Anda di halaman 1dari 18

TERMINOLOGI DASAR DAN

DASAR HUKUM
AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak., CA


Fakultas Ekonomi-Universitas Garut
2020
Pengertian Akuntansi Pemerintah

Abdul Halim
 Pengertian akuntansi pemerintahan menurut
Abdul Halim adalah sebuah kegiatan jasa
dalam rangka menyediakan informasi Warren
 Akuntansi keuangan adalah pencatatan
kuantitatif terutama yang bersifat keuangan
dari entitas pemerintah sebagai dan pelaporan data serta kegiatan
pengambilan keputusan ekonomi yang nalar ekonomi perusahaan.Walaupun laporan
dari pihak-pihak yang berkepentingan atas tersebut menghasilkan informasi yang
berbagai alternatif arah suatu tindakan. berguna bagi manajer, namun hal itu
merupakan laporan utama bagi pemilik
(owner), kreditor, lembaga pemerintah
dan masyarakat umum.
Perbedaan dan Persamaan
Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Bisnis

P
SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA
E
R Faktor Tujuan Organisasi Faktor Tujuan Organisasi
B
E Nir laba (non profit oriented) Laba (profit oriented)
D Contoh: Alfamart, Indomart, carefour dsb.
Contoh: Puskemas
A Tujuannya adalah Tujuan ekonomis dan
Tujuan didirikaanya untuk pelayanan
A bidang kesehatan Tujuan sosial
N
SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA

P Faktor Sumber Pembiayaan Faktor Sumber Pembiayaan


E Organisasi Organisasi
R  Pajak,  Internal:
B  Laba ditahan,
 retribusi,
E  Modal sendiri,
D  laba BUMN/BUMD,
 penjualan aktiva.
A  utang,  Eksternal:
A  obligasi pemerintah,  Hutang bank
N  charging for services,  Obligasi dan penerbitan
 privatisasi saham
SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA

Faktor Pola Pertanggungjawaban Faktor Pola Pertanggungjawaban


P Organisasi: Organisasi:
E Pemerintah Pusat Perusahaan Terbatas (PT)
R
 Forum Rapat Paripurna  Rapat Umum Pemegang
B DPR RI
E Saham, (RUPS)
 Laporan  Laporan Kinerja,
D Pertanggungjawaban Kepala
A Laporan KEuangan
Negara
A  Stakeholder para
Pemerintah Daerah
N pemegang saham
 Forum Rapat paripurna
DPRD
 Laporan pertanggungjawban
SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA
P
E Faktor Struktur organisasi Faktor Struktur organisasi
R Organisasi: Organisasi:
 Birokratis,  Flexible,
B  datar,
 kaku,
E  piramid
 Hirarkis
D  Dapat diubah sesuai
A  Sesuai dengan regulasi yang
kebutuhan manajemen
A mengatur  Dapat dikembangkan sesuai

N  Tidak dapat diubahsesuai


kebutuhan dan keinginan
keinginan manajemen manajemen
Karakteristik anggaran dan Karakteristik anggaran dan
stakeholder Organisasi stakeholder Organisasi
P Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
E
R Faktor Sistem akuntansi Faktor Sistem akuntansi
B Kas atau modifikasian Akrual
E
D
A Regulasi terkait dengan produk: Regulasi terkait dengan produk:
A
Tergantung Regulasi Tergantung pasar
N
Faktor Pengendalian dan penilaian Faktor Pengendalian dan penilaian
terhadap Kinerja : terhadap Kinerja :
Realisasi Anggaran ROI, Net Incomes Sales
Beberapa perbedaan mendasar tersebut berkaitan dengan aspek kepemilikan, mekanisme
pertanggungjawaban, standar akuntansi, pendekatan pencatatan, dan regulasi.

Persamaan Akuntansi
Istilah Debit dan Kredit menjukkan posisi, yakni posisi sebelah kiri dan sebelah kanan.
Kedua istilah ini pertanda bahwa pencatatan harus dilakukan di dua sisi (disebut Double
Entry System). Nilai uang di sisi kiri (Debit) dan sisi kanan (Kredit) harus seimbang
setiap dilakukan pencatatan (penjurnalan). Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara
akuntansi bisnis dan pemerintahan.
Untuk menentukan rekening-rekening (accounts) yang harus didebit atau dikredit pada
saat pencataan, maka terlebih dahulu dipahami apa yang disebut dengan persamaan
akuntansi (accounting equation). Persamaan dasarnya diambil dari format Neraca, yakni:
Aktiva = Pasiva. Jika dijabarkan lebih jauh, maka menjadi: Aktiva = Kewajiban +
Ekuitas Dana. Dalam bisnis tidak digunakan istilah ekuitas dana, tetapi modal pemilik
(owner’s equity).
Laporan Keuangan
laporan keuangan pemerintahan terdiri dari tetapi dengan nama yang berbeda, yakni (1)
Laporan Realisasi Anggaran, (2) Neraca, (3) Laporan Arus Kas, dan (4) Catatan atas Laporan
Keuangan. Perbedaan utama LK bisnis dan pemerintah (daerah) adalah:

Komponen LRA vs Laporan Rugi Laba (LRL). Komponen LRL ada dua (Pendapatan dan
Biaya), sementara komponen LRA ada tiga (Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan). Selisih
antara pendapatan dan biaya/belanja di LRL disebut laba atau rugi, sementara di LRA disebut
surplus/defisit. Kedua kelompok istilah ini memiliki makna berbeda.

