Anda di halaman 1dari 11

GEJALA DAN KONTROL

KECURANGAN MANAJEMEN

OLEH KELOMPOK 14:

1. I GEDE ANDRE PRATAMA 25/2002622010115

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022/2023
1.1 KECURANGAN (FRAUD) DALAM PERUSAHAAN (SIFAT, UNSUR DAN
LINGKUNGAN)
Pengertian fraud adalah penyajian laporan keuangan palsu secara sengaja
dengan menghilangkan atau menambahkan jumlah tertentu untuk menipu
pemilik hak dari laporan keuangan tersebut.

Contoh fraud adalah penipuan pajak, penipuan kartu kredit, penipuan


sekuritas, dan penipuan-penipuan keuangan yang lain. Fraud sendiri dapat
dilakukan oleh satu individu, kelompok maupun perusahaan secara utuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari apa itu fraud adalah
serangkaian ketidak beresan dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh suatu pihak guna mendapatkan keuntungan pribadi.
Salah satu resiko bisnis yang paling sering ditakuti oleh perusahaan yaitu
jika terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud ini biasanya dialami oleh
perusahaan kecil, sedangkan pada perusahaan besar umumnya sudah memiliki
anti – fraoud, karena ketersediaan dana dan karyawan yang dapat melakukan
fungsi pengawasan secara optimal. Namun tidak menutup kemungkinan
perusahaan besar juga bisa mengalami fraud atau kecurangan.

Perusahaan harus benar – benar serius dalam menangani jika terjadinya


fraud. Fraud dapat menjadi pemicu terhambatnya perkembangan perusahaan.
Hambatan yang terjadi bisa bersifat finansial ataupun bersifat kultural, yang
dapat menyerang moral karyawan dan dapat merusak sistem manajemen kerja.
Untuk mencegah terjadinya fraud kita perlu mencari tahu terlebih dahulu, apa
dan bagaimana bentuk dari fraud agar kita dapat mencegah terjadinya fraud
tersebut.

Unsur-unsur Fraud (Kecurangan):


Unsur-unsur dari kecurangan (keseluruhan unsur harus ada, jika ada yang tidak
ada maka dianggap kecurangan tidak terjadi) adalah:
 Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation)
 Dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present)
 Fakta bersifat material (material fact);
 Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or
recklessly)
 Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi
 Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
tersebut (misrepresentation)

Sifat-sifat dari fraud sendiri, yakni:


 Positioning
Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat memberikan
kemampuan untuk membuat ataumemanfaatkan kesempatan untuk
penipuan.
 Intelligence and Creativity
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup dan
mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan untuk
menggunakan posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk keuntungan
terbesar.
 Convidence atau Ego
Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dia
tidak akan terdeteksi.
 Coercion
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau
menyembunyikan penipuan. Seorang individu dengan kepribadian yang
persuasif dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama
dengan penipuan atau melihat ke arah lain.
 Deceit
Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan konsisten.
Untuk menghindari deteksi, individu harus mampu berbohong
meyakinkan, dan harus melacak cerita secara keseluruhan.
JENIS – JENIS FRAUD

Sesuai dengan pengertian fraud, berikut adalah jenis-jenis fraud yang biasa
terjadi di lingkungan perusahaan berdasarkan bentuknya.
1. Korupsi
Korupsi adalah salah satu contoh fraud yang paling marak terjadi di
Indonesia. Korupsi biasanya berbentuk penyuapan, pemerasan, atau
penyalahgunaan informasi suatu instansi. Wujud yang dapat terbentuk
dari fraud jenis ini adalah gratifikasi atau pemberian hadiah demi
kepentingan jangka panjang.
2. Pencucian dan penggelapan uang
Pencucian dan penggelapan uang adalah jenis kasus fraud di Indonesia
yang berkorelasi dengan white collar crime. Dalam jenis penipuan ini
pelaku akan menyalahgunakan aset yang dipercayakan padanya.
Contohnya adalah multi level marketing dengan skema Ponzi. Jadi, pelaku
akan menggelapkan aset para investor yang dipercayakan padanya.
3. Pencurian data
Pencurian data adalah salah satu jenis kasus fraud di indonesia yang
terjadi melalui pengambilan data-data penting instansi atau perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Tindakan ini tidak hanya
merugikan perusahaan tetapi juga dapat merugikan masyarakat secara
luas.
Penipuan jenis pencurian data disebut computer fraud jika pencatatan
data baik berupa pembukuan keuangan atau catatan operasional hingga
data pribadi suatu perusahaan terpusat pada komputernya.

