Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT
INTERNAL
REVIEW AUDIT INTERNAL

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

15
Ekonomi dan Bisnis AKUNTANSI. S1 Hamrul,SE,Ak,MM

Abstract Kompetensi
Audit Internal: Penipuan, Whisleblower Mampu untuk Menjelaskan Audit
dan Fungsi Hotline dan Deteksi Internal: Penipuan, Whisleblower dan
Penipuan dan Pencegahan. Fungsi Hotline dan Deteksi Penipuan
dan Pencegahan.
Hakekat Kecurangan.
Melakukan kejahatan dengan penipuan memiliki banyak istilah, antara lain dapat disebut
sebagai kecurangan (fraud), kejahatan kerah putih (white-collar crime) dan penggelapan
(embezzlement) tidak satu pun dari kejahatan ini dapat meringkas keseluruhan arti dari
praktik-praktik ilegal dan penipuan yang terdapat di dalam sektor-sektor umum swasta dari
masyarakat.

Kecurangan, singkatnya, adalah sebuah represtasi yang salah atau penyembunyian fakta-
fakta yang material untuk memengaruhi seseorang agar mau ambil bagian dalam suatu hal
yang berharga. Definisi ini tidak termasuk pencurian oleh karyawan, pemerasan, ataupun
konversi penggunaan secara pribadi. Aktiva-aktiva yang berada dibawah pengawasan si
pelaku kejahatan. Institute of Internal Auditors (IIA) menyebutkan kecurangan adalah
meliputi serangkaian tindakan-tindakan tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk
menipu tindakan tersebut dapat dilakukan untuk menipu, Tindakan tersebut dapat dilakukan
untuk keuntungan ataupun kerugian organisasi dan oleh orang-orang di luar maupun di
dalam organisasi.

Kejahatan kerah putih (white-collar crime) sebagai tindakan atau serangkaian tindakan
kejahatan yang dilakukan dengan cara-cara nonfisik melalui penyembunyian ataupun
penipuan untukan mendapatkan uang ataupun harta benda, untuk menghindari pembayaran
atau hilangnya uang atau harta benda untuk mendapatkan keuntungan bisnis atau pribadi-
pribadi. Akan tetapi banyak bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh karyawan atau
manajer bukanlah suatu tindak kriminal dan banyak kesalahan yang dilakukan oleh orang-
orang yang tidak masuk ke dalam kategori pekerja kerah putih.

Penggelapan adalah konversi secara tidak sah untuk kepentingan pribadi, harta benda
yang secara sah berada dibawah pengawasan pelaku kejahatan, ini adalah tindakan
kriminal dalam arti sempit penggelapan tidak meliputi tindakan-tindakan kriminal seperti
penyuapan, pencurian, kecurangan terhadap pemerintah, memperoleh harta benda melalui
ancaman kekerasan atau pengungkapan ataupun hal-hal sejenis yang lainnya.

Unsur-unsur Kecurangan
Kecurangan dapat memiliki banyak bentuk. Kecurangan dapat diakibatkan oleh kesalahan
representasi yang disengaja adanya saran bahwa sesuatu hal adalah benar, padahal
sebetulnya tidak, oleh seseorang yang tahu bahwa hal tersebut adalah yang tidak memadai

