Anda di halaman 1dari 6

APBD

 SUMBER PENERIMAAN DANA


Sebagaimana diketahui, berdasarkan Undang-undang No.32 tahun 2004 pasal
157 sumber pendapatan atau penerimaan daerah terdiri atas Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK).

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


PAD adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh
pemerintah daerah (Pemda). Semakin besar PAD yang dimiliki suatu daerah,
maka daerah tersebut akan semakin leluasa dalam mengakomodasi kepentingan
masyarakat. PAD sendiri dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
Pajak daerah, yang terdiri atas pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
pajak reklame, penerangan jalan, pengambilan bahan galian golongan C.
Retribusi daerah, bersumber dari retribusi parker, retribusi air minum, serta
retribusi pasar.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah. Hasil pengelolaan ini dibedakan menjadi
3 yaitu bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD, bagian laba atas
penyertaan modal pada BUMN, dan bagian laba penyertaan modal pada
perusahaan swasta.
PAD dari lain-lain milik Pemda misalnya hasil penjualan asset daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti
rugi daerah dan sebagainya.
2. Dana Bagi Hasil (DBH)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.55 tahun 2005 pasal 19 ayat 1,
DBH bersumber dari pajak (PBB, PPh, dan BPHTB) dan sumber daya alam
seperti kehutanan, migas, pertambangan umum, dan pertambangan panas bumi.
Adapun besaran DBH dalam APBD yang ditetapkan setiap daerah adalah
sebagai berikut :

Besaran DBH penerimaan Negara dari PBB dengan imbalan 10% untuk
setiap daerah tempat PBB dipungut. Besaran DBH penerimaan BPHTB dengan
imbalan 80% untuk Pemda dan sisanya diberikan kepada Pemerintah pusat.
Besaran DBH dari hasil PPh yang diterima Pemda sebesar 20% dari
keseluruhan pungutan. Besaran DBH daru SDA ditetapkan masing-masing
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Dana Alokasi Umum (DAU)
DAU merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
guna membiayai kebutuhan pengeluaran daerah sebagai upaya pelaksanaan
desentralisasi. Perhitungan DAU yang dilakukan Pemda harus mengikuti
beberapa ketentuan antara lain :

DAU ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 25% dari pemerintah dalam


negeri yang ditetapkan dalam APBN. DAU untuk daerah provinsi dan
kebupaten/kota ditetapkan masing-masing 10% dan 90% dari DAU. DAU untuk
setiap daerah ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah DAU untuk setiap daerah
yang ditetapkan dalam APBN dengan porsi masing-masing.
Porsi daerah kabupaten/kota merupakan proporsi bobot daerah
kabupaten/kota yang berada diseluruh wilayah Indonesia
DAU suatu daerah ditentukan atas dasar besar kecilnya celah fiskal suatu
daerah yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah dan potensi yang
dimiliki daerah.
4. Dana Alokasi Khusus (DAK)
DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu, dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan daerah yang sesuai dengan prioritas nasional.

Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam rencana kerja


pemerintah dalam tahun anggaran kemudian Menteri teknis akan mengusulkan
kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah
berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan
Bappenas.
 JENIS-JENIS PENGELUARAN DANA

Jenis pengeluaran APBD dibedakan berdasarkan banyak hal, termasuk


urusan, fungsi dan kelompoknya. Nah, apa saja kira-kira?

Berdasarkan Urusan
Berdasarkan jenis urusan yang dilakukan oleh pemerintah daerah,
pengeluaran daerah dibedakan menjadi belanja wajib, dan belanja pilihan,
Belanja Wajib
Belanja wajib adalah belanja yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah
setiap tahunnya, misalnya gaji pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Belanja Pilihan
Belanja pilihan adalah belanja yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah ketika
dibutuhkan, atau ditangguhkan ketika tidak dibutuhkan, misalnya pengadaan
kendaraan transportasi dinas, atau perbaikan ruang dinas.
Berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsi APBD, pengeluran daerah dibedakan menjadi 3 jenis,
termasuk biaya pelayanan umum, biaya ketertiban dan biaya lingkungan hidup.
Biaya pelayanan umum
Biaya pelayanan umum adalah belanja pemerintah daerah yang dikhususkan
untuk menyediakan pelayanan umum kepada masyarakat, misalnya penyediaan
layanan kesehatan atau sarana transportasi daerah.
Biaya Ketertiban
Biaya ketertiban adalah pembelanjaan pemerintah daerah yang digunakan
untuk menjaga ketertiban wilayah, misalnya pembiayaan kegiatan pengamanan
lapangan, maupun pembiayaan Satpol PP.
Biaya lingkungan hidup
Biaya lingkungan hidup merupakan pembelanjaan atau pembiayaan
pemerintah daerah dalam usaha pelestarian lingkungan, misalnya pembiayaan
pertamanan maupun kominitas hijau di lingkungan daerah.
Berdasarkan kelompok
Berdasarkan kelompok pembelanjaan yang dikeluarkan pemerintah daerah,
maka belanja daerah dapat dibedakan menjadi belanja tidak langsung dan
belanja langsung, apa bedanya?

