Anda di halaman 1dari 3

http://www.bkkbn.go.

id/infoprogram/Documents/Hasil%20Seminar%20Eksekutif%20Analisis%20Damp
ak%20Kependudukan/hasil%20pernikahan%20usia%20dini%20BKKBN%20PPT_RS%20[Read-Only].pdf

Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0.2 persen atau lebih dari
22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah.

Jumlah dari perempuan perempuan muda berusia berusia 15-19 yang menikah lebih besar jika
dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun (11,7 % P : 1,6 % L). diantara kelompok umur
perempuan 20-24 tahun - lebih dari 56,2 persen sudah menikah

Mengapa Isu ini Penting untuk Dikaji

Selama ini penelitian terkait pernikahan dini masih sangat terbatas dan lebih banyak kepada analisis
kajian kesehatan ataupun kajian hukum

Promosi himbauan menikah muda belum dikuatkan dengan kajian yang komprehensif secara
kependudukan (tidak sebatas KB dan AKI) analisis kajian kesehatan ataupun kajian hokum dan agama

Kajian dari sisi kependudukan sulit diperoleh terutama dampaknya dari sisi social ekonomi
kependudukan (tidak sebatas KB dan AKI)

Isu menikah muda belum menyentuh masyarakat desa, perlu dikaji lebih mendalam sehingga ada
justifikasi untuk advokasi kependudukan

Rumusan Masalah

Pernikahan Dini merupakan gambaran rendahnya kualitas kependudukan dan menjadi fenomena

tersendiri di masyarakat

Pertanyaan Masalah

Sejauh mana dampak kependudukan yang terjadi saat ini terkait dengan pernikahan usia dini di

tersendiri di masyarakat tingkat keluarga?

Akibat yang timbul di tingkat keluarga beragam dan berdampak langsung pada kesejahteraan

keluarga

Respon atas masalah ini baru sebatas isu namun belum menjadi perhatian kebijakan tingkat keluarga?

Intervensi kebijakan apakah yang perlu dilakukan agar pengaturan usia pernikahan untuk
pengendalian dampak kependudukan dapat dilakukan secara tepat dan akurat

Penyebab Pernikahan Dini


Pernikahan dini secara frekuen merefleksikan pernikahan yang telah diatur atau karena kehamilan
kehamilan di luar nikah

Jones & Gubhaju (2008), Trends in Age at Marriage in Provinces of Indonesia, Asia Research Institute

Working Paper no 105

pernikahan sebelum usia 18 tahun pada umumnya terjadi pada wanita Indonesia terutama

dikawasan pedesaan. .....

.Pendidikan Perempuan yang lebih tinggi terkait erat dengan usia pernikahan remaja yang lebih
lambat..

Choe, Thapa, dan Achmad (dalam Early Marriage and Childbearing in Indonesia and Nepal, 2001)

akibat pernikahan dini & kerangka pemikiran

gambar

Temuan Penting

Gejala Modernisasi dan Perubahan Perilaku masyarakat

latar masalah utama yang dihadapi seluruh provinsi yang diamati dalam mengatasi pernikahan dini
yakni modernisasi dan tingkat pendidikan yang rendah.

Arus modernisasi masuk pesat dalam masyarakat ditunjukkan oleh pola konsumsi dan pola pemakaian

jasa anggota masyarakat secara tinggijasa arus informasi yang masuk dengan sangat pesat.

berdampak pada perubahan perilaku penduduk di seluruh Provinsi yang dikaji dan mendorong
kebiasaan hidup konsumtif generasi muda

menyebabkan terjadinya culture shock pada masyarakat. Rendahnya minat masyarakat atas
pendidikan.

Peningkatan kesejahteraan akibat pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan peningkatan

kualitas hidup penduduk di bidang pendidikan.

minat masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan rendah. minat masyarakat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan rendah.

banyak pelaku pernikahan dini yang keluar sekolah justru masih di usia SMP.

sangat kentara terjadi di seluruh Provinsi yang diamati khususnya di Kalimantan Selatan dan Bangka-
Belitung yang mengalami booming perekonomian paling pesat dalam satu dasawarsa akibat
pertambangan
Tekanan Ekonomi di Tingkat Keluarga.

Peningkatan konsumsi tinggi mendorong tekanan ekonomi yang semakin tinggi pada keluarga.

menyebabkan keluarga baik orang tua maupun anak lebih memilih bekerja untuk segera memperoleh
pendapatan dan memenuhi anak lebih memilih bekerja untuk segera memperoleh pendapatan dan
memenuhi kebutuhannya ataupun menikahkan segera anak untuk mengurangi beban keluarga (tekanan

ekonomi)

Dimensi tekanan ekonomi inilah yang sangat mewarnai pengambilan keputusan orang tua dalam
menikahkan anaknya, hal ini terjadi di seluruh provinsi kecuali di Kalimantan Selatan.

Budaya sebagai alasan dasar pernikahan dini.

Dimensi budaya memang masih kuat terjadi sejak dulu

Namun semakin semakin memupus memupus pengaruhnya pengaruhnya pada beberapa Provinsi dan
bahkan menghilang di Provinsi Bangka Belitung khususnya dalam satu dasawarsa terakhir.

Seringkali dimensi budaya hanya dijadikan alasan menutupi alasan tekanan ekonomi.

Peran Adat dan Agama sebagai Kontrol Sosial.

Peran orang tua dalam keluarga sangat dominan.

Lemahnya Peran Pemerintah dalam hal Koordinasi dan Perencanaan Kebijakan pengendalian
pernikahan dini.

Anda mungkin juga menyukai