KELAS
XI
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
1. Pengertin APBD
Apa itu APBD? APBD adalah salah satu rancangan keuangan tahunan
daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. Seperti halnya dengan APBN, rencana APBD diajukan setip
tahun oleh pemerintah daerah kepada DPRD untuk dibahas dan kemudian disahkan
sebagai peraturan daerah.
Dasar hukum dalam penyelenggaraan keuangan daerah dan pembuatan
APBD adalah sebagai berikut.
a. UU No. 32 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
b. UU No. 33 Tahun 2003 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
c. PP No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
d. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara
Pengawasan, Penyusunan, dan Penghitungan APBD.
2. Fungsi dan Tujuan APBD
1. Fungsi APBD
APBD yang disusun oleh setiap daerah memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi otorisasi
Bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk merealisasi
pendapatan, dan belanja untuk masa satu tahun. Tanpa
dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan
untuk dilaksanakan.
b. Fungsi perencanaan
Bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
APBD 01
c. Fungsi pengawasan
Mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah.
d. Fungsi alokasi
Mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan
sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi, dan efektifitas perekonomian
daerah.
e. Fungsi distribusi
Memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran daerah
harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatutan.
f. Fungsi stabilitasi
Memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara,
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
2. Tujuan APBD
Tujuan penyusunan APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis, demi
tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Adapun tujuan akhirnya
adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berikut ini
rincian tujuan penyusunan APBD.
- Untuk memberikan arahan bagi pemerintah dalam melaksanakan fungsi
yang diembannya
- Untuk melihat dan mengevaluasi kinerja pemerintah dalam upaya
menyejahterahkan masyarakat karena anggaran disusun berdasarkan
kinerja
- Sebagai sumber data yang akurat bagi rakyat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah
- Sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam menggunakan
pendapatan dari masyarakat yang dipungut melalui pajak
APBD 02
3. Sumber-sumber penerimaan daerah
APBD 03
2) Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten/Kota meliputi:
a. pajak hotel
b. pajak restoran
c. pajak hiburan,
d. pajak reklame,
e. pajak penerangan jalan
f. pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan
APBD 04
2. Retribusi jasa dan usaha
yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan
menganut prinsip komersil karena pada dasarnya dapat pula disediakan
oleh sektor swasta, misalnya:
a. retribusi pemakaian kekayaan daerah
b. retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
c. retribusi tempat pelelangan
d. retribusi terminal
e. retribusi tempat khusus parkir
f. retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/vila
g. retribusi penyedotan kakus
h. retribusi rumah potong hewan
i. retribusi pelayanan pelabuhan kapal
j. retribusi tempat rekreasi dan olahraga
k. retribusi penyeberangan di atas air
l. retribusi pengolahan limbah cair
m. retribusi penjualan produksi usaha daerah.
3. Retribusi perizinan tertentu
adalah retribusi atas kegiatan pemerintah dalam rangka pemberian
izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan,
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan
umum dan menjaga kelestarian lingkungan, misalnya:
a. retribusi izin mendirikan bangunan (IMB)
b. retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
c. retribusi izin gangguan
d. retribusi izin trayek
APBD 05
1. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
jasa giro pendapatan bunga
2. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing komisi, potongan, ataupun bentuk lain akibat dari
penjualan/ pengadaan barang/jasa oleh daerah.
c. Lain-Lain Pendapatan
Lain-lain pendapatan bertujuan memberi peluang kepada daerah untuk
memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana perimbangan,
dan pinjaman daerah. Lain-lain pendapatan terdiri dari hibah dan dana
darurat.
a. Hibah adalah penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah negara
asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, pemerintah,
badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk
devisa, rupiah maupun barang/jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan
yang tidak perlu dibayar kembali.
b. Dana darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa,
dan atau krisis solvabilitas
APBD 06
c. Dana bagi hasil pajak dari provinsi
d.Dana penyesuaian dan otonomi Contoh dana darurat dapat digunakan saat
tertimpa bencana khusus alam
e. Bantuan keuangan dari provinsi
APBD 07
5. Mekanisme Penyusunan APBD
APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan
setiap tahun dengan Peraturan Daerah. APBD terdiri atas anggaran
pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan daerah
berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
Dalam menyusun APBD pada tahun anggaran 2007, langkah-langkah
yang perrlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 26 Tahun 2006 adalah:
1. Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan dokumen Prioritas
dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
2. Pembahasan KUA dan PPAS antara Pemerintah Daerah dengan DPRD
3. Penetapan Nota Kesepahaman KUA dan Prioritas dan Plafon Anggaran
(PPA)
4. Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala daerah tentang
pedoman penyusunan RKA-SKPD kepada seluruh SKPD
5. PPKD melakukan kompilasi RKA-SKPD menjadi Raperda APBD
untuk dibahas dan memperoleh persetujuan bersama dengan DPRD
sebelum diajukan dalam proses Evaluasi
6. Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) dengan SKPD
7. Penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang APBD
8. Pembahasan Raperda APBD
9. Proses penetapan Perda APBD baru dapat dilakukan jika
Mendagri/Gubernur menyatakan bahwa Perda APBD tidak bertentangan
dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan
yang lebih tinggi
10. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
APBD.
Sebagaimana diatur dalam UU No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah, bahwa di dalam melaksanakan pembangunan harus selalu
berpedoman pada tiga Asas yaitu:
a. Asas Desentralisasi
Asas desentralisasi ini pada intinya terkait dengan masalah
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pusat kepada daerah otonom
dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan
asas desntralisasi ini meliputi wilayah dan bukan daerah kota atau
kabupaten.
APBD 08
b. Asas Dekonsentrasi
Asas dekonsentrasi pada intinya memuat masalah pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil
pemerintahan dan atas perangkat pusat di daerah.
c. Asas Tugas Pembantuan
Asas tugas pembantuan ini pada intinya memuat tentang penegasan
dari pemerintah pusat kepada daerah dan desa serta dari daerah ke desa
untuk melaksanakan tugas tertentu dengan pembiayaan sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia.
APBD 09
ESSAY
APBD 10