‘13 Audit Internal


2 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk memercayai bahwa hal tersebut adalah benar penutupan fakta oleh seseorang yang
diharuskan untuk mengungkapkannya. Kecurangan juga termasuk janji-janji palsu janji yang
dibuat dengan maksud untuk tidak akan dipenuhi.
Unsur-unsur kecurangan legal, ataupun penipuan seperti yang dikenal menurut hukum
secara umum adalah:
 Representasi yang salah atas fakta yang material, ataupun opini dalam beberapa
kasus tertentu.
 Dibuat dengan pengetahuan akan kepalsuannya atau tanpa memiliki cukup
pengetahuan atas subjek untuk dapat memberikan sebuah representasi (sering
dikenal sebagai scienter).
 Seseorang yang bertindak atas representasi tersebut.
 Sehingga yang bertindak atas representasi tersebut.
 Sehingga menimbulkan kerugian baginya.
Unsur-unsur dari apa yang disebut sebagai kejahatan kerah putih agak berbeda. Unsur-
unsur tersebut dapat diuraikan dibawah ini sebagai:
 Bermaksud untuk melakukan sebuah tindakan kejahatan atau untuk mencapai tujuan
yang tidak sesuai dengan kebijakan hukum maupun publik.
 Menyamarkan tujuan melalui pemalsuan dan representasi yang tidak benar yang
digunakan untuk mencapai maksud tersebut.
 Ketergantungan pelaku kejahatan pada ketidak sadaran ataupun kesembronoan dari
korban.
 Tindakan secara sukarela yang dilakukan oleh korban untuk membantu pelaku
kejahatan sebagai hasil dari praktik penipuan yang dilakukan.
 Penutupan tindakan kriminal.

Lingkungan
Kecurangan karyawan dan manajemen adalah rumput liar beracun yang tumbuh subur
dalam sebuah iklim yang permisif mana benih-benih kecurangan dibantu dan bahkan
diundang untuk tumbuh dan berkembang.

Lingkungan didalam sebuah organisasi pada umumnya dikembangkan dan dijaga oleh
manajemen senior dan dewan komisaris. Untuk mencegah terjadinya kecurangan,
lingkungan tersebut harus tegas. Manajemen hendaknya menentukan dengan jelas dalam
kebijakan tertulisnya mengenai komitmen dalam perlakukan yang adil, posisinya dalam
konflik kepentingan, persyaratannya akan merekrut karyawan-karyawan yang jujur,

‘13 Audit Internal


3 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keharusannya akan kontrol internal yang kuat dan diatur dengan baik, serta keteguhannya
untuk menghukum yang bersalah.
Kebijakan tersebut adalah sebuah langkah pertama yang penting dalam bentuk apa pun.
Kebijakan tersebut sebaiknya dibuat draftnya dengan saksama, dengan masukan dari
penasihat organisasi. Unsur-unsur dibawah ini hendaknya diperhitungkan dalam menyusun
sebuah kebijakan:
 Semua aktivitas ilegal, termasuk kecurangan untuk keuntungan organisasi adalah
dilarang.
 Tanggung jawab untuk melakukan investigasi akan dinyatakan dengan jelas
Biasanya hal ini akan ditugaskan kepada keamanan atau audit internal atau
keduanya.
 Setiap karyawan yang mencurigai adanya penyelewengan diharuskan untuk
memberitahunkan dengan segera kepada atasan atau kepada pihak yang
bertangung jawab untuk melakukan investasi.
 Setiap kecurigaan adanya penyelewengan akan di investigasi sepenuhnya.
 Seluruh tersangka dan pelaku akan diperlakukan sama, tanpa memandang posisi
yang ia dukung ataupun masa jabatannya.
 Manajer bertanggungjawab untuk mengetahui eksposur yang diakibatkan oleh tidak
kejahatan dan untuk menetapkan kontrol dan prosedur untuk mencegah dan
mendeteksi kecurangan adanya penyelewengan.
 Manajer diminta untuk sepenuhnya bekerja sama dengan pihak penegak hukum dan
pemerintahan termasuk memberikan laporan kepada penegak hukum dan
mendukung tuntutan.
 Penyembunyian dan balas dendam terhadap para saksi adalah sangat dilarang.
 Seluruh investigasi atas penyelewengan akan dilaporkan kepada organisasi yang
terikat akan disimpan dalam arsip.
 Sebuah propram konfik kepentingan resmi akan dibuat dan mengharuskan dibuatnya
pernyataan tahunan oleh seluruh karyawan yang terlihat termasuk anggota dewan
komisaris akan adanya kebebasan dari konflik-konflik yang ada ataupun yang
dirasakan.
Di Samping iklim yang permisif, terdapat tiga gabungan kondisi lain yang dapat
menggerakkan seseorang untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang curang.
 Tekanan situasional pada karyawan. Karyawan mungkin terlibat utang atau ia
mungkin ditekan untuk memperbaiki posisinya.
 Akses terhadap aset yang tidak terkontrol, bersama-sama dengan ketidak pedulian
dari manajemen, salah satu penangkal yang paling kuat bagi kecurangan oleh

