Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PERTEMUAN KE-4

1. Apakah perbedaan Pajak dan Retribusi?


 Pajak berasal dari dasar hukum undang-undang sedangkan retribusi berasal
dari peraturan pengertian, persamaan, dan perbedaan pajak dan retribusi
pemerintah, peraturan menteri, atau pejabat negara yang lebih rendah.
 Balas jasa pada pajak bersifat tidak langsung sedangkan pada retribusi
bersifat langsung dan nyata kepada individu tersebut.
 Pungutan pajak berlaku untuk umum seperti penghasilan, kekayaan, laba
perusahaan dan kendaraan, sedangkan pungutan retribusi hanya ditujukan
untuk orang-orang tertentu yang menggunakan jasa pemerintah.
 Pajak bersifat dapat dipaksakan (menurut UU). Jadi, wajib dibayar. Jika tidak,
maka akan mendapatkan sanksi, sedangkan retribusi dapat dipaksakan juga,
akan tetapi paksaannya bersifat ekonomis yang hanya berlaku kepada orang-
orang yang menggunakan jasa pemerintah.
 Lembaga pemungut pajak adalah pemerintah pusat maupun daerah (negara),
sedangkan lembaga pemungut retribusi hanya pemerintah daerah.
 Pajak bertujuan untuk kesejahteraan umum, sedangkan retribusi bertujuan
untuk kesejahteraan individu tersebut yang menggunakan jasa pemerintah.
2. Jelaskan perbedaan APBN dan APBD!
SUSUNAN APBN :
a. Pendapatan Negara
Pendapatan negara sendiri dapat diperoleh melalui:
 Penerimaan Perpajakan
 Penerimaan Negara Bukan Pajak
b. Belanja Negara

Belanja negara dibagi menjadi dua yaitu:

1. Belanja Pemerintah Pusat, meliputi;

 Belanja K/L (Kementerian dan Lembaga)


 Belanja Non K/L (Pembayaran bunga utang, subsidi, belanja lain-lain)

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa, meliputi;

 Transfer ke Daerah (Dana bagi hasil, dana alokasi umum)


 Dana Desa
c. Keseimbangan Primer
d. Surplus/Defisit Anggaran (Pendapatan Negara – Belanja Negara atau A – B)
e. Pembiayaan Anggaran
 Pembiayaan utang
 Pembiayaan Investasi
 Pemberian Pinjaman
 Kewajiban Penjaminan
 Pembiayaan Lainnya
Susunan APBD :
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah didapatkan dari:
1. Pendapatan Asli Daerah
 Pajak Daerah (PBB, Pajak Cukai, Pajak Penghasilan, dll)
 Retrebusi Daerah
 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
 Pendapatan Asli Daerah Lain-Lain
2. Dana Perimbangan
 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
 Dana Alokasi Khusus
3. Pendapatan Daerah Lain-Lain yang Sah
 Pendapatan Hibah
b. Belanja Daereah
Rincian belanja daerah yaitu:
1. Belanja Tidak Langsung
 Belanja Pegawai
 Belanja Bunga
 Belanja Subsidi
 Belanja Hibah
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa dan Partai Politik
2. Belanja Langsung
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang dan Jasa
 Belanja Modal
c. Pembiayaan
Tergantung kondisi APBD yang deficit atau surplus (Penerimaan – Belanja). Jika
APBD mengalai defisit, maka pemerintah harus membayar kekurangan biaya
tersebut. Sedangkan jika terjadi surplus, maka pemerintah akan menerima
kembali dana lebih tersebut.
PERBEDAAN APBN APBD
APBN atau Anggaran Pendapatan dan APBD atau Anggarapn Pendapatan
Belanja Negara adalah rencana Belanja Daerah merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintah negara keuangan tahunan oleh pemeritah
yang bertujuan untuk pembagunan daerah di Indonesia.
Indonesia. APBN ini mencatat seluruh
PENGERTIAN pendapatan yang diterima negara serta
belanja atau pengeluaran pemerintah
tiap tahunnya (1 Januari – 31
Desember).

Penyusunan APBN dilakukan untuk Tujuan APBD disusun adalah suatu


membiayai segala kepentingan negara bentuk otonomi daerah dalam
demi mewujudkan perekonomian melakukan peningkatan kemakmuran,
nasional yang lebih baik. Dari rincian sehingga penyelewengan dana,
APBN tersebut, pemeritah dapat melihat pemborosan uang negara, atau
TUJUAN seberapa besar penerimaan negara kesalahan lainnya dapat dihindari.
yang diterima serta berapa besar biaya
yang harus dibayarkan negara di tahun
anggaran berjalan.

disetujuai oleh DPR (Dewan Perwakilan disetujuai oleh DPRD (Dewan


PERSETUJUAN Rakyat) Perwakilan Rakyat Daerah) dan
Pemerintah Daerah
berisi rancangan keuangan dalam skala berisi lingkup lebih kecil, yaitu hanya
CAKUPAN besar (negara) berlaku untuk daerah tertentu saja.

APBN terlihat cenderung mengenai APBD yang lebih fokus pada


fasilitas-fasilitas umum, sampai pada kepentingan masyarakat daerah.
FOKUS
pajak dilihat dari fungsinya.

1. Penyusunan RAPBN (Rencana 1. Pemerintah daerah menyusun RAPBD


Anggaran Pendapatan dan Belanja (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Nasional) oleh lembaga-lembaga terkait Belanja Daerah).
berdasarkan hasil analisis dari asumsi-
asumsi makroekonomi.
2. Pemerintah akan mengajukan RAPBN 2. Pemerintah daerah akan mengajukan
tersebut kepada DPR untuk didiskusikan RAPBD tersebut kepada DRPD untuk
MEKANISME PENYUSUNAN lebih lanjut apakah RAPBN tersebut dapat dirapatkan apakan RAPBD tersebut
disetujui atau tidak. disetujui atau tidak.

3. Jika DPR menyetujui RAPBN tersebut, 3. Jika DPRD memutuskan untuk


maka DPR akan mengesahkannya menjadi menyetujui RAPBD, maka RAPBD akan
APBN. Jika DPR menolak RAPBN tersebut, disahkan menjadi APBD.
maka pemerintah harus menggunakan
APBN yang terdahulu.
3. Lingkup hubungan Pajak Pusat dan Daerah
a. Bidang kewenangan
Dalam penyelenggaraan desentralisasi terdapat dua elemen penting,yakni
pembentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan.Oleh karena itu,tidaklah
mengherankan apabila penyelenggaraan desentralisasi menuntut persebaran
urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom sebagai
badan hukum publik.Urusan pemerintahan yang didistribusikan hanyalah
merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kompetensi pemerintah dan
tidak mencakup urusan yang menjadi kompetensi lembaga negara tertinggi atau
lembaga tinggi negara.
b. Bidang Kelembagaan
Organisasi pada dasarnya adalah wadah sekaligus sistem kerjasama orang-
orang
untuk mencapai tujuan.Pada organisasi pemerintah,kegiatan yang dijalankan
untuk
mencapai tujuan didasarkan pada kewenangan yang dimilikinya.Organisasi
pemerintah
daerah di Indonesia pada masa lalu disusun dengan dasar perhitungan:
 Adanya kewenangan pangkal yang diberikan kepada daerah melalui
undang-undang pembentukan daerah otonom.
 Adanya tambahan penyerahan urusan berdasarkan pandangan
pemerintah pusat;
 Adanya pemberian dana atau anggaran yang diikuti dengan
pembentukan organisasi untuk menjalankan urusan dan menggunakan
dana(prinsip Function Follow Money
c. Bidang Keuangan
Dalam pelaksanaan otonomi daerah,pemerintah daerah harus mempunyai
sumber- sumber keuangan yang memadai untuk membiayai penyelenggaraan
otonominya. Kapasitas keuangan pemerintah daerah akan menentukan
kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi-fungsinya seperti
melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat ( public service function),
melaksanakan fungsi pembangunan(development function) dan perlindungan
masyarakat(protective function).Rendahnya kemampuan keuangan daerah
akan menimbulkan siklus efek negatif antara lain rendahnya tingkat pelayanan
masyarakat yang pada gilirannya akan mengundang campur tangan pusat atau
bahkan dalam bentuk ekstrim menyebabkan dialihkannya sebagian fungsi-
fungsi pemerintah daerah ke tingkat pemerintahan yang lebih atas ataupun
kepada instansi vertikal(unit dekonsentrasi). Kemampuan keuangan daerah
ditentukan oleh ketersediaan sumber-sumber pajak(tax objects)dan tingkat
hasil(buoyancy)dari objek tersebut.Tingkat hasil pajak ditentukan oleh sejauh
mana sumber pajak(tax bases)responsif terhadap kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhi objek pengeluaran,seperti inflasi,pertambahan penduduk dan
pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya akan berkorelasi dengan tingkat
pelayanan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sumber-sumber
pendapatan potensial yang dimiliki oleh daerah akan menentukan tingkat
kemampuan keuangannya. Setiap daerah memiliki potensi pendapatan yang
berbeda karena perbedaan kondisi ekonomi, sumber daya alam, besaran
wilayah, tingkat pengangguran, dan besaran penduduk.

Anda mungkin juga menyukai