Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEUANGAN

RINGKASAN MATERI KULIAH RPS 2


LAPORAN POKOK DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

Oleh :
Kelompok 1

Ni Made Gunita Wira Devi (1907531166)

Dwi Ega Cahyani (1907531169)

I.G.A.A Kadek Rheina Kusuma (1907531174)

Ni Made Wuriti (1907531176)

Ni Putu Adelia Maya Pratiwi (1907531180)

NI Putu Sri Yuristianti (1907531186)

Disampaikan kepada :

Bapak Dr. Ida Bagus Panji Sedana, S.E., M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
RINGKASAN MATA KULIAH RPS 2
LAPORAN POKOK DAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

2.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan


Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi
yang dimiliki perusahaan (Nainggolan, 2004). Horne (2005) menyatakan bahwa pengukuran kinerja
keuangan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan dan telah diaudit oleh akuntan publik. Rasio-rasio keuangan
dirancang untuk membantu para analis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan atas
laporan keuangannya.
Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis Laporan Keuangan perusahaan.
Analisis Laporan Keuangan mencakup apakah suatu aktiva dan pasiva perusahaan dikelola secara
benar, termasuk juga aktivitas pendanaannya untuk meningkatkan nilai perusahaan (value of the
firm). Analisis kinerja keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan
pengendalian keuangan.
2.2 Laporan Pokok Keuangan
Pada umumnya laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan meliputi: neraca,
perhitungan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Neraca
adalah suatu ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, utang dan modal sendiri suatu perusahaan
pada saat tertentu. Perhitungan rugi laba adalah ikhtisar yang memuat rincian pendapatan dan biaya
dalam rangka perhitungan laba atau rugi untuk suatu periode tertentu. Untuk dapat menggambarkan
secara jelas sifat dan perkembangan yang dialami perusahaan dari waktu ke waktu sangat dianjurkan
agar perusahaan menyusun laporan keuangan komparatif. Laporan komparatif ini setidaknya untuk
dua tahun terakhir. Apabila neraca dapat disusun secara sistematis, maka akan memberikan gambaran
mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu.
Pos-pos neraca dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
1. Pos-pos aktiva (assets items).
2. Pos-pos utang (liabilities).
3. Modal sendiri (share holders equity).
PASIVA PADA NERACA, KOMPONEN NERACA
Pasiva pada neraca menunjukkan sumber-sumber dana, dan aktiva neraca menunjukkan
alokasi dananya. Jadi membahas Manajemen Keuangan berarti juga mempelajari Aktiva dan Pasiva
(asset & liabilities magement). Sumber-simber dana dan alokasi dana ini perlu dikelola dengan baik.
Ibarat arus air, kita menggambarkan dalam unsur-unsur sumber (sources), penampungan (reservoir)
dan penggunaannya (uses). Bagaimana mengendalikan dan mengarahkan sources, reservoir, dan uses
dalam mencapai tujuan (objectives) ini merupakan pokok Manajemen Keuangan. Komponen neraca
dapat digolongkan sebagai berikut:
AKTIVA
 Aktiva Lancar
 Investasi (Penyertaan)
 Aktiva Tetap
 Aktiva Lain-lain
KEWAJIBAN
 Kewajiban Lancar
 Kewajiban Jangka Panjang
 Kewajiban Lain-lain
MODAL
 Modal Saham
 Agio Saham
 Laba yang ditahan
Penyajian komponen-komponen neraca lazimnya sebagai berikut:
 Aktiva, diklasifikasikan menurut likuiditas
 Kewajiban, diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo
 Modal, diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya
2.3 Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah petunjuk yang menuntun manajemen sebuah perusahaan menetapkan
berbagai target serta standar. Rasio keuangan sangat membantu manajer keuangan dalam menetapkan
strategi jangka panjang yang menguntungkan serta dalam membuat keputusan jangka pendek yang
efektif. Kondisi dalam setiap operasi perusahaan dapat setiap hari dan dalam situasi yang dinamis ini,
rasio keuangan akan menginformasikan kepada manajemen masalah yang segera memerlukan
perhatian.
Analisis merupakan suatu teknik yang menghubungkan antara satu pos dengan pos lainnya
dalam laporan keuangan laba rugi, neraca, atau dalam kombinasi dari kedua laporan. Sedangkan rasio
keuangan menurut James Carter Van Home dikutip dari Kasmir (2008) adalah indeks yang
menghubungkan 2 angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Jadi, analisis rasio keuangan merupakan suatu proses pengamatan indeks yang berhubungan dengan
angka-angka akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan dengan tujuan dapat memberikan
informasi atas hasil interpretasi kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan.
Adapun beberapa fungsi dari Analisis Rasio Keuangan ini, seperti : berguna bagi seorang
calon investor/perusahaan yang ini melakukan investasi saham, memberikan kredit kepada
perusahaan, menentukan tingkat Kesehatan perusahaan supplier, menentukan tingkat kesehatan
