6 Fungsi APBN
1. Fungsi Otorisasi
Otoritas artinya pemberian kekuasaan. Dalam hal ini,
seluruh hal yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran negara mengacu kepada APBN.
2. Fungsi Alokasi
Perlunya menganalisa APBN dan APBD dalam
pembangunan ekonomi. APBN mengalokasikan dana
untuk pembangunan sarana umum, di mana fungsi ini
juga bisa mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya.
Contohnya pembangunan jembatan membutuhkan tenaga
kerja yang secara tidak langsung mengurangi jumlah
pengangguran. Seseorang yang awalnya tidak mempunyai
penghasilan akhirnya bekerja, pendapatan nasional ikut
bertambah, terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi, lalu
akhirnya mendorong pembangunan ekonomi.
3. Fungsi Distribusi
Pemberian subsidi dari pemerintah kepada masyarakat
merupakan fungsi APBN dan fungsi distribusi. APBN
berfungsi untuk memberikan dana di luar kepentingan
umum. Maksudnya, pengeluaran negara yang digunakan
tidak akan dirasakan oleh semua pihak, melainkan hanya
kelompok tertentu. Contohnya adalah dana subsidi listrik
atau beasiswa pendidikan. Tidak semua orang bisa
mendapatkan subsidi listrik karena penerimanya dilihat
berdasarkan kondisi ekonomi, sementara penerima
beasiswa bisa saja karena kemampuan dan prestasinya.
4. Fungsi Stabilisasi
Terdapat instrumen fiskal dalam APBN, sehingga
penyusunannya pun tidak akan jauh dari kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal tersebut dapat menjaga keseimbangan
ekonomi suatu negara.
5. Fungsi Perencanaan
APBN berfungsi sebagai pedoman perencanaan kegiatan.
Contohnya di tahun 2022 akan ada kegiatan apa saja,
kemudian detail dan pelaksanaannya mengacu pada
APBN.
6. Fungsi Pengawasan
APBN berfungsi untuk menilai kegiatan pemerintah.
Melalui APBN, masyarakat bisa mengawasi pemerintah
dan mengetahui anggaran negara digunakan untuk
kegiatan apa saja dan bagaimana realisasinya.
Fungsi APBD
PAJAK
5. UU NO 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan defini di atas,
dapat kita simpulkan ciri pajak yaitu: 1. Iuran wajib pada negara. 2. Bersifat memaksa. 3. Dipungut
berdasarkan undang-undang. 4. Tidak mendapat balas jasa. 5. Digunakan untuk membiayai
kepentingan umum.
1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter) Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara yang
menghimpun dana ke kas negara untuk membiayai pengeluaran negara atau pembangunan
nasional. Jadi, pajak digunakan membiayai pembangunan, memperluas lapangan pekerjaan,
membangun infrastruktur serta gaji ASN. Hal ini berkaitan dengan tugas utama negara melakukan
pembangunan seperti menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pelayanan
2. Fungsi Mengatur(Fungsi Regulered) Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial. Fungsi mengatur tersebut
antara
3. Fungsi Pemerataan (Fungsi Distribution) Pajak mempunyai fungsi pemerataan artinya dapat
digunakan untuk menyeimbangkan dan menyesuaikan antara pembagian pendapatan dengan
kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, pajak berfungsi untuk pemerataan pendapatan
masyarakat. Manfaat Pajak Pajak yang dikumpulkan dari masyarakat tentunya sangat bermanfaat
bagi kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa manfaat pajak: 1. Belanja pegawai
meliputi ASN, Polisi, TNI. 2. Pembangunan sarana umum seperti jembatan, jalan raya, sekolah,
rumah sakit, terminal, bandara, irigasi pertanian, pasar. 3. Sumber pembiayaan alat keamanan
negara dengan tujuan menciptakan rasa aman bagi masyarakat. 4. Memberi subsidi seperti subsidi
pupuk, bahan bakar, dan subsidi listrik. 5. Membayar utang negara. 6. Menyediakan fasilitas bantuan
beras, kesehatan, pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu. 7. Menciptakan proyek
lapangan kerja serta pembinaan dan penyediaan modal
Tarif Pajak Tarif pajak digunakan untuk menentukan besarnya pajak terutang. Tarif
pajak dibagi menjadi empat jenis yaitu: 1. Tarif Pajak Proporsional (sebanding) Tarif pajak
proporsional adalah tarif pajak yang pengenaan pajaknya tetap atas berapa pun dasar pengenaan
pajaknya. Contoh pengenaan tarif proporsional Pendapatan Kena Pajak (PKP) Tarif pajak Besarnya
Pajak Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 10% 10% 10% Rp5.000.000,00
Rp7.500.000,00 Rp10.000.000,00 2. Tarif Pajak Tetap Tarif pajak tetap adalah tarif pajak yang tetap
untuk setiap dasar pengenaan pajak atau besarnya jumlah pajak yang dibayarkan sama. Contoh
pengenaan tarif pajak tetap Pendapatan Kena Pajak (PKP) Besarnya Pajak Rp50.000.000,00
Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00
3. Tarif Pajak Degresif (Menurun) Tarif pajak degresif adalah tarif yang pengenaannya menurun
seiring peningkatan dasar pengenaan pajak. Contoh pengenaan tarif pajak degresif Pendapatan Kena
Pajak (PKP) Tarif pajak Besarnya Pajak Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 30%
20% 10% Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp10.000.000,00 4. Tarif Pajak Progresif (Naik) Tarif
pajak progresif adalah tarif pengenaan pajak yang bertambah seiring peningkatan dasar pengenaan
pajak. Contoh pengenaan tarif progresif Pendapatan Kena Pajak (PKP) Tarif pajak Besarnya Pajak
Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 10% 15% 20% Rp5.000.000,00
Rp11.250.000,00 Rp20.000.000,00
Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi lainnya Selain pajak, ada juga
pungutan resmi lainnya yang tidak masuk klasifikasi pajak, merupakan
sumber penerimaan negara dan daerah, diantaranya:
1. Retribusi, adalah iuran rakyat yang disetorkan pada kas negara atas dasar pembangunan tertentu
dari jasa atau barang milik negara yang digunakan orang-rang tertentu. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa retribusi: a. Tidak ada unsur paksaan. b. Pembayaran tergantung kemauan
si pembayar. c. Tidak selalu menggunakan undang-undang. d. Kontraprestasi/balas jasa langsung
dirasakan si pembayar. Contoh: pembayaran listrik, langganan air PDAM, jalan tol
. 2. Cukai, ialah iuran rakyat atas pemakaian barang-barang tertentu yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, seperti rokok.
3. Bea Masuk, ialah bea yang dipungut atas sejumlah barang yang masuk ke daerah pabean
Indonesia dengan maksud untuk dikonsumsi di dalam negeri. Sedangkan bea keluar dikenakan atas
barang-barang yang akan keluar dari wilayah pabean Indonesia, dengan maksud barang itu akan
diekspor.
4. Sumbangan adalah pungutan yang dilakukan pemerintah kepada segolongan orang tertentu.
Pengumpulan dana ini dilakukan untuk mencapai satu tujuan dan hasil dari sumbangan tersebut
dimasukkan ke dalam kas negara atau daerah. Jadi, pihak yang mendapatkan fasilitas dari
sumbangan tersebut hanyalah orang-orang yang terlibat dalam pembayaran sumbangan.
. b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang harus dibayar pihak tertentu dan dapat dilimpahkan
seluruhnya atau sebagian kepada pihak lain. Contoh Pajak Penjualan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
dan Bea Impor.
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan subjeknya (orangnya), dengan
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan, Pajak Kekayaan.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan Barang Mewah.
a. Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui aparatnya yaitu Dirjen
Pajak, Kantor Inspeksi Pajak, Dirjen Bea Cukai. Contoh Pajak Penghasilan, Pajak Penjualan Barang
Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan
. b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik oleh pemerintah Provinsi
maupun pemerintah Kota/Kabupaten. Contoh Pajak Kendaran Bermotor, Pajak Hotel dan Restoran,
Pajak Reklame.
b. Memperluas pasar hasil produksi barang dan jasa atau memajukan perdagangan dunia
b. Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa, serta
menciptakan suatu sistem perdagangan yang transparan dan mempermudah investasi.
c. Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijakan yang tepat dalam
rangka kerjasama ekonomi di antara para anggota.
d. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota dan menjembatani
kesenjangan pembangunan ekonomi di antara para anggota
a. Kerjasama ekonomi bilateral adalah kerjasama ekonomi yang melibatkan dua negara dan bersifat
saling membantu. Contoh Kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan
Inggris, Indonesia dengan Amerika Indonesia dengan Australia, dan sebagainya.
b. Kerjasama Ekonomi Regional adalah kerjasama ekonomi diantara beberapa negara yang berada
di kawasan tertentu. Contoh : ASEAN, UNI EROPA, EFTA, APEC, AFTA dan sebagainya
c. Kerjasama Ekonomi Multilateral adalah kerjasama ekonomi yang melibatkan banyak negara dan
tidak terikat oleh batas region atau wilayah atau kawasan negara tertentu. Contoh : Kerjasama
antara Indonesia, Jerman, Perancis, Jepang, Inggris, Korea, China, Rusia, Singapura, dan sebagainya
d. Kerjasama Ekonomi Antar Regional yaitu kerjasama ekonomi diantara dua kelompok kerjasama
ekonomi regional. Contoh : Kerjasama antara Uni Eropa dengan ASEAN
2. Bidang perdagangan
Membicarakan tentang jenis barang dan jumlahnya yg akan di perjual belikan termasuk pajaknya,
bea masuk, dll
3. Bidang Perburuhan
Contoh: ILO
Dana Moneter Internasional atau IMF lahir setelah konferensi di Bretton Woods, Amerika Serikat
tanggal 27 Desember 1945. Tujuan lahirnya lembaga ini adalah untuk melancarkan moneter
internasional dengan cara-cara berikut:
Didirikan pada bulan November 1989, lembaga ini adalah bentuk kerjasama internasional antar
negara-negara Asia Pasifik untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan ekonomi negara-negara
anggotanya.
Agar dapat mencapai tujuan tersebut, APEC punya tiga program utama, yaitu:
Jangan sampai salah, WTO ini beda dengan World Trade Center (WTC) yang jadi lokasi tragedi 9/11
di Amerika Serikat. WTO adalah satu-satunya organisasi internasional yang berurusan dengan
peraturan global perdagangan antar negara. Sementara, WTC adalah organisasi yang dapat
ditempatkan di negara mana saja untuk memfasilitasi perdagangan internasional.
Mengatasi masalah yang dapat menghambat perdagangan internasional seperti tarif dan bea masuk.
-Mempererat persahabatan.
2. Dampak negatif
-ketergantungan impor
Perdagangan Internasional
Definisi Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah kegiatan transaksi jual-beli
barang dan jasa antarnegara (internasional). Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP.
. c. Rendahnya Sumber Daya Alam Salah satu pendorong terjadinya perdagangan Internasional
adalah sumber daya alam setiap negara berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan negara
harus mengimport dari negara lain. Jadi negara yang memiliki ragam SDA unggulan dengan jumlah
tidak terbatas, bisa memiliki peran besar dalam perdagangan Internasional.
Mata Uang Berbeda Antar Negara Perbedaan mata uang dalam transaksi bisa menjadi penghambat
perdagangan Internasional, sebab nilai tukar uang harus dikonversikan kepada mata uang negara
yang berkaitan. Bilamana pihak pengimport barang memiliki nilai tukar mata uang lebih rendah,
maka biaya yang akan dikeluarkan lebih besar, sehingga akan terus menjadi penghambat selama
belum ada mata uang yang ditetapkan
1. Diskriminasi Harga
Contohnya, dengan jenis barang yang sama, harga jual di negara A akan
berbeda dengan harga jual di negara B. Sehingga, harga barang di negara B bisa
saja lebih murah dibanding harga barang di negara A. Kebijakan ini dilakukan
berdasarkan perjanjian untuk memenangkan persaingan serta untuk
memperoleh keuntungan yang besar.
2. Pemberian Premi
3. Dumping
Kamu dapat melakukannya jika pasar dalam negeri berada di dalam kendali
pemerintah. Tapi kamu tahu nggak sih, kebijakan dumping ini sudah dilarang,
lho! Wah, kenapa dilarang? Kebijakan ini dilarang karena bisa mematikan
persaingan penjual lain. Jadi, harap diingat ya guys, kebijakan ini sudah nggak
dipakai lagi.
5. Larangan Ekspor
Terus, kalau alasan sosial budaya, contohnya apa? Contoh dari alasan sosial
budaya adalah larangan ekspor benda-benda bersejarah dan ekspor hewan-
hewan yang dilindungi. Jangan sampai kalian terlibat dalam kegiatan
perdagangan ini, ya!
Sekarang, kita masuk ke bagian impor ya, guys. Kamu tahu nggak impor itu
apa? Impor itu kebalikannya ekspor, ya? Yes, betul banget! Dalam kasus impor
barang, barangnya diproduksi di luar negeri. Jadi, barangnya bukan berasal
dari negara kita, ya.
1. Kuota
Kamu pernah mendengar istilah kuota? Pasti istilah kuota yang paling sering
kamu dengar adalah "kuota internet Anda tidak mencukupi", ya? Hahaha..