4. Penyimpangan aset
Penyimpangan data merupakan salah satu jenis kasus fraud di Indonesia
yang paling umum terjadi dalam sebuah perusahaan. Jenis penipuan ini
meliputi seluruh tindakan berkaitan dengan pencurian atau
penyalahgunaan aset yang dipercayakan pada orang tersebut.
1.2 PENCEGAHAN, DETEKSI DAN PELAPORAN KECURANGAN
Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan
kecuarangan adalah berupaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab -
sebab timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan
terjadinya suatu perbuatan curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila
telah terjadi kecurangan tersebut. Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada
suatu suatu entitas apa bila:
 Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan
longgar dan tidak efektif.
 Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas
mereka.
 Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau
ditempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan
tujuan keuangan yang mengarah tindakan kecurangan.
 Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan
atau tidak efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
 Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat
dipecahkan, biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan
keluarga, gaya hidup yang berlebihan.
 Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau
tradisi kecurangan
Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan
manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris,
manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan
memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu; keandalan pelaporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum &
peraturan yang berlaku. (COSO: 1992)
Untuk hal tersebut, kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain
dengan cara –cara berikut:
 Membangun struktur pengendalian intern yang baik
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas
manajemen untuk mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin
berat. Agar tujuan yang telah ditetapkan top manajemen dapat dicapai,
keamanan harta perusahaan terjamin dan kegiatan operasi bisa dijalankan
secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan struktur
pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.
 Mengefektifkan aktivitas pengendalian
1) Review Kinerja A
ktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja priode
sebelumnya.
2) Pengolahan informasi
Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan,
kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Dua pengelompokan luas
aktivitas pengendalian sistem informasi adalah pengendalian umum
(general control) dan pengendalian aplikasi (application control).
3) Pengengendalian fisik
Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva,
penjagaan yang memadai terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses
terhadap aktiva dan catatan; otorisasi untuk akses ke program
komputer dan data files; dan perhitungan secara periodik dan
pembandingan dengan jumlah yang tercantum dalam catatan
pengendali.
4) Pemisahan tugas
Pembebanan tanggungjawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan
penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan bagi
seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan sekaligus
menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan dalam menjalankan
tugasnya dalam keadaan normal.

 Meningkatkan kultur organisasi


Meningkatkan kultur rganisasi dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumber-
sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasikan nilai ekonomi
jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan.
 Mengefektifkan fungsi internal audit
Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan
tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya
dengan saksama sehingga diharapkan mampu mendeteksi terjadinya
kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang bermafaat kepada
manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.

Namun, pencegahan saja tidaklah memadai, internal auditor harus


memahami pula bagaimana cara mendeteksi secara dini terjadinya kecurangan-
kecurangan yang timbul. Tindakan pendeteksian tersebut tidak dapat di
generalisir terhadap semua kecurangan. Masing-masing jenis kecurangan
memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat mendeteksi kecurangan
perlu kiranya pemahaman yang baik terhadap jenis-jenis kecurangan yang
mungkin timbul dalam perusahaan.
Adapun pendektesian kecurangan yang bisa dilakukan, berikut adalah gambaran
secara garis besar mengenai pendeteksian kecurangan:
Kecurangan laporan keuangan, dapat dideteksi melalui analisis vertical
(menganalisis item laporan), dan analisis horizontal (persentase perubahan item
laporan), serta analisis rasio (mengukur hubungan nilai item pada laporan
keuangan)
Penyalahgunaan asset, Misalnya, untuk mendeteksi kecurangan dalam
pembelian ada beberapa metode deteksi yang dapat digunakan.
Korupsi, Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari
rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan
menyampaikan komplain ke perusahaan.

1.3 PROSES MENGAUDIT KECURANGAN CYBER


 Bekerja sama dengan manajemen dan dewan direksi untuk mengembangkan
strategi dan kebijakan cyber security.

 Mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki kemampuan organisasi untuk


mengidentifikasi, menilai dan mengurangi risiko cyber security ke tingkat
yang dapat diterima.
 Mengakui bahwa risiko cyber security tidak hanya bersifat eksternal;
Menilai dan mengurangi ancaman potensial yang dapat timbul dari tindakan
karyawan atau mitra bisnis.

 Pastikan risiko cyber security terintegrasi secara formal ke dalam rencana


audit.

 Memperluas hubungan dengan komite audit dan dewan untuk meningkatkan


kesadaran dan pengetahuan tentang cyber security, dan memastikan bahwa
dewan direksi tetap terlibat dalam masalah cyber security dan mengetahui
perubahan sifat risiko cyber security.

 Kembangkan pemahaman tentang bagaimana teknologi dan tren yang


muncul dapat mempengaruhi perusahaan dan profil risiko cyber security.

 Mengevaluasi program cyber security organisasi terhadap Cybersecurity


NIST framework.
 Carilah kesempatan untuk mengkomunikasikan kepada manajemen bahwa,
sehubungan dengan cyber security.

 Tekankan bahwa kontrol cyber security dan cyber incident response harus
menjadi prioritas manajemen puncak.

 Mengkaji setiap staf IT/audit dan kekurangan sumber daya serta kurangnya
teknologi / alat pendukung.

1.4 PROGRAM AUDIT UNTUK PEMERIKSAAN KECURANGAN


 Adapun program audit untuk pemeriksaan keecurangan adalah:
Objek Audit. Pada prosedur penjualan yang menjadi objek audit
adalah bagian-bagian yang terlibat langsung dengan penjualan.

