Anda di halaman 1dari 11

BAB 6

Bab 6 Manajamen Keuangan


Entrepreneurial

6.1. Modal Internal dan Eksternal


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada kondisi ideal, pertumbuhan diharapkan dapat
mengatasi banyak masalah dalam perekonomian suatu negara. UKM melalui penciptaan
lapangan pekerjaan, penguatan ekonomi masyarakat dan kemampuan untuk menangkap
kesempatan dari globalisasi bisnis internasional (Barringer & Ireland, 2006).
UKM menghadapai permasalahan yang sering dihadapi adalah keterbatasan modal.
Pemilik UKM Oleh karena itu, tersebut seharusnya memahami bahwa terdapat dua jenis sumber
pendanaan yang dapat dimanfaatkan, yaitu sumber dana internal dan eksternal. Jika wirausaha
menginginkan sumber pendanaan eksternal, maka perlu melakukan pencatatan setiap transaksi
keuangannya, sehingga minimal memiliki laporan keuangan neraca dan laba-rugi secara
sistematis. Wirausaha dengan sistem pelaporan keuangan yang baik, memberi informasi
seberapa besar aktiva, kewajiban/pinjaman, perolehan laba, omset penjualan dan sebagainya,
sehingga materi tersebut dapat digunakan untuk negosiasi kredit dengan pihak bank.
Penanam modal atau kreditor akan merasa lebih percaya dan tertarik menanamkan
modalnya dengan adanya laporan keuangan yang baik tersebut.
Modal utang/kredit Jika dilihat dari konsep menajemen keuangan modern, memang
disarankan untuk pendanaan bisnis, baik sebagai prioritas utama maupun bukan sebagai
prioritas dalam pendanaan tersebut. Wirausaha menurut penelitian Shyam-Sunder & Myers
(1999) pada kondisi normal disarankan mengutamakan sumber dana internal sebelum
menggunakan sumber dana utang dan eksternal lainnya. Namun menurut penelitian Chirinko &
Singha (2000) wirausaha justru disarankan menggunakan utang, dengan catatan harus ada
trade off antara manfaat dengan potensi risiko terhadap utang tersebut.

6.2. Manajemen Keuangan


Seorang wirausaha perlu memahami penyusunan rencana keuangan dan pengelolaan arus
kas agar bisnis yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik, terencana, dan mengurangi risiko
kegagalan bisnis. Wirausaha dengan memahami laporan keuangan dasar, dapat merencanakan
laba yang diinginkan dan mengelola keuangan perusahaan dengan lebih terarah.
Wirausaha, salah satu hal penting yang juga perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu
bisnis adalah mengenai pengelolaan arus kas agar tidak mengalami kekurangan uang kas atau
uang tunai untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Banyak perusahaan yang
berhasil mencapai laba yang tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan karena
mengalami kekurangan kas. Hal tersebut disebabkan laba tidak selalu dapat berupa uang tunai
yang siap digunakan setiap saat untuk kegiatan perusahaan.
Laba berbeda dengan arus kas, karena laba mencerminkan keadaan total pendapatan yang
lebih besar daripada total pengeluaran. Arus kas mencerminkan aliran uang kas yang masuk dan
uang kas yang keluar. Dari laporan arus kas, kita dapat mengetahui uang kas atau uang tunai yang
benar-benar ada atau yang tersedia dalam perusahaan.
Wirausaha memerlukan modal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Mengumpulkan
uang sebagai modal usaha selalu menjadi tantangan bagi wirausaha. Wirausaha untuk menjadi
yang berhasil, harus ahli dalam menggalang dana dan menargetkan sumber dana tertentu yang
paling sesuai dengan kebutuhan pembiayaannya.
Laporan sumber dan penggunaan dana merupakan suatu dokumen yang memuat
kebutuhan dana perusahaan, sumber untuk memperoleh dana, dan penggunaan dana (Barringer,
2008).
Dana atau modal awal pada umumnya, berasal dari pendiri atau tim manajemen awal
yang mendirikan perusahaan tersebut, namun dapat juga dana berasal dari investor awal, seperti
keluarga, teman, atau angel investor.

