Anda di halaman 1dari 23

Pengertian APBN dan APBD

Pertama, mari kita lihat perbedaan APBN dan APBD


berdasarkan pengertiannya. APBN merupakan rencana
keuangan tahunan yang dibuat oleh pemerintah untuk
mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan berapa
besar anggaran yang dibutuhkan untuk setiap kegiatannya. 

Selain itu, APBN juga berisi detail sumber penerimaan dana


yang nantinya digunakan untuk melakukan berbagai program.
Dengan kata lain, APBN adalah daftar rincian penerimaan dan
belanja negara dalam waktu tertentu.

Sementara, APBD adalah daftar rincian dari penerimaan dan


pengeluaran pemerintah daerah, meliputi pemerintah provinsi
sampai pemerintah kota atau kabupaten. Anggaran ini berisi
gambaran penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah
selama satu tahun yang akan datang.

Apa Tujuan Dibuatnya APBN dan APBD?

 APBN dibuat dengan tujuan sebagai pedoman penerimaan


dan belanja negara, sehingga dalam pelaksanaannya tidak
terjadi perubahan atau keluar dari kegiatan yang telah
direncanakan.

Selain itu, APBN bertujuan sebagai transparansi dan bentuk


pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat.
Masyarakat bisa mengetahui detail pengeluaran negara, dan
program atau kegiatan yang dilakukan pemerintah apa saja.
Melalui APBN, arus uang yang dikelola oleh pemerintah bisa
terlihat oleh masyarakat.
APBN juga dapat membantu mencapai tujuan fiskal.
Penyusunan APBN disesuaikan dengan kondisi ekonomi
negara dan tujuan fiskal negara. 

Terakhir, APBN membantu menentukan prioritas belanja.


Anggaran yang digunakan akan lebih jelas dan tidak akan
dipakai untuk sesuatu yang kurang atau belum penting.
Dengan begitu, uang negara akan lebih jelas peruntukannya.

Tidak jauh berbeda dari APBN, APBD memiliki tujuan dari


fungsi yang hampir sama. Karena itulah, sebagian besar siswa
Bapak dan Ibu Guru kesulitan untuk membedakan APBN dan
APBD. 

APBD memiliki tujuan sebagai gambaran mengenai sumber-


sumber penerimaan yang berfokus pada pemerintah daerah,
menentukan prioritas pengeluaran, panduan pengeluaran uang
atau belanja, serta transparansi pengelolaan keuangan daerah.

6 Fungsi APBN

Fungsi APBN terbagi ke dalam 6 jenis yaitu fungsi otorisasi,


alokasi, distribusi, stabilisasi, perencanaan, dan pengawasan.
Fungsi-fungsi APBN.

1. Fungsi Otorisasi
Otoritas artinya pemberian kekuasaan. Dalam hal ini,
seluruh hal yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran negara mengacu kepada APBN. 
2. Fungsi Alokasi
Perlunya menganalisa APBN dan APBD dalam
pembangunan ekonomi. APBN mengalokasikan dana
untuk pembangunan sarana umum, di mana fungsi ini
juga bisa mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya. 
Contohnya pembangunan jembatan membutuhkan tenaga
kerja yang secara tidak langsung mengurangi jumlah
pengangguran. Seseorang yang awalnya tidak mempunyai
penghasilan akhirnya bekerja, pendapatan nasional ikut
bertambah, terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi, lalu
akhirnya mendorong pembangunan ekonomi.
3. Fungsi Distribusi
Pemberian subsidi dari pemerintah kepada masyarakat
merupakan fungsi APBN dan fungsi distribusi. APBN
berfungsi untuk memberikan dana di luar kepentingan
umum. Maksudnya, pengeluaran negara yang digunakan
tidak akan dirasakan oleh semua pihak, melainkan hanya
kelompok tertentu. Contohnya adalah dana subsidi listrik
atau beasiswa pendidikan. Tidak semua orang bisa
mendapatkan subsidi listrik karena penerimanya dilihat
berdasarkan kondisi ekonomi, sementara penerima
beasiswa bisa saja karena kemampuan dan prestasinya.
4. Fungsi Stabilisasi
Terdapat instrumen fiskal dalam APBN, sehingga
penyusunannya pun tidak akan jauh dari kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal tersebut dapat menjaga keseimbangan
ekonomi suatu negara.
5. Fungsi Perencanaan
APBN berfungsi sebagai pedoman perencanaan kegiatan.
Contohnya di tahun 2022 akan ada kegiatan apa saja,
kemudian detail dan pelaksanaannya mengacu pada
APBN. 
6. Fungsi Pengawasan
APBN berfungsi untuk menilai kegiatan pemerintah.
Melalui APBN, masyarakat bisa mengawasi pemerintah
dan mengetahui anggaran negara digunakan untuk
kegiatan apa saja dan bagaimana realisasinya.

Fungsi APBD

Fungsi APBD juga hampir sama dengan APBN. Tentunya yang


membedakan fungsinya adalah lingkup APBD yang berfokus
pada pemerintahan daerah. 
APBD memiliki fungsi otorisasi yang menjadi pedoman dalam
menentukan penerimaan dan pengeluaran daerah, fungsi
alokasi yang menjadi acuan pengeluaran untuk berbagai
kebutuhan masyarakat umum, fungsi distribusi sebagai alat
untuk mengurangi ketimpangan ekonomi di masyarakat, fungsi
perencanaan yang menjadi pedoman dalam merencanakan
pembangunan atau program kerja di daerah masing-masing,
serta fungsi pengawasan sebagai pedoman masyarakat dalam
mengawasi jalannya pemerintahan daerah.

