Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai suatu rumah tangga, seperti halnya rumah tangga keluarga,
Pemerintah (Rumah Tangga Negara) sama-sama membutuhkan biaya untuk
membiayai kegiatan-kegiatannya. Oleh karena itu harus ada dana untuk
membiayai atas kegiatan yang dilakukan. Pendapatan yang dikumpulkan oleh
suatu negara adalah dana yang akan dipergunakan untuk membiayai semua
kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan oleh negara tersebut sehingga
tujuan utama negara tercapai yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Untuk mencatat semua pendapatan dan pembiayaan yang dilakukan oleh
negara diperlukan adanya suatu daftar. Daftar terperinci mengenai penerimaan
dan pengeluaran suatu negara dalam jangka waktu tertentu itulah yang
dinamakan dengan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Anggaran pendapatan dan belanja negara ( APBN ),merupakan
perwujudan dari usaha dan kewajiban pemerintah dalam mengolah keuangan
negara.Menurut pasal 23 ayat ( 1 ) UUD 1945,menyebutkan bahwa ‘’
Anggaran pendapatan dan belanja negara adalah perwujudan dari pengolahan
keuangan negara,di tetapkan setiap tahun menurut UU dan di laksanakan
secara terbuka dan bertanggung jawab sebesar – besarnya untuk kemakmuran
rakyat’’.
Anggaran pendapatan dan belanja negara ( APBN ),adalah rencana
tahunan keuangan pemerintah republik ndonesia yang di setujui oleh DPR.
APBN di tetapkan dengan UU. Tahun anggaran APBN meliputi masa satu
tahun,mulai dari tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember.
APBN terdiri dari :
 Anggaran pendapatan,yang meliputi penerimaan pajak,penerimaan bukan
pajak dan hibah.
 Anggaran belanja,yang di gunakan untuk keperluan penyelanggaraan tugas
pemerintah pusat dan melaksanakan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
 Pembiayaan,yaitu setiap penerimaan yang perlu di bayar dan/atau pengeluaran
yang akan di terima kembali,baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun – tahun anggaran berikutnya.
APBN mempunyai beberapa fungsi,seperti fungsi : otorisasi, perencanaan,
pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang
menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu
tahun anggaran harus di masukan dalam APBN. Surplus penerimaan negara
dapat di gunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran
berikutnya.

B. Tujuan Penyusunan Makalah


Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
 Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi
 Memahami tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
 Memahami tentang Penerimaan dan Belanja Pemerintah

C. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini,penyusun hanya membatasi pembahasan pada beberapa
aspek yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian, Fungsi dan Komponen dari APBN
2. Apa saja jenis – jenis Pendapatan Pemerintah
3. Bagaimana perhitungan APBN
4. Apa saja prinsip – prinsip APBN dan Kebijakan Fiskal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian APBN
Menurut pasal 23 ayat 1 UUD 1945, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) adalah perwujudan dari pengolahan keuangan negara
yang ditetapkan setiap tahun sesuai dengan undang-undang dan dilaksanakan
secara terbuka dimana pemerintah bertanggung jawab sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (01
Januari – 31 Desember). APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban
APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

B. Landasan Hukum APBN


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun APBN, adalah:
1. UUD’45 pasal 23 (sesudah diamandemen) yang berisi:
- APBN ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang.
- RAPBN dibahas oleh DPR dengan memperhatikan pendapat dari
DPD.
2. UU No. 1 Tahun 1994, tentang pendapatan dan belanja negara.
3. Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang pedoman pelaksanaan APBN.

C. Komponen Komponen APBN


Sumber penerimaan negara dapat diartikan sebagai penerimaan APBN yang
diperoleh dari berbagai sumber yaitu:
1. Penerimaan pajak yang meliputi:
a. Pajak Penghasilan (PPh)
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB),
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) & cukai, dan
pajak lainnya seperti pajak perdagangan (bea masuk dan pajak / pungutan
ekspor).
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meliputi :
1) Penerimaan dari sumber daya alam,
2) Setoran laba BUMN
3) Penerimaan bukan pajak lainnya.