‘13 Audit Internal


4 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karyawan dan manajemen adalah kepastian pendeteksian dan hukuman. Kontrol
yang kuat dan pengawasan yang ketat makin meningkatkan kepastian ini.
 Kepribadian yang menggerogoti integritas seseorang. Beberapa orang mrmiliki
kecenderungan untuk mengambil jalan yang tidak jujur. Ketika orang lain melihat
tidak adanya halangan dalam jalan tersebut, maka mereka akan cenderung untuk
ikut melakukannya.

Kejahatan dan Kecurangan


Karyawan mungkin dapat dibujuk untuk mencuri atas arahan dari suatu organisasi kriminal.
Satu metode yang digunakan untuk merampok sebuah organisasi adalah dengan memuat
lebih banyak karton, gulungan, ataupun kemasan barang dagangan yang lainnya dalam
sebuah truk yang ditujukan kepada seorang pembeli tertentu. Organisasi kriminal tersebut
akan mengambil selisihnya. Para kriminal akan menyebut karyawan yang membantu
mencuri barang dagangan tersebut sebagai “10 persen” karyawan akan menerima 10
persen dari nilai barang yang dicuri.

Kejahatan Komputer.
Kejahatan komputer semakin meningkat. Dan hanya sejumlah kecil dari yang terjadi dapat
terungkap, dan angka yang tertera sangat mengejutkan jumlahnya. Metode dan cara yang
digunakan untuk meniou perusahaan dan keagenan sangat banyak jumlahnya, dan
kemungkin untuk mendeteksi seluruh kecurangan yang ada melalui komputer adalah hanya
belaka. Perlindungan terbaik dari kecurangan melalui komputer adalah pencegahan.
Kontrol-kontrol preventif meliputi hal-hal seperti:
 Penyeleksian karyawan.
 Definisi tugas.
 Pemisahan tugas.
 Akses ganda.
 Etika profesional.
 Lisensi.
 Kontrol atas perancangan sistem.
 Kemanan atas akses fisik
 Kemanan atas akses elektronik
 Kontrol dan pengeditan internal.
 Ketakutan akan deteksi.

‘13 Audit Internal


5 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Forensik dalam Investasi Kecurangan.
Forensik berhubungan dengan informasi yang sesuai untuk digunakan dalam sidang
pengadilan atau diskusi publik. Kita biasanya menghubungkan istilah ini dengan ilmu-ilmu
eksak seperti kimia, biologi, psikiatri, dan kedokteran. Akan tetapi sebetulnya juga dapat
diterapkan dalam aspek-aspek kejahatan keuangan seperti kecurangan.

Beberapa bidang dimana seorang ahli forensik dapat memberikan bantuan adalah:
 Persiapan dan perlakuan dokumen selanjutnya; baik tiap bagian maupun
keseluruhan.
 Keaslian tanda tangan.
 Pengubahan dokumen.
 Keragaman dalam penggunaan tinta.
 Indentifikasi sumber-sumbermekanis dari dokumen yang dihasilkan oleh mesin-
mesin bisnis seperti:
- Mesin tik.
- Komputer.
- Pelindung cek.
- Printer
 Penggunaan cairan koreksi.
 Penyalinan kertas-kertas bisnis.
 Perbedaan kertas yang digunakan

Ahli forensik juga dilatih untuk dapat mendeteksi dokumen-dokumen palsu dengan
menggunakan metode-metode optik dan tidak merusak. Auditor intenal hendaknya
memahami potensi bantuan yang dapat diberikan oleh ahli-ahli ini dan sebaiknya menjaga
sikap yang skepis berkaitan dengan menerima seluruh kertas-kertas bisnis sebagai sesuatu
yang valid.

