entitas-entitas intinya. Bagan dokumen digunakan untuk menggambarkan
elemen-elemen dari sistem manual, termasuk catatan akuntansi, departemen
organisasional yang terlibat dalam proses, dan aktivitas yang dilakukan dalam
departemen tersebut. Bagan alir sistem menggambarkan aspek-aspek komputer
dalam sebuah sistem.
a. Bagan Alir Dokumen
 Menata Letak Area Fisik dari Aktivitas
Ingat bahwa bagan alir mencerminkan sistem fisik, yang disajikan
sebagai kolom-kolom vertikal peristiwa dan tindakan yang dipisahkan
oleh garis pembatas. Secara umum, setiap area aktivitas merupakan
kolom terpisah dengan satu judul. Dari fakta-fakta sistem di atas, dapat
terlihat empat area aktivitas, yaitu departemen penjualan, departemen
kredit, gudang dan departemen pengiriman.
 Menyajikan Fakta Tertulis ke dalam Format Visual

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

Sekarang saatnya untuk mulai menyajikan fakta-fakta sistem dengan


menggunakan objek visual.
 Staf administrasi di departemen penjualan menerima pesanan
pelanggan melalui surat dan menyiapkan empat salinan
pesanan penjualan.
 Salinan 1 dari pesanan penjualan dikirim ke departemen kredit
untuk persetujuan. Ketiga salinan lainnya dan pesanan
pelanggan yang asli didimpan sambil menunggu persetujuan
kredit.
 Staf administrasi departemen kredit menvalidasi pesanan
pelanggan dengan mempertimbangkan catatan kredit yang
tersimpan didepartemen kredit. Staf tersebut menandatangani
salinan 1 untuk menuntukkan persetujuan dan
mengembalikannya ke staf administrasi penjualan.
 Ketika staf administrasi penjualan menerima persetujuan
kredit, ia menyimpan salinan 1 dan pesanan pelanggan dalam
file departemen. Staf tersebut kemudian mengirimkan salinan 2
ke gudang, sedangkan salinan 3 dan 4 ke departemen
pengiriman.
 Staf gudang mengambil produk tersebut dari rak, mencatat
transfernya dalam catatan stok, dan mengirimkan produk
tersebut serta salinan 2 ke departemen pengiriman.
 Departemen pengiriman menerima salinan 2 dan barang dari
gudang, melekatkan salinan 2 sebagai slip pengemasan, dan
mengirim barang tersebut ke pelanggan. Akhirnya staf tersebut
menyimpan salinan 3 dan 4 dalam file departemen pengiriman.
b. Pemrosesan Batch
Pemrosesan batch memungkinkan efisiensi manajemen untuk volume transaksi
dalam jumlah besar. Batch adalah sekelompok transaksi yang serupa yang
diakumulasi sepanjang waktu dan kemudian diproses bersama-sama. Terdapat
dua keunggulan umum dari pemrosesan batch. Pertama, organisasi bisa
meningkatkan efisiensinya dengan mengelompokkan sejumlah besar transaksi
kedalam batch daripada memproses setiap peristiwa secara terpisah. Kedua,
pemrosesan batch memungkinkan pengendalian atas pemrosesan transaksi.

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

c. Bagan Alir Sistem


 Menata Letak Area Fisik dari Aktivitas. Proses pembuatan bagan alir
mulai dengan membuat sebuah pola yang menggambarkan area
aktivitas serupa dengan bagan alir dokumen. Satu-satunya pembeda
adalah sistem ini memiliki departemen operasi komputer dan tidak
memiliki departemen kredit.
 Menyajikan Fakta Tertulis ke dalam Format Visual
d. Bagan Alir Program
Bagan alir sistem menunjukkan relasi antar dua program komputer, file yang
digunakan, dan output yang dihasilkan. Akan tetapi, tikngkat dokumentasi ini
tidak memberikan perincian operasional yang kadang-kadang diperlukan.
Misalnya,seorang auditor yang ingin menilai kebenaran logika program edit tidak
dapat melakukannya dari bagan alir sistem. Hal ini memerlukan adanya bagan
alir program. Rangkaian simbol yang digunakan untuk bagan alir program
adalah:

Proses logis Operasi mulai dan


akhir terminal

Operasi input/output
Keputusan
(baca dan tulis record)

Aliran Proses logis

3. Diagram Tata Letak Record


Diagram tata letak record digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record
yang membentuk file atau tabel basis data. Diagram tata letak biasanya menunjukkan
nama, jenis data, dan panjang setiap rambut dalam record. Informasi struktur data
yang terperinci diperlukan untuk tugas-tugas seperti identifikasi jenis-jenis tertentu
kegagalan sistem, analisis laporan kesalahan, dan desain uji logika komputer untuk
tujuan audit dan debugging.