3. Belanja pemerintah pusat


Belanja pemerintah pusat yaitu belanja yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat
maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah
Pusat dapat dikelompokkan menjadi:
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai terdiri dari 3 komponen utama, yaitu gaji dan
tunjangan, honorarium dan vakasi serta kontribusi sosial.

b. Belanja Barang
Belanja barang untuk keperluan kementrian-kementrian dan lembaga-
lembaga pemerintah. Belanja barang terdiri dari 4 komponen, yaitu
barang dan jasa, pemeliharaan, perjalanan,BLU, dan PNBP.

c. Belanja Modal
Belanja modal untuk kebutuhan departemen-departemen pemerintah
dan juga untuk berbagai kegiatan investasi publik.

d. Pembiayaan Bunga Utang


Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga yang dilakukan atas
kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) baik utang
dalam negeri (UDN) maupun utang luar negeri (ULN) yang dihitung
berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang.

e. Subsidi
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya
yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan
jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya
dapat dijangkau masyarakat

f. Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana),


dan belanja lainnya.
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang
dan jasa, bersifat tidak wajib secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya dan tidak mengikat serta terus menerus kepada
pemerintahan negara lain, pemerintahan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan serta organisasi internasional.

g. Hibah
Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang
dan jasa, bersifat tidak wajib secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya dan tidak mengikat serta terus menerus kepada
pemerintahan negara lain, pemerintahan daerah, masyarakat, dan
organisasi kemasyarakatan serta organisasi internasional.

h. Bantuan social
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial
dapat diberikan langsung kepada anggita masyarakat atau lembaga
kemasyarakatan.

D. Prinsip – prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


Prinsip – prinsip Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita
disusun atas dasar tiga prinsip:
a. Prinsip anggaran berimbang.
b. Prinsip anggaran dinamis, dan
c. Prinsip anggaran fungsional.

a) Prinsip Anggaran Berimbang


PDN – PR = TP
DAP = AP – TP
Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR = pengeluaran rutin
TP = tabungan pemerintah
DAP = defisit anggaran pembangunan
AP = anggaran pembangunan
b) Prinsip Anggaran Dinamis
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.
- Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP)
dari tahun ke tahun terus meningkat.
- Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP
(TP) terus meningkat atau presentase ketergantungan pembiayaan
pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun.
c) Prinsip Anggaran Fungsional
- Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya
berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan
(pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran
belanja rutin.
- Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai
pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil
sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan
anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.
Tolok ukur kuantitatif untuk menentukann sampai seberapa jauh makna kata
“sebagai pelengkap” misalnya :
1) Bila nilai Ri : > 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber
daya utama
2) Bila nilai Ri : 20% - 50% = bantuan/ pinjaman luar negeri sebagai
sumber dana penting.
3) Bila nilai Ri : < 20% = bantuan/ pinjaman luar negeri sebagai sumber
dana pelengkap

E. Asas penyusunan APBN


 Asas kemandirian, yaitu APBN segala macam jenis pembiayaan
negara harus didasarkan pada kemampuan negara, adapun pinjaman
luar negeri hanya dipakai untuk pelengkap.
 Asas penajaman prioritas pembangunan, yaitu dalam menyusun APBN
harus mengutamakan pembiayaan-pembiayaan yang mempunyai
manfaat yang tinggi.
 Asas penghematan (peningkatan efisiensi dan produktivitas), yaitu
belanja negara yang akan disusun dalam APBN harus menghindari
pengeluaran-pengeluaran yang bersifat pemborosan atau pengeluaran
yang tidak produktif.

F. Fungsi APBN
 Fungsi otorisasi
Bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Dengan
demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggung
jawabkan kepada rakyat.
 Fungsi perencanaan
APBN dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan
kegiatan pada tahun tersebut.
 Fungsi pengawasan
APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
 Fungsi alokasi
APBN berfungsi sebagai penerimaan pajak yang dialokasikan untuk
pengeluaran yang sifatnya demi kepentingan umum. Beberapa
pengalokasian dana tersebut antara lain seperti pembangunan jalan,
pembangunan jembatan, pembangunan taman, dll.
 Fungsi distribusi
APBN juga berfungsi untuk didistribusikan kepada masyarakat demi
mewujudkan pemerataan pendapatan dan mengurangi kesenjangan
ekonomi antar kelas sosial. Subsidi, beasisw dan dana pensiun
merupakan beberapa perwujudan dari fungsi distribusi APBN.
 Fungsi stabilitas
APBN juga merupakan instrumen untuk mengendalikan stabilitas
ekonomi negara. Apabila terjadi permasalah ekonomi ekstrim yang
menciptakan ketidakseimbangan dalam perekonomian negara, maka
APBN dapat membantu untuk mengatasi masalah tersebut.

