Anda di halaman 1dari 81

AKUNTANSI

BEBAN DAN
BELANJA
Akuntansi Sektor Publik

Present By.
P AKT C 2020
Kelompok 2 Akuntansi Beban dan Belanja

01. Alfina Aditya Rahayu 7101420022

02. Dyah Mustika C. D. 7101420034

03. Rofi Siam Nurhayati 7101420065

04. Anisa Khumairoh 7101420117

05. Sholehatun M. 7101420129

06. Arum Alvia Sutrisno 7101420155

07. Ayu Ambar Palupi 7101420005

08. Haniatul Khurriyah 7101420070

09. Indra Hawasul H. 7101420355 MORE


Definisi
Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat
berupa pengeluaran atau konsumsi asset atau timbulnya
kewajiban.

Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya Kembali oleh
pemerintah.

Akuntansi beban dan belanja.


Perbedaan beban &
No

belanja
Beban Belanja

1 Diukur dan diakui Diukur dan diakui


dengan basis akuntansi akrual dengan basis akuntansi kas

2 Merupakan unsur pembentuk Merupakan unsur pembentuk


Laporan Operasional (LO) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

3 Menggunakan Kode akun Menggunakan kode akun


9 5

MORE
Klasifikasi Beban dalam LO
Klasifikasi Belanja dalam format APBD

MORE
Klasifikasi Belanja dalam LRA

*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD, sedangkan hibah barang dan jasa serta bantuan sosial MORE
berupa barang merupakan kewenangan SKPD.
• Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah

Pengakuan untuk seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah


dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk
masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD

Belanja • Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran


pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oelh pengguna anggaran
setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD
• Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.

MORE
Pengukuran dan
Penilaian Belanja
Pengukuran
Berdasarkan jumlah pengeluaran kas yang keluar dari
Rekening Kas Umum Daerah dan/atau Rekening Bendahara
Pengeluaran berdasarkan asas bruto

Penilaian
dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada LRA
berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung

MORE
Sistem Akuntansi Beban dan Belanja di
SKPD
Pejabat Penatausahaan Keuangan

Pihak-pihak SKPD (PPK-SKPD)

Bendahara Pengeluaran SKPD

Terkait MORE
Pejabat Penatausahaan Keuangan
SKPD (PPK-SKPD)
Tugas PPK-SKPD :

Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti transaksi


1. yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan Neraca

Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/ kejadian beban dan belanja ke


2. dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek)

Menyusun Laporan Keungan, yang terdiri dari Laporan realisasi anggaran


3. (LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),
dan Catatan Atas Laporan Keuangan

MORE
Bendahara
Pengeluaran
SKPD

Mencatat dan membuktikan semua Membuat SPJ atas beban dan


pengeluaran beban dan belanja ke dalam belanja
buku kas umum SKPD

MORE
Dokumen yang digunakan

Klasifikasi Beban dalam LO

Klasifikasi Belanja dalam APBD

Klasifikasi Belanja dalam LRA

MORE
Klasifikasi Beban dalam LO

Klasifikasi Belanja dalam LRA

Klasifikasi Belanja dalam APBD

MORE
Contoh dokumen

Naskah Perjanjian Hibah Daerah Berita Acara serah Terima Surat Perintah Pencairan Dana
(NPHD) (BAST) (SP2D)
MORE
a. Beban dan Belanja Pegawai
Beban dan belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana
pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing PNSD. Berdasarkan
SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standarnya :

MORE
Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana pembayaran
ditransfer ke Bendahara pengeluaran kemudian oelh bendahara pengeluaran melakukan pembayaran
ke masing-masing PNS. Berdasarkan SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standarnya:
Beban dan Belanja Pegawai (misalnya pembayaran lembur) yang pembayarannya melalui mekanisme
UP/GU/TU dimana pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-
masing PNS, maka jurnal standarnya :
b. Beban dan Belanja Barang dan
Jasa
Pembelian barang dan jasa yang pembayarannya melalui mekanisme LS ada 2 (dua) pendekatan yang
digunakan yaitu :
1) Pendekatan Beban
Pendekatan beban akan diakui jika pembelian barang dan jasa di mana barang dan jasa tersebut akan
digunakan/dikonsumsi segera.