Sumber Pendapatan Negara dan Daerah

 Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar


adalah pajak. Pajak terbaik ke dalam dua jenis yaitu pajak
dalam negeri yang dipungut pemerintah pusat dan pajak
perdagangan internasional yang berkaitan dengan ekspor
impor.
Selain pajak, negara juga mendapat pemasukan dari
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), seperti dari minyak
dan gas, penerimaan negara dari Sumber Daya Alam (SDA),
atau juga dari laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Sumber pendapatan negara lainnya berasal dari hibah atau


pemberian tanpa harus ada timbal balik. Biasanya, suatu
negara mendapat hibah dari luar negeri yang bentuknya
bermacam-macam seperti devisa, barang, jasa, atau surat
berharga. 

Tujuan hibah sendiri adalah untung mendukung program


pembangunan, penanggulangan bencana, atau bantuan
kemanusiaan. Seperti saat Indonesia terjadi bencana alam,
negara lain akan mengirimkan bantuan. Bantuan tersebut
adalah hibah.
Sementara itu, sumber pendapatan daerah dibagi menjadi dua
yaitu penerimaan asli daerah dan transfer pemerintah pusat.
Penerimaan asli daerah adalah hasil jerih payah pemerintah
daerahnya sendiri seperti pajak daerah (kendaraan, balik
nama, restoran, dan tontonan), retribusi (parkir, perizinan
usaha atau bangunan), serta laba Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD).

Pemerintah daerah juga mendapatkan penerimaan dana dari


transfer pemerintah pusat yang sebelumnya sudah disebutkan
dalam pengeluaran negara. Sumber pendapatan daerah dari
transfer pemerintah pusat antara lain Dana Perimbangan, Dana
Otonomi Khusus, Dana Insentif Daerah, dan Dana Desa.

Belanja Negara dan Pengeluaran Pemerintah Daerah

Belanja pemerintah pusat terbagi ke dalam beberapa


kelompok. Berdasarkan organisasinya, belanja negara dilihat
dari kementerian dan lembaga negara (K/L) atau non
kementerian dan non lembaga negara (non K/L). Sementara
berdasarkan fungsinya, belanja negara antara lain untuk
penyelenggaraan program pendidikan, kesehatan, pelayanan
umum, dan sebagainya. 

Belanja pemerintah pusat juga dikelompokkan berdasarkan


jenisnya, yaitu belanja modal, barang, pegawai, bansos, atau
subsidi. Saat ini, belanja pemerintah pusat berdasarkan
organisasinya lebih sering digunakan dalam penyusunan
APBN.

Berbeda dengan belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah


dan dana desa lebih difokuskan untuk menyalurkan dana ke
pemerintahan daerah. Beberapa transfer ke daerah dan dana
desa antara lain:
 Dana perimbangan, seperti Dana Alokasi Umum (DAU)
yang diberikan ke seluruh daerah dengan nominal yang
berbeda disesuaikan kebutuhan daerahnya. Tujuannya
adalah untuk pemerataan kemampuan keuangan
antardaerah. Selain itu ada pula Dana Alokasi Khusus
(DAK) yang hanya diberikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus
atau prioritas daerah, dan Dana Bagi Hasil (DBH) yang
terbagi ke dalam dua jenis yaitu dana hasil pajak dan
dana bagi hasil dari sumber daya alam.
 Dana Otonomi Khusus yang dialokasikan untuk otonomi
khusus dari pemerintah pusat ke daerah tertentu yang
memenuhi kriteria seperti Aceh dan Papua, serta Dana
Otonomi Keistimewaan yang diberikan untuk Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY).
 Dana Insentif Daerah (DID) yang diberikan ke suatu
daerah atas penghargaan atau pencapaian umum
pemerintahan. Contohnya di tahun 2020 daerah Batam
mendapatkan DID atas keberhasilannya menanggulangi
pandemi COVID-19.
 Dana Desa, yaitu dana yang diberikan kepada
pemerintah desa melalui pemerintahan kota atau
kabupaten. Tujuan diberikannya dana ini adalah untuk
peningkatan kesejahteraan desa.
Untuk lebih jelas dalam memahami sumber penerimaan dan
pengeluaran APBD, berikut adalah jenis-jenis belanja daerah
antara lain:

 Belanja rutin yaitu untuk upah pegawai, pemberian


subsidi, pembelian barang, dan pembayaran utang.
 Belanja tak terduga contohnya saat pandemi terjadi
lonjakan pasien di Rumah Sakit sehingga kebutuhan
akan fasilitas pasien pun meningkat. Pemerintah daerah
akhirnya menggunakan anggaran tak terduga untuk
pengadaan tempat tidur di Rumah Sakit, APD (Alat
Pelindung Diri), dan obat-obatan.
 Belanja pembangunan, contohnya untuk perbaikan dan
pembangunan infrastruktur.
 Transfer dana ke pemerintah kota atau kabupaten.
 Dana cadangan
Dalam penyusunan APBN terdapat 3 asas yang harus dipegang yaitu:

1. Asas kemandirian, artinya pembelanjaan oleh negara bertumpu pada


kemamapuan negara
2. Asas penajaman perioritas pembangunan, artinya pembelanjaan dalam
APBN harus mengutamakan pembangunan pada sektor-sektor yang
penting.
3. Asas penghematan, artinya APBN sangat menghindari pengeluaran yang
bersifat pemborosan dan tidak memberikan dampak positif.

PAJAK
5. UU NO 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan defini di atas,
dapat kita simpulkan ciri pajak yaitu: 1. Iuran wajib pada negara. 2. Bersifat memaksa. 3. Dipungut
berdasarkan undang-undang. 4. Tidak mendapat balas jasa. 5. Digunakan untuk membiayai
kepentingan umum.

Fungsi Pajak Pajak sangat berperan dalam kehidupan suatu negara,


karena menjadi salah satu sumber penerimaa. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan, dan
mengatur kegiatan ekonomi negara. Ada beberapa fungsi pajak yaitu:

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter) Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara yang
menghimpun dana ke kas negara untuk membiayai pengeluaran negara atau pembangunan
nasional. Jadi, pajak digunakan membiayai pembangunan, memperluas lapangan pekerjaan,
membangun infrastruktur serta gaji ASN. Hal ini berkaitan dengan tugas utama negara melakukan
pembangunan seperti menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pelayanan
2. Fungsi Mengatur(Fungsi Regulered) Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial. Fungsi mengatur tersebut
antara

3. Fungsi Pemerataan (Fungsi Distribution) Pajak mempunyai fungsi pemerataan artinya dapat
digunakan untuk menyeimbangkan dan menyesuaikan antara pembagian pendapatan dengan
kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, pajak berfungsi untuk pemerataan pendapatan
masyarakat. Manfaat Pajak Pajak yang dikumpulkan dari masyarakat tentunya sangat bermanfaat
bagi kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa manfaat pajak: 1. Belanja pegawai
meliputi ASN, Polisi, TNI. 2. Pembangunan sarana umum seperti jembatan, jalan raya, sekolah,
rumah sakit, terminal, bandara, irigasi pertanian, pasar. 3. Sumber pembiayaan alat keamanan
negara dengan tujuan menciptakan rasa aman bagi masyarakat. 4. Memberi subsidi seperti subsidi
pupuk, bahan bakar, dan subsidi listrik. 5. Membayar utang negara. 6. Menyediakan fasilitas bantuan
beras, kesehatan, pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu. 7. Menciptakan proyek
lapangan kerja serta pembinaan dan penyediaan modal

Tarif Pajak Tarif pajak digunakan untuk menentukan besarnya pajak terutang. Tarif
pajak dibagi menjadi empat jenis yaitu: 1. Tarif Pajak Proporsional (sebanding) Tarif pajak
proporsional adalah tarif pajak yang pengenaan pajaknya tetap atas berapa pun dasar pengenaan
pajaknya. Contoh pengenaan tarif proporsional Pendapatan Kena Pajak (PKP) Tarif pajak Besarnya
Pajak Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 10% 10% 10% Rp5.000.000,00
Rp7.500.000,00 Rp10.000.000,00 2. Tarif Pajak Tetap Tarif pajak tetap adalah tarif pajak yang tetap
untuk setiap dasar pengenaan pajak atau besarnya jumlah pajak yang dibayarkan sama. Contoh
pengenaan tarif pajak tetap Pendapatan Kena Pajak (PKP) Besarnya Pajak Rp50.000.000,00
Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00

3. Tarif Pajak Degresif (Menurun) Tarif pajak degresif adalah tarif yang pengenaannya menurun
seiring peningkatan dasar pengenaan pajak. Contoh pengenaan tarif pajak degresif Pendapatan Kena
Pajak (PKP) Tarif pajak Besarnya Pajak Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 30%
20% 10% Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp10.000.000,00 4. Tarif Pajak Progresif (Naik) Tarif
pajak progresif adalah tarif pengenaan pajak yang bertambah seiring peningkatan dasar pengenaan
pajak. Contoh pengenaan tarif progresif Pendapatan Kena Pajak (PKP) Tarif pajak Besarnya Pajak
Rp50.000.000,00 Rp75.000.000,00 Rp100.000.000,00 10% 15% 20% Rp5.000.000,00
Rp11.250.000,00 Rp20.000.000,00

Perbedaan Pajak dengan Pungutan Resmi lainnya Selain pajak, ada juga
pungutan resmi lainnya yang tidak masuk klasifikasi pajak, merupakan
sumber penerimaan negara dan daerah, diantaranya:

1. Retribusi, adalah iuran rakyat yang disetorkan pada kas negara atas dasar pembangunan tertentu
dari jasa atau barang milik negara yang digunakan orang-rang tertentu. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa retribusi: a. Tidak ada unsur paksaan. b. Pembayaran tergantung kemauan
si pembayar. c. Tidak selalu menggunakan undang-undang. d. Kontraprestasi/balas jasa langsung
dirasakan si pembayar. Contoh: pembayaran listrik, langganan air PDAM, jalan tol

. 2. Cukai, ialah iuran rakyat atas pemakaian barang-barang tertentu yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, seperti rokok.

3. Bea Masuk, ialah bea yang dipungut atas sejumlah barang yang masuk ke daerah pabean
Indonesia dengan maksud untuk dikonsumsi di dalam negeri. Sedangkan bea keluar dikenakan atas
barang-barang yang akan keluar dari wilayah pabean Indonesia, dengan maksud barang itu akan
diekspor.

4. Sumbangan adalah pungutan yang dilakukan pemerintah kepada segolongan orang tertentu.
Pengumpulan dana ini dilakukan untuk mencapai satu tujuan dan hasil dari sumbangan tersebut
dimasukkan ke dalam kas negara atau daerah. Jadi, pihak yang mendapatkan fasilitas dari
sumbangan tersebut hanyalah orang-orang yang terlibat dalam pembayaran sumbangan.

Jenis-Jenis Pajak Pajak di Indonesia dapat digolongkan berdasarkan

1. Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi:


a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi Bangunan (PBB), Pajak
Kendaraan Bermotor

. b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang harus dibayar pihak tertentu dan dapat dilimpahkan
seluruhnya atau sebagian kepada pihak lain. Contoh Pajak Penjualan, Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
dan Bea Impor.

2. Berdasarkan sasarannya/objeknya, digolongkan menjadi:

a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan subjeknya (orangnya), dengan
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan, Pajak Kekayaan.

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan Barang Mewah.

3. Berdasarkan siapa yang memungut, pajak digolongkan menjadi:

a. Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui aparatnya yaitu Dirjen
Pajak, Kantor Inspeksi Pajak, Dirjen Bea Cukai. Contoh Pajak Penghasilan, Pajak Penjualan Barang
Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan

. b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik oleh pemerintah Provinsi
maupun pemerintah Kota/Kabupaten. Contoh Pajak Kendaran Bermotor, Pajak Hotel dan Restoran,
Pajak Reklame.

Obyek PPH (Pajak Penghasilan)


Yang menjadi objek pajak penghasilan adalah ”Penghasilan”,
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Contohnya :
 ~ Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan
~ Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan
~ Laba usaha
~ Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang
~ Dividen
~ Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
~ Premi asuransi.

Menghitung PBB (pajak bumi dan bangunan)


Sebuah rumah dengan bangunan 100 m² berdiri di atas lahan 200
m². Misalnya, berdasarkan NJOP (nilai jual obyek pajak) harga
tanah Rp700.000 per m² dan nilai bangunan Rp600.000 per m².
Berapa besaran PBB yang harus dibayar oleh pemilik rumah
tersebut?

* Harga tanah : 200 m² x Rp. 700.000       =    Rp    140.000.000


* Harga Bangunan: 100 m² x Rp600.000    =    Rp      60.000.000
                                                                     -------------------- +
* NJOP sebagai dasar pengenaan PBB        =    Rp    200.000.000
* NJOP Tidak Kena Pajak                          =    Rp      12.000.000
* NJOP untuk penghitungan PBB                =    Rp    188.000.000
* NJKP (Nilai Jual Kena Pajak): 20% x Rp188.000.000    
                                                             =    Rp      37.600.000
* Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang : 
0,5% x Rp37.600.000                               =    Rp          188.000
* Faktor Pengurangan / Stimulus               =    Rp            15.000
                                                                     -------------------  -
PBB YANG HARUS DIBAYARKAN                   =    Rp           
73.000

KERJA SAMA EKONOMI


INTERNASIONAL
Kerjasama ekonomi internasional adalah kerjasama yang menunjukkan hubungan antarnegara
dalam bidang ekonomi dengan dasar kepentingan tertentu untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan struktur kegiatan ekonomi nasional. Kerjasama
ekonomi internasional sendiri merupakan bentuk hubungan yang dilakukan suatu negara dengan
negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan kepentingan negara. Ada berbagai macam
bentuk kerjasama internasional, di antaranya adalah kerjasama di bidang politik, sosial, pertahanan
dan keamanan, kebudayaan, serta ekonomi.

2. Tujuan Kerjasama Ekonomi Internasional Tujuan kerjasama ekonomi


antarnegara meliputi hal-hal berikut :

a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri akan barang / jasa

b. Memperluas pasar hasil produksi barang dan jasa atau memajukan perdagangan dunia

c. Mendorong peningkatan produktivitas hasil produks

i d. Memperluas lapangan kerja e. Menambah devisa Negara

f. Mendistribusikan manfaat sumber daya

g. Mengurangi ketimpangan antara Negara maju dan Negara berkembang

h. Mempercepat pembangunan ekonomi dunia i. Meningkatkan kualitas hidup bangsa-bangsa di


dunia

3. Manfaat Kerjasama Ekonomi Internasional Manfaat kerjasama ekonomi


internasional, diantaranya : a. Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan
dan investasi di antara para anggota.

b. Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa, serta
menciptakan suatu sistem perdagangan yang transparan dan mempermudah investasi.

c. Menggali bidang-bidang kerjasama yang baru dan mengembangkan kebijakan yang tepat dalam
rangka kerjasama ekonomi di antara para anggota.
d. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para anggota dan menjembatani
kesenjangan pembangunan ekonomi di antara para anggota

. 4. Bentuk-bentuk Kerjasama Ekonomi Internasional Kerjasama ekonomi ini


terbagi ke dalam empat kategori, yaitu kerjasama ekonomi bilateral, regional, multilateral, dan
antarregional.

a. Kerjasama ekonomi bilateral adalah kerjasama ekonomi yang melibatkan dua negara dan bersifat
saling membantu. Contoh Kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan
Inggris, Indonesia dengan Amerika Indonesia dengan Australia, dan sebagainya.

b. Kerjasama Ekonomi Regional adalah kerjasama ekonomi diantara beberapa negara yang berada
di kawasan tertentu. Contoh : ASEAN, UNI EROPA, EFTA, APEC, AFTA dan sebagainya

c. Kerjasama Ekonomi Multilateral adalah kerjasama ekonomi yang melibatkan banyak negara dan
tidak terikat oleh batas region atau wilayah atau kawasan negara tertentu. Contoh : Kerjasama
antara Indonesia, Jerman, Perancis, Jepang, Inggris, Korea, China, Rusia, Singapura, dan sebagainya

d. Kerjasama Ekonomi Antar Regional yaitu kerjasama ekonomi diantara dua kelompok kerjasama
ekonomi regional. Contoh : Kerjasama antara Uni Eropa dengan ASEAN

Bentuk Kerjasama menurut Bidang Kerjasama


1. Bidang Keuangan

Untuk membiayai pembangunan dan untuk kesejahteraan masyarakat

Contoh: IMF dan Bank Dunia

2. Bidang perdagangan

Membicarakan tentang jenis barang dan jumlahnya yg akan di perjual belikan termasuk pajaknya,
bea masuk, dll

Contoh: WTO, APEC

3. Bidang Perburuhan

Mengatur hak dan kewajiban buruh beserta kesejahteraannya.

Contoh: ILO

Lembaga-Lembaga Kerjasama Ekonomi Internasional

1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations )


Persatuan negara-negara Asia Tenggara ini nggak cuma dibentuk untuk menjaga stabilitas politik,
lho. Salah satu tujuan dibentuknya lembaga ini tanggal 8 Agustus 1967 adalah mempercepat proses
pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara.
2. IMF (International Monetary Fund) 

Dana Moneter Internasional atau IMF lahir setelah konferensi di Bretton Woods, Amerika Serikat
tanggal 27 Desember 1945. Tujuan lahirnya lembaga ini adalah untuk melancarkan moneter
internasional dengan cara-cara berikut:

Menetapkan kurs devisa.

Memelihara kurs devisa.

Membantu negara anggota yang mengalami kesulitan ekonomi.

Memberikan saran kepada negara anggota untuk mencegah inflasi.

3. APEC (Asian Pacific Economic Cooperation)

Didirikan pada bulan November 1989, lembaga ini adalah bentuk kerjasama internasional antar
negara-negara Asia Pasifik untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan ekonomi negara-negara
anggotanya.

Agar dapat mencapai tujuan tersebut, APEC punya tiga program utama, yaitu:

Program liberasi perdagangan (trade liberalization).


Upaya memperlancar kegiatan perdagangan dan investasi ( trade and investment
facilitation program).
Program kerjasama pembangunan (development cooperation program).

4. WTO (World Trade Organization)

Jangan sampai salah, WTO ini beda dengan World Trade Center (WTC) yang jadi lokasi tragedi 9/11
di Amerika Serikat. WTO adalah satu-satunya organisasi internasional yang berurusan dengan
peraturan global perdagangan antar negara. Sementara, WTC adalah organisasi yang dapat
ditempatkan di negara mana saja untuk memfasilitasi perdagangan internasional.

WTO sendiri berpusat di Jenewa, Swiss untuk dua tujuan:

Mengatasi masalah yang dapat menghambat perdagangan internasional seperti tarif dan bea masuk.

Menyelesaikan sengketa dagang yang terjadi antar negara anggota.


Dampak Kerjasama Ekonomi Internasional
1. Dampak positif.

- Mencukupi kebutuhan dalam negri

-Meningkatkan produktifitas Dalam Negri.

-Memperluas lapangan kerja

-Meningkatkan pendapatan negara melalui eksport,

-Mempererat persahabatan.

2. Dampak negatif

-masuknya negara asing secara berlebihan

-ketergantungan terhadap bantuan asing

-ketergantungan impor

Perdagangan Internasional
Definisi Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah kegiatan transaksi jual-beli
barang dan jasa antarnegara (internasional). Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP.

Teori klasik dikemukakan oleh Adam Smith dan David Ricardo :


1) Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya
yang berjudul The Wealth of Nations. Keunggulan mutlak merupakan keuntungan yang diperoleh
suatu negara dari hasil melakukan spesialisasi. Keunggulan mutlak dalam produksi barang terjadi
karena biaya yang diperlukan untuk menghasilkannya secara mutlak lebih murah dari negara lain.
2) Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage), dikemukakan oleh David Ricardo. Ada
kalanya sebuah negara memiliki keunggulan mutlak dalam menghasilkan semua jenis barang yang
diperdagangkan, namun selalu ada potensi keunggulan yang dapat diperoleh dalam perdagangan
internasional selama biaya relatif untuk memproduksi barang antara sebuah negara dengan negara
lain berbeda.
Faktor Pendorong dan Penghambat Perdagangan Internasional
1. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional Ada beberapa hal yang mendorong negara untuk
melakukan perdagangan dengan negara lain:
a. Kebutuhan Negara dan Masyarakat Pada dasarnya setiap negara tidak mampu memproduksi
semua kebutuhan negara dan masyarakatnya, maka perdagangan Internasional akan mempermudah
negara meraih barang atau jasa yang dibutuhkan.
b. Perbedaan sumber daya alam. Letak geografis setiap negara berbeda-beda, inilah yang
mempengaruhi kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) sebuah negara serta membuat negara dan
lainnya akan berbeda. Padahal SDA merupakan sumber utama sebuah negara, maka setiap negara
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Contohnya Indonesia terkenal dengan hasil
bumi berlimpah seperti kopi, lada, lada, cengkeh, teh dan banyak lagi hasil bumi lainnya. Berbeda
dengan Australia yang terkenal sebagai penghasil hewan ternak seperti sapi. Nah, hal ini menjadi
pendorong perdagangan Internasional antara Indonesia yang membutuhkan daging dan Australia
membutuhkan hasil bumi
. c. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Ketika persaingan kualitas dipasar bersaing,
maka SDM (Sumber Daya Manusia) juga harus ikut ditingkatkan agar dapat bersaing untuk
meningkatkan kualitas diri masing-masing sehingga tidak kalah dari berbagai kompetitornya. Jadi
upaya untuk meningkat kualitas SDM untuk menjadi lebih baik juga menjadi sebuah faktor
pendorong dalam perdagangan Internasional, sehingga penduduk lokal bisa berkompetisi dengan
layak dan fair.
d. Meningkatkan Pedapatan Negara Perdagangan Internasional bisa meningkatkan income sebuah
negara, maka banyak negara membuat kebijakan-kebijakan nasional dalam hal mempermudah
proses ekpor maupun impor barang. Dimana setiap transaksi ekspor atau impor, negara juga akan
menerima pendapatannya berupa pajak barang dan pendapatan. Selain itu, negara juga bisa ekspor
barang hasil dari perusahaan BUMN.
e. Perluasan Target Pasar Bagi sebagian produsen sulit untuk berkembang karena takut kelebihan
jumlah produksi apabila melakukan produksi dalam sekala besar. Sementara sebagian produsen
lainnya, justru sengaja melakukan produksi secara besarbesaran agar barang menumpuk. Sehingga
kelebihan dalam jumlah produksi (excess production/over supply) dapat diarahkan ke pasar luar
negeri. Dengan demikian itulah hal yang menjadi pendorong perdagangan Internasional sebuah
negara agar dapat memaksimalkan potensi industri dalam negeri.
f. Perbedaan iklim Iklim akan mempengaruhi kekayaan SDA sebuah negara, perbedaan ini membuat
sebuah negara tidak bisa memproduksi semua kebutuhan mereka sendiri. Oleh sebab itu, import
barang merupakan solusi cepat dalam menyelesaikan masalah keterbatasan kebutuhan. Contoh
Indonesia sebagai produsen tempe terbesar di dunia, sebab mayoritas
masyarakatnya suka mengkonsumsi tempe. Namun, iklim di Indonesia kurang bersahabat dengan
kedelai, sehingga kedelainya memiliki kualitas kurang baik. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kualitas tempe Indonesia, mereka harus mengimpor kedelai dari negara dengan
kualitas kacang kedelai yang terbaik tentunya
. g. Perbedaan selera Selera dari masyarakat bisa menjadi salah satu faktor pendorong perdagangan
Internasional. Contohnya ada negara A dengan penghasil buah dan sayur, negara B penghasil daging
sapi. Masyarakat di negara A lebih suka mengkonsumsi daging sapi, sementara masyarakat negara B
lebih suka buah dan sayuran. Kondisi tersebut akan menjadi pendorong perdagangan Internasional
untuk memenuhi selera masyarakatnya. Hal ini akan memberi keuntungan besar bagi ke dua negara,
sebab bahan makanan di konsumsi secara keseluruhan
. h. Transportasi Antar Negara Dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi yang semakin
canggih dapat membuat alat transportasi yang mampu mencakup semua negara. Kehadiran dari
transportasi ini membuat kegiatan perdagangan Internasional menjadi lebih mudah. Baik itu dimulai
dari transportasi darat (kereta api, trucking,dll), udara (pesawat terbang), dan laut (kapal), dengan
jangka waktu ekspor dan impor barang yang relatif lebih cepat. Transportasi inilah juga sebagai
faktor pertukaran informasi, teknologi, dan menjadi faktor pendorong perdagangan
Faktor Penghambat Perdagangan Internasional
a. Keamanan Suatu Negara Keamanan merupakan faktor penting dalam kesuksesan perdagangan
Internasional, sebab keamanan sangat berpengaruh saat menjalin kerja sama dengan negara lain.
Bilamana negara tidak aman, maka orang akan merasa takut untuk melakukan transaksi. Faktor
keamanan mendapat perhatian khusus, karena akan berpengaruh pada keselamatan dari produk
dan diri sendiri. Oleh karena itu, pedagang hanya memiliki negara yang kondusif dari segi ekonomi,
politik dan tidak ada konflik.
b. Kebijakan Perdagangan Internasional dari Pemerintah Setiap negara memiliki kebijakan
perekonomian tersendiri, tetapi kebijakan itu seringkali menjadi penghambat perdagangan
Internasional. Kebijakan seperti pembatasan jumlah import, biaya eksport import terbilang sangat
besar, dan proses birokrasi memakan banyak waktu. Kebijakan seperti itu membuat pelaku usaha
berfikir panjang untuk melakukan perdagangan dengan negara tersebut. Meskipun setiap kebijakan
memiliki kelebihan dan kekurangan, bila hasil dari kebijakan tersebut menjadi penghambat
perdagangan Internasional investor akan mencari negara lain yang lebih bersahabat

. c. Rendahnya Sumber Daya Alam Salah satu pendorong terjadinya perdagangan Internasional
adalah sumber daya alam setiap negara berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi kebutuhan negara
harus mengimport dari negara lain. Jadi negara yang memiliki ragam SDA unggulan dengan jumlah
tidak terbatas, bisa memiliki peran besar dalam perdagangan Internasional.