6.3. Komponen Laporan Keauangan Dasar


Tiga jenis laporan keuangan dasar yang perlu dipahami oleh seorang wirausaha,
melputi balance sheet, income statement , dan cas inflow dan cash out flow (Zimmerer &
Scarborough, 2008) dapat dijabarkan di bawah ini:
1. Balance Sheet (Neraca)
Neraca adalah gambaran singkat mengenai posisi keuangan perusahaan, yang menunjukkan
kepada pemilik perusahaan mengenai nilai perusahaannya pada waktu tertentu. Neraca
terdiri dari dua bagian utama, yaitu aktiva (aset) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas).
Aset menunjukkan nilai total dari segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aset terdiri
dari aset lancar (kas dan aset lainnya yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu
tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan), aset tetap (aset yang diperoleh
untuk pemakaian jangka panjang dalam perusahaan), dan aset tidak berwujud (goodwill,
hak cipta, dan hak paten). Kewajiban menunjukkan klaim kreditor terhadap aset
perusahaan. Kewajiban terdiri dari kewajiban lancar (utang-utang yang harus dibayar dalam
waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi perusahaan) dan kewajiban jangka panjang
(kewajiban yang jatuh tempo setelah lewat satu tahun). Ekuitas menunjukkan nilai
investasi pemilik dalam perusahaan. Ekuitas terdiri dari seluruh ekuitas (modal) pemilik dan
laba yang ditahan.
2. Income Statement (Laporan Rugi Laba)
Laporan laba-rugi membandingkan pengeluaran terhadap pendapatan selama suatu
periode waktu untuk menunjukkan laba atau rugi bersihnya. Wirausaha untuk menghitung
laba atau rugi bersih, mencatat semua penerimaan (baik penjualan tunai maupun kredit)
dikurangi dengan harga pokok penjualan (persediaan awal ditambah pembelian dikurangi
persediaan akhir), sehingga didapat nilai laba atau rugi kotornya. Kemudian laba
kotor tersebut dikurangi lagi dengan biaya operasional, biaya umum, biaya Iain-lain, bunga,
pajak, sehingga akhirnya didapat jumlah laba atau jumlah rugi bersihnya.
3. Cash inflow dan Out flow (Laporan Arus Kas)
Laporan arus kas menunjukkan perubahan modal kerja perusahaan dari awal tahun dengan
mendaftar sumber-sumber dana dan penggunaan berbagai dana tersebut. Laporan arus
kas ini mencakup arus kas dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan
pembiayaan.
Wirausaha Untuk membuat laporan arus kas, menambahkan laba bc-rsih pada suatu
periode (diambil dari laporan laba-rugi) dengan sumber-sumber dana perusahaan (dana
pinjaman, penurunan piutang, penurunan persediaan, penyusutan, dan Iain-lain).
Kemudian pemilik menguranginya dengan penggunaan dari dana-dana tersebut (pembelian
peralatan, pembagian dividen, pembayaran utang, peningkatan piutang dagang,
pengurangan utang dagang, peningkatan persediaan, dan Iain-lain).
1. Laporan Pro Forma
Wirausaha perlu membuat proyeksi laporan keuangan. Proyeksi laporan keuangan
atau laporan pro forma menunjukkan perkiraan posisi keuangan perusahaan sampai suatu
periode tertentu. Proyeksi laporan Keuangan dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan
keuangan dan perrumbuhan perusahaan yang sehat.
Wirausaha yang dapat melakukan penyusunan proyeksi laporan keuangan dapat
membantu dalam menentukan jumlah aset yang dibutuhkan. Laporan pro forma dapat
membantu kegiatan operasional perusahaan dan dapat juga digunakan dalam menarik
investor.
Proyeksi laporan keuangan yang harus dibuat oleh wirauhawan adalah: (Hisrich, Peters, &
Shepherd, 2008):
a. Laporan Laba-Rugi Pro Forma
Wirausaha dalam menyusun laporan laba-rugi, mempunyai dua pilihan, yaitu:
menyusun ramalan penjualan dan bekerja untuk mewujudkannya atau menetapkan
sasara laba dan bekerja untuk meraihnya.
b. Laporan laba rugi pro forma menggambarkan perkiraan laba bersih yang dihitung dari
perkiraan pendapatan dikurangi perkiraan biaya dan beban operasional perusahaan.
c. Laporan Arus Kas Pro Forma
Wirausahawan dalam penyusunan laporan arus kas pro forma harus menggambarkan
perkiraan uang kas yang masuk dan uang kas yang keluar dalam kegiatan operasional
perusahaan.
d. Neraca Pro Forma
Wirausahawan harus dapat menggambarkan neraca pro forma yang menggambarkan aset
dan kewajiban awal perusahaan. Wirausaha untuk membuat neraca pro forma yang baik,
harus membuat daftar setiap jenis aset yang diperlukan oleh perusahaan dan juga mencatat
semua kewajiban perusahaan yang muncul akibat pengadaan aset tersebut.

