Anda di halaman 1dari 29

PENILAIAN

RISIKO FRAUD
(FRAUD RISK
ASSESSMENT)
DEFINISI FRAUD
Fraud adalah Tindakan yang disengaja
dengan menlakukan penipuan,
penggelapan, ataupun pelanggaran 2

kepercayaan dan bukan dengan


menggunakan kekerasan fisik yang
digunakan untuk mendapatkaan
keuntungan finansial melalui salah saji
yang materil.
TIPE FRAUD
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) (2007)
seperti yang dikutip dari SAS No.99 menyebutkan bahwa
terdapat dua tipe salah saji yang dianggap relevan untuk tujuan
audit adalah sebagai berikut:
3
1. Salah saji yang timbul 2. Salah saji yang timbul
akibat fraudulent akibat misappropriation
financial reporting of assets.
JENIS FRAUD
Aset Missapropriation Fraudulent Statement Corruption
Meliputi Merupakan tindakan Penyalahgunaan
penyalahgunaan / yang dilakukan oleh wewenang/konflik
pencurian aset atau pejabat atau eksekutif kepentingan,
4
harta perusahaan atau suatu penyuapan, penerimaan
pihak lain. perusahaan/instansi yang tidak sah/illegal,
pemerintah untuk dan pemerasan secara
menutupi kondisi ekonomi.
keuangan yang
sebenarnya dengan
melakukan rekayasa
keuangan.
PENYEBAB TERJADINYA
FRAUD

5
Rasionalisasi
Tekanan Peluang
(Rationalizati
(Pressure) (Opportunity)
on)
TEKANAN
Menurut Rahmanti (2013), Pressure adalah dorongan
orangg untuk melakukan fraud. Tekanan dapat
mencakup hamper semua hal termasuk gaya hidup,
tuntutan ekonomi, dan lain-lain, termasuk hal
6
keuangan dan non keuangan. Tekanan dalam hal non
keuangan mendorong seseorang melakukan
kecurangan, misalnya tindakan untuk menutupi
kinerja yang buruk karena tuntutan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
PELUANG
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan
terjadinya fraud. Para pelaku kecurangan percaya
bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi.
Peluang dapat terjadi karena pengendalian internal
7
yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang
baik atau melalui penggunaan posisi. Kesempatan
untuk melakukan fraud berdasarkan pada kedudukan
pada umumnya, manajemen suatu perusahaan
memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan
fraud dibandingkan dengan karyawan.
RASIONALISASI
Salah satu elemen penting terjadinya fraud yaitu
rasionalisasi, dimana pelaku mencari pembenaran
atas perbuatannya. Sikap atau karakter adalah apa
yang menyebabkan satu atu lebih individu untuk
8
rasional melakukan fraud. Penentu utama dari
kualitas laporan keuangan yaitu integritas
manajemen.
FRAUD RED FLAGS
Merupakan suatu kondisi yang
janggal atau berbeda dengan 9

keadaan normal. Dengan kata lain,


red flags adalah petunjuk atau
indikator akan adanya suatu yang
tidak biasa dan memerlukan
penyidikan lebih lanjut.
TIGA FAKTOR RISIKO FRAUD
YANG BERKAITAN DENGAN FRAUD DALAM PELAPORAN KEUANGAN.

1. Karakteristik 2. Karakteristik industri 3. Karakteristik


manajemen yang yang berkaitan dengan operasional dan
berkaitan dengan kondisi ekonomi dan stabilitas keuangan
kemampuan peraturan yang berlaku. yang meliputi sifat dan
manajemen, tekanan, kerumitan dari transaksi 10
dikap dan perilaku perusahaan serta
terhadap pengendalian kondisi keuangan
internal dan proses perusahaan.
pelaporan keuangan
Hal-hal yang harus diwaspadai dengan
kondisi yang memungkinkan adanya fraud.

1. Manajemen enggan 2. Sering terjadi 3. Pengendalian intern


menyediakan data penggantian auditor perusahaan kurang
untuk auditor eksternal. eksternal. memadai.

4. Terdapat banyak 5. Terdapat dokumen 6. Sering melakukan 11


transaksi pada akhir yang hilang dan tidak pergantian rekening
tahun. dapat ditemukan. bank.

