Anda di halaman 1dari 17

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN)
Tugas Ekonomi
Kelompok 4
Nama-Nama:
Ribka Pangow

Silvania Mangantar
Eksel Rumondor
Kelas :Xl iis 3

Materi:
Pengertian APBN
Fungsi dari APBN
Tujuan APBN
Sumber-Sumber Penerimaan Negara
Dan Jenis-Jenis Pengeluaran Negara

Pengertian APBN
Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah kebijakan
fiskal dalam konteks pembangunan Indonesia. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara pada hakikatnya merupakan rencana kerja
pemerintah yang akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan
dalam angka-angka rupiah. Secara singkat, APBN didefinisikan sebagai
daftar sistematis yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran
negara selama satu tahun yang dinyatakan dalam rupiah. Anggaran
mengandung sisi penerimaan dan sisi pengeluaran dengan skala yang
lebih besar dan jenis kegiatan yang rumit.

Landasan hukum APBN, yaitu Pasal 23 ayat 1 UUD 1945, yang mengatakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan
secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Jika DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah,
pemerintah memakai anggaran tahun lalu. Struktur dasar APBN terdiri atas sisi
penerimaan dan sisi pengeluaran negara. Sisi penerimaan negara terdiri atas
penerimaan dalam negeri (migas, pajak, dan bukan pajak), dan penerimaan luar
negeri atau bantuan luar negeri yang disebut juga penerimaan pembangunan
meliputi bantuan program dan bantuan proyek.
Adapun sisi pengeluaran negara, terdiri atas pengeluaran rutin (antara lain: belanja
barang, belanja pegawai, dan subsidi daerah otonom), dan pengeluaran
pembangunan yang merupakan biaya pelaksanaan proyek-proyek pemerintah.
Penerimaan pembangunan dalam anggaran negara ditujukan untuk menutupi

Tabel 1. Struktur Dasar APBN (format lama)


Sisi Penerimaan

A.

B.

Sisi Pengeluaran

Penerimaan dalam negeri,


terdiri atas:
1. penerimaan migas dan non
migas;
2. penerimaan pajak;

Pengeluaran rutin, terdiri atas:


1. belanja pegawai;

C.

2. belanja barang;

3. penerimaan bukan pajak.

3. subsidi daerah otonom;

Penerimaan pembangunan,
terdiri atas:

4. bunga dan cicilan utang;

1. bantuan program;
2. bantuan proyek.

5. lain-lain.

D.

Pengeluaran pembangunan,
terdiri atas:
1. pembiayaan pembangunan
rupiah;
2. pembiayaan proyek

Di era reformasi, format APBN ini kemudian mengalami perubahan, seperti terlihat dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Struktur Dasar APBN (format sekarang)

Uraian
A. Pendapatan Negara dan Hibah
A.1. Penerimaan dalam negeri
a) Penerimaan perpajakan
Pajak dalam negeri
i.
1. Pajak penghasilan
a.
Migas
b.
Non migas
2. Pajak pertambahan nilai
3. Pajak bumi dan bangunan
4. Bea perolehan atas tanah dan bangunan
5. Cukai
6. Pajak lainnya
ii.

Pajak perdagangan internasional

1. Bea masuk

b)

Penerimaan bukan pajak


i.

Penerimaan SDA

1. Minyak bumi
2.
Gas alam
3.

Pertambangan umum

4.

Kehutanan

5.

Perikanan

ii. Bagian laba BUMN


iii. PNBP lainnya
A.2. Hibah
B. Belanja Negara
B.1. Anggaran belanja pemerintah pusat
a) Pengeluaran rutin
b) Pengeluaran pembangunan
B.2. Anggaran belanja untuk daerah
a)

Dana perimbangan

b) Dana otonomi khusus dan penyeimbang


C. Keseimbangan Primer

Fungsi APBN
Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam kegiatan perekonomian Indonesia
dijelaskan sebagai berikut :
a Fungsi Alokasi
APBN merupakan sarana bagi negara untuk mengumpulkan dana dari masyarakat, misalnya
dalam bentuk pajak dan menggunakannya untuk pembiayaan pembangunan serta
mengalokasikannya sesuai dengan sasaran yang dituju. Dengan adanya APBN, pemerintah
dapat melakukan proyeksi ke mana dana akan dialokasikan. Sebagai contoh digunakannya dana
untuk pembangunan dan perbaikan jalan, jembatan, sekolah serta sarana-sarana lainnya. Proses
alokasi APBN nantinya juga akan memengaruhi struktur produksi dan ketersediaan lapangan
kerja. Jadi Fungsi Alokasi adalah Anggaran negara diarahkan untuk mengurangi penganguran
dan juga berfungsi untuk mengurangi pemborosan sumber daya dengan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perekonomian dimana alokasi terbut bersifat umum, misalnya pembuatan
jembatan, tanggul, jalan, perbaikan jalan.

b. Fungsi Distribusi

Dalam APBN penerimaan negara yang diperoleh dari berbagai sumber digunakan
kembali untuk membiayai pengeluaran negara di berbagai sektor pembangunan
melalui departemen-departemen yang terkait. Pengeluaran ini digunakan untuk
kepentingan umum yang didistribusikan dalam wujud subsidi, premi, dan dana
pensiun. Jadi Fungsi Distribusi adalah pengeluaran negara yang digunakan untuk
kepentingan atas dasar kemanusian, bantuancontohnya : dana pensiun, subsidi, premi

c. Fungsi Satbilisasi
Dalam penyusunan APBN, diupayakan adanya peningkatan jumlah pendapatan dari tahun
ke tahun, untuk perlu dibuat sebuah kebijakan yang mampu memacu pendapatan negara.
Salah satu contohnya adalah kebijakan anggaran defisit. Dalam kebijakan ini pos
pengeluaran lebih besar dari pos penerimaan. Dengan kata lain APBN merupakan acuan
bagi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang diharapkan dapat menjaga
kestabilan arus uang dan arus barang, sehingga dapat mencegah terjadinya inflasi maupun
deflasi yang akan berakibat pada kelesuan ekonomi (resesi).