Nah, kalau kuota dalam impor itu, apa ya? Dalam konteks impor, yang
dimaksud dengan kuota adalah jumlah suatu barang yang bisa diimpor
dalam satu periode tertentu. Kuota impor ini sudah diprediksikan
sebelumnya, sehingga seharusnya tidak mengganggu industri dalam negeri.
Meskipun demikian, jika suatu negara sedang memberlakukan perdagangan
bebas, maka kebijakan kuota tidak bisa dipakai lagi karena akan menghambat
proses perdagangan internasionalnya.
2. Tarif
Ada sedikit perbedaan antara negara dengan sistem perdagangan bebas dan
sistem perdagangan proteksi mengenai kebijakan tarif ini. Penganut
perdagangan bebas akan mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang
impor. Sebaliknya, negara dengan sistem perdagangan proteksionis akan
menetapkan tarif yang tinggi untuk barang impor. Jangan tertukar, yaaa!
3. Subsidi
Kamu pernah nggak sih, belanja barang impor tapi harganya jauh lebih murah
dibanding barang lokal? Aneh nggak sih rasanya? Kok bisa ya, barang impor
lebih murah dibanding barang lokal? Kamu pasti jadinya ingin beli barang
impor terus, kan?
4. Larangan Impor
devisa
adalah alat yang dapat dipergunakan untuk pembayaran dalam lingkup internasional.
Devisa dapat berupa valuta asing, yaitu sejumlah mata uang asing yang sudah diakui
secara internasional. seperti dollar (Amerika), yen (Jepang), dan sebagainya. Walaupun
tercatat sebagai mata uang asing, tidak semua mata uang asing dapat disebut devisa.
Devisa adalah mata uang yang telah tercatat secara resmi di Bank Sentral.
Selain valuta asing, devisa dapat berupa emas atau surat berharga yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan
dengan uang luar negeri. Sederhananya, tujuan devisa adalah untuk melakukan
transaksi pembelian dan penjuaan antarnegara.
Jenis Devisa Devisa atau valuta asing dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Devisa Umum Devisa umum diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan
jasa dan transfer. Tingkat kurs sumber devisa ini ditentukan oleh penawaran dan
permintaan valuta asing di pasar valuta asing. Adapun yang termasuk devisa umum,
antara lain ekspor barang, penyelenggaraan jasa, dan wisatawan asing yang berkunjung
ke dalam neger
2. Devisa Kredit Devisa ini berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kursnya
ditentukan oleh pemerintah yang bertindak sebagai debitur. Adapun yang terasuk dalam
devisa kredit, antara lain pinjaman dari luar negeri dan penerimaan bunga dan deviden
dari luar negeri.
Bentuk Devisa Devisa memiliki tiga bentuk, yaitu surat-surat berharga, surat-surat
weselluarnegeri,danvalutaasing.
2. Surat-surat wesel luar negeri Surat wesel adalah sesuatu yang dikirimkan dari luar
negeri oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
3. Valuta asing Tidak sema mata uang dalam negeri bisa digunakan sebagai alat
transaksi internasional. Oleh karena itu, ketika melakukan perdagangan internasional,
suatu negara harus menggunakan valuta asing, yaitu mata uang kedua yang dapat
digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Bentuk devisa ini bisa didapat
dari kredit luar negeri, devisa kredit, dan sebagainya.
Cadangan Devisa
Mengutip "Modul Belajar Mandiri", baik pemerintah maupun swasta dalam melakukan
perdagangan internasional harus memiliki cadangan devisa untuk menjaga stabilitas
ekonomi
Cadangan devisa merupakan indikator moneter yang menunjukan kuat lemahnya
ekonomi suatu negara. Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang
dicadangkan Bank Indoneia untuk keperluan pembiayaan dan pembayaran kewajiban
terhadap luar negeri, seperti pembiayaan utang kepada pihak asing dan pembiayaan
impor
: Official foreign exchange reserve: cadangan devisa milik negara yang dikelola oleh
bank sentral.
Country foreign exchange reserve: Seluruh devisa milik badan, perseorangan, lembaga,
terutama lembaga keuangan nasional yang secara moneter merupakan bagian dari
kekayaan nasional.
Sumber Devisa Devisa negara dapat diperoleh melalui sumber berikut: Kegiatan ekspor.
Kegiatan pariwisata. Kegiatan perdagangan jasa. Pinjaman luar negeri. Pendapatan
warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Hibah dan hadiah dari luar negeri.
Bunga atau pendapatan dari investas