2) Pendekatan Aset
Pendekatan aset akan diakui jika pembelian barang dan jasa di mana barang dan jasa tersebut akan
digunakan/dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau untuk berjaga-jaga.
c. Hibah dan Bantuan Sosial
PENDEKATAN BEBAN

SKPD melakukan pembelian barang dan jasa yang akan dihibahkan atau diserahkan kepada pihak
ketiga dan barang dan jasa tersebut telah diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dari
rekanan ke SKPD dan akan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta kemudian barang tersebut
langsung diserahkan ke penerima hibah bersamaan dengan NPHD atau dokumen yang sah
ditandatangani maka jurnal standar :
PENDEKATAN ASET

SKPD melakukan pembelian barang dan jasa yang akan dihibahkan/diserahkan kepada pihak
ketiga dan barang dan jasa tersebut telah diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah
Terima dari rekanan ke SKPD dan akan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta
NPHD/Surat Perjanjian Bantuan Sosial/Dokumen yang dipersamakan telah ditandatangani
akan tetapi barang tersebut belum diserahkan ke penerima hibah. Berdasarkan kejadian
tersebut maka jurnal standarnya:
d. Beban Penyusutan dan
Amortisasi
Beban penyusutan dan amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai asset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat asset yang bersangkutan.
d. Beban Penyisihan Piutang
E. Beban Penyisihan Piutang

Beban penyisihan piutang adalah taksiran nilai piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya dimasa
yang akan datang dari seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain. Jurnal standar :

Jurnal LO dan Neraca

MORE
ILUSTRAS
I
a. Beban Belanja dan Pegawai

Pada tanggal 2 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD


Mattirobulu melakukan pembayaran atas beban dan belanja
pegawai melalui mekanisme LS sebesar Rp5.000.000,00 di
mana pembayaran beban dan belanja langsung ditransfer ke
rekening masing-masing PNS. Berdasarkan SP2D LS beban dan
belanja pegawai, maka PPK-SKPD akan mencatat dalam jurnal
sebagai berikut: Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode
rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun
2016)

Jika beban dan belanja pegawai pada tanggal yang sama yang mana pembayarannya melalui
mekanisme LS sebesar Rp 5.000.000,00 serta pembayaran ditransfer ke rekening bendahara
pengeluaran kemudian oleh bendahara pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-masing PNS.
Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut: Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
nomor 64 tahun 2013)

MORE
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode
rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 Tahun
2006)

MORE
Pada tanggal 6 Januari 2015 beban dan belanja
pegawai (misalnya untuk pembayaran lembur)
SKPD Mattirobulu yang pembayarannya melakukan
mekanisme UP/GU/TU, sebesar Rp 3.000.000,00
serta pembayaran dilakukan oleh bendahara
pengeluaran ke masing-masing PNS. Berdasarkan
pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode
rekening BAS (Permendagri nomor 64 tahun 2013)

MORE
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 tahun
2016)

MORE
b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa
Pendekatan Beban

Pada tanggal 25 Januari 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa yakni berupa
ATK sebesar Rp 3.050.000 yang mana ATK tersebut akan segera digunakan pada kegiatan. Pembelian
ATK tersebut oleh bendahara pengeluaran belum dilakukan pembayaran, dan barang dan jasa yang dibeli
telah diterima oleh penyimpanan barang atau pengurus barang dengan Berita Acara Serah Terima Barang
dari rekanan.
Pada tanggal 20 Februari 2015 Bendahara pengeluaran SKPD Mattirobulu melakukan pembayaran
dengan mekanisme SP2D LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh rekanan. Berdasarkan
pembayarn tersebut PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut :
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 tahun 2013) :
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode
rekening anggaran (Permendagri Nomor 13
Tahun 2006)
Pendekatan Aset
Pada tanggal 20 Maret 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa berupa ATK sebesar Rp
4.000.000,00 yang mana ATK tersebut tidak langsung digunakan atau dikonsumsi secepatnya serta digunakan untuk
satu periode anggaran atau untuk sifatnya pembelian tersebut oleh bendahara pengeluaran belum dilakukan
pembayaran serta barang dan jasa berupa ATK yang dibeli telah diterima oleh penyimpan atau pengurus barang
dengan Surat Berita Acara Serah Terima barang dari rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK SKPD akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Pada tanggal 20 April 2015 mendarat pengeluaran SKPD matirobulu melakukan pembayaran dengan mekanisme SP2D LS
dan pembayaran tersebut telah diterima oleh rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri nomor 64 tahun 2013
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening anggaran (Permendagri Nomor 13 tahun 2006)