Tanggung Jawab dan Wewenang


Persperktif Historis
Pada tahun-tahun awal, perhatian auditor terutama diarahkan pada pendeteksian transaksi-
transaksi yang keliru dan curang. Secara umum, mereka melakukan tindakan polisi. Tidak
ada standar formal baku yang menetapkan penyerahan tanggung jawab kepada auditor
internal untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan.

‘13 Audit Internal


6 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sejarah dari standar
Bagaimanapun selama bertahun-tahun auditor internal telah menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mencari transaksi-transaksi yang mencurigakan di dalam catatan-catatan
keuangan. Hal ini berubah dengan perubahan ke arah audit operasional. Keinginan untuk
menunjukkan sisi konstruktif dari audit internal mengakibatkan kurang diberikan perhatian
pada kecurangan.

Dokumentasi
Investasi kecurangan berbeda dari penugasan audit biasa dimana hasilnya harus mampu
bertahan bertahan menghadapi penyelidikan dari kemungkinan investasi asuransi
sehubungan dengan adanya pembayaran klaim. Berikut adalah aspek-aspek yang
sebaiknya ikut dicantumkan:
1. Apa sasaran dari investigasi …?
2. Siapakah pihak-pihak yang berkepentingan..?
- Nama.
- Jabatan
- Latar belakang
- Aspek-aspek ekonomi
- Aspek-aspek keperilakuan.
3. Bagaimana investasi dilaksanakan….?
4. Bagaimana kecurangan atau ketidakwajaran terjadi…..?
- Urutan kejadian.
5. Bukti-bukti apa sajakah yang telah dikumpulkan..?
- Identifikasi .
- Validitas
- Keamanan (yang membahayakan)
- Tujuan
6. Aspek-aspek ekonomis.
- Uang
- Harta benda
- Surat berharga
7. Hasil dari:
Wawancara
Interogasi
8. Hasil dari aktivitas klerikal, pengujian …?

‘13 Audit Internal


7 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9. Foto-foto
10. Aspek-aspek komputer:
Kontrol: efektif, tidak efektif.
11. Aktivitas analitis;
- Indikasi adanya situasi yang tidak wajar.
- Proyeksi
12. Aspek hukum yang relevan.

Hendaknya terdapat salinan catatan-catata, yang mereferensikan kepada sumber-sumber


yang dapat dipercaya, dan referensi-referensi silang.

Pelaporan Kecurangan
Sebuah laporan tertulis hendaknya diterbitkan pada saat pengambiln kesimpulan dari
tahapan investigasi. Laporan tersebut hendaknya memuat seluruh temuan, kesimpulan,
rekomendasi, dan tindakan perbaikan yang diambil.

Wewenang
Tanggungjawab mendeteksi adanya kecurangan dapat diperluas hanya sampai sebatas
wewenang untuk memasuki area-area potensial terjadinya kecurangan. Auditor internal tidak
dapat diharapkan untuk merambah jauh dari bidangnya jika mereka terikat oleh batasan-
batasan. Sama pentingnya pula, auditor internal tidak dapat dianggap bertanggung jawab
atas kewajiban yang sebenarnya berada di tangan manajer atau mencari wewenang untuk
memenuhi kewajiban seperti itu. Adalah tanggung jawab bagi manajemen untuk:
 Menetapkan iklim moral dimana perusahaan melaksanakan fungsi-fungsinya.
 Mengarahkan organisasi untuk mencapai rencananya dan mengikuti kebijakan-
kebijakan.
 Membuat dan memelihara kontrol internal.
 Menentukan biaya yang sesuai versus rasio-rasio kontrol, dengan tetap memikirkan
perhitungan eksposur minus usaha perlindungan sama dengan risiko.
 Membuat dan memelihara jalur-jalur komunikasi dan sistem pelaporan di dalam
organisasi dan untuk mengetahui apa-apa yang sedang terjadi.

