Anda di halaman 1dari 10

Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

A. MASALAH ETIKA DALAM BISNIS

Standar etika berasal dari adat istiadat masyarakat dan keyakinan pribadi
yang mengakar dalam tentang masalah benar dan salah yang tidak disetujui
secara universal.

1. Etika Bisnis
Etika bisnis adalah . etika bisnis dikembangkan untuk menemukan jawaban
atas dua pertanyaan yaitu: (1) bagaimana manajer memutuskan apa yang
benar dalam menjalankan bisnis mereka?, (2) sekali manajer telah mengakui
apa yang benar, bagaimana mereka mencapainya?.
2. Membuat Keputusan Etis
Organisasi bisnis memiliki konflik pertanggungjawaban untuk tenaga kerja,
pemegang saham, pelanggan, dan publik. Setiap keputusan utama memiliki
konsekuensi yang berpotensi untuk merugikan dan menguntungkanbagi
konsekuennya. Mencari keseimbangan diantara konsekuennnya merupakan
tanggung jawab seorang manajer yang etis
3. Etika Komputer
Etika komputer adalah analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi
komputer serta brbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk
penggunaan teknologi semacam itu secara beretika (meliputi perhatian
mengenai peranti lunak serta peranti keras dan berkaitan dengan jarigan
yang menghubungkan berbagai komputer dan komputer itu sendiri. Berbagai
isu mengenai etika komputer adalah : (a) privasi, (b) keamanan, (c)
kepemilikan properti, (d) kesetaraan akses, (e) masalah lingkungan, (f)
kecerdasan buatan, (g) pengangguran dan penggantian, (h) penyalagunaan
komputer, (i) tanggung jawab pengendalian internal.

B. PENIPUAN DAN AKUNTAN


1. Definisi dari Penipuan
Penipuan (fraud) merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang
dilakukan oleh suatu pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan
membuat pihak tersebut meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya.
Berdasarkan hukum perdata, tindakan penipuan harus memenuhi lima
kondisi berikut ini: (1) penyajian yang salah; (2) fakta yang material; (3) niat;
(4) keyakinan yang dapat dijustifikasi; (5) kerusakan atau kerugian.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

Penipuan oleh karyawan atau penipuan oleh karyawan nonmanagement


biasanya didesain untuk secara langsung mengonversi kas atau aktiva
lainnya demi keuntungan karyawan. Penipuan oleh karyawan biasanya
melibatkan tiga tahap: (1) mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva),
(2)mengonversi bentuk aktiva tersebut kedalam bentuk yang dapat
digunakan (uang tunai), dan (3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar
tidak dideteksi.
Penipuan oleh pihak manajemen lebih sulit dilacak daripada penipuan oleh
karyawan karena sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan atau kerugian
yang sangat besar diderita oleh perusahaan.
2. Segitiga Faktor Penipuan
Segitiga penipuan terdiri atas tiga faktor yang berkontibusi atau berhubungan
dengan penipuan manajemen atau karyawan, yaitu: (1) tekanan keadaan,
(2) peluang, (3) karakteristik peribadi (integritas). Berikut adalah yang
menunjukkan ketiga hal diatas:

Figure: Fraud Triangle


Pre Opp
ssu ortun No Fraud
re ity

Pre Opp
ssu ortun
Ethic re ity
s

Fraud Ethic
s
3. Kerugaian Keuangan Akibat Penipuan
Penelitian yang dipublikasikan oleh ACFE (association of Certified Fraud
Examiners) di tahun 2008 mengestimasikan kerugian dari penipuand an
penyalagunaan adalah 7 persen pendapatan per tahun. Biaya
sesungguhnya dari penipuan sulit untuk diukur karena sejumlah alasan: (1)
tidak semua penipuan terdeteksi; (2) dari semua penipuan yang terdeteksi,
tidak semua dilaporkan; (3) dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat
dikumpulkan informasi yang tidak lengkap; (4) informasi tidak disebarkan
dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum; (5)

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum


atau pengadilan terhadap pelaku penipuan.
4. Pelaku Penipuan
a. Kerugian akibat penipuan berdasarkan Posisi: individu yang berada
dalam posisi yang paling tinggi memiliki akses terbesar atas dana dan aktiva
perusahaan.
b. Kerugian akibat penipuan berdasarkan Kolusi: ketika orang-orang dalam
posisi yang penting berkolusi, mereka menciptakan peluang untuk
mengendalikan atau mendapatkan akses keberbagai aktiva, yang tidak
mungkin terjadi jika tidak berkolusi.
c. Kerugian akibat penipuan berdasarkan gender: walaupun gambaran
demografis berubah, terdapat lebih banyak pria daripada wanita yang
menempati posisi berotoritas dalam perusahaan, hingga memberikan pria
akses yang lebih besar ke aktiva.
d. Kerugian akibat penipuan berdasarkan umur: karyawan yang lebih tua
cenderung menempati posisi yang lebih tinggi tingkatnya dan karenanya
biasanya memiliki akses yang lebih besar ke aktiva perusahaan.
e. Kerugian akibat penipuan berdasarkan pendidikan: pada umumnya,
mereka yang memiliki pendidikan lebih tinggi menempati posisi yang lebih
tinggi dalam perusahaan, dan karenanya memiliki akses yang lebuih besar
atas dana perusahaan dan aktiva perusahaan.
5. Skema Penipuan
Tiga kategori umum skema penipuan adalah: laporan tipuan, korupsi,
penyalaginaan aktiva.
a. Laporan Tipuan
1) Masalah yang Mendasari
Rangkaian peristiea yang diwakili oleh jatuhnya Enron, Worldcom dan
Adelphia menyebabkan banyak pertanyaaan apakah hukum sekuritas
federal yang ada memadai untuk memastikan pengungkapan keuangan
secar penuh dan wajar oleh perusahaan publik. Berbagai dasar masalah
berikut ini adalah akar permasalahan.
 Kurangnya Independensi Auditor. Auditor perusahaan yang juga dikontrak
oleh kliennya untuk melakukan berbagai aktivitas nonakuntansi.
 Kurangnya Independensi direktur. Contohnya adalah direktur yang memiliki
hubungan pribadi karena bekerja sebagai dewan komisaris untuk

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

perusahaan lain, memiliki hubungan bisnis sebagai pelanggan utama atau


pemasok utama perusahaan, memiliki hubungan keuangan sebagai
pemegang saham utama atau menerima pinjaman pribadi dari perusahaan,
atau memiliki hubungan operasional sebagai karyawan perusahaan tersebut.
 Skema Kompensasi Eksekutif yang Meragukan. Penggunaan opsi saham
jangka pendek yang berlebihan untuk memberikan kompensasi pada para
direktur dan eksekutif dapat mengakibatkan pemikiran jangka pendek serta
berbagai strategi yang ditujukan untuk menaikkan harga saham, dengan
membahayakan kesehatan perusahaan dalam jangka panjang.
 Praktik Akuntansi yang Tidak Tepat. Yaitu karakteristik yang umum dalam
berbagai skema penipuan laporan keuangan. Enron banyak sekali
menggunakan entitas bertujuan khusus untuk menyembunyikan kewajiban
melalui akuntansi di luar neraca. Selain itu, WorldCom adalah pelaku praktik
akuntansi yang tidak benar, dimana manajernya memutuskan untuk
mentransfer biaya saluran transmisi dari akun beban saat ini ke akun modal.
2) Undang-Undang Sarbanes-Oxley
aturan pertama ini akan secara fundamental mengubah cara perusahaan
publik menjalankan bisnis dan bagaimana profesi akuntansi melakukan
fungsi pembuktiannya. Hukum tersebut memberikan kerangka kerja untuk
memodernisasi serta aturan audit perusahaan publik. Perubahan utama
yang dibuat berkaitan dengan (1) pembuatan komite audit, (2) independensi
auditor, (3) tata kelola perusahaan dan tanggung jawab perusahaan, (4)
keharusan untuk pengungkapan, (5) penalti untuk penipuan dan berbagai
pelanggaran lainnya.
b. Korupsi
Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaan dalam
bentuk kolusi dengan pihak luar. Penelitian oleh ACFE mengidentifikasikan
empat jenis umum korupsi:
a. Penyuapan. Penyuapan melibatkan pemberiaan, penawaran, permintaan,
atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk memengaruhi seorang
pejabat dalam melaksanakan kewajiban utamanya.
b. Hadiah Ilegal. Hadiah ilegal melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran,
atau permintaan atas sesuatu yang bernilai karena tindakan resmi yang telah
dilakukan.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

c. Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan


bertindak atas nama pihak ketiga melaksanakan kewajibannya atau memiliki
kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan.
d. Pemerasan Secara Ekonomi, yaitu penggunaan (atau mengancam
menggunakan) tekanan (termasuk sanksi ekonomi) oleh seseorang atau
perusahaan untuk mendapatkan sesuai yang bernilai.
c. Penyalagunaan Aktiva
Contoh berbagai skema penipuan yang melibatkan penyalagunaan aktiva
dijelaskan dalam bagian berikut ini.
a. Pembebanan ke Akun Beban. Pencurian aktiva menciptakan
ketidakseimbangan dalam persamaan akuntansi, yang harus disesuaikan
oleh pelaku kejahatan tersebut jika ingin pencuri itu tidak terdeteksi; cara
yang paling umum dilakukan untuk menutupi ketidakseimbangan tersebut
adalah membebankan aktiva ke akun beban serta mengurangi ekuitas dalam
jumlah yang sama.
b. Gali Lubang Tutup Lubang. Ini melibatkan penggunaan cek para
pelanggan,yang diterima untuk pembayaran tagihan mereka, untuk menutupi
uang yang sebelumnya dicuri oleh karyawan.
c. Penipuan Transaksi, ini melibatkan penghapusan, pengubahan, atau
penambahan transaksi yang tidak benar untuk mengalihkan aktiva ke pelaku
penipuan.
C. KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL
Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan
prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan
umum: (a) Menjaga aktiva perusahaan, (b) Memastikan akurasi dan
keandalan catatan serta informasi akuntansi, (c) Mendorong efisiensi dalam
operasional perusahaan, (d) Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta
prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.

1. Memodifikasi Asumsi
Empat asumsi dasar tambahan yang membimbing para desainer serta
auditor sistem pengendalian internal:
a. Tanggung Jawab Manajemen. Konsep ini meyakinkan bahwa pembuatan
dan pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah tanggung jawab
manajemen.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

b. Jaminan yang Wajar. Sistem pengendalian internal harus menyediakan


jaminan yang wajar bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal
terpenuhi secara efektif dari segi biaya.
c. Metode Pemrosesan Data. Prosedur pengendalian digunakan untuk
d. Keterbatasan. Setiap pengendalian internal memiliki keterbatasan dalam
efektifitasnya. Hal ini meliputi (1) kemungkinan kesalahan, (2) pelanggaran,
(3) pelanggaran manajemen, (4) berubahnya kondisi.

2. Eksposur dan Resiko


Keberadaan atau kelemahan pengendalian disebut sebagai eksposur.
Eksposur, yang diilustrasikan sebagai celah dalam pelindung pengendalian
dalam figur dibawah, meningkatkan resiko perusahaan mengalami kerugian
keuangan atau kerugian akibat peristiwa yang tidak diinginkan. Kelemahan
dalam pengendalian internal dapat mengekspos perusahaan ke satu atau
lebih jenis resiko berikut ini: (1) penghancuran aktiva, (2) pencurian aktiva,
(3) kerusakan informasi atau sistem informasi, (4) gangguan sistem
informasi.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

3. Model Pencegahan, Pendeteksian, dan Perbaikan untuk Pengendalian


Internal

a. Pengendalian Pencegahan, yaitu teknik pasif yang didesain untuk


mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
b. Pengendalian Pemeriksaan, yang membentuk lini pertahanan kedua. Ini
adalah berbagai bentuk alat, teknik, dan prosedur yang didesain untuk
mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan
dan yang lepas dari pengendalian pencegahan.
c. Pengendalian Perbaikan, yaitu tindakan yang diambil untuk membalik
berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.
4. SAS 78/COSO Pengendalian Internal
Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri atas lima
komponen:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengandalian adalah dasar dari empat komponen pengendalian
lainnya. Berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah:
(1) Integritas dan nilai etika manajemen, (2) Struktur organisasi, (3)
Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada, (4) Filosofi
manajemen dan siklus operasionalnya, (5) Prosedur untuk mendelegasikan
tanggung jawab dan otoritas, (6) Metode manajemen untuk menilai kinerja,
(7) Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh badan badan pemerintah,
(8) Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya
manusianya.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