Asumsi pada tanggal 20 April 2015 Bendahara pengeluaran SKPD Mattirobulu melakukan pembayaran
denagn mekanisme SP2D UP/GU/TU dan pembayaran tersebut telah diterima oleh rekanan. Berdasarkan
pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut :
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 tahun 2013)
c. Hibah dan Bantuan Sosial

1) Pendekatan Beban

Pada tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa yang
akan dihibahkan atau diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 40.000.000,00 dan barang
dan jasa tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima dari rekanan ke SKPD dan
belum dilakukan pembayaran serta barang dan jasa tersebut langsung diserahkan ke penerima
hibah atau penerima bansos bersamaan dengan NPHD/Surat Perjanjian/Dokumen yang
dipersamakan ditandatangani oleh kepala SKPD. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
2). Pendekatan Aset

Pada tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa yang
akan dihibahkan atau diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 40.000.000,00 dan barang dan
jasa tersebut telah diterima dengan berita acara serah terima dari rekanan ke SKPD dan belum
dilakukan pembayaran. Serta NPHD/Surat Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan telah
ditandatangani oleh kepala SKPD dan barang hibah atau bansos belum diserahkan kepada
penerima hibah atau bansos. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut
Ilustrasi Amortisasi
Harga sebuah printer adalah Rp.5.000.000,00.
Diestimasikan bahwa printer ini dapat digunakan
dengan baik selama 3 tahun dengan kemampuan
mencetak 100.000 lembar kertas. Setelah masa
manfaatnya habis, printer tersebut diharapkan dapat
terjual dengan harga Rp.500.000,00 (estimasi nilai
sisa). Jika printer ini disusutkan menggunakan
metode garis lurus, maka besarnya beban
penyusutan adalah Rp.1.500.000,00 per tahun
(Rp.5.000.000,00 – Rp.500.000,00)/3 tahun)

MORE
Ilustrasi Metode Penyusutan
Terdapat 3 (tiga) jenis metode penyusutan yang dapat
dipergunakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010
• Garis Lurus (Straight Line Method)i

Metode garis lurus merupakan metode yang paling


umum digunakan dalam penyusutan. Metode garis
lurus menghitung penurunan nilai aset dengan rumus

Biaya Penyusutan =
(Biaya Perolehan aset- Nilai Residu) / (Masa Manfaat
Aset MORE
Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Methodi
langkah untuk menghitung saldo menurun ganda
• Tentukan Biaya Awal Aset pada Saat Pembelian
• Tentukan Nilai Sisa Aset
• Tentukan Masa Manfaat atau Fungsional Aset
• Hitung Tarif Penyusutan |Tingkat penyusutan = (1 / masa manfaat aset) x 100
• Hitung Biaya Penyusutan | Beban penyusutan = nilai buku periode awal x 2 (tingkat penyusutan)
• Hitung Nilai Periode Akhir | Nilai periode akhir = nilai buku periode awal – beban penyusutan
• Ulangi Langkah Sebelumnya Sampai Mencapai Nilai Sisa | Penyusutan = 2 x tarif penyusutan x
nilai buku periode awal
Ilustrasi saldo
menurun ganda
Dengan menggunakan ilustrasi yang sama Beban penyusutan pada tahun ketiga disesuaikan
dengan sebelumnya,beban penyusutan per jumlahnyasebesar nilai yang belum terdepresiasi, sehingga nilai
tahun yang dihitung dengan metode buku di akhir tahun ketiga adalah Rp.500.000,00, sesuai dengan
doubledeclining balance dapat dilihat pada estimasi nilai sisayang diinginkan. Dengan metode double
tabel declining, nilai bebanpenyusutan akan lebih besar di tahun-tahun
awal dan semakin
menurun ketika masa manfaat aset akan berakhir.
Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah beban penyusutan periodik yang
berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan aset tetap dalam produksi. Metode ini paling tepat
digunakan jika unit manfaat dari aset bersifat spesifik dan terkuantifikasi. Metode ini menghitung
penurunan nilai aset tetap dengan rumus:

Beban penyusutan = (Biaya perolehan – Nilai sisa)/ Perkiraan


total produksi x Realisasi produksi
Dalam metode ini, besaran beban penyusutan setiap tahunnya tergantung dengan besaran unit yang
diproduksi setiap tahun. Biasanya, setiap tahun beban penyusutan akan semakin kecil sebabsemakin
lama kemampuan aset tetap menghasilkan produk semakin kecil.
Ilustrasi Amortisasi