Komponen Neraca. Berbeda dengan Neraca dalam bisnis, rekening-rekening (accounts)


dalam Neraca pemerintahan memunculkan istilah baru, di antaranya Dana Cadangan, Ekuitas
Dana (Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan). Uniknya,
jumlah yang tercantum dalam Ekuitas Dana berkaitan langsung dengan nilai yang tercantum
dalam Aset (Lancar, Tetap, dan Cadangan).
Komponen Laporan Arus Kas (LAK). Dalam bisnis, komponen LAK ada tiga (aktivitas
operasi, investasi, pembiayaan) sedangkan dalam pemerintahan ada empat (aktivitas operasi,
investasi non keuangan, pembiayaan, dan non anggaran).

Rugi/Laba vs Surplus/Defisit. Rugi/Laba menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam


mencapai tujuannya, yakni memaksimalkan keuntungan (profits), Sementara Surplus/Defisit
menunjukkan “hasil” dari pelaksanaan mandat atau kewenangan oleh pemerintah (daerah)
berupa anggaran (APBN/D), yang diserahkan oleh lembaga perwakilan (DPRD/D) dalam
bentuk kontrak antara DPR/D dan Pemerintah (Daerah) berupa UU atau Perda. Oleh karena
itu, jika dalam bisnis memperoleh Laba berarti bagus (sebaliknya: Rugi berarti jelek), maka
dalam pemerintahan Surplus atau Defisit tidak berhubungan langsung dengan penilaian bagus
atau jelek.
 Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta merupakan bagian utuh atau satu kesatuan dari
sistem ekonomi makro di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang kurang lebih juga
PERSAMAAN relatif yang sama untuk mencapai tujuan organisasi masing-masing.

 Keduanya menghadapi masalah yang kurang lebih juga sama, yaitu masalah kelangkaan terhadap keberadaan
atau ketersediaan sumber daya (scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta
dituntut untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien (value for money).

 Keduanya sama-sama menerapkan saintifik manajemen dalam proses pengelolaan sumberdaya yang dimiliki.

 Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen saintifik keuangan, pada dasarnya sama di kedua
sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi
manajemen, yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

 Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik pemerintah maupun swasta
sama-sama bergerak di bidang transportasi massa, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, telekomunikasi
dan sebagainya.

 Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang disyaratkan pada masing-
masing organisasi.
DASAR HUKUM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

UUD 1945
Pasal 23 Disamping itu pemerintah Hindia Belanda yang memerintah selama kurang lebih 350
tahun memberlakukan peraturan tentang cara pengurusan dan pertanggung jawaban
Keuangan Negara yang ditetapkan dengan Wet tanggal 23 April 1864. Peraturan Nomor
106 Tahun 1864 yang menyangkut akuntansi pemerintahan ini sangat terkenal dengan
nama Indische Comptabiliteitswet atau ICW.
Setelah Negara Republik Indonesia berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945, maka
berdasarkan aturan peralihan UUD 1945, Pasal II menetapkan bahwa :
“Segala badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum
diadakan yang baru menurut Undang-undang Dasar ini”. Dengan demikian maka ICW
ICW, juga UU-APBN yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Undang-undang Perbendaharaan
dan UU serta Indonesia masih tetap berlaku.
peraturan yang terkait
lainnya.
ICW yang semula Indische Comptabiliteitswet menjadi Indonesiche Comptabiliteitswet dan dijadikan sebagai Undang-
undang Perbendaharaan Indonesia yang isinya pada pasal 1 menetapkan : “Keuangan Negara Republik Indonesia
diurus dan dipertanggungjawabkan menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam ndang-undang ini”. ICW
menganut kas stelsel (cash basis) yang ternyata ditentukan didalam pasal 8.
Yang termasuk dinas sesuatu tahun menurut pasal 8 ICW ialah :
 Semua jumlah uang yang merupakan penerimaan atau pengeluaran anggaran, yang selama tahun itu dimasukkan
dalam atau dikeluarkan dari Kas Negara atau kantor-kantor yang diserahi pekerjaan Kas Negara;
 Semua perhitungan yang merupakan penerimaan atau pengeluaran anggaran, yang selama tahun itu dilakukan
antara bagian-bagian anggaran;
 Semua jumlah uang, yang merupakan penerimaan atau pengeluaran anggaran, yang selama tahun itu dilakukan
atas daftar-daftar perhitungan tertentu, yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan;
 Semua jumlah uang, yang merupakan penerimaan atau pengeluaran anggaran yang selama tahun itu diterima
atau dikeluarkan oleh Wakil-wakil Republik Indonesia di luar negeri;
 Pembayaran-pembayaran berkenaan dengan tahun itu, yang diterima dari atau diberikan kepada perusahaan-
perusahaan Negara yang berdasarkan “Indonesische Bedrijvenwet” (IBW);
 Sisa dari uang-uang untuk diperhitungkan kemudian yang ada pada akhir tahun itu, yang dalam waktu dua bulan
sesudah itu telah diberikan perhitungannya.
Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Adapun tujuan dari akuntansi pemerintahan yaitu:


Menurut Bachtiar Arif, dan Iskandar, tujuan dari akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis pada umumnya
sama yaitu:

 Akuntabilitas
Dalam pemerintahan, keuangan Negara yang diatur harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
amanat konstitusi. Pelaksanaan fungsi tersebut dalam Negara Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 pasal
23 ayat (5).

 Manajerial
Akuntansi pemerintahan sangat mungkin pemerintah untuk melaksanakan suatu perencanaan dalam bentuk
susunan APBN dan strategi pembangunan lain, sebagaimana melaksanakan aktivitas pembangunan dan juga
mengendalikan atas akitivitas tersebut dalam rangka mencapai ketaatan kepada peraturan perundang-
undangan, efektivitas, efisiensi dan ekonomis.

 Pengawasan
Pemeriksaan keuangan di Indonesia terdiri atas pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan keuangan secara umum
dan pemeriksaan operasional atau manajerial.
Karakteristik Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan memiliki karakteristik khusus jika dibandingkan dengan akuntansi bisnis.
Menurut tujuan pemerintah tersebut, Bachtiar Arif, Iskandar (2002:7) mengemukakan beberapak
karakteristik akuntansi pemerintahan yakni diantaranya berikut ini:

Pemerintah mencacat anggaran pada saat anggaran tersebut dibukukan. Pemerintah tidak berorientasi pada
keuntungan sehingga dalam akuntansi pemerintah tidak ada laporan laba rugi (income statement) dan
treatment akuntasi yang berhubungan dengannya. Dalam akuntansi pemerintahan sangat mungkin
menggunakan lebih dari satu jenis dana. Akuntansi pemerintahan sifatnya kaku karena sangat tergantung
dengan peraturan perundang-undangan. Akuntansi pemerintahan akan membukukan pengeluaran modal
dan akuntansi pemerintahan tidak membutuhkan perkiraan modal dan laba yang ditahan dalam neraca.
RUANG LINGKUP
AKUNTANSI PEMERINTAH

Mardiasmo (2006:01) mengatakan bahwa ruang lingkup akuntansi


pemerintahan adalah mencakup akuntansi manajemen, sistem akuntansi
keuangan, perencanaan keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan
dan pemeriksaan, serta berbagai implikasi finansial atas kebijakan-
kebijakan yang dilakukan pemerintah.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

tujuan akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan, output akuntansi yang diselenggarakan pemerintah memiliki tujuan
yang lebih luas, tidak hanya untuk pengambilan keputusan yang bersifat keuangan namun juga
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan penganggaran, keputusan politis dan bahkan
keputusan sosial oleh pera penggunanya.
Untuk mewujudkan amanah undang-undang keuangan negara untuk membentuk komite
penyusun standar akuntansi pemerintahan pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk
Komite Standar Akuntansi Pemerintah. Setelah itu kembali terbit peraturan lainnya yang
semakin menguatkan untuk segera diterbitkannya SAP, yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD
harus disusun sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut disusun
oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Senada dengan amanah UU no 17 Tahun 2003 tersebut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan
pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang bertugas menyusun
standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan presiden.
Dengan melibatkan anggota KSAP dari unsur pemerintah, akademisi, pemeriksa dan
perwakilan pihak berkepentingan lain, akhirnya SAP ditetapkan dengan PP Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis kas menuju akrual karena
walapun UU No 17 Tahun 2003 dan UU No 1 Tahun 2004 mengamanahkan basis akrual tetapi
pemerintah masih perlu waktu untuk menyiapkan segala elemen untuk mendukung
diterapkannya basis akrual termasuk sumber daya manusia yang akan melaksanakan standar
akuntansi tersebut. SAP ini terdiri dari 11 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP), yaitu:
PSAP 01 : Penyajian Laporan Keuangan;
PSAP 02 : Laporan Realisasi Anggaran;
PSAP 03 : Laporan Arus Kas;
PSAP 04 : Catatan atas Laporan Keuangan;
PSAP 05 : Akuntansi Persediaan;
PSAP 06 : Akuntansi Investasi;
PSAP 07 : Akuntansi Aset Tetap;
PSAP 08 : Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
PSAP 09 : Akuntansi Kewajiban;
PSAP 10 : Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi dan Operasi Yang Tidak Dilanjutkan;
PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian.

Anda mungkin juga menyukai