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

E. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER


1. Perbedaan Antara Sistem Batch dan Real-Time
a. Jeda Waktu
Sistem Batch menyusun transaksi ke dalam kelompok-kelompok untuk
pemrosesan. Dalam pendekatan ini, selalu terdapat jeda waktu antara terjadinya
suatu peristiwa ekonomi dan waktu yang direfleksikan dalam akun perusahaan.
Panjangnya jeda waktu tersebut tergantung pada frekuensi pemrosesan batch.
Sistem real-time memproses transaksi secara individual pada saat peristiwa
ekonomi muncul. Karena record tidak dikumpulkan dalam batch maka tidak
terdapat jeda waktu antara munculnya peristiwa ekonomi dan pencatatannya.
b. Sumber Daya
Secara umum, sistem batch memerlkan lebih sedikit sumber daya (seperti biaya
pemrograman, waktu komputer, dan pelatihan bagi pengguna) daripada sistem
real-time. Sistem real-time menggunakan file akses langnsung yang memerlukan
peralatan penyimpanannya yang lebih mahal. Perbedaan sumber daya yang
paling signifikan adalah dibidang pengembangan sistem dan operasi komputer.
Karena sistem batch biasanya lebih sederhana daripada sistem real-time, sistem
batch cenderung memiliki periode pengembangan yang lebih pendek dan lebih
mudah untuk dipelihara oleh para pemrogram.
c. Efisiensi Operasional
Sistem pemrisesan real-time yang menangani sejumlah besar transaksi setiap
hari dapat menciptakan ketidakefisienan operasional. Satu transaksi dapat
memengaruhi berbagai akun. Namun demikian, beberapa tugas untuk
melakukan ini tidak perlu diperbaharui secara real-time. Bahkan tugas untuk
melakukan hal ini memerlukan banyak waktu, sehingg jika dikalikan dengan
ratusan atau ribuan transaksi, bisa menyebabkan penundaan pemrosesan yang
signifikan. Namun demikian, pemrosesan batch dari akun yang nonkritis
memperbaiki efisiensi operasional dengan mengeliminasi aktivitas yang tidak
diperlukan pada saat penting dalam pemrosesan.
d. Efisiensi vs Efektifitas
Dalam memilih cara pemrosesan data, desainer harus mempertimbangan
masalah efisiensi dan efektivitas. Misalnya, para pengguna sistem reservasi
penerbangan tidak bisa menungguhingga 100 orang penunpang (ukuran batch
yang efisien ) sebelum transaksi diproses. Jika akses segera informasi saat ini
penting bagi kebutuhan pengguna, maka pemrosesan real-time merupakan

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

pilihan yang logis. Ketika jeda waktu dalam informasi tidak memberikan
pengaruh yang merugikan terhadap kinerja pengguna, dan efisiensi operasional
bisa dicapai melalui pemrosesan secara batch, maka batch merupakan pilihan
yang paling tepat.
2. Pendekatan Pemrosesan data Alternatif
a. Sistem Warisan vs Sistem Modern
Tidak semua organissasi menggunakan sistem informasi modern. Beberapa
perusahaan mengggunakan sistem warisan untuk beberapa pemrosesan data.
Ketika sistem warisan digunakan untuk memproses transaksi yang signifikan
secara keuangan, auditor perlu mengetahui cara mengevaluasi dan mengujinya.
Sistem warisan umumnya memiliki fitur sberikut ini: memiliki aplikasi mainframe,
berorientasi pada batch, sistem warisan yang awal menggunalan file datar untuk
penyimpanan data, namun basis data hirarkis dan jaringan sering berkaitan
dengan era sistem warisan yang lebih maju. Sistem modern cenderung berbasis
klien servis dan memproses transaksi secara real time. Meskipun ini merupakan
tren di banyak organisasi, kita perlu menyadari bahwa banyak sistem mordern
yang berbasis mainframe dan menggunakan pemrosesan batch.
b. Pembaruan File Master dari Transaksi
Baik pemrosesan batch maupun pemrosesan real time yang digunakan,
pembaruan record file utama mencakup pembaruan nilai dari satu atau beberapa
field untuk merefleksikan pengaruh dari suatu sistem transaksi.
c. Prosedur Pembuatan Cadabgan Basis data
Setiap record dalam file basis data memiliki lokasi disket tertentu atau alamat
yang ditentukan oleh nilai kunci primernya. Karena hanya satu lokasi valid yang
ada untuk record, pembaruan record harus terjadi diteKarena hanya satu lokasi
valid yang ada untuk record, pembaruan record harus terjadi ditempatnya. Figur
berikut menunjukkan teknik ini :

