Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA

Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta


Tujuan Organisasi Nonprofit Motive Profit Motive
Sumber Pendanaan Pajak, Restribusi, Pembiayaan Internal:
Hutang, Obligasi Modal Sendiri, Laba
Pemerintah, Laba ditahan, Penjualan
BUMN/BUMD, Aktiva.
Penjualan Asset Pembiayaan
Negara Eksternal : Hutang
bank, Obligasi,
Penerbitan saham
Pertanggungjawaban Masyarakat (Publik) Pemegang Saham
dan Parlemen dan Kreditor
(DPR/DPRD)
Struktur Organisasi Birokratis, Kaku, Fleksibel: Datar,
dan Hierarkis Piramid, lintas
Fungsional, dsb.
Karakteristik Terbuka untuk Tertutup untuk
Anggaran Publik Publik
Sistem Akuntansi Cash Accounting Accrual Accounting
PERSAMAAN SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA

 Merupakan bagian integral dari system ekonomi suatu negara


dan menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai
tujuan organisasi.
 Menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan
sumber daya (Scarcity of Resources), sehingga dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis,
efisien dan efektif.
 Membutuhkan informasi yang handal dan Relevan untuk
melaksanakan fungsi manajemen, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian.
 Dapat menghasilkan produk dan jasa yang sama, misalnya :
transportasi, massa, pendidikan, kesehatan, penyediaan
energi dan sebagainya.
 Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum.
TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

 Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola


secara tepat, efisien dan ekonomis atas suatu operasi dan
alokasi sumber daya yang dipercaya kepada organisasi
(Management Control).
 Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer
untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola
secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber
daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai untuk melaporan kepada publik hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dana publik (Accountability).

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

 Istilah “Sektor Publik” dipakai pertama kali pada tahun


1952
 Tahun 1970-an, muncul kritikan dan serangan yang
mempertanyakan peran sector publik.
 Tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di
negara-negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai
kritikan.
 Anggapan bahwa sektor publik mengalami kebangkrutan
di negara-negara berkembang, tidak sepenuhnya benar.
 Dua dasawarsa terakhir, akuntansi sector publik
berkembang pesat.
AKUNTABILITAS PUBLIK

Adalah : Kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk


memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
melaporkan dan mengungkapan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak
pemberi amanah.

JENIS AKUNTABILITAS

 Akuntabilitas Vertikal (Vertical Accountability)


Pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas
yang lebih tinggi. Misalnya: Pemda, Pemerintah Pusat, MPR.
 Akuntabilitas Horisontal (Vertical Accountability)
Pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

4 DIMENSI AKUNTABILITAS

 Akuntabilitas kejujuran dan Akuntabititas hukum


(Accountability for probity and legality)
 Akuntabilitas proses (Process Accountability)
 Akuntabilitas Program (Program Accountability)
 Akuntabilitas Kebijakan (Policy Accountability)
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BAGIAN
KEUANGAN DAERAH

Karakteristik APBD di Era Prareformasi :


 APBD disusun oleh DPRD bersama-sama Kepala Daerah
(Pasal 30 UU No. 5/1975)
 Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan anggaran adalah
pendekatan line-item (tradisional)
 Siklus APBD terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pemeriksaan, penyusunan dan penetapan
perhitungan APBD.
 Pengawasan terhadap pengeluaran daerah dilakukan
berdasarkan ketaatan terhadap 3 unsur, yaitu : ketaatan pada
UU, Efisiensi dan hasil program.
 Menggunakan Sistem Akuntansi Keuangan Stelsel Kameral
(Tata Buku Anggaran).

Keuangan Daerah :
Semua hak dan kewajiban yanag dapat dinilai dengan uang
yang dikuasai oleh Negara atau Daerah.

 Semua Hak : Hak untuk memungut sumber-sumber


penerimaan daerah seperti pajak daerah, restribusi daerah,
hasil perusahaan daerah, dan hak untulk menerima sumber-
sumber penerimaan lain seperti dana alokasi umum dan dana
alokasi khusus.
 Kewajiaban : kewajiban untuk mengeluarkan uang untuk
membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka
penyelenggaraan fungsi pemerintah, infrastruktur, pelayanan
umum, dan pengembangan ekonomi.
PERKIRAAN STRUKTUR APBD (PP No.105/2000)

Propinsi /kabupaten/Kota……………………..
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Tahun anggaran: ……………………

I. PENDAPATAN
1. Pendapatan Asli Daerah
 Pajak daerah
 Retrebusi daerah
 Hasih perusahaan milik daerah dan penge-
Lolaan kekayaan daerah yang di pisahkan
 Lain lain PAD yang sah

2. Dana Perimbangan
 Bagian daerah dari pajak dan bukan pajak
 Dana alokasi umum
 Dana alokasi khusus

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

II. BELANJA
1. Belanja Administrasi dan Umum
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang/Jasa
 Belanja Pemeliharaan
 Belanja Perjalanan Dinas
 Belanja lain-lain
2. Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana ddan Prasarana
Publik
 Belanja Barang/Jasa
 Belanja Pemeliharaan
 Belanja Lain-lain

3. Belanja Modal
 Belanja Investasi/Aset

4. Belanja Transfer

5. Belanja Tidak Tersangka

III. PEMBIAYAAN

1. Sumber Penerimaan Daerah


 Sisa lebih Anggaran Tahun yang Lalu
 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
 Transfer dari dana cadangan
 Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan

2. Sumber Pengeluaran Daerah


 Pembayaran Utang yang Jatuh tempo
 Transafer ke Dana Cadangan
 Penyertaan Modal
 Sisa Lebih Anggaran Tahun Sekarang

Anda mungkin juga menyukai