Jadi Fungsi Stabilisasi adalah menjaga, memelihara dan menstabilkan anggaran


negara terhadap pendapatan dan pengeluaran sesuai dengan telah direncanakan
dalam APBN.

d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan berarti setiap penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan yang
ditetapkan dan sesuai dalam anggaran negara.

e. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan artinya anggaran negara berfungsi mengatur setiap kegiatan pada tahun
yang bersangkutan.

f. Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi artinya anggaran negara merupakan dasar dalam melaksanakan pendapatan
dan belanja negara pada tahun tersebut.

Tujuan APBN
Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Secara umum tujuan dari penyusunan APBN sebagai berikut..
a. Memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya anggaran defisit.
b. Sebagai pedoman dalam penerimaan dan pengeluaran negara dalam rangka
pelaksanaan kegiatan kenegaraan dan peningkatan kesempatan kerja yang diarahkan
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.
Berdasarkan UUD 1945, pemerintah wajib menyusun APBN. Sebelum menjadi
APBN, pemerintah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN). Di Indonesia, pihak yang bertugas menyusun RAPBN adalah
pemerintah, dalam hal ini presiden dibantu para menterinya. Biasanya, presiden
menyusun RAPBN dalam bentuk nota keuangan.

Nota keuangan tersebut kemudian disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat


(DPR) untuk disidangkan. RAPBN biasanya disampaikan sebelum tahun anggaran
yang akan dilaksanakan. RAPBN yang diajukan presiden kepada DPR akan
disidangkan dan dibahas kelayakannya oleh DPR.
Jika disetujui oleh DPR, RAPBN tersebut akan menjadi APBN. APBN ini akan
dikembalikan kepada pemerintah untuk dilaksanakan. Jika RAPBN tersebut ditolak
DPR, pemerintah harus menggunakan kembali APBN tahun lalu tanpa perubahan.
Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat cara penyusunan APBN pada Bagan 1.
berikut.

Bagan 1. Penyusunan APBN.

Sumber-Sumber APBN
Sumber-Sumber Penerimaan/Pendapatan Negara
Di Indonesia penerimaan negara, dapat dibedakan atas dua sumber, yaitu sebagai berikut.
Penerimaan dalam negeri. Penerimaan ini terdiri atas penerimaan minyak dan gas bumi
(migas) dan penerimaan di luar migas.
Penerimaan dalam negeri memegang peranan yang penting dalam membiayai kegiatan
pembangunan. Dengan meningkatkan kegiatan pembangunan tersebut, maka penerimaan
dalam negeri pun terus diusahakan agar meningkat. Dalam perkembangannya,
ketergantungan penerimaan dalam negeri pada sektor migas harus dikurangi. Denngan
demikian, penerimaan dalam negeri dari sektor di luar migas, dalam hal ini penerimaan
pajak, dan bukan pajak perlu ditingkatkan. Dana luar negeri masih tetap dimanfaatkan
terutama untuk melegkapi sumber pembiayaan dalam negeri. Walaupun demi kian,
jumlah serta persyaratannya (antara lain tidak adanya ikatan politis) harus
dipertimbangkan.

Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Negara


Pengeluaran pemerintah Negara terdiri atas pengeluaran belanja,bagi hasil kedaerah yang menjadi otoritasnya, dan
pembiayaan.
Belanja terdiri atas tiga macam:
pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal,dan belanja tidak terduga.
Pengeluaran rutin, yaitu pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Pembelanjaan yang termasuk dalam
posisi, di antaranya:
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja pemeliharaan
Belanja perjalanan dinas
Belanja pinjaman
Belanja subsidi
Belanja hibah
Belanja bantuan social, dan
Belanja operasional lainnya.

Belanja modal, terdiri atas belanja aset tetap dan belanja asset lainnya.
Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
Bagi hasil pendapatan ke daerah yang menjadi otoritas dilakukan melalui tiga hal
antaranya:
Bagi hasil pajak kekabupaten/kota, bagi hasil retribusi kekabupaten/kota, dan bagi
hasil pendapatan lainnya kekabupaten/kota.
Adapun pengeluaran pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran pinjaman,
penyertaan modal pemerintah, belanja investasi permanen,dan pemberian pinjaman
jangka panjang

soal:
1. Apa yang dimaksud dengan APBN ?
2. Sebutkan fungsi APBN ?
3. Tuliskan tujuan APBN ?
4. Sebutkan dan jelaskan landasan APBN ?
5. Sebutkan jenis-jenis pengeluaran Negara ?

Anda mungkin juga menyukai