 Tujuan audit kecurangan pada kegiatan penjualan yaitu: Untuk


mengidentifikasi jenis kecurangan apa yang terjadi terhadap
kegiatan penjualan dan pencatatan piutang didalam perusahaan.
 Ruang lingkup audit kecurangan pada aktivitas bagian penjualan
meliputi prosedur-prosedur, kebijakan penjualan dan kelengkapan
dokumen pendukung.

1.5 KONTROL MINIMUM


 Kontrol menjadi sasaran yang postif untuk membantu manajer
mencapai tujuan dan sasarannya. Fiosofi manajemen modern modern
control sebagai bantuan, bukan penyempit ruang gerak.

 Karakteristik – karakteristik Kontrol Audit internal dapat


mengevaluasi sistem control dengan menentukan kesesuaiannya
dengan kriteria yang ditetapkan

1.6 KECURANGAN MANAJEMEN


Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan secara umum
berkaitan dengan kebijakan dan kinerja perusahaan. Kecurangan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berbentuk pemberian informasi
yang tidak wajar baik itu pada laporan keuangan, produksi dan kondisi non
produksi kepada kreditor, investor, petugas pajak, konsumen maupun akuntan
publik.

Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan memiliki tujuan


berbeda-beda, antara lain:

 Pada umumnya kecurangan pada kreditor dan investor berkaitan dengan


nilai laba yang dibuat tinggi dengan tujuan menunjukan prestasi atau
bonus dari kinerja yang baik.

 Kecurangan yang ditujukan pada petugas pajak bertujuan menunjukan


ketidak mampuan atau penghindaran pajak.

 Sedangkan kecurangan yang ditujukan pada akuntan publik bertujuan


untuk mendapat opini yang baik atas laporan keuangan.
 Tindakan curang perusahaan yang ditujukan pada konsumen dan
masyarakat pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan penjualan,
market share, brand image dimata masyarakat.

1.7 KONTROL KECURANGAN MANAJAJEMEN

Kecurangan manajemen memerlukan pertimbangan. Ia merupakan suatu


bentuk kecurangan yang mempunyai arti lebih sempit dari penggelapan,
kecurangan, dan pencurian. Ia mencakup semua bentuk penipuan yang
dipraktikkan manajer untuk menguntungkan diri mereka terhadap kerugian
perusahaan penipuan oleh manajer yang merupakan orang yang dalam posisi
kekuasaan dan kepercayaan sering dibicarakan. Ia lebih tersembunyi daripada
dinyatakan.

Pengaruh Kecurangan Manajemen

Akibat yang ditimbulkan oleh kecurangan manajemen adalah keguncangan


baik dalam biaya rupiah maupun pengaruh dalam pengorbanan penggelapan
white-collar-crime dalam merobohkan bisnis dimana penggelapan bekerja.
Karena jumlah yang sangat besar terlibat dan akibat malapetaka yang potensial
dari kecurangan dan kesalahan yang berhubungan internal auditor diharapkan
untuk menyoroti aktivitas yang jelek ini dalam pelaksanaan audit mereka.

Unsur-unsur Kecurangan Manajemen

 Suatu perjanjian palsu dari fakta material, atau dalam kasus tertentu
suatu pendapat.
 Keinginan melakukan suatu tindakan yang salah atau untuk mencapai
suatu tujuan yang tidak konsisten dengan peraturan atau kebijakan
public.
 Menyamar suatu tujuan melalui pemalsuan dan kesalahan representasi
untuk melaksanakan suatu rencana.
 Kepercayaan pelanggar terhadap kelalaian atau ketidaktelitian dari
korban.
 Penyembunyian dari kejahatan.
Pengendalian Terhadap Kecurangan Manajemen

Landasan atau dasar dalam struktur yang dirancang untuk mengendalikan


kecurangan manajemen adalah lingkungan yang diciptakan oleh pembuat
keputusan organisasi. Beberapa ukuran pengendalian manajer yang eksekutif
perlu diadakannya, yaitu:
 Mengadakan standar-standar, anggaran dan statistikal, serta investigasi
semua penyimpangan yang material.
 Menggunakan teknik kuantitatif dan analitikal (analisis time series,
analisis regresi, dan korelasi dan random sampling) untuk menyoroti
perilaku yang menyimpang dari kebiasaan, mengembangkan indikator
seperti ruangan yang digunakan, waktu yang diperlukan, batas berat
yang ditentukan, perbandingan penggunaan (masukan) dan keluaran.
 Membandingkan performa dengan norma-norma industri, demikian
halnya dengan performa dari pusat biaya yang dapat dibandingkan dalam
organisasi.
 Mengidentifikasi indikator proses yang kritikal; seperti kerugian dalam
produk.
 Secara teliti menganalisis performa yang tampaknya terlalu baik,
demikian halnya terhadap performa yang tidak memenuhi standar.
 Mengadakan suatu departemen audit yang profesional. Dengan
memberikan departemen tersebut sebagai suatu piagam yaang
ditandatangani CEO dan disetujui oleh panitia audit dan dewan direksi.

Anda mungkin juga menyukai