Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS HASANUDDIN

(FEB – UNHAS)

Mata Kuliah : MAKROEKONOMI I


Dosen : Dr. Hamrullah, SE., M.Si
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pertemuan -13

1. Jelaskan pemahaman anda tentang:


a. Pendapatan Nasional dan tiga pendekatan atau cara yang lazim digunakan
untuk menghitungnya.
b. Pertumbuhan ekonomi dan bagaimana cara menghitungnya.

2. Jelaskan pemahaman anda tentang konjungtur ekonomi (Business Cycle).


Lengkapi jawaban anda dengan suatu ilustrasi kurva.grafik.

3. Jelaskan:
a. Sekurang-kurangnya dua (2) teori pertumbuhan ekonomi yang telah
dirumuskan oleh para ahli ekonomi.
b. Kaitan antara konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan
perdagangan internasional (X-M) dengan pertumbuhan ekonomi.

4. Jelaskan:
a. Bagaimana kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan adanya
pandemic Covid-19 yang melanda dunia sekarang ini (ini pertanyaan salah
seorang temannya yang tidak tuntas kita bahas via zoom).
b. Kebijakan atau strategi-strategi yang bisa ditempuh pemerintah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Good Luck
JAWABAN

1. a. Pengertian pendapatan nasional dapat dilihat melalui tiga pendekatan lho, yaitu:

 Pendekatan produksi, melalui pendekatan ini pendapatan nasional diartikan


sebagai penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu negara dalam periode tertentu.
 Pendekatan pendapatan, nah kalo yang satu ini pendekatan pendapatan nasional yang
menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang
 Pendekatan pengeluaran,  pendekatan ini menghitung pendapatan nasional dari 
jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik di dalam negeri maupun luar negeri
selama satu periode tertentu.

Sesuai terminologi di atas, terdapat beberapa pendekatan dalam menghitung


pendapatan nasional, yaitu:

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi. Pendekatan ini menekankan


pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Maka dari itu, perhitungan
hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor produksi. Perhitungan pendapatan
nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Keterangan:

 Y = Pendapatan Nasional
 P1 = Harga barang ke-1
 Pn = Harga barang ke-n
 Q1 = jumlah barang ke-1
 Qn = jumlah barang ke-n 

2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah


pendekatan pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat (pemilik faktor
produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses produksi meliputi:

1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja


2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah
3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha

Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dirumuskan


sebagai berikut:
 

Keterangan: 

 Y = Pendapatan Nasional
 r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
 w = Pendapatan bersih dari sewa
 i = Pendapatan dari bunga
 p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

3) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Pada pendekatan ini pendapatan nasional


dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku ekonomi
(konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara, meliputi: 

2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).


3. Investasi domestik bruto (Investment/I).
4. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).
5. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).

Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Keterangan :

 Y = Pendapatan nasional
 C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
 I = investment ( investasi )
 G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
 X = ekspor
 M = impor

b. Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah keadaan dimana suatu


negara mampu meningkatkan output (hasil produksi ekonomi) berdasarkan kemajuan
teknologi yang diiringi dengan penyesuaian ideologi. Hal ini menunjukkan adanya tiga
komponen yang berkaitan satu sama lain dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
yaitu peningkatan produksi negara, kemajuan teknologi untuk meningkatkan
produktivitas, dan penyesuaian ideologi yang terbuka dalam menerima teknologi baru.
Secara sederhana, pertumbuhan ekonomi adalah keadaan ekonomi suatu negara
selama periode tertentu yang mana lebih baik atau meningkat dari periode sebelumnya
berdasarkan beberapa indikator. Indikator tersebut adalah kenaikan pendapatan nasional
dan pendapatan per-kapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari pengangguran,
serta berkurangnya tingkat kemiskinan. Jika kondisi dari indikator-indikator tersebut
menurun dibanding periode sebelumnya, maka negara tersebut bukannya mengalami
pertumbuhan ekonomi namun justru kemunduran ekonomi.
Seperti diketahui bahwa terdapat beberapa ukuran pendapatan nasional, tetapi yang paling
banyak digunakan dalam model ekonomi yang sebenarnya adalah  gross domestic product.
Jadi pertumbuhan ekonomi diukur dengan persentase perubahan gross domestic product .
Namun demikian, penting untuk mengukurnya dengan persentase perubahan dari real gross
domestic product . Ini berarti persentase perubahan gross domestic product setelah dikurangi
dengan tingkat inflasi. Lalu indicator kedua yang sering digunakan adalah gross national
product (produk nasional bruto).

2. Menurut Sadono, konjungtur ekonomi adalah kenyataan yang berlaku dalam


perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara
teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu
ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang
menunjukkan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu wkatu ke
waktu lain.

Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap:

 Tahap Depresi = Kemerosotan. Yaitu kemerosotan yang disebabkan antara lain


banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran
(baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik
bawah/trough).
 Tahap Ekspansi = Kegiatan ekonomi
cepat. Yaitu tahap kegiatan ekonomi
dalam perkembangan atau pertumbuhan
yang cepat sampai tercapainya puncak
kegiatan (masa “boom” atau “hausse” =
konjungtur tinggi)
 Tahap Resesi = Kelesuan. Yaitu semula
kemacetan yang timbul menyebabkan
laju pertumbuhan ekonomi terhenti
(stagnasi) dan/atau mundur sedikit. Jika
berlangsung lama dan hebat, dimana
semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan menjadi kemrosotan.
 Tahap Recovery = Pemulihan. Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.

Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter adalah
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Menurut John Maynard Keynes, sistem moneter
dan kredit bukanlah penyebab terbentuknya gelombang konjungtur, tetapi merupakan akibat.
Penyebab utamanya adalah tidak stabilnya investasi. Apabila masyarakat banyak memegang
uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk keperluan konsumsi
dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka pengeluaran dunia
bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang sampai pada tingkat
minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan ekspansi.

3. a. Berikut beberapa teori pertumbuhan ekonomi menurut para ekonom:


 Teori Basis Ekonomi
Menurut Tarigan (2005), teori ekonomi basis adalah laju pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah yang ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor di
wilayah tersebut. Teori basis ekonomi dibagi menjadi 2, yaitu sektor basis dan sektor
non basis. Sektor basis adalah sektor perekonomian yang berhasil memenuhi
kebutuhan pasar daerah sekaligus mengekspor hasil produksinya. Sedangkan sektor
non basis adalah sektor yang hanya bisa memenuhi kebutuhan pasar daerah saja.
Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi mana sektor yang basis dan yang non
basis adalah analisis Location Quotient (LQ).
 Teori Pertumbuhan Klasik
Para ahli ekonomi yang telah mengemukakan mengenai teori pertumbuhan
klasik adalah Adam Smith dan David Ricardo dengan T.R Malthus. Teori yang
dikemukakan Adam Smith berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh David
Ricardo dan T.R Malthus. Adam Smith mengemukakan bahwa dengan adanya
pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi pertumbuhan pada perekonomiannya pula.
Di sisi lain, David Ricardo dan T.R Malthus mengemukakan bahwa jika pertumbuhan
penduduk terjadi secara berlebihan, maka upah dan bahan makanan tidak akan
mencukupi kebutuhan mereka sehingga perekonomian akan statis atau mengalami
stagnasi.   
 Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori ini dibahas oleh Harry W Richardson (1973) dalam bukunya, Regional
Economic Growth. Richardson mengatakan bahwa pertumbuhan suatu wilayah
tergantung pada faktor tenaga kerja, faktor ketersediaan modal dan faktor kemajuan
teknologi wilayah tersebut. Di samping ketiga faktor tersebut, salah satu hal yang
ditekankan pada teori ini adalah mobilitas faktor produksi, terutama tenaga kerja dan
investasi antar wilayah, dan negara. Hal ini ditekankan karena akan menciptakan
sebuah keseimbangan pertumbuhan antar wilayah.

b. Jika total pengeluaran ditunjukkan oleh Y, maka total pengeluaran tersebut diminta
oleh sector rumah tangga (C), swasta (I), pemerintah (G) dan luar negeri (NX). Ketika
permintaan sama dengan penawaran, maka perekonomian mencapai keseimbangan.
Dalam kondisi kesimbangan perekonomian tersebut, total pendapatan (Y) sama dengan
output yang diminta oleh rumah tangga (C), swasta (I), pemerintah (G) dan luar negeri
(X-M). Keseimbangan ini bisa dinyatakan dalam bentuk persamaan identitas
perekonomian makro sebagai berikut:

Y=C+I+G+(X-M)

Pertumbuhan pekonomian ibarat sebuah balon. Balon akan bertambah besar ketika
kita tiupkan udara ke dalamnya. Begitu juga perekonomian, kita surplus perdagangan
meningkat, maka pendapatan nasional pun akan meningkat. Ingat ketika ekspor lebih
besar dari pada impor maka kita akan mendapatkan uang karena surplus perdagangan.
Sebagai contoh, krisis keuangan global (global financial crisis) tahun 2008 yang telah
meluluhlantakan perekonomian Amerika, ditunjukkan oleh penurunan atau kontraksi
output (Y) Amerika, yang menyebabkan pertumbuhan perekonomiannya mengalami
depresi.

Anda mungkin juga menyukai