Anda di halaman 1dari 21

APBN DAN KEBIJAKAN

FISKAL
ARTI, TUJUAN DAN FUNGSI APBN
• Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah suatu daftar atau
penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk
suatu jangka waktu tertentu bisanya satu tahun.
• Tujuan APBN adalah untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah
terjadinya anggaran yang defisit.
• Fungsi APBN adalah :
a. Fungsi alokasi Anggaran pendapatan Negara merupakan sumber anggaran
biaya yang harus dikeluarkan oleh Negara. Dengan masuknya sumber
pendapatan ke kas Negara maka Negara atau pemerintah dapat menggunakan
pendapatan ini untuk pembiayaan program pembangunan dan
mengalokasikan dana tersebut sesuai dengan sasaran – sasaran yang dituju.
Lanjutan...
b. Fungsi distribusi Sumber pendapatan Negara yang berasal dari
rakyat harus digunakan untuk kepentingan umum, namun dapat
juga disalurkan kembali kepada masyarakat. Misalnya subsidi pupuk,
subsidi BBM dan listrik.
c. Fungsi stabilitas Anggaran pendapatan Negara dilaksanakan untk
mengatur perekenomian dan pemerintahan dengan baik.
Pelaksanaan anggaran sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan
disiplin anggaran. Apabila semua yang tercantum dalam anggaran
itu tidak dilaksanakan maka penyusunan APBN tidak ada artinya.
PENGERTIAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA (APBN)
APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN,
Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN
setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
BELANJA NEGARA
Belanja terdiri atas dua jenis:
1. Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan
untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah
Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah
(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja
Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja
Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan
Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja
Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan
Bencana), dan Belanja Lainnya.
Lanjutan...
2. Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke
Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam
pendapatan APBD daerah yang bersangkutan.
Belanja Daerah meliputi:
• Dana Bagi Hasil
• Dana Alokasi Umum
• Dana Alokasi Khusus
• Dana Otonomi Khusus.
PEMBIAYAAN
• Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi:
Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang
Negara, serta penyertaan modal negara.
• Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas
Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek.
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri,
terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.
FUNGSI ANGGARAN PENDAPATAN
BELANJA NEGARA (APBN)
Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan
untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan,
jalan, dan taman umum.
2. Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan
untuk kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan
dana pensiun.
3. Fungsi stabilisasi, yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keunagn
negara teratur sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai
dengan yang di terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
berfungsi sebagai stabilisator.
KOMPONEN-KOMPONEN APBN
1. Penerimaan Negara dan Hibah, yang meliputi penerimaan
pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
2. Pengeluaran/Belanja Negara, yang digunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan
pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah.
3. Pembiayaan Defisit (Pembiayaan Anggaran), yaitu setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya.
TUJUAN-TUJUAN PENYUSUNAN
APBN
a. Meningkatkan produksi nasional dan pertumbuha ekonomi
b. Meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi
pengangangguran
c. Menstabilkan harga barang- barang
Fungsi-fungsi APBN
1. Fungsi otorisasi,
2. Fungsi perencanaan,
3. Fungsi pengawasan,
4. Fungsi alokasi,
5. Fungsi distribusi,
6. dan Fungsi stabilisasi
JENIS-JENIS ANGGARAN
Anggaran defisit: bila jumlah penerimaan negara
lebih kecil daripada jumlah belanja/pengeluaran
negara
Anggaran surplus: bila jumlah penerimaan negara
lebih besar daripada jumlah belanja/pengeluaran
negara
Anggaran berimbang: bila jumlah penerimaan negara
sama dengan jumlah belanja/pengeluaran negara
KEBIJAKAN FISKAL
DEFINISI DAN MACAM-MACAMNYA
 Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi makro yang implementasinya
melalui penyusunan “anggaran” pemerintah (APBN di Indonesia).
Secara garis besar terdiri 3 pos utama pada sisi pengeluaran “anggaran”;
1. Belanja barang dan jasa (G)
2. Gaji pegawai (W)
3. Transfer payment/subsisi (Tr).
