Anda di halaman 1dari 40

APBN : Anggaran, Pendapatan dan

pembiayaan

Maryatin, S.EI, M.E


PENGERTIAN
APBN
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau disingkat APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR – RI). APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat renaca
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
APBN, perubahan dan pertanggung jawaban APBN setiap
tahunnya ditetapkan dengan Undang – Undang.
DASAR HUKUM
APBN
 Undang – Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang
paling tertinggi dalam struktur perundang – undangan di
Indonesia. Oleh karena itu, pengaturan mengenai keuangan
negara selalu didasarkan pada undang – undang ini,
khusunya dlam BAB VIII Undang – Undang Dasar 1945
Amandemen IV pasal 23 yang mengatur tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
FUNGSI DAN
PERAN APBN
 APBN instrumen untuk mengatur pengeluaran
merupakan dan
pendapatan negara mencapai
dan pembangunan, dalam rangka membiayaiekonomi,
pertumbuhan pelaksanaan
meningkatkan
pemerintah
pendapatan nasional, mencapai stabilitas ekonomi dan menentukan arah
serta prioritas pembangunan secara umum.

 APBN memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,


distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan
pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggran
harus dimasukan dalam APBN. Surplus penerimaan dapat digunakan
untuk membiayaai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
1. APBN Sebagai Alat
Mobilisasi Dana Investasi
 APBN di negara – negara berkembang adalah sebagai alat untuk
memobilisasi dana investasi dan bukannya sebagai alat untuk
mencapai sasaran stabilitas jangka pendek. Oleh karena itu besarnya
tabungan pemerintah pada suatu tahun sering dianggap sebagai
ukuran keberhasilan kebijakan fiskal baik pengeluaran maupun
penerimaan. Pemerintah memiliki pengaruh atas pendapatan
nasional. Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar pendapatan
nasional (expansionary), tetapi penerimaan pemerintah dapat
mengurangi pendapatan nasional (contractionary).
2. APBN Sebagai Alat
Stabilisasi Ekonomi
 1. Pemerintah menentukan beberapa kebijaksanaan di
bidang anggaran belanja dengan tujuan mempertahankan
stabilitas proses pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang dalam arti
bahwa pengeluaran total tidak melebihi penerimaan total.

 2. Tabungan pemerintah diusahakan meningkat dari waktu ke


waktu dengan tujuan agar mampu menghilangkan
ketergantungan terhadap bantuan luar negeri sebagai sumber
pembiayaan pembangunan.
LANJUT
AN…
 3. Basis perpajakan diusahakan diperluas secara berangsur –
angsur dengan cara mengintensifkan penaksiran pajak dan
prosedur pengumpulannya.
 4. Prioritas harus diberikan pada pengeluaran – pengeluaran
produktif pembangunan, sedangkan pengeluaran –
pengeluaran rutin dibatasi. Subsidi pada perusahaan –
perusahaan negara dibatasi
 5. Kebijaksanaan anggaran diarahkan pada sasaran untuk
mendorong pemanfaatan secara maksimal sumber – sumber
dalam negeri.
3. Dampak APBN Terhadap
Perekonomian
 Cara untuk menggolongkan pos – pos penerimaan dan
pengeluaran yang masing – masing menghasilkan tolak ukur
yang berbeda mengenai dampak APBN. Ada empat tolak
ukur dampak APBN terhadap perekonomian, yaitu :
1. Saldo Anggaran Keseluruhan
2. Konsep Nilai Bersih
3. Defisit Domestik
4. Defisit Moneter
1. SALDO ANGGARAN
KESELURUHAN
 Konsep ini ingin mengukur besarnya pinjaman bersih pemerintah
dan didefinisikan sebagai :
 G – T = B = Bn + Bb + BF
 Keterangan :
G = seluruh pembelian barang dan jasa (didalam maupun luar
negeri),
pembiayaan transfer dan pemberian pinjaman bersih.
T = Seluruh penerimaan, termasuk penerimaan pajak dan bukan
pajak
B = Pinjaman total pemerintah
Bn = Pinjaman pemerintah dari masyarakat di luar sektor perbankan
Bb = pinjaman pemerintah dari sektor perbankan
Bf = pinjaman pemerintah dari luar negeri
LANJUT
AN…
Jika pemerintah tidak mengeluarkan obligasi pada masyarakat,
maka saldo anggaran keseluruhan menjadi :
G – T – B = Bb + Bf
APBN dicatat sedemikian rupa sehingga menjadi anggaran
berimbang :
G–T–B=0
2. KONSEP NILAI
BERSIH
 Yang dimaksud defisit menurut konsep nilai bersih adalah
saldo dalam rekening lancar APBN. Konsep ini digunakan
untuk mengukur besarnya tabungan yang diciptakan oleh
sektor pemerintah, sehingga diketahui besarnya sumbangan
sektor pemerintah pada pembentukan modal masyarakat.
3. Defisit
Domestik
 Saldo anggaran keseluruhan tidak merupakan tolak ukur
yang tepat bagi dampak APBN terhadap perekonomian dalam
negeri maupun pada neraca pembayaran
 Bila G dan T dipecah menjadi dua bagian (dalam negeri dan
luar negeri)
(G = Gd + Gf) DAN (T = Td + Tf)
maka persamaan (2) diatas menjadi
(Gd – Td) + (Df – Tf) = + Bf
(Gd – Td) = dampak langsung
putaran pertama terhadap PDB
(Gf – Tf) = dampak langsung putaran pertama terhadap neraca
pembayaran
4. Defisit
Moneter
 Konsep ini banyak digunakan dikalangan perbankan Indonesia terutama
angka – angka yang mengukur defisit anggaran belanja ini diterbitkan oleh
Bank Indonesia sebagai data, mengenai “faktor – faktor yang mempengaruhi
jumlah uang beredar”. Defisit diukur sebagai posisi bersih (netto) pemerintah
terhadap sektor perbankan : G – T – Gf – Gb Karena Bn = 0

