Sumber Pendapatan Asli Daerah berasal dari : Pajak Daerah, Retribusi daerah, Hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Sedangkan Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus (Safitri,2009).
A. Pajak Daerah
Prakosa (2003) Menjelaskan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
oran gpribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan pembanguna daerah.
Berdasarkan UU No 34 Tahun 2000, Pajak Daerah Kota / Kabupaten terdiri dari :
1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran;
3. Pajak Hiburan;
4. Pajak Reklame;
5. Pajak Penerangan Jalan;
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
7. Pajak Parkir.
B. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus di sediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan, sehingga bisa disimpulkan bahwa retribusi daerah
adalah retribusi yang dipungut daerah karena adanya suatu balas jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah pemungut retribusi. (Prakosa,2005). Retribusi daerah terdiri atas 3
golongan, yaitu:
1. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah (pemda) untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan;
2. Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemda dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta
3. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentupemda dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Belanja Daerah
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, Belanja daerah dipergunakan dalam rangka
mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem
jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi
kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang
tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan
kegiatan yang dikiasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan. Untuk Klasifikasi
belanja menurut fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan
pengelolaan keuangan negara terdiri dari :
a. Pelayanan umum
b. Ketertiban dan ketentraman
c. Ekonomi
d. Lingkungan hidup
e. Perumahan dan fasilitas umum
f. Kesehatan
g. Pariwisata dan budaya
h. Pendidikan
i. Perlindungan sosial
Belanja menurut kelompok belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program.
Belanja Tidak Langsung, meliputi:
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta
penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
b. Belanja Bunga
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung
atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Belanja Subsidi
Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada
perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat
terjangkau oleh masyarakat banyak.
d. Belanja Hibah
Belanja hibah digunakan untukmenganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepadapemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok
masyarakat/ peroranganyang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
e. Bantuan Sosial
Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang
dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
g. Bantuan Keuangan
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum
atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah
daerah Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan
pemerintah daerah Iainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan
keuangan.
Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja Langsung, meliputi:
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintahan daerah,
b. Belanja Modal
Belanja modal untukpengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap
lainnya.
Santosa dan Rahayu (2005) membuktikan bahwa, Pendapatan Asli Daerah di pengaruhi oleh
Pengeluaran Pemerintah, PDRB dan Jumlah Penduduk. Pengeluaran Pemerintah, PDRB dan
Jumlah Penduduk merupakan hubungan fungsional.