Mata Uang Berbeda Antar Negara Perbedaan mata uang dalam transaksi bisa menjadi penghambat
perdagangan Internasional, sebab nilai tukar uang harus dikonversikan kepada mata uang negara
yang berkaitan. Bilamana pihak pengimport barang memiliki nilai tukar mata uang lebih rendah,
maka biaya yang akan dikeluarkan lebih besar, sehingga akan terus menjadi penghambat selama
belum ada mata uang yang ditetapkan

Kebijakan Ekspor dalam Perdagangan Internasional


Kamu tahu nggak sih, kebijakan ekspor ini sebenarnya bertujuan untuk
melindungi produksi dalam negeri.

1. Diskriminasi Harga

Apa sih yang dimaksud dengan diskriminasi harga? Diskriminasi harga adalah


penetapan harga barang yang berbeda untuk masing-masing negara.

Contohnya, dengan jenis barang yang sama, harga jual di negara A akan
berbeda dengan harga jual di negara B. Sehingga, harga barang di negara B bisa
saja lebih murah dibanding harga barang di negara A. Kebijakan ini dilakukan
berdasarkan perjanjian untuk memenangkan persaingan serta untuk
memperoleh keuntungan yang besar.

2. Pemberian Premi

Kebijakan selanjutnya adalah kebijakan premi. Kebijakan premi adalah salah


satu kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor.
Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan  memberikan premi kepada badan
usaha atau industri yang melakukan ekspor.

Pemberian premi banyak bentuknya, lho. Bentuknya antara lain berupa


bantuan biaya produksi serta pemberian pajak dan fasilitas lain. Hal tersebut
bertujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.

3. Dumping

Kamu sudah pernah mendengar istilah dumping? Dumping adalah penetapan


harga barang yang diekspor lebih murah dibandingkan harga jual di dalam
negeri. Ada kondisi tertentu yang harus kamu perhatikan jika ingin menerapkan
kebijakan dumping.

Kamu dapat melakukannya jika pasar dalam negeri berada di dalam kendali
pemerintah. Tapi kamu tahu nggak sih, kebijakan dumping ini sudah dilarang,
lho! Wah, kenapa dilarang? Kebijakan ini dilarang karena bisa mematikan
persaingan penjual lain. Jadi, harap diingat ya guys, kebijakan ini sudah nggak
dipakai lagi.

4. Politik Dagang Bebas

Politik dagang bebas adalah suatu kondisi ketika masing-masing


pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor. Kebebasan dalam
perdagangan ini akan membawa beberapa keuntungan, seperti mutu barang
yang tinggi dan harga yang relatif murah.

5. Larangan Ekspor

Sesuai dengan namanya, larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara


untuk melarang ekspor barang-barang tertentu keluar negeri. Ada beberapa
alasan yang melatarbelakanginya, antara lain karena adanya alasan ekonomi,
politik, sosial, dan budaya. Waduh, kok banyak ya alasannya? Contohnya apa
saja, sih?

Contoh dari alasan ekonomi yaitu larangan ekspor karena ingin mendorong


perkembangan industri lokal. Jadi, supaya industri lokalnya terus berkembang
dan tidak "manja" dengan kebiasaan mengekspor.

Kemudian, contoh dari alasan politik adalah dilarangnya ekspor minyak bumi


di negara Timur Tengah, misalnya Irak. Hal ini dikarenakan ada campur tangan
politik dari PBB dan Amerika Serikat dalam bentuk embargo ekonomi.

Terus, kalau alasan sosial budaya, contohnya apa? Contoh dari alasan sosial
budaya adalah larangan ekspor benda-benda bersejarah dan ekspor hewan-
hewan yang dilindungi. Jangan sampai kalian terlibat dalam kegiatan
perdagangan ini, ya!

Kebijakan Impor dalam Perdagangan Internasional

Sekarang, kita masuk ke bagian impor ya, guys. Kamu tahu nggak impor itu
apa? Impor itu kebalikannya ekspor, ya? Yes, betul banget! Dalam kasus impor
barang, barangnya diproduksi di luar negeri. Jadi, barangnya bukan berasal
dari negara kita, ya.

1. Kuota

Kamu pernah mendengar istilah kuota? Pasti istilah kuota yang paling sering
kamu dengar adalah "kuota internet Anda tidak mencukupi", ya? Hahaha..

Nah, kalau kuota dalam impor itu, apa ya? Dalam konteks impor, yang
dimaksud dengan kuota adalah jumlah suatu barang yang bisa diimpor
dalam satu periode tertentu. Kuota impor ini sudah diprediksikan
sebelumnya, sehingga seharusnya tidak mengganggu industri dalam negeri.
Meskipun demikian, jika suatu negara sedang memberlakukan perdagangan
bebas, maka kebijakan kuota tidak bisa dipakai lagi karena akan menghambat
proses perdagangan internasionalnya.

 
2. Tarif

Sesuai dengan namanya, kebijakan tarif adalah penerapan tarif yang tinggi


untuk impor barang-barang tertentu. Kebijakan tarif ini diharapkan bisa
membantu barang produksi dalam negeri meningkatkan daya saingnya di
pasar. Sehingga, konsumen tidak hanya membeli barang impor saja.

Ada sedikit perbedaan antara negara dengan sistem perdagangan bebas dan
sistem perdagangan proteksi mengenai kebijakan tarif ini. Penganut
perdagangan bebas akan mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang
impor. Sebaliknya, negara dengan sistem perdagangan proteksionis akan
menetapkan tarif yang tinggi untuk barang impor. Jangan tertukar, yaaa!

3. Subsidi

Kamu pernah nggak sih, belanja barang impor tapi harganya jauh lebih murah
dibanding barang lokal? Aneh nggak sih rasanya? Kok bisa ya, barang impor
lebih murah dibanding barang lokal? Kamu pasti jadinya ingin beli barang
impor terus, kan?

Nah, karena itulah, ada yang namanya kebijakan subsidi. Kebijakan subsidi


adalah kebijakan yang bertujuan untuk menekan harga barang produksi
lokal. Jadinya produk lokal bisa lebih murah deh, dibanding produk impor.
Hore!

4. Larangan Impor

Kebijakan larangan impor adalah kebijakan yang diberlakukan jika suatu


negara diharuskan untuk menghemat devisanya. Selain itu, barang-barang
yang dianggap berbahaya juga akan dikenakan kebijakan larangan impor. Jadi,
kamu harus ingat bahwa tidak semua barang bisa diimpor, ya!

devisa
adalah alat yang dapat dipergunakan untuk pembayaran dalam lingkup internasional.
Devisa dapat berupa valuta asing, yaitu sejumlah mata uang asing yang sudah diakui
secara internasional. seperti dollar (Amerika), yen (Jepang), dan sebagainya. Walaupun
tercatat sebagai mata uang asing, tidak semua mata uang asing dapat disebut devisa.
Devisa adalah mata uang yang telah tercatat secara resmi di Bank Sentral.

Selain valuta asing, devisa dapat berupa emas atau surat berharga yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan
dengan uang luar negeri. Sederhananya, tujuan devisa adalah untuk melakukan
transaksi pembelian dan penjuaan antarnegara.

Jenis Devisa Devisa atau valuta asing dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Devisa Umum Devisa umum diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan
jasa dan transfer. Tingkat kurs sumber devisa ini ditentukan oleh penawaran dan
permintaan valuta asing di pasar valuta asing. Adapun yang termasuk devisa umum,
antara lain ekspor barang, penyelenggaraan jasa, dan wisatawan asing yang berkunjung
ke dalam neger

2. Devisa Kredit Devisa ini berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kursnya
ditentukan oleh pemerintah yang bertindak sebagai debitur. Adapun yang terasuk dalam
devisa kredit, antara lain pinjaman dari luar negeri dan penerimaan bunga dan deviden
dari luar negeri.

Bentuk Devisa Devisa memiliki tiga bentuk, yaitu surat-surat berharga, surat-surat
weselluarnegeri,danvalutaasing.

1. Surat-surat berharga Adapun yang dimaksud surat-surat berharga adalah dokumen-


dokumen yang mempunyai nilai dan dilindungi oleh hukum dan negara, seperti saham
dan obligasi.

2. Surat-surat wesel luar negeri Surat wesel adalah sesuatu yang dikirimkan dari luar
negeri oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

3. Valuta asing Tidak sema mata uang dalam negeri bisa digunakan sebagai alat
transaksi internasional. Oleh karena itu, ketika melakukan perdagangan internasional,
suatu negara harus menggunakan valuta asing, yaitu mata uang kedua yang dapat
digunakan dalam transaksi perdagangan internasional. Bentuk devisa ini bisa didapat
dari kredit luar negeri, devisa kredit, dan sebagainya.

Cadangan Devisa

Mengutip "Modul Belajar Mandiri", baik pemerintah maupun swasta dalam melakukan
perdagangan internasional harus memiliki cadangan devisa untuk menjaga stabilitas
ekonomi
Cadangan devisa merupakan indikator moneter yang menunjukan kuat lemahnya
ekonomi suatu negara. Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang
dicadangkan Bank Indoneia untuk keperluan pembiayaan dan pembayaran kewajiban
terhadap luar negeri, seperti pembiayaan utang kepada pihak asing dan pembiayaan
impor

Dalam perkembangan perekonomian nasional, terdapat dua terminologi cadangan


devisa, yaitu

: Official foreign exchange reserve: cadangan devisa milik negara yang dikelola oleh
bank sentral.

Country foreign exchange reserve: Seluruh devisa milik badan, perseorangan, lembaga,
terutama lembaga keuangan nasional yang secara moneter merupakan bagian dari
kekayaan nasional.

Sumber Devisa Devisa negara dapat diperoleh melalui sumber berikut: Kegiatan ekspor.
Kegiatan pariwisata. Kegiatan perdagangan jasa. Pinjaman luar negeri. Pendapatan
warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Hibah dan hadiah dari luar negeri.
Bunga atau pendapatan dari investas

Anda mungkin juga menyukai