Anda di halaman 1dari 12

Analisis Keuangan menggunakan Financial Statement Position

Mata Kuliah Analisa Laporan Keuangan

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Mayang Puspita Sari 17102007
2. Anindita Rizki Hapsari 17102009
3. Fiqi Andreansyah 17102016
4. Jemmy Alvin 17102046

UNIVERSITAS TRILOGI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2020
A. Komponen dan Format Balance Sheet
1. Komponen yang Harus Ada dalam Penyusunan Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan aktiva, kewajiban, dan modal
perusahaan pada tanggal tertentu (contohnya akhir bulan, akhir semester, atau akhir
tahun). Neraca, disebut juga laporan posisi keuangan, merupakan sumber informasi
utama tentang posisi keuangan perusahaan karena neraca merangkum elemen-elemen
yang berhubungan langsung dengan pengukuran posisi keuangan, yaitu aktiva,
kewajiban, dan ekuitas. Menurut James C Van Harne, dalam Kasmir (2012:30),
Neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaaan pada tanggal tertentu yang
menunjukan total aktiva dengan total kewajiban dan ditambah total ekuitas
pemilik.
 Aktiva atau Aset, adalah harta yang menggambarkan posisi kekayaan perusahaan
pada tanggal tertentu. Aset ini terdiri dari:
o Aset Lancar, merupakan aktiva yang diharapkan dapat dicairkan
(diuangkan) tidak lebih dari 1 tahun. Contoh Aset Lancar: Kas, Surat
Berharga, Piutang Dagang, Beban Dibayar di Muka, dll.
o Aset Tetap, suatu kekayaan yang dimiliki perusahaan di mana
pemakaiannya (umur ekonomis) lebih dari satu tahun, digunakan untuk
proses operasi, serta tidak untuk dijual. Contoh Aset Tetap: tanah, gedung,
mesin, peralatan toko dan kantor, dll.
o Investasi Jangka Panjang, uatu penanaman modal di dalam perusahaan
lain dalam jangka waktu yang panjang.
o Aktiva Tetap Tak Berwujud, suatu hak istimewa yang dimiliki perusahaan
dan memiliki nilai namun tidak memiliki bentuk fisik. Contoh intangible
fixed assets: Good will, Hak Paten, Hak Cipta, dll.
 Liabilitas atau Kewajiban, adalah saldo kewajiban yang harus dibayarkan oleh
perusahaan. Saat dimasukkan dalam neraca, hutang dimasukkan dengan saldo
normal kredit. Biasanya hutang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
o Hutang Jangka Pendek, Utang jangka pendek adalah jenis utang yang
harus dibayarkan sesegera mungkin yang dalam hal ini paling lama satu
tahun pembukuan.
Contoh Hutang Jangka Pendek: hutang dagang, gaji, pajak, pendapatan
ditangguhkan (Deferred Revenue), dll.
o Hutang Jangka Panjang, Utang jangka panjang adalah utang yang
pembayarannya memiliki tempo pembayaran relatif lama. Contoh Hutang
Jangka Panjang; Utang Bank (Bank Loan), Utang Obligasi (Bond
Payable), Kredit Noveltasi (Long Term Loan), dll.
 Modal atau ekuitas hak pemilik atas harta yang merupakan kekayaan bersih
setelah dikurangi kewajiban. Modal bisa bertambah jika pemilik usaha
menambahkan investasinya saat mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, modal
akan berkurang saat perusahaan mengambil dana investasi atau saat perusahaan
mengalami kerugian. Modal terdiri dari saham disetor, laba ditahan, cadangan
laba, dan modal lainnya. Dalam laporan neraca keuangan perusahaan, modal
adalah selisih dari harta dan hutang. Perincian elemen pada bagian modal sangat
penting bagi beberapa orang terutama pemilik, namun tidak untuk pihak luar.

2. Format Balance Sheet


Neraca keuangan memiliki dua bentuk, yaitu scontro dan staffel. Keduanya
digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
a. Bentuk Scontro (Account Form)
Neraca scontro biasa disebut dengan neraca bentuk T. Laporan ini menyajikan
rekening dalam dua sisi, yaitu kelompok harta (aktiva) di sebelah kiri dan
utang serta modal (pasiva) di sebelah kanan. Berikut contoh bentuk scontro.

b. Bentuk Staffel (Report Form)


Neraca bentuk staffel atau biasa disebut dengan neraca bentuk laporan,
dikarenakan susunan yang berurutan dari atas ke bawah secara urut. Neraca
bentuk laporan tersusun secara urut dari kelompok harta (aktiva) paling atas,
hingga kelompok utang dan modal paling bawah. Berikut contoh neraca
bentuk staffel :
B. Analisis Balance Sheet
1. Common Size Analysis of Balance Sheet
Analisis laporan keuangan common size menganalisis neraca dan laporan laba rugi
dengan menggunakan persentase. Dalam analisis common size, semua akun laporan
laba rugi dinyatakan sebagai persentase penjualan. Semua akun neraca dinyatakan
sebagai persentase dari total aset.
Semua Akun di Neraca
Jadi, rumus Common Size Analysis of Balance Sheet = X
Total Aset atau Aktiva
100%
2. Ratio of Balance Sheet
Rasio of Balance Sheet adalah metrik keuangan yang menentukan hubungan antara
berbagai aspek posisi keuangan perusahaan yaitu likuiditas vs solvabilitas. Mereka
hanya memasukkan item neraca yaitu komponen aset, kewajiban, dan ekuitas
pemegang saham dalam perhitungannya.
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai operasi dan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Jenis rasio likuiditas :
a. Rasio lancar (Current Ratio)
Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Jika
suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat
dalam membayar tagihan (utang usaha), tagihan bank, dan kewajiban lainnya
yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika kewajiban lancar tinggi
dibandingkan dengan aset lancar, maka current ratio akan turun, dan ini
merupakan pertanda adanya masalah. Perhitungan Current Ratio :

b. Quick Ratio
Rasio ini seperti current ratio tetapi kurang diperhitungkan karena kurang likuid
dibandingkan dengan kas, surat berharga, dan piutang.
Menurut Kasmir (2013:137) definisi rasio cepat (quick ratio) adalah: “Rasio cepat
(quick ratio) merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai sediaan (inventory)”. Perhitungan Quick Ratio :
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Menurut I Made Sudana (2011:21) cash ratio adalah: “Cash ratio merupakan
kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang
lancar”. Sedangkan, menurut Kasmir (2013:138) cash ratio adalah: “Rasio kas (cash
ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari
tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti giro atau tabungan yang ada
di bank”. Perhitungan Cash Ratio :

2. Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir (2016: 172) “Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan”. Jenis rasio aktivitas :
a. Inventory Turnover
Menurut Kasmir (2016: 180) : Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam
suatu periode. Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio
yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun.
Perhitungan Inventory Turnover :

COGS
Inventory Turnover =
Inventory

b. Receivable Turnover
Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu
periode. Rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang
dan kesuksesan penagihan piutang. Perhitungan Receivable Turnover :

Pembelian Bersih
Receivable Turnover =
Piutang Usaha

c. Payable Turnover
Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan
piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang.

Penjualan
Working Capital Turnover = =
Modal Kerja Bersih
Penjualan
AktivaSemakin
Lancar−Kewajiban
tinggi tingkatLancar
perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya
(Sutrisno, 2001). Perhitungan Payable Turnover :

Pembelian Bersih
Payable Turnover =
Utang Usaha

d. Working Capital Turnover


Menurut Kasmir (2016: 182) adalah : Perputaran Modal Kerja (Working Capital
Turnover) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan
modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal
kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Perhitungan Working
Capital Turnover :

e. Total Asset Turnover


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang
dimiliki perusahaan. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan
asetnya untuk menghasilkan profit. Perhitungan Total Asset Turnover :

Penjualan
Total Asset Turnover =
Total Aset

3. Rasio Solvabilitas
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2009:81) adalah: “Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Rasio ini
juga mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan
pada sisi kanan neraca”. Jenis rasio solvabilitas :
a. Debt Ratio
Menurut Kasmir (2013:156) “Debt ratio merupakan ratio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva”.
Perhitungan Debt Ratio :

b. Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage (solvabilitas) yang
mengukur perbandingan antara modal eksternal dengan modal sendiri. Menurut
Kasmir (2013:157) debt to equity ratio (DER) adalah: “Debt to Equity Ratio
merupakan raso yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari
rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancer
dengan seluruh ekuitas”. Perhitungan Debt to Equity Ratio :

c. Long Term Debt to Equity Ratio


Menurut Kasmir (2013:159) long term debt to equity ratio adalah: “long term debt to
equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan”.
Perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio :

4. Return on Total Assets (ROA)


Menurut Fahmi (2013:137) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang melihat sejauh
mana investasi atau total aktiva yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Semakin tinggi Return On
Asset, mengandung arti bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan
cara mengolah semua total aktiva yang dimilikinya.Perhitungan ROA :

Laba Bersih Setelah Pajak


Return on Total Assets (ROA) =
Total Aset

5. Return on Equity (ROE)


Menurut Kasmir (2016: 201) adalah Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya
posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Perhitungan ROE :

Laba Bersih Setelah Pajak


Return on Total Equity (ROE) =
Total Ekuitas
C. Analisis Rasio Laporan Keuangan
Disini kami mengambil perushaan ABBA Mahaka Media Tbk. Untuk contoh perhitungan rasio
keuangan
DAFTAR PUSTAKA

Subrayam, K. R. 2017. Analisis Laporan Keuangan Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
http://repository.unpas.ac.id/14323/5/BAB-2%20EDIT%20%282%29.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/3062/3/BAB%20II.pdf
https://www.dosenpendidikan.co.id/rumus-return-on-assets/
http://eprints.polsri.ac.id/4285/3/3.%20Bab%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai