FRAUD
KELOMPOK 6
Helmaliani 24022119068
Silvia Fauziah Aprillianti 24022119080
Anggara Wirayud 24022119083
Faisal Jumhur Muh Romdon 24022119113
Wiguna 24022119119
Irfan Fauzan 24022119134
Agung Nugraha 24022119157
Audit Fraud
Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah
kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit
kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua
keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
o Fraud mencangkup semua kejutan, trik, kelicikan, dan penyamaran, serta setiap
cara yang tidak adil dimana ada pihak lain yang tertipu. Adapun fraud dalam
laporan keuangan yang biasanya berbentuk salah saji atau kelalaian yang sengaja
baik dalam jumlah maupun pengungkapan pos-pos dalam pelaporan keuangan
untuk menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan tersebut.
o Fraud dapat terungkap apabila ada kerjasama antara beberapa pihak yang terkait
dengan entitas, pihak manajemen, akuntan publik dan internal auditor. Kecurangan
yang terjadi dalam laporan keuangan pada umumnya disebabkan oleh lingkungan
internal maupun eksternal.
Pengaruh lingkungan internal umumnya terkait antara
lain dengan lemahnya pengendalian internal, lemahnya
perilaku etika manajemen atau faktor likuiditas serta
profitabilitas entitas yang bersangkutan. Sedangkan,
pengaruh lingkungan eksternal umumnya terkait antara
lain dengan kondisi entitas secara umum, lingkungan
bisnis secara umum, maupun pertimbangan hukum dan
perundang-udangan
Jenis-Jenis Kecurangan
01 Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabadian jumlah atau pengungkapan yang
Pelaporan Keuangan Yang Curang
disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan. Sebagian besar kasus melibatkan salah saji
jumlah yang disengaja, bukan pengungkapan. Meskipun kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang
curang melibatkan upaya melebihi sajikan laba entah dengan melebih sajikan aset dan laba atau
dengan mengabaikan kewajiban dan beban, perusahaan juga sengaja merendahkan sajikan laba.
02 Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aset, entitas. Dalam banyak
kasus, tetapi tidak semua, jumlah yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Istilah
penyalahgunaan atau misaproprisasi aset biasanya digunakan untuk mengacu pada pencurian yang
melibatkan pegawai dan orang lain dalam organisasi. Penyalahgunaan aset biasanya dilakukan pada
tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun, dalam beberapa kasus yang heboh, manajemen
puncak terlibat dalam pencurian aktia perusahaan. Karena manajemen memiliki kewenangan dan
kendali yang lebih besar atas aktiva organisasi, penyelewengan yang melibatkan manajemen puncak
dapat menyangkut jumlah yang signifikan.
Kondisi Penyebab Terjadinya Kecurangan
Opportunity (kesempatan)
Greed (Keserakahan)
Merupakan faktor yang Merupakan faktor yang
berhubungan dengan berhubungan dengan organisasi
1 2
individu pelaku kecurangan sebagai korban
(disebut juga faktor perbuatan kecurangan
individual). (disebut juga faktor generik/umum)
Need (kebutuhan)
Merupakan faktor yang 3 4 Exposure (pengungkapan)
Merupakan faktor yang berhubungan
dengan organisasi sebagai
berhubungan dengan
organisasi sebagai korban korban perbuatan kecurangan (Disebut
juga faktor generik/umum).
perbuatan kecurangan Pengungkapan (exposure) suatu
(disebut juga faktor kecurangan belum menjamintidak
generik/umum). terulangnya kecurangan tersebut baik
olehpelaku yang sama maupun oleh
pelaku yang lain.
Faktor Risiko Untuk Pelaporan Keuangan Yang Curang
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya pelaporan keuangan yang curang dan juga penyalahgunaan aset
sebagaimana dijelaskan dalam SAS 99 (AU 316). Tiga kondisi tersebut disebut dengan segitiga kecurangan (fraud
triangle).
02 Kesempatan
01 Insentif/Tekanan
Meskipun laporan keuangan dari seluruh
Insentif yang umum bagi sebuah perusahaan kemungkinan dapat terjadi
perusahaan untuk melakukan manipulasi, risiko akan menjadi lebih besar
manipulasi laporan keuangan adalah Fraud Triangle dalam perusahaan yang bergerak dalam
adanya suatu penurunan dalam industri yang melibatkan penilaian atau
prospek keuangan dalam perusahaan. pertimbangan subjektif dan juga estimasi yang
cukup signifikan jauh lebih besar
03 Sikap/Rasionalisasi
Sikap dari manajemen puncak dalam laporan keuangan
merupakan faktor risiko yang penting dalam menilai
kemungkinan adanya suatu kecurangan dalam laporan
keuangan perusahaan.
Menilai Risiko Kecurangan
01 Skeptisme Profesional
Standar auditing menyatakan bahwa, dalam melakukan skeptisisme profesional, seorang
auditor “tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur namun juga tidak
mengansumsikan kejujuran absolut”.
3. Merancang dan Melaksanakan Prosedur untuk Menangani Pengabaian Pengendalian oleh Manajemen
Dua akun dalam suatu entitas yang rentan terhadap manipulasi dan pencurian adalah akun piutang dan
pendapatan. Hal ini dibuktikan oleh studi yang dilakukan oleh COSO yang menemukan bahwa lebih dari
sebagian kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan itu melibatkan piutang usaha dan pendapatan.
Demikian pula, sebab penjulan itu sering sekali dilakukan secara tunai atau cepat dikonversi menjadi kas,
dan kas ini juga sangatlah rentan terhadap adanya pencurian ini.
B. Resiko Pelaporan Keuangan Yang Curang Atas Pendapatan
Ada beberapa alasan yang membuat pendapatan rentan terhadap manipulasi. Alasan yang terpenting
adalah bahwa pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga satu
salah saji yang hanya merupakan persentase yang kecil dari pendapatan masih bisa berdampak besar
terhadap laba.
Persediaan kerap kali merupakan akun terbesar dalam neraca banyak perusahaan, dan auditor sering
merasa sulit memverifikasi eksistensi dan penilaian persediaan. Akibatnya, persediaan rentan terhadap
01 Aset Tetap
Aset tetap, yang merupakan akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, seringkali didasarkan
pada penilaian yang ditetapkan secara subjektif. Akibatnya, aset dapat menjadi sasaran manipulasi,
terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki piutang atau persediaan yang material.
02 Beban Penggajian
Perusahaan mungkin saja melebih sajikan persediaan dan laba bersih dengan mencatat biaya tenaga
kerja berlebihan dalam persediaan. Namun demikian, sebenarnya kecurangan dalam penggajian yang
melibatkan penyalahgunaan aktiva itu cukup umum terjadi walaupun nilai yang terlibat di dalamnya
seringkali bersifat tidak material.
Contoh Kasus Audit Fraud
Fraud PT. Industri Sandang Nusantara (ISN)
● Pada Desember 2006 Indonesia Corruptin Watch (ICW) melaporkan kasus dugaan korupsi ke Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam ruislaag (tukar guling) antara asset PT. Industri Sandang Nusantara (ISN),
sebuah BUMN yang bergerak di bidang tekstil, dengan asset PT. GDC, sebuah perusahaan swasta.
● Dalam ruislaag tersebut PT. ISN menukarkan tanah seluas 178.497 meter persegi di kawasan Senayan dengan
Tanah seluas 47 hektar beserta Pabrik dan mesin di karawang. Berdasarkan hasil temuan Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK) semester II Tahun Anggaran 1998/1999, menyatakan ruislaag itu berpotensi merugikan keuangan
Negara sebesar Rp. 121,628 miliar.
● Kerugian itu terdiri dari kekurangan luas bangunan pabrik dan mesin milik PT. GDC senilai Rp. 63,954 miliar,
berdasarkan penilaian aktiva tetap oleh PT. Sucofindo pada 1999; penyusutan nilai asset pabrik milik PT. GDC
senilai Rp. 31,546 miliar; dan kelebihan perhitungan harga tanah senilai Rp. 0,127 miliar. Selain itu juga ditemukan
bahwa terdapat nilai saham yang belum dibayarkan oleh PT. GDC sebesar Rp. 26 miliar.
Telaah Kasus
Dalam kasus Ruislaag di atas, karena ketidakjelasan prosedur dan syarat-syarat tukar guling asset,
sehingga sangat rawan untuk diselewengkan. Seharusnya keputusan Tukar Guling tidak hanya menjadi
wewenang salah satu pejabat saja, melainkan melibatkan beberapa pejabat sebagai pengendali dan
control yang baik. Selain itu juga diperlukan sebuah aturan baku oleh perusahaan mengenai tukar
guling, sehingga kemungkinan penyelewengan menjadi berkurang. Diperlukan juga control dari
lembaga bersangkutan terhadap penelitian tim penilik yang meneliti kelengkapan mengenai status
asset, dokumen kelengkapan asset, sehingga tidak ada manipulasi dari nilai asset tersebut serta proses
tukar menukar.
Walaupun menggunakan jasa Appraisal, penilaian asset tetap juga tetap harus diawasi untuk mencegah
kecurangan-kecurangan.
Dari kasus diatas dapat dibuktikan bahwa PT. ISN memiliki pengendalian intern yang sangat buruk.
Sehingga PT. ISN rawan dicurangi oleh rekanan-rekanan bisnisnya maupun oleh oknum-oknum
pejabat perusahaan yang ingin mengambil keuntungan.Oleh karena itu hal pertama yang harus
dibenahi oleh PT. ISN adalah soal pengendalian internnya.
TERIMAKASIH