 Di dalam konsep ini bantuan luar negeri dianggap sebagai penerimaan,


diperlakukan sebagai pos yang tidak mempengaruhi posisi bersih. Bantuan
luar negeri tidak dilihat dari fungsinya sebagai sumber dana bagi kekurangan
pembiayaan pemerintah, namun sebagai pos pengeluaran yang langsung
dikaitkan dengan sumber pembiayaan
Struktur dan
Susunan APBN
 Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah,
belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit dan
pembiayaan. Sejak tahun 2000, Indonesia telah mengubah
komposisi APBN dari T – account menjadi I – Account sesuai
dengan standar statistik keuangan pemerintah, Goverment
Finance Statisyic (GFS).
1. Pendapatan
Negara dan Hibah
 Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara
umum yaitu :
1. Pajak penghasilan (PPh)
2. Pajak pertambahan nilai (PPN)
3. Pajak bumi dan bangunan (PBB)
4. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
5. Cukai, dan pajak lainnya
2. Belanja
Negara
 Belanja negara terdiri atas dua jenis :
1. Belanja pemerintah pusat
2. Belanja daerah
 Belanja pemerintah pusat,  Belanja daerah, adalah belanja
adalah belanja yang digunakan yang dibagi – bagi ke
untuk membiayai kegiatan pemerintah daeah, untuk
pembangunan pemerintah kemudian masuk dalam
pusat, baik yang dilaksanakan di pendapatan APBD
pusat maupun di daerah. yang bersangkutan. daerah
Belanja pemerintah pusat dapat daerah meliputi :
dikelompokan menjadi A. Dana bagi hasil Belanja
A. Belanja pegawai B. Dana alokasi umum
B. Belanja barang C. Dana alokasi khusus
C. Belanja modal D. Dana otonomi khusus
D. Pembiayaan bunga utang
E. Subsidi BBM dan subsidi non –
BBM
F. Belanja hibah
G. Belanja sosial
3. Defisit dan Surplus
 Defisit atau surplus merupakan selisih antara
penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang
melebihi penerimaan disebut defisit. Sedangakan
penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut
surplus. Sejak tahun 2000, Indonesia menerapkan
anggaran berimbang dan dinamois yang telah
digunakan selama lebih dari tuga puluh tahun. Dalam
tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran
yaitu, keseimbangan primer (primary balance) dann
keseimbangan umum (overall balance) Keseimbangan
primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak
termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum
adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk
pembayaran bunga.
4. PEMBIAYAAN

