Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Brigham dan Houston, 1998, berpendapat bahwa pada dasarnya masyarakat

luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang

dilihat dari kinerja manajemen. Dari sudut pandang investor, analisis laporan

keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang

manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi

kondisi di masa depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan

tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan.

Analisis mengenai keadaan perusahaan dengan menggunakan laporan

keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: analisis horizontal, analisis

vertical, common-sie statements, industry comparison, statement of cast flows, dan

financial ratio.

Salah satu sarana untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang

bersangkutan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan. Informasi yang

terdapat dalam laporan keuangan akan membantu berbagai pihak dalam merumuskan

atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan. Laporan keuangan

perusahaan umumnya terdiri dari laporan neraca, laporan rugi-laba. Laporan tersebut

akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan bila data tersebut diperbandingkan

untuk dua periode atau lebih dan dianalisis lebih lanjut. Dengan menggunakan laporan

yang diperbandingkan termasuk data-data tentang perubahan-perubahan yang terjadi

dalam jumlah rupiah dan persentase maka beberapa rasio keuangan akan membantu

dalam menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan.


2

B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis - jenis rasio profitabilitas

2. Sebagai yaitu sebagai gambaran mengenai pengaruh kemampuan rasio keuangan

dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan,

3. Dapat memberikan tambahan pelajaran tentang Analisis ratio profitabilitas


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu

perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Pada dasarnya, laporan keuangan

merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari

kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya sebagai alat

untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah (Munawir, 2004):

(1) Pemilik perusahaan

Pemilik perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada manajer,

memerlukan laporan keuangan untuk menilai kinerja manajer dalam memimpin

perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer diukur/dinilai dari laba yang

diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan, jika hasil

yang dicapai oleh manajemen perusahaan tidak memuaskan, maka pemilik

perusahaan dapat mengambil suatu tindakan seperti mengganti manajemennya

atau bahkan menjual saham-saham yang dimilikinya.

(2) Manajer

Bagi seorang manajer, laporan keuangan merupakan alat pertanggung

jawabkan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan

kepadanya. Selain itu, laporan keuangan digunakan untuk mengukur tingkat

biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, menilai hasil kerja tiap-tiap divisi

yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab terhadap tugasnya dan
4

menentukan kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih

baik.

(3) Kreditur

Para kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak

permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dulu posisi

keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan diperlukan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, beban

bunga, juga untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup

mendapat jaminan dari perusahaan tersebut.

(4) Investor

Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan

sebagai penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan

mempunyai prospek yang baik dan akan memperoleh keuntungan yang baik.

Prospek keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan

selanjutnya dipakai untuk mengetahui jaminan investasinya

(5) Pemerintah

Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk

menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan tersebut.

(6) Karyawan

Karyawan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam memberi upah/gaji dan jaminan sosial dan menilai apakah

pemberian bonus cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang

dicapai perusahaan pada periode tertentu.


5

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 Objective Financial

Reporting by Business Enterprises (FSAB 1978) menyatakan bahwa tujuan umum

dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi

investor saat ini, investor potensial dan kreditur dalam pembuatan keputusan

investasi rasional dan keputusan kredit. SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of

Accounting Information menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang

harus dimiliki oleh informasi akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat

tercapai adalah kemampuan prediksi (FSAB 1980). Secara umum kegunaaan

informasi keuangan hasil akuntansi adalah sebagai dasar prediksi bagi pemakainya.

Laporan keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-

masing pemakai. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk

memahami informasi laporan keuangan.

Menurut Hanafi dan Halim (2005), ada tiga bentuk laporan keuangan yang

pokok yaitu Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Aliran Kas.

(1) Neraca/Balance Sheet

Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada

suatu waktu tertentu. Neraca merupakan laporan yang sistematis tentangaktiva,

hutang serta modal suatu perusahaan pada waktu/tanggal tertentu. Neraca

terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva (assets), hutang/kewajiban

(liabilities) dan modal (capital). Aktiva (assets) terdiri dari (Ang, 1997):

a) Aktiva lancar (Current Assets).

Aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang berwujud uang dan

bias dicairkan dalam jangka pendek (periode kurang dari satu tahun).

Contohnya: kas (harta perusahaan dalam bentuk uang tunai), investasi


6

sementara/jangka pendek (investasi pada obligasi, saham, surat-surat

berharga yang jatuh tempo kurang dari satu tahun), piutang dagang atau

accounts receivable (piutang dagang yang timbul karena adanya

penjualan kredit), persediaan (persediaan atas barang yang dibeli

maupun barang yang dihasilkan, baik bahan baku, barang setengah jadi

atau barang jadi).

b) Aktiva tetap (Non-Current Assets).

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang tidak berwujud uang dan

bias dicairkan dalam jangka panjang (periode lebih dari satu tahun).

Contohnya: obligasi, tanah, bangunan dan mesin-mesin.