6.4. Ratio Analisys


Analisis rasio merupakan metode yang menyatakan hubungan antara dua elemen
akuntansi dalam laporan keuangan yang memungkinkan pemilik bisnis untuk menganalisis
kinerja keuangan perusahaannya. Ada empat jenis rasio keuangan yang utama, yaitu:
(Zimmerer & Scarborough, 2008: 102)
1. Rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutup kewajiban jangka
pendeknya ketika jatuh tempo. Ukuran rasio likuiditas yang utama:
a. Rasio lancar, mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya
dengan aset lancar. Perusahaan untuk menjaga tingkat modal kerja yang cukup, maka
perusahaan paling tidak memiliki rasio lancar 2:1. Perusahaan yang dimana semakin
tinggi rasio lancar, semakin kuat pula posisi keuangan perusahaan, walaupun dengan rasio
lancar yang tinggi tidak menjamin bahwa aset telah digunakan secara menguntungkan).

Aset Lancar
Rasio Lancar=
Hutang Lancar

b. Rasio cepat, mengukur likuiditas perusahaan dengan cara membandingkan aset


yang paling lancar dengan utang lancarnya. Rasio ini juga mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang lancarnya jika penjualan tiba-tiba terhenti
beroperasi. Perusahaan yang memiliko rasio cepat lebih besar dari 1:1 menunjukkan
bahwa kondisi keuangan perusahaan sangat aman.

Aset Cepat
Rasio Cepat =
Hutang Lancar

2. Rasio utang, menunjukkan sejauhmana seorang wirausaha bergantung pada modal utang
yang digunakan untuk membiayai beban operasi, pembelian barang modal, dan biaya
perluasan.

Ukuran rasio utang yang utama:


a. Rasio utang, mengukur persentase total aset yang didanai oleh kreditor dibandingkan
dengan yang didanai oleh pemilik. Semakin tinggi rasio utang atas aset, menunjukkan
tingginya risiko bagi pemberi pinjaman dan kreditor jika terjadi masalah dalam
perusahaan.
Total Utang
Rasio Utang=
Total Aset

b. Rasio utang terhadap ekuitas, mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi


kewajibannya terhadap kreditor atau pemilik apabila terjadi likuidasi. Apabila rasio utang
terhadap ekuitas (nilai bersih)
nya mendekati 1:1, maka kepentingan kreditor terhadap bisnis ini semakin mendekati
kepentingan pemiliknya. Jika rasionya lebih besar dari 1:1, maka kepentingan kreditor
terhadap bisnis ini lebih besar daripada pemiliknya, yang berarti bisnis ini kekurangan
modal.

Total Utang
Rasio Utang Terhadap Ekuitas=
Nilai Bersih Bwerwujud

c. Rasio bunga terhadap laba, mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar


bunga atas pinjaman yang diambilnya. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mengalami kesukaran
dalam membayar bunga atas pinjamannya. Banyak kreditor yangmenginginkan agar
rasio ini paling rendah 4:1 sebelum menyatakan bahwa sebuah perusahaan mempunyai
risiko kredit yang baik.

EBIT
Rasio BungaTerhadap Laba=
Total PengeluaranBunga

EBIT = Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak

3. Rasio operasi, menunjukkan kinerja keseluruhan dari suatu perusahaan dan menunjukkan
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dayanya. Ukuran rasio operasi yang
utama:
a. Rasio putaran persediaan rata-rata, mengukur berapa kali persediaan rata-rata perusahaan
habis terjual selama periode akuntansi. Rasio putaran persediaan di atas rata-rata
persediaan menunjukkan perusahaan mempunyai persediaan yang sehat, dapat dijual,
dan likuid. Sebaliknya, jika di bawah rata-rata menunjukkan persediaan tidak mudah
dicairkan, persediaan berlebih, barang dagangan kadaluwarsa, dan prosedur
pembelian yang buruk.

Harga Pokok Penjualan


Rasio Puta Persediaan Rata 2=
Persediaan Rata rata

HPP = Harga Pokok Penjualan


b. Rasio umur piutang rata-rata, mengukur rata-rata jumlah hari yang diperlukan perusahaan
untuk menagih piutang dagangnya. Rasio umur piutang rata-rata di atas persyaratan
kredit perusahaan, menunjukkan prosedur penagihan piutang yang buruk, yang dapat
mengakibatkan perusahaan mengalami krisi uang tunai.

Jml Hari Periode Akuntansi


Rasio Umur Piutang Rata 2=
Rasio Putaran Piutang Dagang
dimana:
Penjualan Kredit
Rasio Perputaran Piutang Dagang=
Piutang Dagang ¿
¿
c. Rasio umur utang rata-rata, mengukur rata-rata jumlah hari yang diperlukan perusahaan
untuk membayar utang dagangnya. Jika rasio utang rata-rata di atas persyaratan kredit yang
diberikan pemasok, menunjukkan perusahaan menderita kekurangan uang tunai.
Pembelian
Rasio Utang Rata 2=
Hutang Dagang ¿
¿
d. Rasio penjualan bersih terhadap aset total, mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan penjualan jika dikaitkan dengan asetnya. Rasio yang tinggi menunjukkan
tingkat aset yang tidak cukup untuk mempertahankan tingkat penjualan yang tepat dan
menempatkan para kreditor dalam posisi yang lebih rentan.

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Aset Total=
PenjualanTotal Bersih ¿
¿

4. Rasio profitabilitas, menunjukkan efisiensi pengelolaan perusahaan atau keberhasilan


perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Ukuran rasio profitabilitas yang utama:
a. Rasio laba bersih atas penjualan, mengukur laba perusahaan per satuan mata uang
penjualan. Apabila rasio ini masih di bawah rata-rata industri, maka pemilik bisnis harus
memeriksa laba kotor dan mencermati pengeluaran operasionalnya, sehingga dapat
dicari sumber permasalahan yang menyebabkan rasionya kecil.

Laba Bersih
Laba Bersih atas Penjualan=
Penjualan Bersih ¿
¿

b. Rasio laba bersih terhadap aset, mengukur seberapa banyak laba yang dihasilkan
perusahaan dari setiap satuan mata uang aset yang dimilikinya. Rasio yang berada
di bawah rata-rata industri menunjukkan bahwa perusahaan tidak menggunakan
asetnya secara efisien untuk menghasilkan laba.

Laba Bersih
Rasio Laba Bersih atas Aset =
Aset Total ¿
¿

c. Rasio laba bersih terhadap ekuitas, mengukur tingkat pengembalian atas investasi (ROI)
pemilik. Rasio ini membandingkan laba yang diperoleh selama satu periode akuntansi
dengan besarnya investasi pemilik pada perusahaan. Jika tingkat hasil pada rasio ini
terlalu kecil, sebagian dari modal mungkin lebih baik dimanfaatkan atau diinvestasikan
di tempat lain.
Laba Bersih
Rasio Laba Bersih atas Ekuitas=
Ekuitas ¿
¿

5. Break Event Point (BEP)


Break Event Point (Analisis titik impas) menunjukkan keadaan perusahaan dalam keadaan
tidak mengalami kerugian maupun tidak mendapat keuntungan. Analisis titik impas digunakan
untuk menentukan jumlah penjualan minimum (baik dalam satuan mata uang maupun unit
produksi) untuk menghasilkan laba.
Langkah-langkah untuk menghitung titik impas: (Zimmerer & Scarborough, 2008:
198)
a. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh
perusahaan.
b. Hitung rasio biaya variabel terhadap penjualan bersih.
c. Hitung titik impas (dalam satuan mata uang) ke dalam rumus:

Total Biaya Tetap


Titik Impas Penjualan=
Margin Kontribusi dlm Prosesentase Sale

d. Jika kita ingin menambahkan laba, maka rumusnya menjadi :

Total Biaya Tetap+ Laba Bersih Diharapkan


Titik Impas Penjualan=
Margin Kontribusi dlm Prosesentase Sale

Kita juga dapat menghitung titik impas dalam satuan unit dengan rumus:
Total Biaya Tetap
Volume Impas Sale=
Harga Penjulan Per Unit −Biaya Variabel per Unit

6. Cash Management
Manajemen kas berkaitan dengan upaya usaha meramalkan, mengumpulkan,
mengeluarkan, menginvestasikan, dan merencanakan kas yang diperlukan perusahaan.
Langkah-langkah untuk menciptakan manajemen kas yang efektif: (Zimmerer & Scarborough,
2008: 2001) menjelaskan dibawah ini.
a. Mengerti dan memahami siklus arus kas perusahaan.
Siklus arus kas merupakan selisih waktu antara membayar barang atau bahan baku ke
pemasok dengan penerimaan pembayaran dari pelanggan. Semakin lama siklus arus kas,
semakin besar kemungkinan wirausaha mengalami krisis kas.
b. Melakukan analisis siklus arus kas perusahaan.
Wirausaha harus mencari cara mengurangi jangka waktu siklus arus kas sehingga kas
tersebut dapat digunakan untuk membiayai pertumbuhan dan mengurangi biaya
pinjaman.