perusahaan pelanggan, menentukan tingkat kesehatan perusahaan yang dinilai dari kinerja karyawan,
menentukan besarnya beban pajak, menentukan tingkat perkembangan perusahaan, dan menentukan
tingkat kerusakan yang harus dihadapi perusahaan.
Kondisi keuangan perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa aspek, seperti :
1. Aspek Likuiditas
Likuiditas merupakan aspek yang mengukuru kemampuan likuiditas jangka pendek auatu
perusahaan dengan memperhatikan aktiva lancar dan utang lancar perusahaan. Dalam aspek
likuiditas, dapat dilakukan beberapa analisis, seperti:
 Rasio Lancar / Current Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
finansialnya dalam jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia.
 Rasio Cepat / Quick Ratio / Acid Test Ratio
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
lancanya menggunakan aktiva tanpa memperhitungkan jumlah atau nilai persediaan.
 Cash Ratio
Merupakan rasio untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
diuangkan dengan kewajiban lancar.
Perusahaan yang tidak likuid, berarti perusahaan itu tidak sehat. Oleh karenanya, likuiditas
perusahaan harus diatur dan dijaga dengan baik untuk menjaga kredibilitas dengan pihak
kreditur.
2. Aspek Solvabilitas / leverage
Aspek solvabilitas berupakan aspek yang menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka panjang maupun jangka pendek dan
mengukur sejauh mana operasional perusahaan dibiayai oleh utang. Aspek Solvabilitas
memiliki beberapa implikasi :
 Kreditur mengharapkan dana yang disediakan oleh perusahaan sebagai batas aman. Jika
perusahaan menyediakan Sebagian kecil dari modalnya, maka resiko bisnis Sebagian besar
akan ditanggung oleh kreditur.
 Meskipun pengadaan dana dilakukan dengan berhutang, pemilik perusahaan masih dapat
mengatur perusahaannya.
 Jika perusahaan mendapatkan laba lebih banyak dari dana yang dipinjam dibandingkan
dengan bunga yang harus dibayar, maka pengembalian dana kepada kreditur dapat
diperbesar.
Perusahaan yang rasio solvabilitasnya rendah, dapat menghadapi resiko kerugian yang kecil
saat ekonomi sedang menurun, namun memiliki tingkat return yang rendah juga saat
perekonomian sedang meningkat. Sebaliknya, jika rasio solvabilitas perusahaan tinggi,
perusahaan dapat menghadapi resiko kerugian yang tinggi saat perekonomian sedang turun,
namun memiliki tingkat return yang tinggi saat perekonomian sedang mengalami kemajuan.
3. Aspek Profitabilitas / rentabilitas
Profitabilitas merupakan aspek yang menunjukkan tingkat keuntungan perusahaan jika
dibandingkan dengan penjualan. Kemampuan memperoleh untung atau laba dapat diukur dari
seluruh dana yang diinvestasikan ke perusahaan. Dari hal tersebut dapat diketahui seberapa
banyak laba yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, seberapa banyak modal pemilik
yang digunakan, atau seberapa banyak investasi dan modal yang diperlukan untuk mencapai
laba tersebut. Adapun beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis profitabilitas
ini, seperti :
 Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin
Merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar
harga pokok penjualan.
 Margin Laba Operasi atau Operating Profit Margin
Merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan setelah semua beban dan
pengeluaran lain kurangi dengan beberapa akun kecuali bunga dan pajak.
 Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin
Merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan setelah dikurangi semua beban
dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
 Return on Investment
Merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akan digunakan untuk
menutup sejumlah investasi yang telah dikeluarkan.
 Rentabilitas Ekonomis atau Return On Assets
Merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yag
dimiliki perusahaan.
4. Aspek Aktivitas Usaha
Aktvitas usaha merupakan kemampuan perusahaan untuk menjaga kestabilitasan
perusahaannya sehingga bisa bertahan dan juga berkembang secara mandiri atau pengukuran
tingkat efektivitas penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas usaha
dapat diihat dari perbandingan antara penjualan dengan setiap pos yang ada dalam ativa.
Semakin tinggi rasio maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas yang telah dicapai oleh
perusahaan.
5. Aspek Penilaian/Pasar
Penilaian / pasar menunjukkan pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan atau dapat juga diartikan sebagai kemampuan pihak manajemen dalam
menciptakan nilai pasar agar berada diatas nilai investasi. Aspek penilaian/pasar dapat dilihat
dari pebandingan harga pasar saham dengan posisi keuangan perusahaan. Rasio yang semakin
tinggi menunjukkan semakin tinggi pula pengakuan pasar terhadap posisi keuangan perusahaan
sehingga harga saham perusahaan semakin mahal. Rasio ini hanya dapat diukur jika perusahaan
sudah Go Public di Bursa Efek.

Berdasarkan dari aspek keuangan diatas, rasio-rasio keuangan perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi 5 bagian, yaitu :
a. Rasio Likuiditas , yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya saat sudah jatuh tempo.
b. Rasio Solvabilitas , yaitu rasio untuk mengukur seberapa jauh aktivitas perusahaan didanai
oleh utang.
c. Rasio profitabilitas, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
d. Rasio aktivitas perusahaan, yaitu rasio untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan
sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai laba.
e. Rasio penilaian/pasar, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar pengakuan pasar terhadap
posisi keuangan perusahaan.
2.3.1 Pengelompokan Rasio Keuangan
1. Likuiditas
Pengelompokan likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan melunasi kewajiban
jangka pendek.
Tabel 1.1 Pengelompokan Rasio Likuiditas
Kelompok dan Jenis
Maksud Analisa Formula Perhitungan
Rasio
Mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
1 Current Ratio 𝑥 100%
kewajibannya yang segera jatuh 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
tempo
Mengukur kemampuan perusahaan
Quick Ratio
memenuhi kewajiban yang segera 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 – 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
2 (Acid Test 𝑥 100%
jatuh tempo dari Quick Assets 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Ratio)
(melihat kualitas dari aktiva lancar)
Mengukur kemampuan perusahaan
𝐾𝑎𝑠 + 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
3 Cash Ratio memenuhi kewajiban yang segera 𝑥 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
jatuh tempo dengan kas yang dimiliki
Mengukur peranan sumber jangka
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Net Working panjang yang terikat pada aktiva 𝑥 100%
4 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Capital to Sales lancar sehubungan dengan
pelaksanaan penjualan
Current Assets Menunjukkan peranan modal kerja 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
5 𝑥 100%
to Sales dalam mencapai penjualan 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2. Leverage/ Solvabilitas
Pengelompokkan Solvabilitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman.
Tabel 1.2 Pengelompokan Rasio Solvabilitas
Kelompok Jenis
Maksud Analisa Formula Perhitungan
Ratio
Membandingkan total pinjaman
dengan aktiva, untuk mengetahui
Total Debt to 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
1 besarnya penggunaan hutang 𝑥 100%
Total Assets 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
dibandingkan seluruh modal
perusahaan
Membandingkan hutang jangka
panjang dengan modal sendiri,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Long Term Debt unruk mengetahui besarnya 𝑥 100%
2 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
to Equity penggunaan hutang jangka
panjang dibandingkan modal
sendiri
Times Interest Mengukur pengaruh adanya 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
3 =. . . . . . . 𝐾𝑎𝑙𝑖
Earned modal luar bagi perusahaan 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Mengukur kemampuan
Fixed Changed 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
4 perusahaan dalam menanggung
Coverage 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
beban tetap

3. Aktivitas Usaha
Pengelompokan Aktivitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
menjaga stabilitas usahanya sehingga bisa bertahan hidup dan berkembang secara sendiri atau
mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Tabel 1.3 Pengelompokan Rasio Aktivitas Usaha
Kelompok dan Jenis Ratio Maksud Analisa Formula Perhitungan
III. AKTIVITAS Mengukur efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan
3.1 Inventory Turnover atau Mengukur efektivitas 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Day’s Inventory penggunaan dana yang 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
Atau
tertanam dalam persediaan

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
360
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟
3.2 Receivable Turn Over Mengukur waktu ……..Hari
atau Average Collection penerimaan tagihan 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Period Receivable 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

Turnover
360
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟
3.3 Fixed Assets Turnover Mengukur efisiensi ……….Hari
penggunaan dana pada 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
aktiva tetap dalam rangka 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝

mencapai penjualan
3.4 Total Assets Turnover Mengukur efisiensi 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
penggunaan dana pada total 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

aktiva dalam rangka


mencapai penjualan

4. Profitabilitas
Pengelompokan Profitabilitas bertujuan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan.
Tabel 1.4 Pengelompokan Rasio Profitabilitas
Kelompok dan Jenis Ratio Maksud Analisa Formula Perhitungan
IV. PROFITABILITAS Mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba

4.1 Profit Margin Mengukur laba yang dicapai


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
dibandingkan dengan
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
x 100%
penjualan
4.2 Return on Investment / Mengukur kemampuan 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑥 100%
Return on Total Assets / menghasilkan laba dari total 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Earning Power aktiva yang digunakan
4.3 Return on Net Worth atau Mengukur return atas modal 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑥100%
Return on Equity sendiri 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

5. Penilaian Pasar
Pengelompokan penilaian pasar bertujuan untuk menunjukkan pengakuan pasar terhadap
kondisi keuangan yang dicapai perusahaan.
V. Penilaian Pasar Mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi perusahaan
5.1 Earning Per Share (EPS) Jumlah Laba per lembar 𝐸𝐴𝑇
saham 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

5.2 Price Earning Ratio (PER) Mencerminkan


pengakuan pasar
terhadap laba yang 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
dihasilkan perusahaan 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝐸𝑃𝑆

perlembar saham
5.3 Market to book value Pengakuan pasar 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
terhadap nilai buku 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

saham
5.4 Price to Cash Fow Ratio Pengakuan pasar 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
terhadap aliran kas 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

perusahaan
5.5 Dividend Payout ratio Bagian laba perusahaan 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
yang dibayarkan dalam 𝐸𝐴𝑇

bentuk dividen

2.3.2 Contoh Kasus Analisis Rasio Keuangan


Berikut ini diberikan data laporan keuangan PT WISTAWAN. Diminta, analisislah kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio – rasio yang telah dijelaskan diatas.

PT. WISTAWAN
NERACA PER 31 DESEMBER 2011-2012
(Dalam RP. 000.000,00)
Kas 8.000 20.000
Piutang 30.000 30.000
Persediaan 68.000 50.000
Jumlah Aktiva Lancar 106.000 100.000
Aktiva Tetap (Net) 50.000 52.000
Aktiva lainnya 4.000 4.000
Jumlah Aktiva 160.000 156.000

Utang dan Modal Sendiri:


Utang dagang 24.000 24.000
Utang Wesel 14.000 14.000
Biaya yg masih harus 2.000 4.000
dibayar
Jumlah Utang Lancar 40.000 42.000

Utang jangka panjang 30.000 30.000


Modal saham 25.000 25.000
Laba ditahan 65.000 59.000

Jumlah Utang dan Modal 160.000 159.000


PT WISTAWAN
LAPORAN RUGI LABA TAHUN 2011-2012
(Dalam RP. 000.000,00)
Penjualan 220.000 260.000