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

3. Pemrosesan Batch dengan Menggunakan Pengumpulan Data Secara Real-Time


Pendekatan pemrosesan data yang populer, khususnya untuk perusahaan besar,
adalah menangkap secara elektronik data transaksi pada sumbernya ketika terjadi.
Dengan mendistribusikan kemampuan input data ke pengguna, kesalahan transaksi
tentu bisa dicegah atau dideteksi dan dikoreksi pada sumbernya. Hasilnya adalah file
transaksi yang bebsa dari kebanyakan kesalahan yang sering terjadi pada sistem
warisan lama. File transaksi kemudian diproses dengan cara batch untuk mencapai
efisiensi operasiona.
4. Pemrosesan Real-Time
Sistem real-time memproses seluruh transaksi pada saat terjadi.sistem semacam ini
memiliki banyak potensi keuntungan, termasuk perbaikan produktivitas, pengurangan
persediaan, peningkatan perputaran persediaan, pengurangan jeda dalam penagihan
pelanggan, dan perbaikan kepuasan pelanggan. Pemrosesan real-time sesuai
dengan sistem yang memproses veolume transaksiyang rendah dan tidak saling
berbagi record umum. Sistem ini menggunakan teknologi local area network (LAN)
dan wide area netrwork (WAN).

F. SKEMA PENGKODEAN DATA


a. Sistem Tanpa Kode

Perusahaan memproses transaksi dalam jumlah besar yang serupa dalam atribut
dasarnya. Tugas ini menjadi sangat sulit karena jumlah atribut yang sama dan item dalam
peningkatan kelas.

b. Sistem Dengan Kode

Masalah dapat dipecahkan, atau setidaknya sangat berkurang, dengan menggunakan


kode untuk mewakili setiap item dalam persediaan dan rekening pemasok. Kegunaan lain
dari data coding di SIA adalah untuk:

 Mewakili sejumlah besar informasi kompleks yang dapat diatur.


 Menyediakan sarana pertanggungjawaban atas kelengkapan transaksi yang
diproses.
 Mengidentifikasi transaksi yang unik dan rekening dalam file
 Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

c. Skema Kode Numerik dan Abjad

1) Sequential Codes, merupakan item dalam beberapa urutan (menaik atau menurun).
Sebuah aplikasi umum dari sekuensial numerik adalah prenumbering dokumen sumber.

 Keuntungan: Kode sekuensial mendukung rekonsiliasi batch transaksi, seperti


pesanan penjualan pada akhir pengolahan.
 Kekurangan: Kode sekuensial tidak membawa kandungan informasi di luar
pesanan mereka dalam urutan. Juga, skema pengkodean berurutan yang sulit
untuk berubah.

2) Block Codes, variasi pada pengkodean berurutan yang memperbaiki kelemahan kode
sekuensial Pendekatan ini dapat digunakan untuk mewakili kelas seluruh item dengan
membatasi setiap kelas untuk rentang tertentu dalam skema pengkodean.

 Keuntungan: Blok coding memungkinkan untuk penyisipan kode baru di dalam


blok tanpa harus merombak struktur kode keseluruhan.
 Kekurangan: Seperti dengan kode sekuensial, isi informasi jika kode blok tidak
langsung terlihat.

3) Kode Kelompok (Group Code), kode kelompok numerik yang digunakan untuk mewakili
item kompleks atau peristiwa yang melibatkan dua atau lebih lembar data terkait
keuntungan : Kode kelompok memfasilitasi representasi dari sejumlah besar data yang
beragam. dan memungkinkan struktur data yang kompleks untuk diwakili dalam bentuk
hirarki yang logis dan lebih mudah diingat oleh manusia.

4) Kode Abjad (Alphabetic Code), kode abjad digunakan untuk tujuan yang sama dengan
kode numerik. Karakter abjad dapat diberikan secara berurutan atau dapat digunakan
dalam teknik blok dan kelompok coding.

 Keuntungan: kapasitas untuk mewakili item meningkat melalui penggunaan kode


abjad murni atau abjad tertanam dalam kode numerik.
 Kekurangan: Lebih sulit dalam merasionalisasi arti kode-kode yang telah disusun
secara berurutan dan pengguna cenderung memiliki kesulitan menyortir catatan
yang dikodekan berdasarkan abjad.

5) Kode Mnemonic adalah karakter abjad dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya
yang menyampaikan makna :

REINHARD RIVALDO R (A031191152)


Chapter 2 Pengantar Pemrosesan Transaksi

 Keuntungan: Skema kode mnemonic tidak memerlukan pengguna untuk


menghafal arti; kode itu sendiri menyampaikan informasi tingkat tinggi tentang
item yang diwakili.
 Kekurangan: Meskipun kode mnemonic berguna untuk mewakili kelas item,
mereka memiliki kemampuan terbatas untuk mewakili item dalam kelas.

REINHARD RIVALDO R (A031191152)

Anda mungkin juga menyukai