G. Tujuan APBN
 Untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah ternyaninya
anggaran defisit.
 Sebagai pedoman agar penerimaan dan pembelanjaan keuangan negara
teratur dan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

H. Jenis-jenis Pendapatan
a. Pendapatan pemerintah pusat:
 Pendapatan perpajakan
 Pendapatan negara bukan pajak
b. Pendapatan pemerintah daerah
 Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
 Pendapatan transfer
 Pinjaman daerah
 Lain-lain pendapatan yang sah

I. Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


 Kebijakan fiskal tercermin pada volume APBN yang dijalankan pemerintah,
karena APBN memuat rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Dengan demikian APBN dipakai oleh pemerintah sebagai alat
stabilisasi ekonomi. Anggaran yang tidak seimbang akan bisa berpengaruh
terhadap pendaptan nasional. Perubahan pendapatan nasional (tingkat
penghasilan) akan ditentukan oleh besarnya angka multplier (angka
pengganda).
 Angka pengganda ditentukan oleh besarnya marginal propensity to consume
investasi (I) dan konsumsi ( C ) adalah 1/(1-MPC), sedangkan untuk lump-
sum tax (Tx) dan pembayaran transfer (Tr) adalah MPC/(1-MPC).
Contoh hipotesis:
Misalkan suatu APBN defisit, dimana Tax (penerimaan) sebesar 10 satuan,
G(pengeluaran) sebesar 15 satuan, sedang MPC diketahui 4/5, maka:
Dengan Tax sebesar 10 satuan, pendapatan nasional akan berkurang sebesar
0,8/(1-0,8)10 = 40 satuan. Dengan G sebesar 15 satuan, pendapatan nasional
akan bertambah sebesar 1/(1-0,8)15 = 75 satuan. Jadi anggaran defisit tersebut
akan menghasilkan tambahan pendapatan nasional sebesar: (DY) = (DG) –
(DTx) = 75 satuan – 40 satuan = 35 satuan.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan
a. Pajak penghasilan
b. Pajak pertambahan nilai
c. Bea masuk
d. Cukai
e. Pajak ekspor
f. Pajak bumi dan bangunan
g. Bea materai
h. Pajak lainnya
i. Penerimaan bukan pajak
j. Penerimaan dari hasil penjualan BBM

J. Surplus/Defisit Anggaran
Terjadi APBN surplus apabila sisi penerimaan lebih besar dari sisi
pengeluaran, sedangkan APBN defisit terjadi apabila sisi penerimaan lebih
kecil dari sisi pengeluaran.
Defisit anggaran merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi APBN di saat angka belanjanya melebihi jumlah
pendapatan. Terdapat empat pilihan cara untuk mengukur defisit anggaran.
1. Defisit Konvensional: Defisit yang dihitung berdasarkan selisih antara total
belanja dengan total pendapatan termasuk hibah.
2. Defisit Moneter: Merupakan selisih antara total belanja pemerintah (di luar
pembayaran pokok hutang) dengan total pendapatan (di luar penerimaan
hutang).
3. Defisit Operasional: Merupakan defisit moneter yang diukur dalam nilai riil
dan bukan nilai nominal.
4. Defisit Primer: Merupakan selisih antara belanja (di luar pembayaran pokok
dan bunga utang) dengan total pendapatan.

K. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
cara meningkatkan atau mengurangi pendapatan dan belanja negara untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, seperti mengurangi jumlah penganguran
atau mencapai pertumbuhan ekonomi yang sudah ditargetkan. Instrumen
utama yang digunakan untuk melakukannya adalah pengeluaran pemerintah
dan pajak.
Contoh kebijakan fiskal:
 Menaikkan jumlah pajak dan jenis pajak
 Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak)
 Melakukan penghematan pengeluaran negara
 Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi
pemerintah

Tujuan Kebijakan Fiskal


 Menciptakan stabilitas perekonomian
 Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
 Menciptakan lapangan pekerjaan
 Menciptakan keadilan dalam distribusi pendapatan