 Pembayaran meliputi ;
1. Pembayaran dalam negeri, meliputi
pembiayaan perbankan, privatisasi, surat
utang negara, serta penyertaan modal negara.
2. Pembiayaan luar negeri, meliputi
penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas
pinjaman program dan pinjaman proyek
Prinsip – Prinsip dalam APBN

 Sejak Orde Baru mulai membangun,


APBN kita disusun atas dasar tiga
prinsip, yaitu prinsip anggaran
berimbang, prinsip anggaran dinamis
dan prinsip anggaran fungsional.
1. Prinsip Anggaran
Berimbang
 1) Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan
melainkan sebagai sumber pembiayaan
 2) Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN +
SUMBER
PEMBIAYAAN ln (Bersih)
Keterangan :
PNH = Pendapatan negara dan hibah
 PNH – BN = DA BN = Belanja negara
DA
 DAP = AP – TP = Defisit anggaran
PbDN = Pembiayaan DN
 PbDN = PkDN + PkDN = Perbankan DN
Non-Pk DN Non-PkDN
= Non-perbankan DN PbLN =
 PbLN = PPLN – Pembiayaan LN
PC PULN PPLN =
Penerimaan pinjaman LN
PCPULN =
Pembayaran cicilan pokok utang
luar
negeri
BLN =
2. PRINSIP
ANGGARAN DINAMIS
 Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif.
 Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun
ketahun terus meningkat.
 Anggran dinamis relatif apabila presentase kenaikan TP (DTP0 terus meningkat
atau presentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar
negeri terus menurun.
 Anggaran dinamis relatif dapat dihitung dengan cara ;
 Prosentase perubahan TP (DTP)
DTP= (TPx-TP(x-1))/(TP(x-1)) x100%
 Prosentase ketergantungan pembiayaan
Bi= BLN/DP X100%
 Keterangan :
TPz = tabungan pemerintah tahun x
TP(x-1) = tabungan pemerintah tahun
sebelumnya
B1 = tingkat ketergantungan pembiayaan
dari bantuan LN
3. PRINSIP ANGGARAN
FUNGSIONAL
 Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai
anggaran belanja pembangunan dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin. Prinsip ini
sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap’ dalam pembiayaan
pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan/pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan
anggaran pembangunan, maka semakin besar fungsionalitas anggaran.

 Disini perlu kiranya diberi tolok ukur kuantitatif untuk menentukan samapai seberapa jauh
makna kata “sebagai pelengkap” misalnya:

1.Bila nilai R1 ; > 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber daya utama

2.Bila nilai R1 ; 20% - 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber dana penting

3.Bila nilai R1 ; < 20% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber dana pelengkap
Instrumen dan Analisis
Kebijakan Fiskal
 Karena disadari adanya pengaruh – pengaruh penerimaan maupun
pengeluaran pemerintah terhadap besarnya pendapatan nasional, maka
timbul gagasan untuk dengan sengaja mengubah – ubah pengeluaran
dan penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan ekonomi. Teknik
mengubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah inilah yang kita kenal
dengan kebijakan fiskal.

 Bagaimana pemerintah melakukan kebijakan fiskal tergantung pada


kondisi ekonomi dan tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa kebijakan
fiskal yang masing – masing akan menentukan yang digunakan.
B. ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL :
1. Menciptakan Stimulus Fiskal
2. Memperkuat Basis Penerimaan
INSTRUMEN ANALISIS DAN 3. Mendukung Program
KEBIJAKAN FISKAL Rekapitalisasi Perbankan
4. Mempertahankan Prinsip
Pembiayaan Defisit