Wirausaha juga perlu membuat cah budgeting. Anggaran kas menunjukkan jumlah dan waktu
penerimaan dan pengeluaran kas secara harian, mingguan, atau bulanan. Langkah-langkah
membuat anggaran kas:
a. Tentukan saldo kas minimum yang memadai.
b. Memprediksi penjualan.
c. Memprediksi penerimaan kas.
d. Memprediksin pengeluaran kas.
e. Menentukan berapa saldo kas akhir bulan.
Wirausaha harus memahami tiga hal penting dalam cash management sebagai dibawah
ini.
a. Piutang dagang.
Wirausaha harud mengendalian piutang dagang mewajibkan wirausaha untuk
menetapkan kebijakan kredit dan penagihan yang tegas dan jelas. Selektif menyeleksi
pelanggannya sebelum memberikan kredit kepada mereka. Mengirimkan faktur dengan
segera dan bertindak menangani piutang yang jatuh tempo dengan cepat juga akan
memperbaiki arus kas.
b. Utang dagang.
Wirausaha dalam mengelola utang dagang, biasanya berupaya menunda pembayaran
selama mungkin tanpa merusak citra perusahaan. Teknik lain yang biasanya juga
digunakan adalah memeriksa tagihan sebelum membayarnya, memanfaatkan diskon
tunai, dan menegosiasikan persyaratan kredit yang terbaik.
c. Persediaan.
Wirausaha harus melihat persediaan juga untuk diperhatikan agar tidak terjadi
kelebihan maupun kekurangan persediaan. Kelebihan persediaan mengakibatkan
tingkat pengembalian nihil dan mengikat kas perusahaan dalam bentuk yang kurang
produktif, sehingga dapat mengakibatkan perusahaan juga mengalami krisis kas.

1. Capital Plan
Modal adalah semua bentuk kekayaan yang digunakan untuk memproduksi kekayaan yang lebih
banyak lagi. Ada tiga jenis modal, yaitu:
a. Modal tetap.
Modal tetap adalah modal yang diperlukan untuk membeli aset tetap, seperti
bangunan, tanah, perlengkapan, dan Iain-lain.
b. Modal kerja.
Modal kerja adalah modal yang dibutuhkan untuk mendukung operasi perusahaan
dalam jangka pendek.
c. Modal pertumbuhan.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan atau perkembangan
perusahaan ke arah yang baru.

1. Capital Equity (Modal Sendiri) dan Pinjaman


Modal ekuitas merupakan investasi pribadi dari wirausaha. Kelebihan modal ekuitas adalah
modal ini tidak harus dibayar kembali seperti pada modal pinjaman. Kekurangannya
adalah wirausaha harus memberikan beberapa, bahkan sebagian besar kepemilikannya
dalam perusahaan kepada orang-orang luar.
Modal pinjaman (utang) merupakan pembiayaan yang didapat dengan meminjam dan
harus dibayarkan kembali bersama dengan bunganya. Kelebihan modal pinjaman adalah
modal ini menyebabkan wirausaha harus kehilangan sebagian kepemilikannya dalam
perusahaan. Kekurangannya adalah wirausaha harus memberikan membayar pokok
pinjaman ditambah bunga.

2. Sources Capital Equity


Sumber-sumber modal ekuitas terdiri dari: (Zimmerer & Scarborough,
2008: 199)
a. Malaikat penolong (angel).
Malaikat penolong merupakan orang-orang kaya yang menginvestasikan uang dalam
permulaan usaha sebagai ganti hak kepemilikannya dalam perusahaan. Para malaikat
penolong tersebut cenderung menginvestasikan uangnya secara lokal (dekat dengan
rumah ataupun tempat usahanya) dan pada jenis usaha yang mereka ketahui dan kuasai,
serta mengharap dapat juga menginvestasikan pengetahuan, pengalaman, dan tenaga
mereka dalam perusahaan, selain menginvestasikan uang.
b. Mitra.
Sebelum membuat perjanjian kerjasama, wirausaha harus mempertim-bangkan akibat
dari member sebagian dari control pribadi atas penge-lolaan dan pembagian keuntungan
dengan orang lain.
c. Modal ventura korporasi.
Banyak perusahaan besar sekarang ini yang ikut membiayai perusahaan kecil. Dari
kerjasama ini, perusahaan yang baru berdiritidak hanya mendapatkan tambahan modal,
tapi juga mendapat bantuan keahlian teknis, jalur distribusi, cara pemasaran, dan juga
kredibilitas.
d. Tabungan sendiri.
Tabungan pribadi merupakan sumber pendanaan yang paling mudah tersedia untuk
memulai suatu bisnis baru.
e. Teman atau anggota keluarga.
Investasi dari teman atau keluarga merupakan suatu sumber modal yang baik dan
cukup dapat mengantar suatu usaha baru untuk menarik investor luar atau perusahaan
pemberi modal usaha.
f. Penjualan saham ke publik.
g. Wirausaha dapat juga memperoleh tambahan modal dengan cara menjual saham
perusahaannya kepada masyarakat. Namun setelah melakukan penjualan
sahamnya ke public tersebut, pasti terjadi perubahan dalam perusahaan. Oleh
karena itu, wirausaha perlu mempertimbangkan akibat dari keputusan tersebut
terhadap perusahaan, karyawan, pemegang saham, dan harga saham perusahaan.
h. Perusahaan modal ventura.
Perusahaan modal ventura adalah organisasi swasta berorientasi laba ya ng
memberikan sejumlah modal dan kemudian menggunakannya untuk membeli
posisi ekuitas dalam perusahaan yang baru, yang diyakininnya memiliki potensi
pertumbuhan dan laba yang tinggi.

3. Debt Cost Resources


Sumber-sumber pembiayaan utang terdiri dari:
1. Bank komersial.
Bank komersial merupakan sumber pendanaan jangka pendek yang paling sering
digunakan wirausaha saat jaminan tersedia. Jaminan tersebut da pat berupa
aset bisnis (tanah, peralatan, bangunan usaha) maupun aset pribadi (rumah,
mobil, tanah).
Ada beberapa jenis pinjaman bank komersial, yaitu:
a. Pinjaman berdasarkan piutang.
Piutang dapat menjadi dasar yang baik untuk pemberian pinjaman,
terutama apabila pelanggan dapat dipercaya dan pantas untuk
menerima kredit komersial.
b. Pinjaman berdasarkan inventaris.
Inventaris sering menjadi dasar untuk pemberian pinjaman, terutama untuk
inventaris yang mudah dijual.
c. Pinjaman berdasarkan peralatan.
Peralatan dapat digunakan untuk mengamankan pembiayaan yang
berjangka panjang.
d. Pinjaman berdasarkan real estate.
Real estate sering digunakan untuk pembiayaan berbasis asset dan
biasanya untuk membiayai tanah milik perusahaan atau gedung tempat
usaha.
2. Sumber dana utang di luar bank.
Ada beberapa sumber dana utang di luar bank, yaitu:
a. Perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi menawarkan dua jenis dasar pinjaman, yaitu pinjaman polis
dan pinjaman gadai.
b. Credit unions.
Credit unions merupakan koperasi pembiayaan yang tidak berorientasi mencari
untung yang mempromosikan tabungan dan meyediakan oinjaman bagi anggotanya.
c. Vendor financing.
Banyak perusahaan kecil meminjam uang dari toko atau penyedia barang
dalam bentuk kredit dagang. Wirausaha mendapatkan pinjaman jangka
pendek yang bebas bunga untuk sejumlah barang yang dibeli. Jadi,
wirausaha mengusahakan penjual untuk memberikan kredit dalam bentuk
pembayaran yang ditunda.
d. Equipment supplier.
Banyak penjual peralatan mendorong pemilik usaha membeli peralatan mereka
dengan menawarkan pembiayaan pembelian tersebut. Metode yang
digunakan sama dengan kredit dagang, hanya berbeda dalam jenis barang
yang ditawarkan.
e. Surat obligasi
Surat obligasi dapat menolong perusahaan kecil untuk mendapatkan
modal, namun perusahaan harus mengikuti aturan yang sama yang
mengatur penjualan saham kepada investor publik.
f. Perusahaan pendanaan komersial.
Perusahaan ini biasanya menawarkan pinjaman yang serupa dengan yang
ditawarkan pihak bank, namun mereka cenderung lebih mentoleransi
lebih banyak risiko dalam pinjaman mereka.

