0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pajak dan retribusi, APBN dan APBD, serta hubungan antara pajak pusat dan daerah. Pajak bersumber dari undang-undang sedangkan retribusi berasal dari peraturan pemerintah daerah. APBN mencakup seluruh keuangan negara sedangkan APBD fokus pada kepentingan daerah. Pajak pusat dan daerah memiliki bidang kewenangan, kelembagaan, dan keuangan yang ber
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pajak dan retribusi, APBN dan APBD, serta hubungan antara pajak pusat dan daerah. Pajak bersumber dari undang-undang sedangkan retribusi berasal dari peraturan pemerintah daerah. APBN mencakup seluruh keuangan negara sedangkan APBD fokus pada kepentingan daerah. Pajak pusat dan daerah memiliki bidang kewenangan, kelembagaan, dan keuangan yang ber
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pajak dan retribusi, APBN dan APBD, serta hubungan antara pajak pusat dan daerah. Pajak bersumber dari undang-undang sedangkan retribusi berasal dari peraturan pemerintah daerah. APBN mencakup seluruh keuangan negara sedangkan APBD fokus pada kepentingan daerah. Pajak pusat dan daerah memiliki bidang kewenangan, kelembagaan, dan keuangan yang ber
Pajak berasal dari dasar hukum undang-undang sedangkan retribusi berasal dari peraturan pengertian, persamaan, dan perbedaan pajak dan retribusi pemerintah, peraturan menteri, atau pejabat negara yang lebih rendah. Balas jasa pada pajak bersifat tidak langsung sedangkan pada retribusi bersifat langsung dan nyata kepada individu tersebut. Pungutan pajak berlaku untuk umum seperti penghasilan, kekayaan, laba perusahaan dan kendaraan, sedangkan pungutan retribusi hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu yang menggunakan jasa pemerintah. Pajak bersifat dapat dipaksakan (menurut UU). Jadi, wajib dibayar. Jika tidak, maka akan mendapatkan sanksi, sedangkan retribusi dapat dipaksakan juga, akan tetapi paksaannya bersifat ekonomis yang hanya berlaku kepada orang- orang yang menggunakan jasa pemerintah. Lembaga pemungut pajak adalah pemerintah pusat maupun daerah (negara), sedangkan lembaga pemungut retribusi hanya pemerintah daerah. Pajak bertujuan untuk kesejahteraan umum, sedangkan retribusi bertujuan untuk kesejahteraan individu tersebut yang menggunakan jasa pemerintah. 2. Jelaskan perbedaan APBN dan APBD! SUSUNAN APBN : a. Pendapatan Negara Pendapatan negara sendiri dapat diperoleh melalui: Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak b. Belanja Negara
Belanja negara dibagi menjadi dua yaitu:
1. Belanja Pemerintah Pusat, meliputi;
Belanja K/L (Kementerian dan Lembaga)
Belanja Non K/L (Pembayaran bunga utang, subsidi, belanja lain-lain)
2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa, meliputi;
Transfer ke Daerah (Dana bagi hasil, dana alokasi umum)
Dana Desa c. Keseimbangan Primer d. Surplus/Defisit Anggaran (Pendapatan Negara – Belanja Negara atau A – B) e. Pembiayaan Anggaran Pembiayaan utang Pembiayaan Investasi Pemberian Pinjaman Kewajiban Penjaminan Pembiayaan Lainnya Susunan APBD : a. Pendapatan Daerah Pendapatan daerah didapatkan dari: 1. Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah (PBB, Pajak Cukai, Pajak Penghasilan, dll) Retrebusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lain-Lain 2. Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Khusus 3. Pendapatan Daerah Lain-Lain yang Sah Pendapatan Hibah b. Belanja Daereah Rincian belanja daerah yaitu: 1. Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai Politik 2. Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal c. Pembiayaan Tergantung kondisi APBD yang deficit atau surplus (Penerimaan – Belanja). Jika APBD mengalai defisit, maka pemerintah harus membayar kekurangan biaya tersebut. Sedangkan jika terjadi surplus, maka pemerintah akan menerima kembali dana lebih tersebut. PERBEDAAN APBN APBD APBN atau Anggaran Pendapatan dan APBD atau Anggarapn Pendapatan Belanja Negara adalah rencana Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah negara keuangan tahunan oleh pemeritah yang bertujuan untuk pembagunan daerah di Indonesia. Indonesia. APBN ini mencatat seluruh PENGERTIAN pendapatan yang diterima negara serta belanja atau pengeluaran pemerintah tiap tahunnya (1 Januari – 31 Desember).
Penyusunan APBN dilakukan untuk Tujuan APBD disusun adalah suatu
membiayai segala kepentingan negara bentuk otonomi daerah dalam demi mewujudkan perekonomian melakukan peningkatan kemakmuran, nasional yang lebih baik. Dari rincian sehingga penyelewengan dana, APBN tersebut, pemeritah dapat melihat pemborosan uang negara, atau TUJUAN seberapa besar penerimaan negara kesalahan lainnya dapat dihindari. yang diterima serta berapa besar biaya yang harus dibayarkan negara di tahun anggaran berjalan.
disetujuai oleh DPR (Dewan Perwakilan disetujuai oleh DPRD (Dewan
PERSETUJUAN Rakyat) Perwakilan Rakyat Daerah) dan Pemerintah Daerah berisi rancangan keuangan dalam skala berisi lingkup lebih kecil, yaitu hanya CAKUPAN besar (negara) berlaku untuk daerah tertentu saja.
APBN terlihat cenderung mengenai APBD yang lebih fokus pada
fasilitas-fasilitas umum, sampai pada kepentingan masyarakat daerah. FOKUS pajak dilihat dari fungsinya.
1. Penyusunan RAPBN (Rencana 1. Pemerintah daerah menyusun RAPBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Nasional) oleh lembaga-lembaga terkait Belanja Daerah). berdasarkan hasil analisis dari asumsi- asumsi makroekonomi. 2. Pemerintah akan mengajukan RAPBN 2. Pemerintah daerah akan mengajukan tersebut kepada DPR untuk didiskusikan RAPBD tersebut kepada DRPD untuk MEKANISME PENYUSUNAN lebih lanjut apakah RAPBN tersebut dapat dirapatkan apakan RAPBD tersebut disetujui atau tidak. disetujui atau tidak.
3. Jika DPR menyetujui RAPBN tersebut, 3. Jika DPRD memutuskan untuk
maka DPR akan mengesahkannya menjadi menyetujui RAPBD, maka RAPBD akan APBN. Jika DPR menolak RAPBN tersebut, disahkan menjadi APBD. maka pemerintah harus menggunakan APBN yang terdahulu. 3. Lingkup hubungan Pajak Pusat dan Daerah a. Bidang kewenangan Dalam penyelenggaraan desentralisasi terdapat dua elemen penting,yakni pembentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan.Oleh karena itu,tidaklah mengherankan apabila penyelenggaraan desentralisasi menuntut persebaran urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom sebagai badan hukum publik.Urusan pemerintahan yang didistribusikan hanyalah merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kompetensi pemerintah dan tidak mencakup urusan yang menjadi kompetensi lembaga negara tertinggi atau lembaga tinggi negara. b. Bidang Kelembagaan Organisasi pada dasarnya adalah wadah sekaligus sistem kerjasama orang- orang untuk mencapai tujuan.Pada organisasi pemerintah,kegiatan yang dijalankan untuk mencapai tujuan didasarkan pada kewenangan yang dimilikinya.Organisasi pemerintah daerah di Indonesia pada masa lalu disusun dengan dasar perhitungan: Adanya kewenangan pangkal yang diberikan kepada daerah melalui undang-undang pembentukan daerah otonom. Adanya tambahan penyerahan urusan berdasarkan pandangan pemerintah pusat; Adanya pemberian dana atau anggaran yang diikuti dengan pembentukan organisasi untuk menjalankan urusan dan menggunakan dana(prinsip Function Follow Money c. Bidang Keuangan Dalam pelaksanaan otonomi daerah,pemerintah daerah harus mempunyai sumber- sumber keuangan yang memadai untuk membiayai penyelenggaraan otonominya. Kapasitas keuangan pemerintah daerah akan menentukan kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi-fungsinya seperti melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat ( public service function), melaksanakan fungsi pembangunan(development function) dan perlindungan masyarakat(protective function).Rendahnya kemampuan keuangan daerah akan menimbulkan siklus efek negatif antara lain rendahnya tingkat pelayanan masyarakat yang pada gilirannya akan mengundang campur tangan pusat atau bahkan dalam bentuk ekstrim menyebabkan dialihkannya sebagian fungsi- fungsi pemerintah daerah ke tingkat pemerintahan yang lebih atas ataupun kepada instansi vertikal(unit dekonsentrasi). Kemampuan keuangan daerah ditentukan oleh ketersediaan sumber-sumber pajak(tax objects)dan tingkat hasil(buoyancy)dari objek tersebut.Tingkat hasil pajak ditentukan oleh sejauh mana sumber pajak(tax bases)responsif terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi objek pengeluaran,seperti inflasi,pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya akan berkorelasi dengan tingkat pelayanan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sumber-sumber pendapatan potensial yang dimiliki oleh daerah akan menentukan tingkat kemampuan keuangannya. Setiap daerah memiliki potensi pendapatan yang berbeda karena perbedaan kondisi ekonomi, sumber daya alam, besaran wilayah, tingkat pengangguran, dan besaran penduduk.