A. INSTRUMEN KEBIJAKAN C. SURAT UTANG NEGARA (SUN) :


FISKAL : Surat Utang Negara (SUN) adalah
surat berharga yang berupa surat
1. Pembiayaan fungsional
pengakuan utang yang dijamin
2. Pengeluaran anggaran pembayaran bunga dan
oleh negara RI pokokna masa
berlakunya. sesuai SUN
antaradigunakan oleh
pemerintah defisit lain untuk
membiayaikekurangan APBN jangka
menutup serta
pendek dalam satu tahun kas
anggaran.
SIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi.adapun tujuan dari dilakukannya kebijakan fiskal itu untuk :
1. Untuk meningkatkan laju investasi
2. Untuk mendorong investasi optimal secara social
3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja
4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional
5. Untuk menanggulangi inflasi
6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).yang di tetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
diterapkan sacara terbuka dan bertanggung jawab demi untuk kemakmuran rakyat.
 Baitul Mal:

Sumber Pemasukan Pos-pos Pengeluaran

 Fai’  Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin,


Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad,
Ghanimah, dan Anfal Amil, Muallafah al-Qulub
Khumus  Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin,
Ibn Sabil, dan Jihad.
Kharaj
 Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll.
 Jizyah
 Kebutuhan Non Kompensasi:
Dharibah dan ‘Usyur (Bea fasum, seperti masjid, jalan raya,
Cukai) sekolah, rumah sakit, dll.
Harta haram  Kebutuhan Non Kompensasi
Sekunder
Harta Kalalah
 Dana Emergency:
Harta Orang Murtad Bencana alam, serangan musuh,
dll..
Zakat
9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 27
Sumbawa
 Penyusunan
APBN:
Sistem Kapitalis Sistem Islam

 APBN pertahun oleh  APBN tidak disusun pertahun


pemerintah
disusun disahkan oleh pemerintah, dan tidak perlu
Parlemen oleh disahkan oleh Majlis Ummah,
karena pendapat mereka
 RAPBN diajukan oleh
tidak mengikat Khalifah.
pemerintah melalui
Keuangan kepada Menteri  Ketentuan APBN, sumber
Anggaran Parlemen Panitia dan
pos-posnya telah diatur oleh
hukum syara’, dan di sini
 Setelah jadi APBN, dikeluarkan
berlaku ijtihad khalifah. Khalifah
peraturan perundang-undangan
juga tidak perlu mengeluarkan
untuk mengesahkan APBN
peraturan baru, karena
hukumnya sudah tetap..

9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 28


Sumbawa
ANATOMI SISTEM
EKONOMI ISLAM

9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 29


Sumbawa
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI

Ekonomi Ekonomi Ekonomi


Kapitalis Islam Sosialis

Paradigma Paradigma Paradigma


Materialisme Syariah
Dialektika

Seluruh aktivitas Seluruh aktivitas Seluruh aktivitas


ekonomi ekonomi ekonomi mengikuti
materi
bernilai
/ bermanfaat berdasarkan dialektika masyarakat
boleh dilakukan syariah Islam yang ditetapkan negara

Liberalisme ekonomi Otoriterianisme negara


9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 30
Sumbawa
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI

Ekonomi Islam

Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Islam


Teknik/upaya mengadakan Pengaturan cara kepemilikan,
dan meningkatkan pengelolaan dan distribusi
produktivitas kekayaan

Universal, tidak terkait Terkait dengan Ideologi Islam


ideologi tertentu dan diatur oleh Syariah

Mengikat individu, masyarakat


dan negara
9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 31
Sumbawa
POLITIK EKONOMI ISLAM

Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap


individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan tiap
orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder
dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya.

Tercapai karena :
1. Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu
2. Tanggungan ahli warisnya
3. Kewajiban Negara
4. Kewajiban seluruh kaum muslimin

9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 32


Sumbawa
PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM

KEPEMILIKAN 3

Cara DISTRIBU
Jenis
Kepemilikan Kepemilikan SI
Individu Halal 2
Umum Haram
PENGELOLAA
Negara
N
Pembelanjaan Pengembangan
Halal Halal
Haram Haram