b. Penilaian Resiko
Perusahaan harus melakukan penilaian resiko untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan
keuangan. Resiko dapat muncul atau berubah berdasarkan berbagai kondisi,
seperti: (1) Perubahan dalam lingkungan eksternal, (2) Resiko pasar asing,
(3) Pertumbuhan signifikan dan cepat yang menghambat pengendalian
internal yang ada, (4) Lini produk baru, (5) Perubahan dalam kebijakan
akuntansi.
c. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi akuntansi yang efektif akan:
 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid.
 Memberikan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi
dalam perincian yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta
laporan keuangan.
 Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi keuangan agar
pengaruhnya dapat dicatat dalam laporan keuangan.
 Secara akuratmencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya.
SAS 78 mensyaratkan agar para auditor mendapatkan pengaruh yang cukup
mengenai sistem informasi perusahaan untuk memahami:
 Berbagai jenis transaksi yang penting bagi laporan keuangan dan
bagaimana transaksi tersebut dilakukan.
 Catatan akuntansi dan akun yang digunakan dalam pemrosesan berbagai
transaksi yang penting.
 Tahapan pemrosesan transaksi yang dilibatkan dalam melakukan transaksi
hingga memasukkannya dalam laporan keuangan.
 Proses laporan keuangan yang digunakan untuk membuat laporan
keuangan, pengungkapan, serta perkiraan akuntansi.
d. Pengawasan
Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain
pengendalian internal serta operasinya berjalan. Para auditor internal
perusahaan dapat mengawasi aktivitas entitas dalam bentuk prosedur yang
terpisah. Pengawasan pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalui
integrasi berbagai modul komputer yang terpisah kedalam sistem informasi
yang menagkap berbagai data penting dan/atau memungkinkan pengujian
pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional rutin. Teknik lain

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

untuk mewujudkan pengawasan pada aktivitas yang berjalan adalah


penggunaan laporan manajemen yang lengkap.
e. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk
mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yang berbeda:
i. Pengendalian komputer, yaitu hal yang penting. Pengendalian ini terbagi
atas dua kelompok umum yaitu pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi. Pengendalian umum berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan
perusahaan seperti pengendalian atas pusat data, basis data perusahaan,
pengembangan sistem, dan pemelihaaan program. Pengendalian aplikasi
memastikan integrasi sistem tertentu seperti sistem pemrosesan pesanan,
penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggajian.
ii. Pengendalian Fisik. Jenis pengendalian ini terutama berhubungan dengan
aktivitas manusia yang digunakan dalam sistem akuntansi. Pembahasan
mengenai hal ini akan berkaitan dengan enam kategori aktivitas yaitu:
 Otorisasi transaksi. Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan
bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai
dengan tujuan pihak manajemen.
 Pemisahan tugas. Salah satu aktivitas pengendalian yang penting adalah
pemisahan tugas karyawan untuk meminimalkan fungsi yang tidak boleh
disatukan. Pemisahan tugas dapat berupa berbagai bentuk, tergantung pada
berbagai kewajiban tertentu yang akan dikendalikan.
 Supervisi. Dalam perusahaan kecil atau dalam berbagai area fungsional
yang kekurangan personel, pihak manajemen harus menyeimbangi
ketidakberadaan pengendalian pemisahan melaui supervisi yang ketat.
 Catatan akuntansi. Catatan akuntansi terdiri atas dokumen sumber, jurnal,
dan buku besar.berbagai catatan ini menangkap esensi ekonomi dari
berbagai transaksi dan menyediakan jejak audit berbagai peristiwa ekonomi.
 Pengendalian akses. Tujuan dari pengendalian akses adalah untuk
memastikan bahwa hanya personel yang sah yang memiliki akses ke aktiva
perusahaan.
 Verifikasi independen. Prosedur verifikasi adalah pemeriksaan independen
sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan dan kesalahan penyajian.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)


Chapter 3 : Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

E. PENGENDALIAN APLIKASI IT
Manajemen dan auditor dalam SOx untuk mempertimbangkan kontrol
aplikasi TI yang relevan dengan pelaporan keuangan. Kontrol aplikasi
dikaitkan dengan aplikasi tertentu yang dibagi dalam 3 kategori yakni:

1. Input Control. Prosedur terprogram (edit) yang melakukan pengujian


pada data transaksi untuk memastikan bebas dari kesalahan. Data
transaksi tidak boleh memperbarui file master sampai transaksi tersebut
valid, akurat, dan lengkap. Contoh dari Input Control adalah Check Digit,
Missing Data Check, Numeric-Alphabetic Check, Limit Check, Range
Check, dan Validity Check
2. Processing Control. Prosedur yang menjamin logika aplikasi berfungsi
sewajarnya. Contoh dari Processing Control yakni Batch Control dan
Run-to-Run Control.
3. Output Control. Prosedeur yang menjamin output sistem tidak hilang,
tidak salah arah, atau terjadi korupsi dan menjaga privasi. Contoh dari
Output Control yakni Controlling Hard-Copy Output dan Controling Digital
Output.

Reinhard Rivaldo R (A031191152)

Anda mungkin juga menyukai