Pengertian Amortisasi
Amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap tidak
berwujud yang dapat disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Nilai amortisasi untuk masing-masing Periode diakui sebagai pengurang nilai
tercatat aset tetap tidak berwujud dalam neraca dan beban amortisasi dalam
laporan operasional.
Ilustrasi Amortisasi
Dinas Pertanian memiliki hak paten atas pupuk organik yang dikembangkannya. Nilai perolehan hak
paten tersebut adalah Rp.40.000.000,00 untuk masa 40 tahun. Beban amortisasi ditentukan setiap
akhir tahun menggunakan metode garis lurus. Maka besarnya amortisasi setiap tahun adalah
Rp.40.000.000,00/40 tahun adalah Rp.1.000.000,00.

MORE
Ilustrasi Beban Penyisihan Piutang
Ilustrasi Penyisihan Piutang Pajak Perhitungan Beban Penyisihan Piutang:
Pada 31 Desember 2015, terdapat pendapatan pajak yang belum
dibayarkan namun telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
sejumlah Rp20.000.000 dengan rincian sebagai berikut:
1) Piutang sejumlah Rp 12.000.000 memiliki umur kurang dari 1
tahun;
2) Piutang sejumlah Rp 5.000.000 memiliki umur lebih dari 1 tahun
s.d. 2 tahun;
3) Piutang sejumlah Rp 2.000.000 memiliki umur lebih dari 2 tahun
s.d. 5 tahun;
4) Piutang sejumlah Rp 1.000.000 memiliki umur lebih dari 5 tahun.
Ilustrasi Beban Penyisihan Piutang
Jurnal Penyajian di LO
Ilustrasi Beban Penyisihan Piutang
Penyisihan Piutang Retribusi
Pada 31 Desember 2015, terdapat pendapatan retribusi yang
belum dibayarkan namun telah diterbitkan Surat Ketetapan
Retribusi (SKR) sejumlah Rp 480.000.000 dengan rincian sebagai
berikut:
1) Piutang sejumlah Rp 250.000.000 memiliki masa pelunasan belum jatuh tempo (kualitas lancar);
2) Piutang sejumlah Rp 120.000.000 belum dilunasi terhitung 1(satu) bulan sejak tanggal Surat Tagihan Pertama
diterbitkan (kualitas kurang lancar)
3) Piutang sejumlah Rp 80.000.000 belum dilunasi terhitung 1
(satu) bulan sejak tanggal Surat Tagihan Kedua diterbitkan
(kualitas diragukan);
4) Piutang sejumlah Rp 30.000.000 belum dilunasi terhitung 1(satu) bulan sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga
diterbitkan (kualitas macet).
Ilustrasi Beban Penyisihan Piutang
Penyajian di LO
Sistem Akuntansi Beban dan Belanja
di PPKD
Pihak-Pihak Terkait
Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain :

• Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)


• Bendahara Pengeluaran PPKD.
Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPKPPKD)

Dalam sistem akuntansi Beban dan Belanja, PPK-PPKD melaksanakan


fungsi akuntansi PPKD, memiliki tugas sebagai berikut:

1. Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti-


bukti transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku
Jurnal LO dan Neraca;

2. Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian pendapatan


LO dan pendapatan LRA kedalam Buku Besar masing-masing
rekening (rincian objek);
3. Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan SAL, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas,
Neraca dan Catatan atas Laporan keuangan.

MORE
Bendahara Pengeluaran PPKD

1. mencatat dan membukukan semua


pengeluaran beban dan belanja
kedalam buku kas umum PPKD

2. membuat SPJ atas beban dan belanja


Dokumen yang digunakan Klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pada
Sistem Akuntansi Beban dan
Belanja di PPKD
Dokumen yang digunakan Klasifikasi belanja dalam format APBD menurut
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
pada
Sistem Akuntansi Beban dan
Belanja di PPKD
Dokumen yang digunakan Klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor
02 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pada
Sistem Akuntansi Beban dan
Belanja di PPKD
Dokumen SP2D Dokumen NPHD
Jurnal Standar

Sistem Akuntansi Beban dan Belanja


di PPKD
A. Beban & Belanja Pegawai

Beban dan belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening
masing-masing PNSD. Berdasarkan SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka jurnal standarnya :

Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS dimana pembayaran ditransfer ke Bendahara pengeluaran
kemudian oelh bendahara pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-masing PNS. Berdasarkan SP2D LS Gaji dan Tunjangan, maka
jurnal standarnya:
B. Beban & Belanja Barang & Jasa
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme UP/GU/TU
1. Pendekatan Beban maka jurnal standarnya :
akan diakui jika pembelian barang dan jasa di mana barang dan jasa tersebut
akan digunakan/dikonsumsi segera.

Pembelian barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tersebut akan
langsung digunakan segera pada kegiatan. Serta pembelian tersebut belum
dilakukan pembayaran dan barang dan jasa yang dibeli telah diterima dengan
Surat Berita Acara Serah Terima Barang dari rekanan. Berdasarkan kejadian
tersebut maka jurnal standar:

Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik


(stock opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan
dan berdasarkan hasil stock opname maka jurnal standarnya :
B. Beban & Belanja Barang & Jasa
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme UP/GU/TU
maka jurnal standarnya :
2. Pendekatan Aset
Pembelian barang dan jasa berupa ATK yang mana ATK tidak langsung
akan digunakan/dikonsumsi segera tapi sifatnya untuk digunakan dalam
satu periode Serta pemberian tersebut belum dilakukan pembayaran dan
barang dan jasa yang dibeli telah diterima dengan Surat Berita Acara
Serah Terima Barang dari rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka
jurnal standar:

Apabila perhitungan persediaan menggunakan metode perpetual maka


pada akhir periode fungsi akuntansi tidak perlu dilakukan jurnal
penyesuaian. Selanjutnya apabila perhitungan persediaan menggunakan
Kemudiaan dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D LS maka metode periodik, maka fungsi akuntansi melakukan Penghitungan fisik
jurnal standarnya: (stock opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan
dan berdasarkan hasil stock opname maka jurnal standarnya :
c. Hibah dan Bantuan Sosial Kemudian PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan
mekanisme LS maka pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal
standar :
1) Pendekatan Beban

SKPD melakukan pembelian barang dan jasa yang akan dihibahkan atau
diserahkan kepada pihak ketiga dan barang dan jasa tersebut telah diterima
dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dari rekanan ke SKPD dan
akan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta kemudian barang tersebut
langsung diserahkan ke penerima hibah bersamaan dengan NPHD atau
dokumen yang sah ditandatangani maka jurnal standar:

Pada akhir periode fungsi akuntansi akan melakukan Penghitungan fisik


(stock opname) terhadap barang dan jasa yang dibeli dan belum digunakan
dan berdasarkan hasil stock opname maka jurnal standarnya :
c. Hibah dan Bantuan Sosial

2) Pendekatan Aset

SKPD melakukan pembelian barang dan jasa yang akan


dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga dan barang dan jasa tersebut
telah diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dari rekanan
ke SKPD dan akan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta NPHD/Surat
Perjanjian Bantuan Sosial/Dokumen yang dipersamakan telah
ditandatangani akan tetapi barang tersebut belum diserahkan ke penerima Setelah itu barang yang akan diserahkan kepada masyarakat oleh kepala
hibah. Berdasarkan kejadian tersebut maka jurnal standarnya: SKPD melakukan penyerahan barang kepada penerima hibah/bantuan
sosial di mana berdasarkan NPHD/Surat Perjanjian/Dokumen yang
dipersamakan yang telah ditandatangani maka jurnal standar:

Kemudiaan PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan


mekanisme LS maka pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal
standarnya:
D. Beban Penyusutan dan Amortisasi

Beban penyusutan dan amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai asset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa
manfaat asset yang bersangkutan. Beban penyusutan SKPD jurnal standarnya :

E. Beban Penyisihan Piutang

Beban penyisihan piutang adalah taksiran nilai piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya dimasa yang akan datang dari seseorang dan/atau
korporasi dan/atau entitas lain. Jurnal standar :
Ilustrasi

Sistem Akuntansi Beban dan Belanja


di PPKD
Jika beban dan belanja pegawai pada tanggal yang sama yang mana
pembayarannya melalui mekanisme LS sebesar Rp 5.000.000,00 serta
A. Beban & Belanja Pegawai pembayaran ditransfer ke rekening bendahara pengeluaran kemudian oleh
bendahara pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-masing PNS.
Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, PPK SKPD akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri


Pada tanggal 2 Januari 2015 Bendahara Pengeluaran SKPD Mattirobulu melakukan
pembayaran atas beban dan belanja pegawai melalui mekanisme LS sebesar Rp5.000.000,00 nomor 64 tahun 2013)
di mana pembayaran beban dan belanja langsung ditransfer ke rekening masing-masing
PNS. Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, maka PPK-SKPD akan mencatat
dalam jurnal sebagai berikut:
Asumsi Pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri Nomor 64 Tahun
2013)
Pada tanggal 20 Februari 2015 Bendahara pengeluaran SKPD Mattirobulu
b. Beban dan Belanja Barang dan melakukan pembayaran dengan mekanisme SP2D LS, dan pembayaran
tersebut telah diterima oleh rekanan. Berdasarkan pembayarn tersebut PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut :
Jasa
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 tahun 2013) :

1. Pendekatan Beban
Pada tanggal 25 Januari 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa
yakni berupa ATK sebesar Rp 3.050.000 yang mana ATK tersebut akan segera digunakan
pada kegiatan. Pembelian ATK tersebut oleh bendahara pengeluaran belum dilakukan
pembayaran, dan barang dan jasa yang dibeli telah diterima oleh penyimpanan barang atau
pengurus barang dengan Berita Acara Serah Terima Barang dari rekanan. Berdasarkan
kejadian tersebut maka PPK SKPD akan melakukan jurnal sebagai berikut :
Pada tanggal 20 April 2015 mendarat pengeluaran SKPD matirobulu melakukan
b. Beban dan Belanja Barang dan pembayaran dengan mekanisme SP2D LS dan pembayaran tersebut telah
diterima oleh rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan
Jasa melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri


nomor 64 tahun 2013)

2. Pendekatan Aset
Pada tanggal 20 Maret 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa berupa
ATK sebesar Rp 4.000.000,00 yang mana ATK tersebut tidak langsung digunakan atau dikonsumsi
secepatnya serta digunakan untuk satu periode anggaran atau untuk sifatnya pembelian tersebut
oleh bendahara pengeluaran belum dilakukan pembayaran serta barang dan jasa berupa ATK yang
dibeli telah diterima oleh penyimpan atau pengurus barang dengan Surat Berita Acara Serah
Terima barang dari rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK SKPD akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Pada tanggal 24 September 2015 bendahara pengeluaran SKPD Mattirobulu
c. Hibah dan Bantuan Sosial melakukan pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme SP2D LS.
Berdasarkan pembayaran SP2D LS PPK SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut

1. Pendekatan Beban Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
nomor 64 tahun 2013):
Pada tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa
yang akan dihibahkan atau diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 40.000.000,00 dan
barang dan jasa tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima dari rekanan ke
SKPD dan belum dilakukan pembayaran serta barang dan jasa tersebut langsung diserahkan
ke penerima hibah atau penerima bansos bersamaan dengan NPHD/Surat
Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan ditandatangani oleh kepala SKPD. Berdasarkan
kejadian tersebut maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
Pada tanggal 24 September 2015 bendahara pengeluaran SKPD matirobulu
c. Hibah dan Bantuan Sosial melakukan pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme SP2D LS.
Berdasarkan pembayaran SP2D LS PPK SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:

1. Pendekatan Aset Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
nomor 64 tahun 2013):
Pada tanggal 22 Agustus 2015 SKPD Mattirobulu melakukan pembelian barang dan jasa
yang akan dihibahkan atau diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 40.000.000,00 dan
barang dan jasa tersebut telah diterima dengan berita acara serah terima dari rekanan ke
SKPD dan belum dilakukan pembayaran. Serta NPHD/Surat Perjanjian/Dokumen yang
dipersamakan telah ditandatangani oleh kepala SKPD dan barang hibah atau bansos belum
diserahkan kepada penerima hibah atau bansos. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut
E. Beban Penyisihan Piutang
D.Beban Penyusutan dan
Amortisasi Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola SKPD Mattirobulu dimana didapatkan
saldo piutang retribusi sebesar Rp 170.000.000,00. Dari saldo piutang retribusi PPK SKPD
menetapkan kualitas piutang retribusi. Adapun kualitas piutang retribusi terdiri dari :
SKPD melakukan perhitungan penyusutan semua asset tetap dan untuk tahun 2015
beban penyusutan sebagai berikut : 1) Lancar

2) Kurang lancar

3) Ragu ragu

4) Macet
Terimaka
sih

Anda mungkin juga menyukai