6.5. Praktek Pinjaman Usaha


Managemen Hutang sebagai sumber Modal Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha
Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkembang, memiliki pengelolaan hutang bisa menjadi cara
yang efaktif dalam melakukan bisnis. Beberapa pemilik usaha kecil bangga bahwa mereka tidak
pernah memiliki hutang, itu tidak selalu merupakan pendekatan yang realistis. Pertumbuhan
seringkali menuntut modal besar, dan untuk mendapatkan uang tsb mengharuskan Anda
mencari pinjaman bank, pinjaman pribadi, sebuah jalur kredit bergulir, kredit perdagangan,
atau bentuk lain pembiayaan hutang. Pertanyaan bagi banyak pemilik bisnis kecil adalah,
berapa besar hutang yang diperlukan? Jawaban atas pertanyaan ini berdasarkan analisis yang
cermat pada arus kas serta kebutuhan khusus dari bisnis dan industri Anda. Pedoman di bawah
ini akan membantu menganalisis apakah mengambil hutang adalah ide yang baik untuk
perusahaan Anda.
Pertimbangan mengajukan pinjaman
Ada sejumlah alasan yang masuk akal untuk mengambil utang. Secara umum, utang bisa
menjadi ide yang baik jika digunakan untuk meningkatkan atau melindungi arus kas, atau untuk
membiayai pertumbuhan atau ekspansi. Dalam kasus ini, biaya pinjaman mungkin lebih rendah
daripada biaya mbiayaan, hal ini bergerak melalui pendapatan yang berkelanjutan.
Beberapa alasan umum untuk mencari pinjaman meliputi:
a. Modal kerja ketika Anda sedang mencari untuk meningkatkan tenaga kerja atau
meningkatkan persediaan
b. Memperluas pangsa pasar baru, ketika perusahaan memasuki pasar baru, mereka sering
menghadapi siklus koleksi lagi atau harus menawarkan persyaratan lebih menguntungkan
kepada pelanggan baru, dana pinjaman dapat membantu mengatasi periode ini.
c. Untuk belanja modal. Anda mungkin perlu untuk membiayai peralatan baru untuk
memindahkan bisnis ke pasar baru atau memperluas lini produk Anda.
d. Meningkatkan arus kas. Jika Anda masih memiliki utang jangka panjang kurang dari 10
tahun, pembiayaan dapat memperbaiki arus kas.
e. Membangun kepercayaan dengan pemberi pinjaman. Jika Anda belum pernah meminjam
sebelumnya, mengambil pinjaman dapat membantu dalam mengembangkan sejarah
pembayaran yang baik sehingga menimbulkan kepercayaan dan membantu memperoleh
pembiayaan di masa depan dengan lebih mudah.
f. Modal kerja ketika Anda sedang mencari untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja.
Menegosiasikan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Rencana modal harus terdiri
dari tinjauan lengkap Neraca untuk membantu menganalisis arus kas, aset dan kewajiban.
Anda juga perlu membuat laporan pro forma, yang merupakan proyeksi Neraca untuk 1 -3
tahun mendatang.
g. Jangka pendek vs utang jangka panjang
Selain alasan yang tepat, Anda juga perlu memastikan jenis pinjaman yang tepat. Misalnya,
Anda mengambil pinjaman jangka pendek padahal pinjaman jangka panjang lebih
diperlukan, hal ini bisa menimbulkan masalah keuangan, karena cicilan yang cukup besar
dan uang tidak cukup, Anda mungkin melakukan keputusan yang tidak perlu (misalnya
menjual aset bisnis) untuk memenuhi kewajiban.
h. Secara umum, penggunaan pinjaman jangka pendek untuk kebutuhan jangka pendek. Ini
akan membantu Anda menghindari beban bunga yang lebih tinggi dan lebih ketat
dibanding kondisi pinjaman jangka panjang. Misalnya, jika Anda mengalami peningkatan
pesat sementara penjualan seperti yang disebabkan oleh peningkatan permintaan
musiman maka Anda harus melihat pada pinjaman jangka pendek. Jika pertumbuhan akan
terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang, silakan lihat di jangka panjang lainnya
seperti perluasan jalur kredit berdasarkan penjualan, piutang, atau rasio persediaan.
Jangka waktu utang Anda tidak akan berdampak pada utang terhadap ekuitas rasio.
Namun, Anda akan melihat perubahan dalam indikator likuiditas seperti rasio lancar,
karena saat ini hanya mencakup kewajiban utang yang harus dilunasi dalam satu tahun,
bukan hutang yang jatuh tempo pada periode yang akan datang. Jadi, pinjaman jangka
panjang positif dapat mempengaruhi rasio likuiditas Anda. Hutang baru harus berdasarkan
pada kebutuhan saat ini.
i. Merencanakan secara efektif
Sebelum mengambil pinjaman atau jenis pembiayaan lain, Anda harus meluangkan waktu
untuk merencanakan kebutuhan modal. Saat terburuk untuk mengambil hutang jenis apa
pun adalah masa krisis. Tiba-tiba mengalami kerugian bisnis, tidak mampu membayar gaji,
atau keadaan darurat lain yang memaksa Anda untuk segera mengambil pinjaman, dan
menempatkan pada posisi yang sangat tidak menguntungkan. Dengan perencana akan
memungkinkan Anda bisa memprediksi berapa kebutuhan uang tunai, menentukan apa
yang akan dibutuhkan dan kapan membutuhkannya. Ini akan memberi Anda waktu
tambahan untuk mengeksplorasi semua kemungkinan sumber-sumber pinjaman dan
menegosiasikan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Rencana modal harus terdiri
dari tinjauan lengkap Neraca untuk membantu menganalisis arus kas, aset dan kewajiban.
Anda juga perlu membuat laporan pro forma, yang merupakan proyeksi Neraca untuk 1 -3
tahun mendatang.
Ketika tingkat suku bunga rendah dan uang yang murah, Anda mungkin tergoda untuk
mengambil pinjaman untuk membeli peralatan atau membuat belanja modal lainnya. Jika itu
yang terjadi dengan bisnis Anda, pastikan untuk mendasarkan keputusan Anda semata-mata
pada keperluan Anda sekarang. Kemungkinan peningkatan tarif bukan alasan untuk
menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak Anda butuhkan. Sebagai contoh, jika perlu
peralatan komputer tambahan, Anda mungkin ingin mengambil pinjaman untuk membelinya.
Tetapi membeli komputer tambahan sekarang karena akan lebih mahal tatiun depan tidak
cukup pembenaran. Anda akan terjebak dengan peralatan yang tidak perlu dan hutang yang
wajib dilunasi.