L. Teori Kebijakan Fiskal


 Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional
adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran
pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan
bertujuan dalam peningkatan kesempatan kerja.
 Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan
anggaran adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan
dalam mencapai ekonomi yang stabil.
 Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi
anggaran adalah kebijakan yang mengatur segala pengeluaran pemerintah
dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran
dan program-program pemerintah. tujuannya adalah penghematan anggaran
pemerintah.
Macam-macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah Penerimaan dan
Pengeluaran
 Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah
kebijakan yang menyusun jumlah penerimaan dan pengeluaran sama besar,
jadi penerimaan yang diterima pemerintah harus sama dengan pengelurannya
dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan ini adalah tidak perlu
adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan
kerugiannya adalah jika perekonomian negara dalam keadaan kurang baik
akan mengakibatkan ekonomi semakin memburuk.
 Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan
yang disusun dengan pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada
pengeluaran atau pengeluaran dengan sedikit tetapi pendapatan/penerimaan
banyak. ini digunakan untuk mencegah inflasi.
 Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan
yang disusun dengan cara pengeluaran lebih besar dari pada
penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari kebijakan anggaran
surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan
kelesungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan
kekurangan anggaran.
 Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah
kebijakan yang disusun dengan cara jumlah pengeluaran dan penerimaan
sama besar dan lama kelamaan jumlahnya makin bertambah. kebijakan ini
dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah sehingga
dibutuhkan jumlah yang besar.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
 APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (01 Januari –
31 Desember).
 APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang.
 Pengeluaran negara merupakan pengeluaran untuk membiayai kegiatan-
kegiatan pada suatu negara dalam rangka menjalankan fungsinya mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
 APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
 Peran APBN di negara-negara sedang berkembang adalah sebagai alat untuk
memobilisasi dana investasi dan bukannya sebagai alat untuk mencapai
sasaran stabilisasi jangka pendek.
 Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri dari sektor
pendapatan negara dan belanja negara.
 Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu
penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai,
pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, Cukai,
dan Pajak lainnya.
MAKALAH
PENERIMAAN DAN BELANJA PEMERINTAH (APBN)

Dibuat Oleh :
Kelompok Dua (2)

 17102002 Vinandya Paraswatie Islam


 17102004 Mumpuni Alifiyah
 17102007 Mayang Puspita Sari
 17102008 Yudhistira Sukma
 17102009 Anindita Rizki Hapsari
 17102016 Fiqi Andreansyah

UNIVERSITAS TRILOGI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat dan
kasih sayang-Nya, kami tak akan dapat menyelesaikan makalah kami tepat
pada waktunya. Dan tak lupa, sholawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah kepada junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok untuk mata kuliah
Pengantar Ekonomi pada semester I dengan mengangkat tema Penerimaan
dan Belanja Pemerintah (APBN). Diharapkan, makalah ini akan dapat
membuka pengetahuan pembaca mengenai Pendahuluan Ilmu Ekonomi yang
tak banyak diketahui oleh masyarakat awam.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Andri Meiriki, SP.
ME.M.SI selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ekonomi yang
telah memberi kami kesempatan untuk memaparkan materi ini serta telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Juga, kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah
ini, kami ucapkan terima kasih.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari adanya banyak
kekurangan serta kesalahan yang bertebaran di dalamnya, maka kami
harapkan kritik serta saran yang membangun sehingga di kemudian hari akan
menjadi lebih baik. Kami berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi
pembacanya.

Kelompok 2
Desember 2017
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Bab I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2


C. Tujuan ............................................................................................................... 2

Bab II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian APBN .............................................................................................. 3

B. Landasan Hukum APBN ................................................................................... 3


C. Komponen APBN ............................................................................................. 3
D. Prinsip-prinsip APBN ....................................................................................... 5
E. Asas penyusunan APBN .................................................................................. 6
F. Fungsi APBN .................................................................................................... 6
G. Tujuan APBN .................................................................................................... 7
H. Jenis-jenis Pendapatan ...................................................................................... 7
I. Perhitungan APBN ............................................................................................ 7
J. Surplus/Defisit Anggaran .................................................................................. 8
K. Kebijakan Fiskal................................................................................................ 8
L. Teori Kebijakan Fiskal ...................................................................................... 9

Bab III PENUTUP .......................................................................................... 10

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10

Anda mungkin juga menyukai