Hutang/kewajiban (liabilities) merupakan semua kewajiban keuangan

perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi. Hutang merupakan

sumber dana/modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang dapat

dibagi menjadi dua (Ang, 1997):

 Kewajiban lancar (Current Liabilities)

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya kurang dari satu

tahun. Contohnya: pinjaman bank jangka pendek, wesel bayar (notespayable)

dan hutang dagang (hutang yang timbul dari pembelian barang secara kredit).

 Kewajiban tidak lancar (Non-current liabilities)

Kewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu

tahun. Contohnya: pinjaman bank, wesel bayar jangka panjang, hutang

obligasi dan hutang kepada pemegang saham. Modal atau equity merupakan

hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan

dalam pos modal, surplus dan laba yang ditahan. Dapat juga dimaksudkan
7

kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-

hutangnya.

(2) Laporan Rugi Laba

Laporan Rugi Laba merupakan laporan sistematis tentang penghasilan, biaya

laba rugi yang diperoleh perusahaan selama periode waktu (jangka waktu)

tertentu.

(3) Laporan Aliran Kas

Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar pada suatu

periode yang merupakan hasil dari kegiatan pokok perusahaan, yaitu operasi,

investasi dan pendanaan. Kegiatan operasi meliputi transaksi yang melibatkan

produksi, penjualan, penerimaan barang dan jasa. Kegiatan investasi meliputi

pembelian atau penjualan investasi bangunan, pabrik dan peralatan.

Aktivitaspen danaan meliputi transaksi untuk memperoleh dana dari obligasi,

emisi saham dan pelunasan hutang.


8

III. PEMBAHASAN

A. Analisis Rasio Keuangan

Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai

kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat

pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)

antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk

membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek

pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi

akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan

hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan

keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada

sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu,

analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa

yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan

keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan

yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.

B. Jenis - jenis Rasio Keuangan

Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


9

1. Rasio Likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini

antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar

(current ratio)

2. Rasio Pengungkit/leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio

Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset,

TIE Time Interest Earned.

3. Rasio Efesiensi/Perputaran. Rasio perputaran digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga

memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio

Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover.

4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini

antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin),

NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On

Equity).

5. Rasio Nilai Pasar. Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai

Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio),

Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)

C. Analisis Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva


10

maupun laba dan modal sendiri. Rasio Profitabilitas atau disebut juga dengan istilah

Rentabilitas diantaranya adalah :

 Gross Profit Margin

Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :

Gross Profit Margin = (Penjualan Bersih – HPP) / Penjualan Bersih(Operating

Income Ratio atau Operating Profit Margin)

Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

OIR = (Penjualan Bersih – HPP – Biaya2)/Penjualan Bersih (Operating Ratio)

Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan,

semakin kecil angka rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya

sebagai berikut :

Operating Ratio = (HPP + By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih(Net Profit

Margin atau Sales Margin)

Net Profit Margin atau Sales Margin digunakan untuk mengukur keuntungan

netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan,

menunjukan kinerja yang semakin baik, rumusnya sebagai berikut :

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)/Penjualan Bersih(Earning

Power Of Total Investment)

Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam

mengelola modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk


11

menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham).

Rumusnya sebagai berikut :

Earning Power Of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva(Net Earning Power

Ratio atau Rate Of Return On Investment /ROI).

ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sebagai

berikut :

ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva(Rate Of Return for Owners atau

Rate of Return on Net Worth)

Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan

keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Rumusnya adalah :

Rate of Return For Owners = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Modal Sendiri.

D. Rasio – rasio Profitabilitas

1. NPM (Net Profit margin)


untuk melihat tingkat keuntungan bersih terhadap total penjualan
 Laba operasi bersih/Penjualan
2. ROI (Return on Investment)
untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari seluruh
aktiva yang tersedia,
 ROI = NOI/ Total Aktiva
3. Pengembalian atas Kapital
 Laba operasi bersih : Ekuitas Pemegang Saham + Hutang berbeban
bunga
4. Laba Bersih terhadap Penjualan (Profit Margin on Sales)
 Margin Laba = Laba bersih / Penjualan
5. ROE (Return on Equity)
Untuk melihat tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan
12

 ROE = Laba bersih / Ekuitas pemegang saham


6. ROA (Return on Assets)
Untuk melihat seberapa jauh aset perusahaan digunakan secara efektif untuk
menghasilkan laba
 ROA = Laba bersih / Total Assets
13

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Analisis mengenai keadaan perusahaan dengan menggunakan laporan

keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: analisis horizontal,

analisis vertical, common-sie statements, industry comparison, statement

of cast flows, dan financial ratio

2. Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data

keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan

laba/rugi, laporan aliran kas)

3. Manajemen aktiva dan investasi (assets and investment management)

mengukur efektifitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dan

pemanfaatan sumber dayanya

4. jenis – jenis rasio profitabilitas adalah NPM,ROI, ROE, ROA, pengembalian

atas Kapital dan ProfitMargin Of Sales,

5. Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan

penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.

B. Saran

Diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurna makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai