Anda di halaman 1dari 13

Gastroenteritis Oleh Karena Rota Virus

Gastroenteritis Rota Virus adalah penyebab morbiditas dan mortalitas terutama di negara berkembang. Dehidrasi yang biasanya isotonik terjadi pada 40% sampai dengan 80% pasien. Rehidrasi dan maintenens dari keseimbangan cairan elektrolit tubuh merupakan pengobatan utama. Akhir akhir ini perkembangan metode diagnostik yang e!isien menyebabkan terjadinya pengenalan yang lebih baik dari mor!ologi "irus# epidemologi dan ri$ayat alamiah termasuk penyakit yang disebabkan oleh Rota Virus. %erjalanan yang cepat dari perkembangan dan impro"isasi "aksin Rota Virus juga telah dilakukan. Diantara kandidat "aksin yang utama# baik Rota Virus &o"ine R'( 4)*+ maupun Rota Virus rhesus strain ,,- .800/ telah berhasil menekan perlangsungan klinis penyakit dan telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. PENDAHULUAN 0ejak pertama kali dideskripsikan asalnya tahun .1+* Rota Virus diduga sebagai penyebab utama dari gastroenteritis akut pada balita dan anak kecil pada negara berkembang. Gastroenteritis Rota Virus dikaitkan dengan morbiditas yang meningkat pada negara miskin. Di Amerika 0erikat in!eksi Rota Virus berjumlah separuh dari seluruh pasien anak anak dirumah sakitkan oleh karena gastroenteritis. ,eskipun pembagian yang tepat terhadap Rota Virus dalam mortalitas oleh karena diare pada anak anak tidak terlalu dipublikasikan 2 tidak diketahui jumlah kematian diare yang berhubungan dengan Rota Virus adalah 300.0002tahun. %erkembangan metode diagnosa yang e!isien mengarah pada pemahaman yang lebih baik terhadap mor!ologi umur# epidemologi dan perjalanan penyakit. 0ebagaimana juga yang terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh Rota Virus yang akhirnya menghasilkan perkembangan pada beberapa kandidat "aksin strain Rota Virus. %ada tahun tahun belakangan ini perlangsungan yang cepat dari perkembangan dan impro"isasi dari "aksin ini telah dilakukan. -ji coba yang dilakukan terhadap "aksin ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dan harus dilakukan peninjauan ulang terhadap subjek ini sebelum dipublikasikan.

SEJARAH %ada Desember .1+*# &ishop# Da"idson# 4olmes dan Ruck di ,elbourne# Australia mengidenti!ikasikan partikel "irus pada enterosit mukosa duadenum yang diambil melalui teknik biopsi dari / hingga 1 bayi dengan gastroenteritis akut. &eberapa minggu kemudian# 5lennet# &yrdin dan Da"ies di &irmingham# 'nggris melaporkan identi!ikasi partikel "irus pada !eses anak anak dengan gastroenteritis akut dengan menggunakan mikroskop elektron. %ada tahun .14) 6ight dan 4older mengisolasi "irus yang menjadi penyebab diare pada neonatus. %ada tahun .1+4 &ishop dan koleganya mengatakan dugaannya kepada 4ods bah$a "irus yang telah diisolasi pada tahun .14) mungkin merupakan "irus yang sama dengan yang mereka temukan. 4ods mengirim spesimen dari !eses anak sapi yang telah dibekukan dan lipolisis pada tahun .14* untuk kegunaan penelitian diba$ah mikroskop elektron dan studi antigenik dan imunoesai. 0pesimen yang berasal dari anak sapi yang selanjutnya menyebabkan diare# setelah mengkonsumsi !iltrat !eses dari bayi yang menderita penyakit gastroenteritis pada pera$atan studi mengkon!irmasikan adanya partikel Rota Virus. %ada 5ebruari .1/4 penyakit gastroenteritis akut dilaporkan terjadi di Distrik (urk yaitu suatu ka$asan kepulauan di daerah %asi!ik (engah oleh organisasi memancing dari 7epang dimana ) anak yang menderita gastroenteritis akut. %ada anak yang lebih tua yaitu umur 3 tahun meninggal pada saat sementara perjalanan ke rumah sakit. (otal *4*1 pasien dengan gastroenteritis dilaporkan musim semi .1/4. 0tudi serologik retrospekti! .3 tahun kemudian dengan tes !iksasi komplemen dan 86'0A mendukung karakteristik serologis bah$a kasus tersebut disebabkan oleh Rota Virus yang diisolasi oleh &ishop dkk tahun .1+*. &ishop dkk selanjutnya menunjukkan bah$a Rota Virus adalah penyebab paling sering dari gastroenteritis di ,elbourne. Da"idson dkk# menemukan bah$a in!eksi Rota Virus bertanggung ja$ab terhadap 9 30% dari anak anak yang terserang gastroenteritis akut pada rumah sakit di ,elbourne. 'denti!ikasi mor!ologi "irus diobser"asi oleh ,iddleton dkk# pada pemeriksaan !eses dari anak anak yang menderita gastroenteritis di (oronto pada tahun .1+4. %enemuan ini secara cepat dikon!irmasi di seluruh negara baik pada negara maju maupun negara berkembang. %enelitian tersebut menunjukkan bah$a Rota Virus adalah agen etiologi utama pada gastroenteritis anak anak. %ada publikasi a$al nama yang ber"ariasi digunakan untuk menggambarkan partikel "irus ini# yang dikenal sebagai :rbo"irus# Duo"irus# Rota Virus# 4uman Reo"irus ; like agent <4RV6= dan 'n!antil Gastroenteritis Virus <'GV=. Rota Virus diambil dari nama yang diberikan pada tahun .1+1 dan sejak saat ini nama tersebut menjadi populer dan sering digunakan. )

Virus Rota Virus merupakan !amili dari Reo"irus merupakan gabungan dari Rota Virus# Reo"irus# :rbi"irus dan tiga dari generasi terpisah. Rota Virus memiliki R>A rantai ganda dengan segmen asam nukleat .. <total .8.000 pasangan basa= yang tergabung dalam lapisan kapsid ganda. %artikel Rota Virus lengkap berukuran +0 nm dan dilapisi oleh kapsomer yang tersusun radial dari dalam kapsid hingga lapisan luar kapsid menyerupai ?spoken $hell@ disebut sebagai Rota Virus. <6atin Rota A roda=. 0etiap segmen R>A pad inti berkerja sebagai gen tunggal yang secara langsung mensintesis . protein. %rotein utama yang bertanggung ja$ab menetralisir spesi!itas dan determinasi serotipe yang dikode oleh segmen gen ke 8 atau ke 1. 0egmen R>A dipisah oleh elektro!oresis gel poliakrilamide yang menghasilkan pola yang unik dari elektro!erotipe terhadap setiap strain Rota Virus. %rotein Rota Virus terdiri dari * lapisan2kapsid protein dalam <V% .# V% )# V% /= * kapsid protein luar <V% *# V% +# V% 1= dan 4 protein non struktural. Gen yang memproduksi protein "irus dipisahkan dari strain Rota Virus dan ini dapat menunjukkan beberapa "ariasi dari spesies spesies. V% * dan V% + merupakan produk dari gen 4 dan gen 8 atau 1 yang mampu dalam menetralisir kembali antibodi dari "irus dan bertanggung ja$ab terhadap determinasi serotipe. V% / terdiri dari kelompok antigen Rota Virus yang dapat mende!inisikan dua sub kelompok dari Rota Virus. &anyak studi dari Rota Virus pada saat ini mengelompokkan Rota Virus pada grup A dimana bersama sama dengan grup antigen. Atypical human Rota Virus lacking the common pernah dilaporkan dari Bhina# Australia dan &raCil. 0ub kelompok strain ) biasanya lebih dari sub kelompok starin .. Dapsid protein V% .# V% )# dan V% / bertanggung ja$ab dalam transkrips gen R>A pada pemba$a R>A. 'n!eksi dari kultur sel dengan Rota Virus yang berbeda strain menghasilkan generasi spontan. 0atu karakteristik utama dari Rota Virus adalah kestabilannya pada lingkungan# hal ini dapat ditunjukkan dari daya in!eksi yang dapat dipertahankan selama satu minggu dalam lingkungan rumah sakit yang normal. Rota Virus dapat dilumpuhkan dengan etanol# chlorine# chlorinedioEide dan paracetic acid. Demikian juga dapat digunakan glutaraldehyde# iodine dan heEachlorophene yang e!ekti! untuk tidak mengakti!kan "irus.

Patologenesis %ada hospes yang diduga terin!eksi "irus ini# ingesti partikel "irus diikuti oleh in!eksi dari enterosit matur sepanjang daerah tengah dan atas "illi usus halus. 'n!eksi dia$ali pada duodenum dan jejunum atas dan selanjutnya berkembang ke usus halus bagian ba$ah. 6etak reseptor diperkirakan pada sel ,# brush border enterosit enCim laktase atau reseptor 5c pada usus. Diduga 2 diperkirakan jumlah reaksi menurun sejalan dengan bertambahnya usia# berhubungan dengan penurunan in!eksi. 5akta bah$a in!eksi Rota Virus sangat pre"alen pada orang kulit hitam yang mempunyai akti"itas laktase usus yang menurun yang berhubungan dengan postulat dari patogenik laktase. 0tudi lebih lanjut harus dilakukan untuk memastikan hal tersebut. ,ultiplikasi partikel Rota Virus pada enterosit matur menyebabkan destruksi sel ini. -jung ujung "illus menerima kerusakan yang lebih hebat disertai penyebaran kripti. 0el sel yang masih tersisa pada kripti selanjutnya membelah secara cepat. Akibat dari hilangnya ujung ujung "illi dan tersisanya kripti dengan sel sel yang bermultipikasi merupakan suatu lapisan yang rusak yang melapisi permukaan usus halus. Gen sel "illi juga ber!ungsi untuk proses absorbsi sedangkan sel sel kripti untuk !ungsi sekretorik. Di!ungsi sel sel "illus selama in!eksi menyebabkan keseimbangan antara proses absorbsi dan sekresi yang berakhir pada sekresi berlebihan. %enelitian histokimia menunjukkan bah$a akti"itas dari disakaridase tertekan dan secara in "itro respon pompa >a D terhadap glukosa menurun. %erlu diingat bah$a ketika daerah yang rusak mengalami de!ek pada absorbsi glukosa akti!# maka kapasitas absorbti! dari sel sel "illus yang tidak terkena meningkat untuk mengimbangi absorbsi yang adekuat terhadap glukosa dan elektrolit. Imunitas melawan In e!si Rota Virus %eranan sistem imun manusia dalam pertahanan untuk mela$an in!eksi Rota Virus sangat minim dipahami. Dalam respon terhadap antibodi 'g, meningkat dalam beberapa hari. Antibodi 'g8 dan 'gA tidak muncul pada !ase akut namun muncul selama atau sesudah masa penyembuhan. Dimana baik pada 'gA dan 'gG serum meningkat ) 4 minggu setelah in!eksi# selanjutnya le$at 'gA Rota Virus sedang konstan sedangkan 'g8 konsentrasinya terus meningkat hingga . bulan setelah onset diare. %ada daerah endemic 83% dari populasi usia * tahun atau lebih memiliki serum antibodi terhadap Rota Virus yang dapat terdeteksi. &eberapa peneliti menemukan bah$a in!eksi Rota Virus kurang sering ditemukan diantara anak anak dengan serum 'gA dan 'g8 terdeteksi dibandingkan dengan mereka yang tidak dideteksi 4

terdapat 'gA dan 'g8 serum. %ada strain yang dilakukan oleh &ishop dkk untuk 44 bayi yang menderita Rota Virus selama periode neonati dipantau selama * tahun dengan *+ anak yang dikontrol. Anak yang telah terin!eksi Rota Virus selama periode neonatal memiliki angka rein!eksi yang mirip dengan anak yang tidak terin!eksi dan bagaimanapun juga anak anak yang pernah terin!eksi $aktu neonatus lebih jarang dan gejalanya lebih berat ketika re in!eksi terjadi. 0etidaknya 4 dan mungkin / serotipe dari Rota Virus dideskripsikan dan in!eksi campuran oleh serotipe yang berbeda mungkin dapat menjelaskan kasus rein!eksi pada studi longitudinal untuk mengindikasikan imunisasi mela$an penyakit klinis yang berkembang ketika re in!eksi terjadi oleh strain yang berbeda. Gabungan kejadian kejadian menunjukkan kehadiran antibodi sirkulasi tidak muncul sebagai indikator yang terpercaya bagi imunitas in!eksi. (erdapat kejadian yang substansial bah$a suatu pertahanan mukosa yang melibatkan s'gA adalah suatu antibodi protekti! yang paling penting 2 paling berperan dalam pertahanan terhadap in!eksi Rota Virus. 0tudi yang dilakukan terhadap sukarela$an <manusia= yang diberikan Rota Virus tipe ) di mulut Bhanock dkk menunjukkan bah$a angka penyakit menurun pada kelompok yang mempunyai s'gA tipe ) pada cairan intestinalnya. 0ebelum pemberian "irus pada studi oleh 4jelt dkk# terdapat korelasi diantara penemuan s'gA terhadap Rota Virus dalam serum dengan s'gA yang terdapat pada cairan duodenum pada .0 .* pasien selama + .. hari setelah onset diare Rota Virus# senada dengan itu# Da"idson menemukan respons imun yang mirip pada serum dan cairan duodenal yang terdapat pada 'gA dan juga 'g,. Demungkinan s'gA Rota Virus dalam serum berasal dari lokal imun dalam usus# mekanisme trans!er dari s'gA Rota Virus ke serum melalui !enomena ?spill o"er@ respon imun yang diperantarai sel yang utama sebagai tambahan terhadap imunitas mukosa lokal sehingga dapat mencegah terjadinya diare dan penyebarannya. 8!ek menyusui sebagai !aktor pencegahan terhadap in!eksi Rota Virus belum dapat dipahami secara jelas hingga kini. 0ejumlah studi menunjukkan bah$a antibodi Rota Virus terdapat pada A0' dan kolostrum ini melukiskan bah$a suatu pertahanan Rota Virus dari in!eksi melalui antibodi yang terkandung dalam kolostrum sapi. ,eskipun Bameron dkk dan (oterdell dkk menunjukkan bah$a ekskresi Rota Virus lebih jarang ditemukan pada bayi yang mengkonsumsi A0' dan yang mengkonsumsi susu botol. Bre$e dkk tidak dapat menemukan perbedaannya dalam studi yang dilakukan. 8!ek dari konsumsi A0' dalam mencegah in!eksi Rota Virus tidak terlalu dipahami hingga kini. 0ejumlah studi menunjukkan bah$a antibodi terhadap Rota Virus ditemukan dalam A0' 3

dan kolostrum. 6aporan terkini menunjukkan adanya !aktor proteksi terhadap Rota Virus manusia melalui suatu antibodi yang terkandung di dalam kolostrum sapi. ,eskipun Bameron dkk dan (otterdell dkk menunjukkan bah$a ekskresi Rota Virus lebih jarang terjadi pada bayi bayi yang mengkonsumsi A0' dibanding mereka yang mengkonsumsi susu botol# namun Bre$ dkk tak dapat menemukan perbedaan tersebut dalam penelitian mereka. 0ecara umum para peneliti gagal untuk membedakan bayi bayi yang mengkonsumsi A0' dalam $aktu yang singkat serta mereka yang mengkonsumsi A0' dalam jangka $aktu yang lama. 4al ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya kesulitan untuk melakukan interpretasi serta untuk membandingkan hasil akhir yang dipresentasikan oleh penulis yang berbeda# yang sebagian besar tidak menetapkan manakah yang termasuk dalam kategori ?konsumsi A0'@. &erbagai derajat suplementasi yang diberikan dengan !ormula buatan membuat tak satupun !ormula yang menggunakan standard yang sama# sehingga de!inisi yang uni"ersal untuk me$akili hal ini menjadi tak masuk akal 2 tak dapat dipercaya. :leh karena itu nampaknya perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk meluruskan persoalan yang penting ini. Ganstroenteritis Rota Virus yang berlangsung berkepanjangan ditemukan pada anak anak yang menderita sindrom imunode!isiensi. ,asih belum jelas apakah pasien pasien ini terin!eksi dengan strain "irus yang sama ataukah mereka terin!eksi secara kronis dengan strain Rota Virus yang berbeda. 8lden dkk menunjukkan bah$a anak anak dengan gangguan sistem imun dapat mengekskresikan berbagai strain yang ber"ariasi secara genetis selama perlangsungan in!eksi. %asien ini kemungkinan dapat menderita koin!eksi yang melibatkan lebih dari satu strain Rota Virus. 0aulsbury dkk melaporkan adanya antigen Rota Virus dalam serum pada perlangsungan !ase akut penyakit yang ditemukan pada * dari 4 pasien imunode!isiensi yang terin!eksi Rota Virus. 7ika antigen terdiri dari "irus hidup# kemungkinan untuk penyebaran "irus lebih besar pada mereka dengan imunode!isiensi. 0tudi kontrol yang dilakukan terhadap sejumlah besar pasien dengan imunode!isiensi penting# untuk menentukan apakah konsumsi susu manusia yang mengandung antibodi dapat berman!aat bagi in!eksi Rota Virus kronis pada anak. E"i#emiologi Di seluruh dunia# *3 /3% bayi dan anak anak kecil yang dirumah sakitkan oleh karena diare dilaporkan terkena in!eksi Rota Virus. Di Fashington# D.B.# in!eksi Rota Virus kurang lebih berjumlah )3% pada anak anak penderita ra$at jalan yang dira$at oleh karena diare. %ada tingkat komunitas umum# in!eksi Rota Virus menempati proporsi yang lebih kecil pada /

episode diare# dari / hingga .)#4% anak anak di ba$ah usia ) tahun pada pusat pusat pera$atan secara berturut turut di AriCona dan (eEas. Rekaman angka insidens dari diare Rota Virus dari komunitas umum ; berdasarkan studi yang dilakukan berkisar dari 0#) hingga 0#8 episode per anak per tahun. Bakupan yang luas mungkin dapat mencerminkan perbedaan dari kelompok usia pada studi yang dilakukan# metode deteksi# lokasi geogra!is# dan $aktu penelitian. Anak usia / )4 bulan menunjukkan kerentanan yang paling tinggi untuk menderita penyakit klinis akibat in!eksi Rota Virus dengan puncak usia 1 .) bulan. &erdasarkan hasil obser"asi# pria lebih sering terkena dibanding $anita. (idak seperti anak yang lebih tua# neonatus yang terin!eksi Rota Virus lebih sering bersi!at asimptomatis# meskipun penyakit yang berat telah dilaporkan terjadi di antara bayi bayi prematur. %ada tahun tahun terakhir# sejumlah kasus gastroenteritis oleh Rota Virus di antara kelompok usia de$asa telah dilaporkan# terutama pada keluarga yang mempunyai ri$ayat kontak positi! dengan anak anak yang menderita penyakit ini# dan juga dilaporkan pada tenaga tenaga kesehatan# tenaga tenaga militer baru# para pelancong# pasien pasien yang lebih tua pada institusi institusi <lembaga=. %ada daerah beriklim sedang# in!eksi Rota Virus terutama terjadi di musim dingin. 8!ek dari musim dingin ini mungkin dapat dijelaskan oleh karena anggota keluarga cenderung berada di dalam rumah# sehingga rumah menjadi penuh sesak dan lingkungan di bagian dalam rumah cenderung kurang lembab dibandingkan bagian luar rumah. Dondisi akhir yang kering ini menguntungkan !ormasi "irus ; oleh karena debu debu yang mengandung materi yang telah terkontaminasi material !eses# dan Rota Virus menunjukkan angka perkembangbiakan yang baik pada suasana dengan kelembaban yang rendah atau sedang. %artikel yang terbentuk cenderung menetap pada udara kering# dan resiko terin!eksi juga tergantung pada kerentanan indi"idu. %ada daerah tropis# seperti 8kuador dan VeneCuela tidak ditemukan pola musiman# meskipun in!eksi Rota Virus pada manusia dilaporkan meningkat !rekuensinya pada musim kering di &angladesh# Bosta Rica dan 'ndia. Gang mengherankan# pada beberapa studi yang dilakukan di A!rika 0elatan# insidens in!eksi Rota Virus pada populasi kulit putih mengikuti pola musiman dengan kecenderungan meningkat pada cuaca sedang. 0edangkan pada ras kulit hitam tidak terdapat gambaran pola musiman dengan angka in!eksi yang rendah sepanjang tahun. %enyebab keadaan ini hingga kini masih belum jelas. (ransmisi !ekal oral adalah rute yang paling baik bagi penyebaran "irus dan hal ini dapat terjadi melalui tangan dan alat alat 2 perkakas. (elah dilaporkan adanya transimisi di antara anggota keluarga dan di rumah sakit. &eberapa studi yang dilakukan menunjukkan +