Sumber
http://www.ekonomikabisnis.com/arsip/mengelola-hutang-untu-k-mengembangkan-usaha-
UKM.html

Rngkuman
 Laporan keuangan dasar terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, dan
laporan arus kas.
 Proyeksi laporan keuangan menunjukkan perkiraan posisi keuangan
perusahaan sampai suatu periode tertentu.
 Analisis rasio keuangan merupakan metode yang menyatakan
hubungan antara dua elemen akuntansi dalam laporan keuangan
yangmemungkinkan pemilik bisnis untuk menganalisis kinerja
keuangan perusahaannya.
 Ada empat jenis rasio keuangan yang utama, yaitu:
1. Rasio likuiditas
a. Rasio lancar
b. Rasio cepat
2. Rasio utang
a. Rasio utang
b. Rasio utang terhadap ekuitas
c. Rasio bunga terhadap laba

3. Rasio operasi
a. Rasio putaran persediaan rata-rata
b. Rasio umur piutang rata-rata
c. Rasio umur utang rata-rata
d. Rasio penjualan bersih terhadap asset total
4. Rasio profitabilitas
a. Rasio laba bersih atas penjualan
b. Rasio laba bersih terhadap aset
c. Rasio laba bersih terhadap ekuitas
 Anggaran kas menunjukkan jumlah dan waktu penerimaan dan pengeluaran kas
secara harian, mingguan, atau bulanan.
 Tiga hal penting dalam manajemen kas meliputi piutang dagang, utang dagang, dan
persediaan.
 Modal adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk memproduksi kekayaan
yang lebih banyak lagi.
 Ada tiga jenis modal, yaitu modal tetap, modal kerja, dan modal pertumbuhan.
 Analisis Titik Impas
Titik impas merupakan tingkat operasi (dalam satuan mata uang atau
jumlah produksi) dimana perusahaan tidak memperoleh laba maupuan
rugi. Analisis titik impas digunakan utntuk menentukan jumlah
penjualan minimum untuk menghasilkan laba.
 Ada dua sumber modal, yaitu modal ekuitas dan modal pinjaman
(utang).
Sumber-sumber modal ekuitas terdiri dari tabungan pribadi, teman
atau anggota keluarga, malaikat penolong (nugel), mitra, modal ventura
korporasi, perusahaan modal ventura, penjualan saham ke publik.
 Manajemen kas menyangkut usaha meramalkan, mengumpulkan,
mengeluarkan, menginvestasikan, dan merencanakan kas yang
diperlukan oleh perusahaan.
 Wirausaha harus memahami bahwa kas dan laba tidaklah sama. Laba
Merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Kas
adalah uang bebas dan tersedia untuk digunakan dalam bisnis.
 Sumber-sumber pembiayaan utang terdiri dari bank komersial dan
sumber dana utang di luar bank.

Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara laba dan arus kas!
2. Sebutkan tiga hal penting dalam manajemen kas!
3. Sebutkan tiga jenis modal usaha dalam suatu perusahaan!
4. Sebutkan dua sumber utama modal dalam menjalankan bisnis!
5. Sebutkan tiga jenis laporan keuangan dasar yang perlu dipahami oleh seorang
wirausaha!
6. Apakah yang dimaksud dengan proyeksi laporan keuangan? Jelaskan manfaatnya bagi
wirausaha maupun bagi investor!
7. Sebut dan jelaskan empat jenis rasio keuangan yang utama!
8. Apakah yang dimaksud dengan analisis titik impas? Jelaskan kegunaan analisis tersebut
bagi wirausaha dalam menjalankan bisnisnya!
9. Buatlah analisis penerapan pengelolaan tiga besar dalam manajemen kas di salah satu
UKM yang dipilih untuk dianalisis!
10. Carilah contoh proyeksi laporan keuangan yang dibuat oleh wirausaha pada suatu
bisnis dan lakukan analisis titik impas dalam bisnis tersebut!
11. Bagaimanakah cara mengelola hutang untuk mengembangkan UKM, berdasarkan bacaan
tersebut,?
12. Jelaskan bagaimanakah merencanakan penggunaan hutang yang efektif
dalammengembangkan usaha?
13. Bagaimana pengaruh penggunaan hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang
terhadap kondisi keuangan perusahaan!

Anda mungkin juga menyukai