7. Utang yang 8. Tingkat perputaran


9. Adanya transaksi
diperpanjang terus karyawan tinggi.
yang tidak masuk akal.
menerus.
Faktor Penilaian Risiko
01

Fa Peru
kto
r L ahaa
12
d
au

ing n
s
Fr

ku
r

ng
kto

an
Fa

03 02

Faktor Internal
FAKTOR LINGKUNGAN
PERUSAHAAN
Kecurangan karyawan, pencurian dan penggelapan
lebih banyak terjadi pada beberapa industry dan
beberapa organisasi dari pada yang lainnya. Dalam
penilaian risiko perlu dipertimbangkan tingkat risiki
13
penipuan dinilai dari dalam industri entitas. Orang-
orang pada umumnya berada dibawah tekanan yang
lebih selama adanya resesi ekonomi dan atrinya
bahwa akan terjadi peningkatan dalam penipuan.
FAKTOR INTERNAL
Menurut Singleton (2010), factor internal yang
meningkatkan kemungkinan penipuan, pencurian dan
penggelapan termasuk kontrl manajemen yang tidak
memadai atau kegiatan pemantauan seperti
14
contohnya kegagalan untuk menciptakan budaya
jujur dan Orientasi dan pelatihan yang memadai pada
hukum etika, penipuan dan masalah keamanan.
FAKTOR FRAUD
Penilian risiko juga harus mempertimbangkan
mengenai skema fraud yang lebih mungkin terjadi
dalam rangka untuk memandu program antifraud.
Pencegahan dan pendektesian tentu lebih efektif jika
15
skema fraud dilakukan.
RISK ASSESSMENT
BEST PRACTICES
Dalam rangka mengembangkan penilaian risiko yang
efektif, manajemen harus menggunakan pendekatan
formal. Menurut Singleton & Singleton (2010),
pendekatan termasuk orang dan proses yaitu :
16
▹ Pemimpin
▹ Tim
▹ Frekuensi dan Keselarasan dengan Keuangan
FRAUD
PREVENTING DAN
DETECTION
Prevention:

Eliminate the Motivation


and/or Opportunity to
Commit Fraud
18

fraud by need, by greed dan by


opportunity
Tujuan Pencegahan Fraud
No Tujuan Keterangan

1 Prevention Mencegah terjadinya fraud

19
2 Deterence Menangkal pelaku potensial

3 Description Mempersulit gerak langka pelaku fraud

4 Recertification Mengindentifikasi kegiatan beresiko tinggi


dan kelemahan SPI

5 Civil action Tuntutan kepada pelaku


prosecution
Unsur-unsur pencegahan fraud
menurut Dr. Steve Albrecht

1. 2.
Membangun Mengeliminasi 20

Budaya Peluang Fraud


Kejujuran
What are the 3 activities fundamental to
prevent fraud? Menurut ACFE

Create and Evaluating 21


Developing
Maintain a Culture Antifraud
oversight
of Honesty & high Processes
process
ethics and
Controls

Create and Maintain a Culture
of Honesty & high ethics:

• Pengakuan dan sistem penghargaan


(reward) sesuai dengan sasaran dan hasil
kinerja.
• Kesempatan yang sama bagi seluruh
pegawai
• Team berorientasi kebijakan
pengambilan
keputusan kolaborasi
• Program kompensasi secara profesional
• Pelatihan secara profesional dan
prioritas
organisasi dalam pengembangan karier.

22
Evaluating
Antifraud
Processes and
Controls
Kecurangan tidak akan terjadi tanpa
persepsi adanya kesempatan dan
menyembunyikan perbuatannya.
Organisasi hendaknya proaktif
mengurangi kesempatan
dengan: 23
(1) mengidentifikasi risiko
kecurangan,
(2) mengambil tindakan mengurangi
risiko yang
diidentifikasi,
(3) implementasi dan monitoring
pengendalian internal /
preventif dan detektif serta tindakan
pencegahan
lainnya.
Developing oversight
process
24

Untuk mencegah dan menangkal


kecurangan secara efektif, entitas
hendaknya memiliki fungsi pengawasan
yang tepat. Pengawasan dalam berbagai
jenis dan bentuk ini dapat dilaksanakan
oleh berbagai pihak.
Pendeteksian
Fraud
Siapa yang bertanggung
jawab?
Manajemen, internal auditor,
para pegawai
Pendeteksian kecurangan
meliputi identifikasi symptoms
yang sering mengindikasikan
kecurangan baik yang sedang,
akan, atau telah terjadi
kecurangan.
26
Menurut Dr. Steve Albrecht, fraud dapat dideteksi dari red flag
berikut:

Anomali dokumentasi bukti


transaksi Anomali akuntansi Kelemahan SPI

1 3 5

2 4 6

Anomali dari prosedur Gaya hidup mewah Perilaku yang tidak biasa
analitis

27
Contoh Kasus
Gambaran Umum Kasus Gayus Tambunan
• Kasus bermula dari kecurigaan PPATK terhadap rekening Gayus (PNS dirjen pajak Gol III/a) di
Bank Panin dengan nominal sebesar Rp 25 Milyar
• Kejagung menujuk 4 jaksa mengikuti perkembangan penyidikan
• Di dalam SPDP Gayus diduga melakukan korupsi, pencucian uang dan penggelapan
• Seiring perkembangan penyelidikan hanya satu pasal yang bisa dibuktikan yaitu penggelapan
pajak
• Korupsi dan pencucian uang tidak terbukti, karena uang Rp 25 miyar di rekening Gayus
merupakan uang titipan Andi Kosasih untuk biaya pengadaan tanah.
• Penggelapan pajak yang didakwakan juga tidak terkait dengan dana Rp 25 milyar di Bank Panin,
namun dari aliran dana lain di Bank BCA milik Gayus sebesar Rp 370 juta.
• Uang tersebut berasal dari transaksi yang dilakukan oleh PT.Mega Cipta Jaya Garmindo milik
Mr.Son (Korea) senilai Rp 370 juta
• Uang direncanakan untuk pengurusan pajak pendirian pabrik garmen, yang tidak jadi di urus
pajaknya sehingga uang tsb hanya diam di rekening Gayus dan sudah di sita negara
• Selain uang Rp 370 juta tersebut terdapat juga Transaksi yang berasal dari Roberto Santonius
(konsultan pajak), bernilai Rp. 25 juta yang ikut disita, jadi total Rp 395 juta di sita negara

28
THANKS!
Any questions?
29
No. Thank You

Anda mungkin juga menyukai