bah$a para pera$at turut mengambil bagian dalam penyebaran gastroenteritis nosokomial didapat oleh karena Rota Virus melalui tangan yang terin!eksi. %ada studi yang dilakukan terhadap binatang# %rince dll menunjukkan bah$a in!eksi Rota Virus dapat ditransmisikan secara droplet melalui aerosol. >igro dan ,idulla melaporkan kasus laringitis yang berkaitan dengan gastroenteritis oleh karena Rota Virus. Diduga Rota Virus dapat ditransmisikan melalui udara semudah transmisi !ekal ; oral. Rota Virus telah berhasil diidenti!ikasi pada aspirat trakea pada ) dari 3 bayi dengan sudden infant death syndrome. &eberapa studi epidemiologi juga memberi kesan bah$a in!eksi Rota Virus dapat ditransmisikan secara droplet# dengan didasari pada penyebaran yang cepat dan kenyataan bah$a epidemi cenderung tejadi pada musim dingin# sejalan dengan hubungannya dengan simptom respiratorik. Debanyakan gastroenteritis oleh karena Rota Virus pada manusia disebabkan oleh "irus grup A. Grup & menyebabkan penjangkitan diare di antara de$asa dan anak pada beberapa daerah di Bhina. De$asa ini# Rota Virus grup B telah diisolasikan dari !eses manusia di Australia# &raCil# dan -nited Dingdom. Rota Virus non grup A berukuran lebih kecil dari pada grup A dan lebih mudah didegradasi. %enemuan dari Rota Virus non grup A diharapkan dapat berman!aat dalam pembuatan "aksin Rota Virus di masa yang akan datang. $ani estasi Klinis Rota Virus biasanya menghasilkan episode diare yang sporadik ,asa inkubasinya adalah . * hari dengan angka pertengahan ) hari. %ada bayi dan anak kecil penyakit ini memiliki onset yang perlangsungannya mendadak disertai diare yang eksplosi!. (inja umumnya berair# tidak mengandung darah# dan adakalanya disertai mukus. (inja yang terin!eksi berbau busuk. %ada studi terkini# %oulton dan (arlo$ melaporkan bah$a /1% dari /8 spesimen !eses yang diselidiki oleh para pera$at pada gastroenteritis bayi di &irmingham# diagnosis yang tepat dapat ditegakkan hanya dengan mencium bau !eses. &au tinja pada bayi dengan diare Rota Virus memiliki nilai diagnostik yang cukup berarti dengan sensiti"itas +0%. %erdarahan pada rektum jarang terjadi# namun pernah juga dilaporkan pada pasien dengan gastroenteritis oleh Rota Virus. &ayi bayi 7epang yang terin!eksi Rota Virus menunjukkan adanya !eses yang putih sehingga disebut sebagai kakuri <$hite stool diarrhoea=. %enyebab keadaan ini belum diketahui. 8kskresi Rota Virus pada !eses dapat mendahului onset penyakit dan dapat berlanjut hinggga terjadi perubahan klinis. 6amanya ekskresi !ekal ini berlangsung dari hari ke 8 hingga .0# di mana ekskresi maksimal terjadi di antara hari kedua hingga kelima.

%ada umumnya anak anak penderita gastroenteritis Rota Virus lebih sering datang dengan keluhan demam# muntah# dan dehidrasi dibanding dengan anak anak penderita diare oleh sebab lain. Demam lebih dari *10B ditemukan lebih dari *0% pasien pediatri. ,untah empat kali lebih sering terjadi dan juga lebih panjang dibanding diare oleh sebab lainnya. Dehidrasi# yang sering isotonik# terjadi pada 40% hingga 80% pasien# dan biasanya kehilangan cairan kurang dari 3% berat badan. %enderita dapat mengkompensasi# atau dapat juga terjadi asidosis metabolik ringan. Gejala gejala respiratorik juga dapat ditemukan namun bukan karakteristik. 5rekuensi yang lebih tinggi dari penyakit respiratorik pada pasien gastroenteritis oleh Rota Virus dibandingkan dengan diare oleh sebab lain dicatat oleh 6e$is dkk dan Dumar dkk# namun tidak diperkuat oleh peneliti lainnya. ,eskipun Ag Rota Virus ditemukan pada traktus respiratorik atas pada beberapa pasien# hal ini mungkin berhubungan dengan regurgitasi cairan dari traktus gastrointestinalis yang mengandung "irus. Rota Virus juga telah dilaporkan berkaitan dengan intususepsi# necrotising enterocolitis# sindrom Da$asaki# meningitis aseptik# ense!alitis# sindrom hemolitik uremik# eEanthem subitum# dan sudden infant death syndrome. >amun penyebab langsung atau hubungan kausatik antara penyakit penyakit di atas dengan in!eksi Rota Virus belumlah jelas. 6aporan klinik pada umumnya menggambarkan gastroenteritis Rota Virus sebagai penyakit yang relati! ringan yang dapat sembuh sendiri disertai dehidrasi. ,asa perlangsungan penyakit adalah 3 ). hari dengan nilai tengah 8 hari. Dasus !atal yang jarang terjadi pernah dilaporkan di negara maju dan berkembang Dasus berat dikaitkan dengan dehidrasi berat dan hipernatremia. ,eskipun gastroenteritis oleh karena Rota Virus merupakan penyakit yang sering terjadi# namun keadaan yang bersi!at !atal jarang terjadi. Pemeri!saan La%oratorium 0ering ditandai oleh relati! lim!ositosis dan transient neutropenia. 4al ini sebagai akibat sekunder dari seHustrasi netro!il ke dalam usus halus dengan lesi yang besar. Angka sedimentasi eritrosit biasanya normal. >atrium serum biasanya normal dan pada sebagian besar kasus ditemukan dehidrasi isotonis. Dadang kadang dapat terjadi hipernatremia dan hal ini berkaitan dengan angka mortalitas yang tinggi. %eningkatan nitrogen urea darah jarang terjadi pada pasien yang dirumahsakitkan dan hal ini mungkin berhubungan dengan tingkat keparahan diare dan jumlah partikel Rota Virus pada !eses. Asidosis metabolik dengan p4 rendah dan penurunan bikarbonat serum juga dapat terjadi. 4iperurisemia telah dilaporkan yang 1

berkombinasi dengan mani!estasi dehidrasi yang mengakibatkan penurunan per!usi ginjal dan peningkatan kerusakan jaringan oleh karena in!eksi. 4ipo!os!atemia dapat terjadi oleh karena intake makanan yang rendah# penurunan absorbsi usus dan peningkatan kehilangan !os!or melalui ginjal. %eningkatan transaminase serum dilaporkan terjadi pada beberapa pasien. 4al ini mungkin berkaitan dengan kerusakan langsung dari hepar oleh karena "irus serta konsekuensi tidak langsung dari imunitas alamiah# ataupun oleh karena produksi toksin dan metabolit selama perlangsungan penyakit. 6eukositosis !ekal ditemukan pada .) ./% pasien penderita gastroenteritis oleh karena Rota Virus. 6ekosit lekosit ini dapat berasal dari lesi usus halus dan ditemukan secara terus menerus berhubungan dengan transit yang cepat ataupun akibat in!eksi yang terjadi bersamaan dengan bakteri penyebab gastroenteritis. ,alabsorbsi sekunder yang bersi!at temporer atau tidak menetap terjadi pada . * anak anak penderita diare Rota Virus. (es klini pada !eses yang terjadi pada stadium akut diare menunjukkan adanya substansi pereduksi. (es yang dilakukan harus menggunakan sampel !eses yang masih baru. ,alabsorbsi D Iylose pada penderita diare Rota Virus juga pernah dilaporkan. Diagnosa 8kskresi partikel "irus maksimal terjadi pada ) 3 hari setelah onset. %ada masa ini lebih dari .0..partikel "irus2ml !eses diekskresikan. :leh karena itu# partikel Rota Virus pada !eses paling mudah dideteksi pada a$al perlangsungan in!eksi. ,ikroskop elektron merupakan tehnik diagnostik pertama untuk identi!ikasi Rota Virus# yang menunjukkan adanya gambaran roda bergerigi ganda. ,odi!ikasi dari mikroskop elektron# seperti immune electron microscopy ataupun inkubasi dengan antibodi monoklonal dan poliklonal meningkatkan sensiti"itas dan spesi!isitas. ,ikroskop elektron bisa untuk deteksi Rota Virus non grup A dan partikel "irus lainnya. (etapi mikroskop elektron tidak dapat mendeteksi Rota Virus kurang dari .00 /2ml !eces atau partikel "irus yang rusak. ,ikroskop elektron mahal dan tidak tersedia di semua rumah sakit dan boros $aktu. &eberapa tahun belakangan ini ada beberapa metode imunologis yang dikembangkan untuk mendeteksi Rota Virus atau antigennya dengan menggunakan antibodi Rota Virus. &eberapa metode yang biasanya digunakan antara lain adalah Enzyme-linked Immunosorbent Assay <86'0A= dan Latex Agglutination <6A=. Deunggulan 86'0A antara lain sensiti"itas yang tinggi# penggunaan dua antibodi dalam indirek assay# stabilitas reagen dan pencegahan penggunaan reagen .0

radioakti!. 'deal# spesimen !eses diperiksa dalam satu kali pemeriksaan. 4asil positi! palsu terjadi oleh karena adanya 0ta!ilokokus Aureus yang bisa diminimalisir dengan penambahan uji assay confimatory blocking. Ada beberapa peralatan komersial yang tersedia di antaranya RotaCyme <Abbott laboratories=# 8nCygost <Balbiochem &ehring= dan &io 8nCabead <6itton &iometics=. RotaCyme mahal# sedangkan 8nCygot dan &io 8nCabead menguntungkan hanya jika dibutuhkan sejumlah besar spesimen yang perlu diperiksa. 0ensiti!itas rotaCyme mencapai 1+#4 .00% tetapi spesi!isitasnya kurang sekali. Drause dkk menemukan reaksi positi! palsu cukup tinggi <))%= pada penggunaan rotaCyme untuk deteksi antigen Rota Virus pada neonatus. %ai dan Rotbart dkk melaporkan positi! palsu pada uji rotaCyme terhadap bayi tanpa diare sekitar 4 3%. %ai dkk menekankan positi! palsu pada uji rotaCyme bisa mencapai 1#8% sejak semua nilai positi! dianggap positi!# tetapi hanya 4#3% saat nilai lebih dari .J dianggap positi!. Dengan 86'0A hanya sedikit hasil positi! bisa luput dari pemeriksaan. 0ekarang ini# Golken dkk mengembangkan self-contained enzymatic membrane immunoassay yang bisa dilakukan kurang dari .3 menit dengan manipulasi sampel yang minimal. 6A memiliki keakuratan yang tinggi# tidak mahal# sangat cepat dan mudah untuk dilakukan. 0pesi!itasnya cukup tinggi tanpa reaksi positi! palsu. &iaya pemeriksaannya sekitar K .2* dari rotaCyme. %emeriksaan dapat dilakukan dalam $aktu 3 menit untuk spesimen tunggal akan tetapi sensiti"itasnya lebih rendah dari pada 86'0A. 0ensiti"itasnya mungkin lebih rendah jika spesimen !eses diambil sesudah perjalanan penyakit. -ji 6A bisa digunakan untuk pemeriksaan yang cepat pada anak anak dengan diare khususnya mereka yang minggu serangan gejala. (ehnik cepat untuk diagnosa Rota Virus dikembangkan berdasarkan deteksi sensiti! Rota Virus double stranded R>A genom segmen dipisahkan dengan elektro!oresis gel poliakrilamid <%AG8=. 0istem %AG8 bisa dilakukan dalam laboratorium kecil dengan !asilitas dan biaya terbatas. 0istem %AG8 sensiti"itasnya lebih besar dibandingkan dengan ,8286'0A dan spesi!itasnya adalah .00%. (ehnik hibridisasi dengan label single stranded R>A yang berasal dari transkripsi Rota Virus in"itro menunjukkan spesi!isitas dan sensiti!itas yang tinggi. (ehnik ini bisa digunakan untuk deteksi Rota Virus grup A dan non grup A juga segmen Rota Virus spesi!ik dan sebagai peralatan epidemiologi yang berguna. &isa digunakan untuk deteksi partikel "irus dengan konsentrasi lebih rendah dengan sampel !eses yang bisa terjadi pada minggu pertama penyakit atau selama in!eksi subklinik. Dultur Rota Virus bisa dilakukan tetapi mahal dan boros $aktu sehingga tidak termasuk dalam pilihan metode diagnosa.

..

&era"i #an Pen'egahan Rehidrasi dan maintenens keseimbangan cairan dan elektrolit digunakan sebagai terapi# karena penyakit ini dapat sembuh sendiri# kematian terjadi oleh karena dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit disebabkan oleh terlambatnya terapi diare. 0ebelumnya# hanya tersedia terapi intra "ena. 0ayangnya# terapi ini tidak tersedia di negara berkembang. Rehidrasi oral adalah sederhana# tidak mahal# e!ekti!itas tinggi# praktis dan teknologinya sesuai untuk negara kurang berkembang dan negara sedang berkembang. Falaupun Rota Virus menyebabkan kerusakan signi!ikan pada mukosa usus# kemampuan absorbsi sel "ili tak terin!eksi cukup e!ekti! untuk absorbsi glukosa dan elektrolit. Deberhasilan larutan glukosa oral terhadap diare Rota Virus telah dilaporkan. &alsck dkk melaporkan $alaupun glukosa lebih disukai tetapi glukosa terlalu mahal atau tak tersedia# dan sukrosa merupakan pengganti yang tepat. Rehidrasi 'V harus diberikan pada pasien syok# koma atau tampak sakit untuk makanan secara oral. 7uga pada pasien dengan muntah muntah# pengeluaran !eses yang sangat ringan <L.0 ml2kg &&2jam=# stomatitis berat# ileus paralitik dan malabsorbsi glukosa juga diberikan terapi 'V. Vaksin terhadap Rota Virus dikembangkan di antaranya R'(4)*+ <bo"ine Rota Virus >BDB= dan Rhesus Rota Virus <RRV=. Vaksin R'( 4)*+ berasal dari sel ginjal embrionik bo"ine. Vaksin ini aman dan imunogenik dan relati! bebas e!ek samping.

.)

Refarat

GAS&ROEN&ERI&IS OLEH KARENA RO&A VIRUS

:leh M Al ri#a (a)ang $aria Sam%uaga Kalista Natsir *+,-,.*+,--+, */,-,.0

%embimbing M Pro 1 Dr1 N)1 S1 $1 Salen#u 2 3arouw4 S"A 5 K 6 Dr1 7ransis'a Kaihatu

(AGIAN IL$U KESEHA&AN ANAK 7AKUL&AS KEDOK&ERAN UNIVERSI&AS SA$ RA&ULANGI $ANADO 8,,.

.*

Anda mungkin juga menyukai