Belanja tidak langsung


Belanja tidak langsung merupakan belanja pemerintah daerah yang tidak
berkaitan secara langsung dengan program atau kegiatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah. Misalnya, belanja hibah, belanja gaji dan tunjangan
pegawai bulanan, dan donasi atau bantuan.
Belanja langsung
Belanja langsung merupakan belanja pemerintah daerah yang berkaitan
secara langsung dengan program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Misalnya, gaji pegawai honor (honorarium), belanja barang
dan belanja modal.

 PENGARUH APBD TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD, sesuai dengan
namanya merupakan rencana keuangan tahunan dalam lingkup pemerintah
daerah (pemda). Berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 2011, APBD
diartikan sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan
peraturan daerah setempat. Lalu, bagaimana pengaruh APBD terhadap
perekonomian?
Secara umum, APBD bisa didefinisikan sebagai bagian dari rencana
keuangan tahunan dan menjadi instrumen kebijakan yang utama bagi
pemerintah daerah. Dimana, anggaran daerah inilah yang nantinya digunakan
sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluarannya.
Disamping itu, APBD juga menjadi pedoman untuk membantu pengambilan
keputusan dan perencanaan pembangunan, serta otoritasasi pengeluaran di
masa-masa yang akan datang terencana. Sehingga, bisa meminimalisir
kesalahan, pemborosan, dan penyelewenangan yang merugikan keuangan
daerah serta mewujudkan kemerataan ekonomi dan pembangunan daerah.
Adapun tujuan disusunnya APBD oleh setiap daerah yang ada di Indonesia
antara lain untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah, membantu
meningkatkan efisiensi dan kerataan penyediaan barang dan jasa publik,
meningkatkan kejelasan dan pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada
DPRD dan masyarakat, memunculkan prioritas belanja pemerintah daerah, serta
mempermudah koordinasi antar bagian di pemerintahan daerah.
Selain itu, APBD harus dilakukan secara terbuka, adil, jujur, dan obyektif
dalam relevansi terhadap masyarakat daerah. Hal ini dilakukan dengan harapan
APBD dapat memberikan pengaruh terhadap perekonomian dalam berbagai
bentuk, antara lain :
 Membantu mengurangi kemiskinan
 Memperluas kesempatan kerja
 Membuka lapangan pekerjaan dan investasi baru
 Memeratakan pendapatan masyarakat
 Menyejahterakan rakyat
Disamping itu, dilansir dari kemdikbud.go.id ada beberapa dampak APBD
terhadap perekonomian nasional, antara lain :
Terjadinya Pembangunan di Berbagai Sektor, APBD merupakan pedoman
bagi perekonomian yang bertujuan untuk menstabilkan perekonomian daerah,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
Mempengaruhi Rencana-rencana Sektor Swasta, asumsi yang di gunakan
dalam APBD merupakan salah satu pertimbangan bagi investor dalam
menanamkan modalnya.
Berpengaruh Dalam Perdagangan Internasional, kebijakan pengaturan tariff
pajak ekspor dilakukan untuk melindungi kepentingan produsen dalam negeri
serta mengamankan neraca perdagangan internasional.
Sebagai alat politik fiskal, pemerintah daerah dengan sengaja mengubah-ubah
pengeluaran dan penerimaan guna mencapai kestabilan ekonomi. Teknik
mengubah pengeluaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pemerintah disebut
dengan kebijakan fiskal.
MENGENAL SUMBER-SUMBER PEMASUKAN, JENIS-JENIS PENGELUARAN
APBD, DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH

Kelompok 4
Anggota:
1. M. Ridho Al-Anshari
2. Arimbi Nazwa
3. Ayudhia Rohmahdhani Sirait
4. Nikita Aritama
5. Qarinatul Latifa

Anda mungkin juga menyukai