9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 33


Sumbawa
PILAR EKONOMI ISLAM

PENGELOLAAN KEPEMILIKAN

K. INDIVIDU K. UMUM K. NEGARA KEPEMILIKAN

INDIVIDU NEGARA PENGELOLA

Ekonomi Privat Ekonomi Negara SEKTOR

Konsumsi Produksi PENGELOLAAN

PERTANIA PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN BIDANG


N

Konsumsi Pertanahan Jual Beli (al Bai’) Industr &, HUKUM


(al Aradhi) dan Syarikah Ketenagakerjaan

9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 34


Sumbawa
PERAN NEGARA

Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan


kebutuhan primer individu
Menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi
Kebijakan Pertanian
Kebijakan Industri
Kebijakan Perdagangan
Kebijakan Moneter
Pengelolaan kepemilikan
umum dan negara melalui
baitul
maal
Menjaga mekanisme pasar
9/17/2020
Pengawasan dan Ekonomi
penghukuman penjahat ekonomi
Islam FEB Universitas Teknologi
Sumbawa
35
DISTRIBUSI KEKAYAAN

Setiap Individu harus memperoleh


jaminan pemenuhan kebutuhan
primer

Upaya mencapai keseimbangan ekonomi


(equilibrium)

Tercapai jika :
1. Terdapat kekayaan dalam masyarakat
2. Seluruh masyarakat menerapkan sistem
9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 36
Islam Sumbawa
DISTRIBUSI KEKAYAAN

Perbedaan kemampuan pikiran dan fisik

Kesenjangan Ekonomi

Distribusi kekayaan
1. Mekanisme ekonomi : baitul mal, larangan
menimbun emas dan perak
2. Mekanisme non ekonomi : zakat, waris
9/17/2020 Ekonomi Islam FEB Universitas Teknologi 37
Sumbawa
Level individu
Konsep syariah mewarnai proses pembangunan sistem ekonomi
mulai dari tingkat mikro-ekonomi dalam hal pembentukan preferensi
pelaku.
Fathanah : mendorong terbentuknya perilaku profesional dan
kompeten untuk mempertahankan kualitas dan efisiensi
operasi yang tinggi.
Amanah : menciptakan disiplin dan komitmen yang akan
meningkatkan akuntabilitas dan tingkat keandalan
lembaga keuangan.
Shidi : menciptakan integritas dan konsistensi yang
q diharapkan dapat meningkatkan keamanan transaksi
keuangan yang akan berpengaruh pada tingkat
kepercayaan masyarakat yang tinggi.
Tabligh : mewujudkan perilaku transparan dan komunikatif yang
secara konstruktif akan mengurangi intensitas agency
problem yang ada akibat asymmetric information. Nilai-
nilai yang dibangun tentunya sangat sejalan dengan
konsep Good Corporate Governance (GCG) dan market
discipline yang telah menjadi semangat pengembangan
sistem keuangan dan perbankan secara internasional
Ekonomi Islam FEB Universitas
Teknologi Sumbawa 9/17/2020 38
Level makro
Kerangka umum syariah dalam kegiatan
ekonomi yang ditopang oleh tiga pilar utama
yang memberikan
1. Negara implikasi
berperan efektif dalam memfasilitasi kegiatan
investasi, perdagangan, dan peningkatan kesejahteraan
sosial masyarakat.
2. Ekonomi syariah menekankan kebersamaan dalam
memperoleh manfaat (sharing economics).
3. Esensi pembatasan bentuk transaksi yang
mengandung maysir melarang lembaga untuk
terlibat dalam transaksi keuangan yang tidak
memiliki kaitan yang jelas dengan sektor
riil.
4. Orientasi kegiatan perdagangan dan investasi
ditujukan pada hal-hal yang halal dan thayyib.
Ekonomi Islam FEB Universitas
Teknologi Sumbawa 9/17/2020 39
Level makro
5. Produk-produk keuangan/perbankan yang disusun
mencitrakan tujuan ekonomi syariah yang telah
ditetapkan. Produk-produk perbankan syariah
secara garis besar dibagi dua yaitu yang bersifat
profit motive dan yang bersifat social motive.
Keduanya memiliki keterkaitan dan saling
mendukung terutama sekali dalam melayani usaha
mikro dan kecil.

6. Arah pengembangan perbankan syariah didasarkan


pada tujuan yang lebih luas dimana perbankan
syariah dapat memiliki akses ke arah sinergi yang
lebih luas dengan lembaga-lembaga keuangan
syariah non bank lainnya. Ekonomi Islam FEB Universitas
Teknologi Sumbawa 9/17/2020 40

Anda mungkin juga menyukai