Auditor internal akan bertanggung jawab untuk menetapakan apakah seluruh tindakan-
tindakan di atas telah dilaksanakan dan apakah seluruh tindakan tersebut dilaksanakan
dengan efisien dan efektif tetapi auditor internal hanya membuat penetapan tersebut jika

‘13 Audit Internal


8 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
manajemen memberikan mereka wewenang melakukannya. Tanggung jawab tidak dapat
diberikan dengan benar jika wewenang yang berkedudukan sama tidak didelegasikan.

Tiga Faktor yang berhubungan dengan Kecurangan


Pada umum diyakini bahwa terdapat tiga kondisi yang ada bagi terjadinya kecurangan atau
penggelapan. Tiga faktor ini bersifat kolektif dan dapat terjadi dengan tingkatan yang
berbeda-beda
1. Situasi akan kebutuhan: situasi ini dapat disebabkan oelh alasan keuangan karena
pengeluaran atau kerugian uang lainnya yang tidak dapat ditutupi oleh sumber daya
keuangan yang normal dari individu tersebut.
2. Lingkungan yang mengundang terjadinya penggelapan: hal ini biasanya merupakan
situasi dimana tidak terdapat kontrol, atau dimana kontrolnya l;emah, atau dimana
terdapat kontrol namun tidak berfungsi.
3. Karakteristik perilaku seseorang: kedua kondisi di atas dapat terjadi, namun jika
individu tersebut memiliki sifat jujur yang tinggi, kecurangan tidak akan dilakukan. Akan
tetapi, kasus kasus ekstren dari unsur pertama diatas, ditambah dengan situasi kontrol
yang lemah dari unsur yang kedua, dapat menguasai moral dasar seseorang yang
menjauhi hal-hal seperti itu dan akan membuka pintu terjadinya penyelewengan.

Deteksi
Kendala-kendala
Seorang kepala teller disebuah bank berhasil mengambil dana lebih dari $1 juta selama
masa tiga tahun melalui manipulasi komputer bank. kontrol internal normal bank tidak dapat
mendeteksi penyelewengan tersebut. Ia kemudian ditahan hanya karena agen-agen federal,
yang melakukan investigasi atas aktivitas sebuah tempat judi yang dicurigai, menemukan
bahwa ia mempertaruhkan lebih dari $30.000 sehari di atas meja judi.

Kewaspadaan
Disamping memahami sistem kontrol, auditor hendaknya waspada terhadap jenis-jenis
kecurangan yang dapat dipraktikan.

Program Audit untuk Pemeriksa Kecurangan


Sebuah program umum bagi pemeriksa kecurangan yang setidaknya memuat:
1. Pengumpulan data-data industri: program ini termasuk informasi umum mengenai
bagaimana pelaksanaan industri berkaitan dengan operasi keuangan dan non
keuangannya.

‘13 Audit Internal


9 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Analisis keuangan: termasuk disini adalah data analitis keuangan untuk organisasi
dibandingkan dengan organisasi-orgnisasi yang lain di dalam industri. Teknik-teknik yang
sebaiknya digunakan adalah:
 Analisis rasio.
 Analisis vertikal (komponen-komponen dari keseluruhan).
 Analisis horizontal (seperti pada periode waktu).
 Data nonkeuangan (perbandingan bagian-bagian yang berbeda dari laporan,
keuangan dan operasional, yang seharusnya memiliki hubungan).
 Informasi arus kas.
 Penyesuaian laba bersih:
- Depresiasi, piutang, persediaan.
- Amortisasi, Utang.
3. Penelaahan kontrol internal: Menentukan bahwa:
 Transaksi-transaksi telah dilaksanakan sesuai dengan perintah dari manajemen.
 Transaksi-transaksi telah dicatat dengan benar.
 Perlindungan aset.
 Kesesuaian antara aset dengan catatan.
4. Pengumpulan bukti: teknik-teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan bukti
adanya aktivitas kecurangan sebagai berikut:
 Mewawancarai.
 Bagan kontrol internal dan perbandingan visual.
 Pemeriksaan dokumen.
 Pencarian karyawan.
 Investigasi (supervisi melekat pada para tersangka selama masa investigasi).
 Observisi (memata-mata) atau mengintai:jika memungkinkan, mengubahnya dalam
bentuk media).
 Penyamaran (menggunakan seorang agen atau informan; untuk tindakan-tindakan
kriminal besar dapat menjadi berbahaya).
 Hal-hal khusus:pengumpulan bukti-bukti khusus yang berhubungan dengan
kecurangan.
5. Pengevaluasian; analisis bukti untuk menentukan apakah kecurangan benar-benar
terjadi.
6. Pelaporan temuan kepada pihak-pihak yang tepat.

