Anda di halaman 1dari 3

Prinsip – Prinsip Dalam APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh DPR-RI.
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan
dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
Undang – Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling
tertinggi dalam struktur perundang- undangan di Indonesia. Oleh karena itu,
pengaturan mengenai keuangan negara selalu didasarkan pada undang-undang ini,
khususnya dalam BAB VIII Undang – Undang Dasar 1945 Amandenen IV pasal
23 yang mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara,
keseimbangan primer, sirplus/deficit dan pembiayaan. Sejak tahun 2000,
Indonesia telah mengubah komposisi APBN dati T-Account menjadi I-Account
sesuai dengan standar statistic keuangan pemerintah, Government Finance
Statistic (GFS).
Sejak Orde Baru mulai membangun, APBN Indonesia disusun atas dasar
tiga prinsip, yaitu prinsip anggaran berimbang (balance budget), prinsip anggaran
dinamis dan prinsip anggaran fungsional. Masing – masing prinsip ini dapat
diukur dengan cara perhitungan tertentu (Susento, 1995). Namun sejak tahun 1999
tidak lagi digunakan prinsip anggaran berimbang dalam menysusun APBN.
APBN disusun berdasarkan prinsip anggaran defisit.
1. Prinsip Anggaran Defisit
Anggaran defisit adalah anggaran dengan pengeluaran negara lebih besar
daripada penerimaann negara. Intinya, penerimaan rutin dan penerimaan
pembangunan tidak mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran
pemerintah. Dengan kata lain, defisit APBD terjadi apabila pemerintah
harus meminjam dari bank sentral atau harus mencetak uang baru untuk
membiayai pembangunannya.
Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa anggaran
defisit ditentukan:
- Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan
sebagai sumber pembiayaan.
- Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber
pembiayaan LN (bersih).
- PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN

Keterangan :
PNH = Pendapatan Negara dan Hibah
BN = Belanja Negara
DA = Defisit Anggaran
PbDN = Pembiayaan DN
PkDN = Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN = Pembiayaan LN
PPLN = Penerimaan Pinjaman LN
PCPULN = Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri
BLN = Bantuan Luar Negeri

2. Prinsip Anggaran Dinamis


Anggaran dinamis adalah anggaran yang selalu meningkat dibandingkan
anggaran tahun sebelumnya. Selain itu diusahakan meningkatkan
pendapatan dan penghematan dalam pengeluarannya, sehinga dapat
meningkatkan tabungan pemerintah/negara untuk kemakmuran
masyarakat.
a. Anggaran Dinamis Absolut
Anggaran Dinamis Absolut yaitu peningkatan jumlah tabungan
pemerintah dari tahun ke tahun sehingga kemampuan menggali
sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat
dicapai.
b. Anggaran DInamis Relatif
Anggaran Dinamis Relatif yaitu semakin kecilnya presentase
ketergantungan pembiayaan terhadap oinjaman luar negeri.

3. Prinsip Anggaran Fungsional


Prinsip fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi
untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran
pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin.
Prinsip ini sesuai dengan azaz “Bantuan Luar Negeri hanya sebagai
pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil
sumbangan bantuan/pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan anggaran
pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.
Tolak ukur kuantitatif untuk menentukan sampai seberapa jauh makna
kata “sebagai pelengkap” misalnya:
- Bila niali Ri : > 50% = bantuan /pinjaman luar sebagi sumber daya
utama.
- Bila nilai Ri : 20% - 50% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai
sumber dana penting.
- Bila nilai Ri : <20% = bantuan/pinjaman luar negeri sebagai sumber
dana pelengkap.

Anda mungkin juga menyukai