Harga pokok penjualan 173.000 201.000

Laba Kotor 47.000 59.000

Biaya penjualan dan administrasi 38.500 38.500

Laba Operasi 8.500 20.500

Biaya bunga 3.240 3.240


Laba Bersih Sebelum Pajak 5.260 17.260

Pajak 2.630 8.630

Laba Bersih Setelah Pajak 2.630 8.630

2.3.2.1Analisis dan Interpretasi Rasio Likuiditas PT Wistawan


PT WISTAWAN
ANALISIS RATIO
I. Rasio Likuiditas Tahun 2011 Tahun 2012
1. Current Ratio:
Aktiva Lancar 106.000 100.000
x 100% = 265% x 100% = 238%
Utang Lancar 40.000 42.000
2. Quick Ratio:
Ak.Lancar – Persediaan 106.000-68.000 100.000-50.000
x 100% =95% x 100%=119%
Utang Lancar 40.000 42.000
3. Cash Ratio
Kas+Surat-surat berharga 8.000 20.000
x 100% = 20 x 100% = 48%
Hutang Lancar 40.000 42.000

Current Ratio tahun 2011 sebesar 265%, artinya setiap 100,00 kewajiban yang harus dibayar
dijamin dengan dana lancar sebesar Rp 265,-. Secara kuantitatif, maka likuiditas perusahaan bagus.
Demikian juga pada tahun 2012, walaupun mengalami penurunan sebesar 27% namun perusahaan
masih tergolong likuid. Quick Ratio pada tahun 2011 sebesar 95%, artinya setiap kewajiban yang
segera harus dibayar sebesar Rp 100,- dijamin dengan kas dan piutang sebesar Rp 95,00. Tahun 2012
mengalami kenaikan sebesar 24%.Jadi, tanpa menjual persediaan pun perusahaan dapat melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Cash Ratio pada tahun 2011 sebesar 20% artinya setiap kewajiban
yang segera harus dibayar sebesar Rp 100,- dijamin dengan kas dan piutang sebesar Rp 20,-. Tahun
2012 mengalami kenaikan menjadi 48%.
2.3.2.2Analisis dan Interpretasi Rasio Aktivitas Usaha PT Wistawan
II. Rasio Aktivitas Usaha Tahun 2011 Tahun 2012
1. Inventory Turnover:
HPP 173.000 201.000
= 2,54 Kali = 4,02 Kali
Persediaan 68.0000 50.000
2. Average Collection Period:
Piutang 30.000 30.000
x360 hari= 49 Hari x 360 hari= 41 hari
Penjualan per hari 220.000 260.000
3. Total Asset turnover:
Penjualan 220.000 260.000
= 1,38 Kali = 1,67 Kali
Total Aktiva 160.000 156.000

Rasio inventory turnover tahun 2011 sebesar 2,54 kali. Asumsi perhitungan hari dalam 1
tahun = 360 hari, maka lamanya dana tertanam dalam persediaan adalah 143 hari. Tahun 2012
inventory turnover sebesar 4,02 kali atau dana tertanam dalam persediaan 90 hari. Tingkat
perputaran persediaan semakin tinggi, berarti semakin baik. Artinya dana tertanam dalam
persediaan semula 143 hari, sekarang menjadi 90 hari. Jadi perputarannya lebih cepat.
Rasio collection period 49 hari dalam tahun 2011 berarti lamanya dana tertanam dalam
piutang adalah 49 hari. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Artinya dana yang tertanam dalam
piutang lebih cepat kembali menjadi uang tunai. Rasio Total Asset Turnover pada tahun 2011
sebesar 1,38 kali yang berarti perusahaan ini mampu menghasilan penjualan sebesar 1,38 kali dari
aktiva totalnya dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 1,67 kali. Semakin tinggi nilai
rasio ini, maka akan semakin baik karena perusahaan mampu memaksimalkan aset yang dimiliki
untuk menghasilkan penjualan yang lebih tinggi. Namun, pada dasarnya nilai rasio Total Asset
Turnover yang baik tidak ada patokan bakunya. Untuk mengetahui tinggi rendahnya perputaran
aset, maka perusahaan harus membandingkannya dengan industri sejenis, sehingga bisa melihat
apakah perputaran aset perusahaan tergolong bagus atau jelek.
2.3.2.3Analisis dan Interpretasi Rasio Solvabilitas PT Wistawan
III. Rasio Solvabilitas Tahun 2011 Tahun 2012
1. Debt to Total Assets:
Jumlah Utang 70.000 72.000
x 100% = 44% x 100% = 46%
Total Aktiva 160.000 156.000
2. Debt to Equality:
Jumlah Utang 70.000 72.000
x 100% = 78% x 100% = 86%
Modal Sendiri 90.000 84.000
3. Time Interest Earned:
Laba Operasi 8.500 20.500
= 2,62 Kali = 6,33 Kali
Bunga 3.240 3.240
Debt to total asset pada tahun 2011 sebesar 44%, artinya bahwa 44% dari harta yang
dimiliki perusahaan berasal dari pinjaman. Tahun 2012, persentase jumlah utang terhadap jumlah
harta naik 2% yaitu menjadi 46%. Dengan melihat rasio tersebut, perusahaan masih tergolong
solvable. Demikian juga jika dilihat rasio debt to equity sebesar 78% pada tahun 2011. Ini artinya
bahwa jumlah utang masih lebih kecil dari modal sendiri. Jadi, jika modal sendiri Rp 100, maka
jumlah utang Rp 78. Tahun 2012, debt to equity naik menjadi 86%, jadi jumlah utangnya 86% dari
jumlah modalnya sendiri.
Time Interest Earned pada tahun 2011 sebesar 2,62 kali, artinya laba operasi perusahaan
dapat menutup beban bunga. Jadi laba operasi 2,62 kali lebih besar dari biaya bunga. Pada tahun
2012, rasio ini naik menjadi 6,64 kali. Hal ini berarti perusahaan lebih mampu membayar beban
bunga bank.
2.3.2.4Analisis dan Interpretasi Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas PT Wistawan
IV. Rentabilitas Tahun 2011 Tahun 2012
1. Profit Margin = Laba bersih 2.630 8.630
Penjualan x 100% = 1,2% x 100% = 3,3%
220.000 260.000

2. Return on Investment = 2.630 (9.130 : 156.000) x 100% =


Laba bersih x 100% = 1,6% 5,9%
160.000
Total aktiva
3. Return on Equity = (2.630 : 90.000) x 100% = (9.130 : 84.000) x 100% =
Laba Bersih : Modal Sendiri 2,9% 10,9%

Rasio Profit Margin sebesar 1,2% pada tahun 2011, ini artinya bahwa setiap ada transaksi
penjualan sebesar Rp 100, sudah tersedia laba bersih sebesar Rp 1,2. Semakin tinggi
persentasenya, maka semakin baik. Rasio Return on Investment (ROI) pada tahun 2011 sebesar
1,6% artinya bahwa setiap investasi sebesar Rp 100 menghasilkan laba bersih sebesar Rp 1,6. Pada
tahun 2012, rasio ini mengalami peningkatan menjadi 5,9%. Semakin tinggi, berarti pengusaha
menghasilkan laba semakin besar.
Rasio Return on Equity (ROE) pada tahun 2011 sebesar 2,9% artinya bahwa setiap modal
sendiri Rp 100 yang tertanam dalam perusahaan telah menghasilkan laba bersih sebesar Rp 2,9.
Pada tahun 2012, rasio ini mengalami peningkatan menjadi Rp 10,9. Semakin tinggi berarti
perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Rinaldi, Ferry. 2015. Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan.
https://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio
keuangan.html#:~:text=Analisis%20Rasio%20Keuangan%20atau%20Financial,Arus%20Kas%2
0dalam%20periode%20tertentu. Diakses pada 30 September 2020
Utami, Novia Widya. 2020. Pengertian Fungsi Analisis dan Jenis Rasio Keuangan
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-fungsi-analisis-dan-jenis-rasio-keuangan/ Diakses pada
30 September 2020
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press

Anda mungkin juga menyukai