Sedangkan pada sisi pendapatan terdiri 4 pos yang penting, yaitu:
1. Penerimaan pajak (Tx)
2. Kredit likuiditas bank sentral (U)
3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B)
4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)
Masing-masing pos mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
perekonomian.
TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL
• Tujuan kebijakan fiskal adalah kestabilan ekonomi yang lebih
mantap artinya tetap mempertahankan laju pertumbuhan
ekonomi yang layak tanpa adanya pengangguran yang berarti
atau adanya ketidakstabilan harga-harga umum.
• Dengan kata lain, tujuan kebijakan fiskal adalah pendapatan
nasional riil terus meningkat pada laju yang dimungkinkan oleh
perubahan teknologi dan tersedianya faktor-faktor produksi
dengan tetap mempertahankan kestabilan harga-harga umum
(Sumarmoko, 1992).
PERHITUNGAN
• Kebijakan fiskal tercermin pada volume APBN yang dijalankan
pemerintah, karena APBN memuat rincian seluruh penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.
• Dengan demikian APBN dipakai oleh pemerintah sebagai alat stabilisasi
ekonomi. Anggaran yang tidak seimbang akan bisa berpengaruh terhadap
pendaptan nasional.
• Perubahan pendapatan nasional (tingkat penghasilan) akan ditentukan
oleh besarnya angka multplier (angka pengganda). Angka pengganda
ditentukan oleh besarnya marginal propensity to consume investasi (I)
dan konsumsi ( C ) adalah 1/(1-MPC), sedangkan untuk lump-sum tax (Tx)
dan pembayaran transfer (Tr) adalah MPC/(1-MPC).
“ANGGARAN” PEMERINTAH
 Pengeluaran total “anggaran” (APBN di Indonesia) selalu
sama dengan penerimaan totalnya. Dalam pengertian
akuntansi ini “Anggaran” selalu seimbang (anggaran
berimbang). Dalam pengertian ekonomi “anggaran” bisa
defisit, surplus atau berimbang.
 Ada tiga pengertian yang berbeda mengenai arti defisit,
surplus dan “anggaran” berimbang.
1. Penerimaan pajak (Tx) dapat menutup seluruh pengeluaran (G +
W + Tr), apabila G + W + Tr > Tx maka “anggaran” defisit dan bila
G + W + Tr < Tx maka “anggaran” surplus selanjutnya G + W + Tr
= Tx maka “anggaran” berimbang.
Lanjutan...
2. Defisit “anggaran” apabila G + W + Tr > Tx + B,
surplus “anggaran” apabila G + W + R < T + B
dan berimbang bila G + W + R = T + B.
3. “Anggaran” defisit bilamana U > 0, “anggaran”
surplus bila U < 0 dan berimbang bila U = 0.
pada pengertian ini menunjukkan ada tidaknya
pencetakan uang baru untuk membiayai
“Anggaran”.
PENGARUH STRUKTUR
“ANGGARAN” TERHADAP
PEREKONOMIAN
Pengaruh dan perubahan masing-masing pos terhadap
perekonomian dapat dibedakan menjadi 2, yaitu;
1. Pengaruh putaran pertama: pengaruh awal dari
kebijakan tersebut terhadap permintaan agregat.”
(Z) “
2. Pengaruh putaran akhir: pengaruh dari kebijakan
tersebut apabila kita menelusurinya sampai
perekonomian mencapai keseimbangan umum yang
baru.
“Pengaruh Putaran Pertama”
• Pada “putaran pertama” setiap rupiah perubahan G akan mengubah Z sebesar 1/(1 – MPC) rupiah dan setiap
rupiah perubahan W dan R akan mengubah Z sebesar MPC/(1 – MPC) rupiah. Karena MPC < 1, maka
pengaruh putaran pertama setiap rupiah ∆G adalah lebih besar daripada setiap rupiah ∆W atau ∆R.
• Pada “putaran pertama” setiap rupiah ∆T mengubah Z sebesar – MPC/(1 – MPC) rupiah. Pajak dapat
dianggap sebagai transfer payments negatif. Pos-pos lain pada sisi penerimaan mempunyai pengaruh utama
pada pasar uang dan melalui ini akan berpengaruh terhadap permintaan agregat (Z).
Kredit dari bank sentral mempunyai pengaruh yang inflasioner:
+ ∆U - ∆H + ∆Ms ∆i + ∆I + ∆Z.
Obligasi dari masyarakat dalam negeri mempunyai pengaruh yang deflasioner:
+ ∆B - ∆H - ∆Ms ∆i - ∆Z.
Obligasi luar negeri mempunyai dua pengaruh, keduanya bersifat deflasioner:
+ ∆F - ∆H - ∆Ms ∆i - ∆I - ∆Z
dan pengaruh kedua secara langsung yang menurunkan Z karena adanya aliran barang dari luar negeri
memenuhi sebagian dari permintaan dalam negeri tersebut.
“PENGARUH AKHIR”
• Setiap rupiah perubahan dari Z pada putaran pertama (yang disebabkan
oleh perubahan pos “anggaran” manapun) akan mempunyai pengaruh akhir
yang sama terhadap perekonomian, karena akan melewati proses
keseimbangan umum yang sama. Jadi pengaruh akhir dari setiap rupiah
perubahan masing-masing pos “anggaran” berbeda satu sama lain karena
perbedaan “pengaruh putaran pertama”nya terhadap Z.
• Pengaruh Netto dari suatu kombinasi dari perubahan pos-pos “anggaran”
bisa diperkirakan dengan jalan menjumlah pengaruh dari masing-masing
pos.
• Seperti halnya dengan kebijakan moneter, ada kemungkinan bahwa suatu
kebijakan fiskal mempunyai pengaruh langsung penawaran agregat (yaitu,
menggeser kurva penawaran agregat). Pengaruh “sisi penawaran” (supply
side) ini belum mempunyai teori makro yang mantap.

Anda mungkin juga menyukai