Manning menyebutkan serangkaian indikator-indikator kecurangan yang dapat memberikan


peringatan bagi investigator kecurangan. Singkatnya adalah:

‘13 Audit Internal


10 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Kontrol internal yang longgar.
2. Filosofi manajemen yang buruk.
3. Posisi keuangan yang buruk.
4. Moral karyawan yang rendah.
5. Kebingungan akan etika.
6. Kurangnya pemeriksaan latar belakang untuk pegawai-pegawai baru.
7. Kurangnya program pendukung bagi jaryawan.
8. Kondisi secara umum: perputaran karyawan yang tinggi, penggabungan yang tertunda,
kepercayaan yang berlebihan pada karyawan-karyawan penting, dan sebagainya.

Manning akhirnya mengusulkan agar pemeriksa kecurangan hendaknya menggunakan hal-


hal diatas sebagai pedoman, dan sebaiknya mengembangkanb sebuah susunan kondisi
yang dapat merupakan “bendera merah” untuk memperingatkan auditor internal terhadap
adanya potensi aktivitas penyelewengan. Ia yakin bahwa kontrol internal yang buruk,
mungkin adalah unsur paling penting yang dapat dijadikansebagai titik awal.

KASUS I:

PT Maju Jaya didirikan berdasarkan Akta Notaris Nyonya Nisrina,SH No.234 tanggal 5 Juni
2015. Akta Pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU‐004687.AH.01.01.Tahun 2015 tanggal 20 Juli
2015.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan
adalah mendirikan dan menjalankan usaha di bidang jasa, perdagangan, pengangkutan
Darat, pembangunan , percetakan, pertanian dan Industri.

Ringkasan Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dicatat oleh sdri Desi Iskandar sebagai
Kasir selama 6 (enam) bulan terakhir tahun 2016 berjumlah Rp248.855.000,- dan
Rp233.788.000 sedang hasil audit oleh Auditor Internal untuk penerimaan dan pengeluaran
Kas selama 6 (enam) bulan terakhir tahun 2016 berjumlah Rp250.495.000,- dan
Rp230.773.000. Saldo bank pada tanggal 1 Juli 2016 adalah Rp58.050.000,- dan pada
tanggal 31 Desember 2016 adalah Rp76.717.000,- . Tidak ada cek yang sedang beredar
(out standing check) pada tanggal 1 Juli 2016, tetapi pada tanggal 31 Desember 2016
jumlah cek yang beredar berjumlah Rp8.100.000,-.
Penerimaan yang belum disetor pada tanggal 31 Desember 2016 adalah Rp4.500.000,-
yang telah termasuk dalam penerimaan bulan Desember jumlah setoran ke Bank untuk
enam bulan tersebut berjumlah Rp241.340.000,-.
Diminta:

1. Tunjukkan jumlah penggelapan yang telah dilakukan oleh kasir dan bagaimana
caranya dilakukan ....?
2. Mulai dari Saldo Bank tanggal 1 Juli 2016 tunjukkan bagaimana kasir membuat
rekonsiliasi untuk menutupi penggelapannya .........?
3. Apakah saran saudara agar penggelapan seperti tersebut diatas dapat dihindari
dalam suatu perusahaan ...........?

‘13 Audit Internal


11 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jawaban:
1. Test Transaksi Penggelapan Kas.

Penerimaan Pengeluaran
Jumlah Menurut Kasir Rp. 248.855.000,- Rp.233.788.000,-
Jumlah Menurut Auditor Rp. 250.495.000,- Rp.230.773.000,-
selisih Rp. 1.640.000,- Rp. 3.015.000,-

2. Indikasi Jumlah Yang Digelapkan.

PT Maju Jaya
Indikasi Jumlah Yang Digelapkan
Per 31 Desember 2016

Penerimaan:
Jumlah Menurut Kasir Rp. 248.855.000,-
Jumlah Menurut Auditor Rp. 250.495.000,-
selisih Rp. 1.640.000,-
Pengeluaran
Jumlah Menurut Kasir Rp.233.788.000,-
Jumlah Menurut Auditor Rp.230.773.000,-
selisih Rp. 3.015.000,-
Indikasi Jumlah Yang Digelapkan ........................................... Rp. 4.655.000,-

3. Analisa Indikasi Pengelapan Oleh Kasir

a. Setoran Ke Bank
Setoran Ke Bank 6 bulan terakhir ..................................... Rp. 241.340.000,-
Saldo yang masih dikasir 31/12/2016 ............................... Rp. 4.500.000,-
Jumlah Penerimaan Menurut Kasir ................................... Rp. 245.840.000,-
Jumlah Berdasarkan Footing ............................................ Rp. 250.495.000,-
Selisih yang digelapkan kasir ........................................... Rp. 4.655.000,-

b. Rekonsiliasi Pemeriksa
PT Maju Jaya
Rekonsiliasi Pemeriksa
Per 31 Desember 2016

Saldo Bank 1/7 2016 ............................................................... Rp. 58.000.000,-


Penerimaan
Berdasarkan Footing ........................ Rp. 250.495.000,-
Saldo di Kasir .................................. Rp. 4.500.000,- Rp. 245.995.000,-
Rp. 304.045.000,-

Pengeluaran
Berdasarkan Footing ........................ Rp. 230.773.000,-
Saldo di Kasir .................................. Rp. 8.100.000,- Rp. 222.673.000,-

‘13 Audit Internal


12 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
SO Bank 31/12 Berdasarkan Rekonsiliasi Pemeriksa ............. Rp. 81.372.000,-
SO Bank 31/12 Berdasarkan R/K ............................................ Rp. 76.717.000,-
Jumlah Beda Yang digelapkan ................................................ Rp. 4.655.000,-

c. Rekonsiliasi Menurut Kasir


PT Maju Jaya
Rekonsiliasi Menurut Kasir
Per 31 Desember 2016

Saldo Bank 1/7 2016 ............................................................... Rp. 58.000.000,-


Penerimaan
Menurut Kasir ................................... Rp. 248.855.000,-
Saldo di Kasir ................................... Rp. 4.500.000,- Rp. 244.355.000,-
Rp. 302.405.000,-

Pengeluaran
Menurut kasir ................................... Rp. 233.778.000,-
Saldo di Kasir ................................... Rp. 8.100.000,- Rp. 225.688.000,-
SO Bank 31/12 Berdasarkan Rekonsiliasi Oleh Kasir ............. Rp. 76.717.000,-

4. Saran agar Penggelapan tsb diatas dapat dihindari dalam suatu perusahaan
yaitu:

a) Kasir itu hanya menerima dan mengeluarkan uang atas perintah yang
berwenang namun tidak diperkenankan melakakukan Rekonsiliasi atas Bank.
b) Adanya Pemesahan fungsi antara kasir dengan Pihak pencatatan penerimaan
maupun pengeluaran Uang serta pihak yang membuat Rekonsiliasi.

DAFTRA PUSTKA
1) Lawrence B.Sawyer,JD,CIA,PA,Internal Auditing Buku 3 Salemba Empat tahun 2005.

‘13 Audit Internal


13 Hamrul,Se,Ak,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai