Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

“Financial Analysis: Ratio Analysis and Cash Flow Analysis”

Oleh Kelompok 4:
Cici Annike Wulan 2120532017
Dwitri Desvira 2120532028
Sofiani Yulan Sari 2120532016

Dosen Pengampu :
Dr. Annissa Rahman, SE., M.Si., Ak, CA

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
Kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Financial Analysis: Ratio Analysis and Cash
Flow Analysis” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar
Analisis Laporan dan Informasi Keuangan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga kami sebagai penulis.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 15 Oktober 2021

Tim Penyusun
PEMBAHASAN

Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk menilai kinerja perusahaan dalam hal tujuan dan
strategi yang telah ditetapkan. Ada dua alat utama analisis keuangan yaitu:
a. Analisis Rasio merupakan penilaian tentang hubungan satu sama lain antara pos-pos dalam
laporan keuangan.
b. Analisis Arus Kas merupakan analisis untuk memeriksa likuiditas perusahaan dan untuk menilai
pengelolaan arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.

A. ANALISIS RASIO
Nilai perusahaan ditentukan oleh profitabilitas dan pertumbuhannya. Pertumbuhan dan
profitabilitas dapat dicapai dengan dua alat yaitu Strategi Pemasaran Produk dan Kebijakan Pasar
Keuangan. Terdapat beberapa hal yang dapat digunakan manajer sebagai strategi mencapai target
pertumbuhan dan laba. Dalam pembentukan Strategi Pemasaran Produk membutuhkan: (1) manajemen
operasi, mengelola pendapatan dan pengeluaran; (2) manajemen investasi, mengelola modal kerja dan
aset tetap. Sedangkan pada Strategi kebijakan Pasar Keuangan dapat dicapai dengan: (1) pembiayaan
(keputusan pendanaan), mengelola liabilitas/kewajiban dan ekuitas perusahaan; (2) kebijakan dividen,
mengelola pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Tujuan dari analisis rasio adalah untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan perusahaan di masing-
masing area diatas. Dalam analisis rasio, memerlukan perbandingan terhadap beberapa patokan. Patokan
tersebut meliputi:
1) Rasio dari waktu ke waktu dari periode sebelumnya (time series)
2) Rasio dari perusahaan lain dalam industri (cross-sectional)
3) Membandingkan rasio dengan Beberapa benchmark mutlak.
Mengevaluasi rasio memerlukan perbandingan terhadap beberapa benchmark. Benchmark
tersebut meliputi: Analisis rasio yang efektif harus berusaha untuk menghubungkan faktor bisnis yang
mendasari ke nomor/ angka keuangan

● Mengukur Profitabilitas Keseluruhan


Rasio Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba). Rasio
ini mennggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber daya yang dimilikinya, yakni kegiatan penjualan, penggunaan aset, maupun penggunaan
modal.
Berikut beberapa alat ukur dalam Rasio Profitabilitas:
Return Of Equity ( ROE)
Titik awal untuk analisis sistematis kinerja perusahaan adalah return on equity (ROE), yang
didefinisikan sebagai:
ROE adalah indikator kinerja perusahaan menyeluruh yang memberikan indikasi seberapa baik
manajer untuk menghasilkan pengembalian dalam penggunaan dana yang diinvestasikan oleh pemegang
saham perusahaan. Dalam jangka panjang, nilai ekuitas perusahaan ditentukan oleh hubungan antara ROE
dan biaya modal ekuitasnya, sehingga perusahaan-perusahaan yang diharapkan dalam jangka panjang
untuk menghasilkan ROE melebihi biaya modal ekuitas harus memiliki nilai pasar melebihi nilai buku.
Perbandingan ROE dengan biaya modal berguna tidak hanya untuk menganalisis nilai perusahaan tetapi
juga dalam mempertimbangkan jalur profitabilitas masa depan.

Dekomposisi Profitabilitas: Pendekatan Tradisional


ROE perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor: - seberapa menguntungkan perusahaan
menggunakan asetnya dan seberapa besar basis aset perusahaan relatif terhadap investasi pemegang
saham Efek dari kedua faktor tersebut, ROE dapat didekomposisi menjadi return on assets (ROA) dan
ukuran financial leverage, sebagai berikut:

ROA digunakan untuk mengukur seberapa banyak kemampuan keuntungan yang dapat dihasilkan
perusahaan untuk seluruh aset yang dimiliki. Leverage keuangan menunjukkan berapa banyak aset yang
dapat digunakan perusahaan untuk setiap yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Pengembalian aset
itu sendiri dapat didekomposisi menjadi produk dari dua faktor

Rasio laba bersih terhadap penjualan disebut net profit margin (NPM) atau return on sales (ROS);
rasio penjualan terhadap aset dikenal sebagai perputaran aset. Rasio margin keuntungan menunjukkan
berapa banyak yang dapat dipertahankan perusahaan sebagai keuntungan untuk setiap penjualan yang
dihasilkan. Perputaran aset menunjukkan berapa banyak penjualan yang dapat dihasilkan perusahaan
untuk setiap asetnya.
● Dekomposisi Profitabilitas: Pendekatan Alternatif
Meskipun pendekatan tradisional populer digunakan untuk menguraikan ROE perusahaan,
pendekatan ini memiliki beberapa keterbatasan. Dalam perhitungan ROA, penyebut mencakup aset yang
diklaim oleh semua penyedia modal pada perusahaan, tetapi pembilang hanya mencakup pendapatan yang
tersedia bagi pemegang ekuitas. Aset itu sendiri terdiri dari aset operasi dan aset keuangan seperti uang
tunai dan investasi jangka pendek. Selanjutnya, laba bersih mencakup pendapatan dari aktivitas operasi
serta pendapatan dan beban bunga, yang merupakan konsekuensi dari keputusan pendanaan. Seringkali
berguna untuk membedakan antara dua pendorong kinerja ini. Akhirnya, rasio leverage keuangan yang
digunakan di atas tidak mengakui fakta bahwa kas perusahaan dan investasi jangka pendek pada dasarnya
adalah "utang negatif" karena dapat digunakan untuk membayar utang di neraca perusahaan. Pada
pendekatan alternatif ini ROE dapat dihitung sebagai berikut:
Operating ROA adalah ukuran seberapa menguntungkan sebuah perusahaan dapat menggunakan
aset operasinya untuk menghasilkan keuntungan operasi. Ini akan menjadi ROE perusahaan jika dibiayai
sepenuhnya dengan ekuitas. Spread adalah efek ekonomi tambahan dari utang ke dalam struktur modal.
Efek ekonomi dari pinjaman ini positif selama pengembalian aset operasi lebih besar dari biaya pinjaman.
Perusahaan yang tidak memperoleh pengembalian operasi yang memadai untuk membayar biaya bunga
mengurangi ROE mereka dengan meminjam. Baik efek positif dan negatif diperbesar oleh sejauh mana
perusahaan meminjam relatif terhadap basis ekuitasnya. Rasio utang bersih terhadap ekuitas memberikan
ukuran leverage keuangan bersih. Oleh karena itu, spread perusahaan dikalikan dengan leverage keuangan
bersihnya, memberikan ukuran keuntungan leverage keuangan kepada pemegang saham.
ROA Operasi dapat didekomposisi lebih lanjut menjadi margin NOPAT dan perputaran aset
operasi sebagai berikut:

Margin NOPAT adalah ukuran seberapa menguntungkan penjualan perusahaan dari perspektif operasi.
Perputaran aset operasi mengukur sejauh mana perusahaan dapat menggunakan aset operasinya untuk
menghasilkan penjualan.

● Menilai Manajemen Operasi: Dekomposisi Margin Laba Bersih


Margin laba bersih perusahaan, atau return on sales (ROS), menunjukkan profitabilitas kegiatan
operasi perusahaan. Dekomposisi lebih lanjut dari ROS perusahaan memungkinkan seorang analis untuk
menilai efisiensi manajemen operasi perusahaan. Alat populer yang digunakan dalam analisis ini adalah
laporan laba rugi Common size di mana semua item baris dinyatakan sebagai persentase dari pendapatan
penjualan. Laporan laba rugi Common size memungkinkan untuk membandingkan tren dalam hubungan
laporan laba rugi dari waktu ke waktu untuk perusahaan dan tren di berbagai perusahaan dalam industri.
Rasio Berikut juga berguna dalam menilai manajemen Operasi
➢ Margin Laba Kotor
Selisih antara penjualan perusahaan dan biaya penjualan adalah laba kotor. Margin laba kotor adalah
indikasi sejauh mana pendapatan melebihi biaya langsung yang terkait dengan penjualan, dan dihitung
sebagai:

➢ Margin NOPAT dan Margin EBITDA


Margin NOPAT memberikan indikasi yang komprehensif dari kinerja operasi perusahaan karena
mencerminkan semua biaya operasi dan menghilangkan efek dari kebijakan utang. Margin EBITDA
memberikan informasi serupa, kecuali bahwa itu tidak termasuk beban penyusutan dan amortisasi, beban
operasional non-kas yang signifikan.

● Mengevaluasi Manajemen Investasi: Dekompoisi Perputaran Aset


Perputaran aset adalah pendorong kedua pengembalian ekuitas perusahaan. Karena perusahaan
menginvestasikan sumber daya yang cukup besar dalam aset, menggunakan aset dengan produktif sangat
penting untuk profitabilitas secara keseluruhan. Sebuah analisis rinci perputaran aset untuk mengevaluasi
efektivitas manajemen investasi perusahaan. Ada dua bidang utama manajemen investasi:
(1) manajemen modal kerja dan
(2) manajemen aset jangka panjang.
Modal kerja didefinisikan sebagai perbedaan antara aset lancar perusahaan dan kewajiban lancar. Namun,
tidak membedakan antara komponen operasi (seperti piutang, persediaan, dan hutang) dan komponen
pembiayaan (seperti kas, surat berharga, dan wesel bayar). Ukuran alternatif yang membuat perbedaan
ini adalah modal kerja operasi, yang didefinisikan sebagai

Komponen modal kerja operasi yang menjadi fokus utama analis adalah piutang, persediaan, dan
utang usaha Sejumlah investasi tertentu dalam modal kerja umumnya diperlukan bagi perusahaan untuk
menjalankan operasi normalnya. Misalnya, kebijakan kredit dan kebijakan distribusi perusahaan
menentukan tingkat piutang usaha yang optimal. Sifat proses produksi dan kebutuhan akan buffer stock
menentukan tingkat persediaan yang optimal. Akhirnya, hutang usaha adalah sumber pembiayaan rutin
untuk modal kerja perusahaan, dan praktik pembayaran dalam suatu industri menentukan tingkat hutang
usaha yang normal. Rasio berikut berguna dalam menganalisis manajemen modal kerja perusahaan:
modal kerja operasi sebagai persentase dari penjualan, perputaran modal kerja operasi, perputaran
piutang, perputaran persediaan, dan perputaran hutang rasio perputaran juga dapat dinyatakan dalam
jumlah hari aktivitas yang dapat didukung oleh modal kerja operasi (dan komponennya). Rasio ini
didefinisikan di bawah ini:
- Perputaran modal kerja operasi menunjukkan berapa penjualan yang dapat dihasilkan perusahaan
untuk setiap yang diinvestasikan dalam modal kerja operasi.
- Perputaran piutang usaha,digunakan untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat perputaran
piutang perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan penjualan dengan rata-rata
piutang
- perputaran persediaan, digunakan untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran
persediaan perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu.
- dan perputaran hutang memungkinkan analis untuk memeriksa seberapa produktif tiga komponen
utama modal kerja digunakan.
- Piutang per hari, mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima
tagihan piutang satu tahun
- persediaan hari, dan hutang hari adalah cara lain untuk mengevaluasi efisiensi manajemen modal
kerja perusahaan

● Manajemen Aset Jangka Panjang


Bidang lain dari manajemen investasi menyangkut pemanfaatan aset jangka panjang perusahaan.
Hal ini berguna untuk mendefinisikan kembali investasi perusahaan dalam aset jangka panjang:

Aset jangka panjang umumnya terdiri dari aset bersih, pabrik, dan peralatan (PP&E), aset tidak
berwujud seperti goodwill, dan aset lainnya. Liabilitas jangka panjang yang tidak dikenakan bunga
termasuk pos-pos seperti pajak tangguhan. Efisiensi perusahaan menggunakan aset jangka panjang
bersihnya diukur dengan dua rasio berikut: aset jangka panjang bersih sebagai persentase dari penjualan
dan perputaran aset jangka panjang bersih, yang didefinisikan sebagai:

Pabrik dan peralatan properti (PP&E) adalah aset jangka panjang terpenting dalam neraca perusahaan.
Efisiensi penggunaan PP&E perusahaan diukur baik dengan rasio PP&E terhadap penjualan atau dengan
rasio perputaran PP&E:
● Mengevaluasi Manajemen Keuangan: Menganalisis Leverage Keuangan
Leverage keuangan memungkinkan perusahaan untuk memiliki basis aset yang lebih besar
daripada ekuitasnya. Perusahaan dapat menambah ekuitasnya melalui pinjaman dan penciptaan kewajiban
lainnya. Kewajiban memiliki persyaratan pembayaran yang telah ditentukan, dan perusahaan menghadapi
risiko kesulitan keuangan jika gagal memenuhi komitmen ini. Analisis Leverage adalah analisis untuk
menilai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Analisis ini digunakan untuk menilai
seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang
diperoleh dari kreditur perusahaan atau untuk menilai sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai
dengan utang-utang jangka panjang.
Analisis Leverage dapat dilakukan dalam hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Ada
sejumlah analisis rasio untuk mengevaluasi tingkat risiko yang timbul dari leverage keuangan perusahaan,
yaitu Analisis Likuiditas dan analisis Solvabilitas
● Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka
pendeknya
● Rasio Solvabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
Kewajiban Lancar dan Likuiditas Jangka Pendek
Rasio berikut berguna dalam mengevaluasi risiko yang terkait dengan kewajiban lancar perusahaan:

- Current Ratio,
- menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Tujuannya mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya
- Quick Ratio, menunjukkan perbandingan antara (kas + sekuritas jangka pendek + piutang) dengan
kewajiban lancar. Dengan kata lain merupakan jumlah perimbangan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur kemampuan usaha dalam membayar utang
jangka pendek menggunakan aktiva yang lebih mudah cair (liquid assets).
- Cash Ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan kas yang tersedia dan juga surat berharga.
- Arus kas operasi merupakan kuran lain dari kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban
lancarnya dari kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Utang dan Solvabilitas Jangka Panjang
Leverage keuangan perusahaan juga dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan utangnya. Ada
beberapa manfaat potensial dari pembiayaan utang. Pertama, hutang dapat lebih murah daripada ekuitas
karena perusahaan menjanjikan persyaratan pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya kepada
pemegang hutang. Kedua, di sebagian besar negara, bunga atas pembiayaan utang dapat dikurangkan dari
pajak sedangkan dividen kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan dari pajak. Ketiga,
pembiayaan utang dapat memaksakan disiplin pada manajemen perusahaan dan memotivasinya untuk
mengurangi pengeluaran yang boros. Keempat, untuk utang non publik, kemungkinan akan lebih mudah
bagi manajemen untuk mengkomunikasikan informasi kepemilikan tentang strategi dan prospek
perusahaan kepada pemberi pinjaman swasta daripada ke pasar modal publik. Komunikasi semacam itu
berpotensi mengurangi biaya modal perusahaan. Untuk alasan ini, menguntungkan bagi perusahaan untuk
menggunakan hutang dalam struktur modal mereka. Terlalu banyak ketergantungan pada pembiayaan
utang, bagaimanapun perusahaan memungkinkan untuk dihadapkan dengan kesulitan keuangan jika gagal
membayar bunga dan pokok. Sikap manajer terhadap risiko dan fleksibilitas keuangan menentukan
kebijakan utang perusahaan. Ada sejumlah rasio yang membantu analis di bidang ini. Untuk mengevaluasi
campuran utang dan ekuitas dalam struktur modal perusahaan, rasio berikut berguna untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban:
- Rasio pertama merumuskan salah satu dari tiga rasio utama yang mendasari ROE, rasio aset
terhadap ekuitas (ini adalah rasio aset terhadap ekuitas dikurangi satu).
- Rasio kedua memberikan indikasi berapa banyak pembiayaan utang yang digunakan perusahaan
untuk setiap investasikan oleh pemegang saham.
- Rasio ketiga menggunakan utang bersih, yaitu total utang dikurangi uang tunai dan surat berharga,
sebagai ukuran pinjaman perusahaan.
- Rasio keempat dan kelima mengukur utang sebagai proporsi dari total modal.
Dalam rasio di atas, penting untuk memasukkan semua kewajiban berbunga, apakah beban bunga
eksplisit atau implisit. cakupan bunga memberikan ukuran konstruk ini:

Rasio cakupan berbasis pendapatan menunjukkan pendapatan yang tersedia untuk setiap bunga
yang diperlukan; rasio cakupan berbasis arus kas menunjukkan uang tunai yang dihasilkan oleh operasi
untuk setiap pembayaran bunga yang diperlukan. Rasio cakupan menyiratkan bahwa perusahaan hampir
tidak menutupi beban bunganya melalui aktivitas operasinya, yang merupakan situasi yang sangat
berisiko. Semakin besar rasio cakupan, semakin besar bantalan yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi
kewajiban bunga.
Menilai Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan:
Tingkat pertumbuhan berkelanjutan perusahaan didefinisikan sebagai

pembayaran dividen didefinisikan sebagai

Rasio pembayaran dividen perusahaan adalah ukuran dari kebijakan dividennya. Perusahaan
membayar dividen karena beberapa alasan. Mereka menyediakan cara untuk mengembalikan kepada
pemegang saham setiap uang tunai yang dihasilkan melebihi kebutuhan operasi dan investasi perusahaan.
Ketika ada asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pemegang sahamnya, pembayaran dividen
dapat berfungsi sebagai sinyal kepada pemegang saham tentang harapan manajer terhadap prospek masa
depan perusahaan. Perusahaan juga dapat membayar dividen untuk menarik jenis basis pemegang saham
tertentu.
B. ANALISIS ARUS KAS
1. LAPORAN ARUS KAS
Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar
satu periode. Laporan tersebut juga membedakan sumber dan penggunaan arus kas menjadi aktivitas
operasi investasi dan pendanaan. Pada bagian ini akan membahas hubungan-hubungan penting arus
kas dan penyajian laporan arus kas.
1.1 Relevansi Kas
Kas merupakan aset yang paling likuid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi
perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus operasi perusahaan. Aktivitas operasi
perusahaan melibatkan konversi kas menjadi berbagai aset yang digunakan untuk menghasilkan
piutang dari penjualan kredit.
Analisis laporan keuangan mengakui bahwa akuntansi akrual, dimana perusahaan mengakui
pendapatan saat dihasilkan dan beban saat terjadi, berbeda dengan akuntansi berbasis kas. Kas
merupakan ukuran akhir profitabilitas. Kas digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan,
memperluas fasilitas, dan membayar dividen, bukan laba. Dengan demikian, analisis arus kas masuk
dan arus kas keluar perusahaan berikut sumber operasi, investasi, dan pendanaannya merupakan salah
satu pekerjaan investigasi yang paling penting. Analisis ini membantu kita menilai likuiditas,
solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan.
Likuiditas (liquidity) merupakan kedekatan aset dan kewajiban pada kas. Solvabilitas
(solvency) merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban saat jatuh tempo. Fleksibilitas
Keuangan (financial flexibility) adalah kemampuan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
kesempatan dan kesulitan.
Informasi yang berguna tetapi tidak lengkap atas sumber dan penggunaan kas terdapat dalam
neraca dan laporan laba rugi komparatif. Namun, gambaran menyeluruh arus kas didapat dari laporan
arus kas (statement of cash flow – SCF). Laporan ini penting bagi analisis dan menyediakan informasi
untuk menjawab pertanyaan pengguna laporan seperti berikut:
a) Berapakah kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi?
b) Pengeluaran apakah yang dibayarkan dengan kas dari operasi?
c) Bagaimana dividen dibayarkan saat perusahaan mengalami kerugian operasi?
d) Berasal dari manakah kas untuk pembayaran utang?
e) Bagaimana kenaikan investasi didanai?
f) Berasal darimanakah kas untuk pembelian aset tetap baru?
g) Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat?
h) Bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru?
Pengguna laporan keuangan menganalisis arus kas untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan
tersebut dan pertanyaan-pertanyan lain yang serupa. Laporan arus kas merupakan kunci untuk
merekonstruksi banyak transaksi yang menjadi bagian penting dalam analisis. Analisis ini
memerlukan pemahaman atas pengukuran akuntansi yang mendasari penyiapan dan penyajian.
1.2 Pelaporan Berdasarkan Aktivitas
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan.
Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan
laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga
meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti
pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.
Aktivitas operasi terkait dengan pos – pos laporan laba rugi (dengan pengecualian kecil) dan dengan
pos – pos operasi dalam neraca yang pada umumnya adalah pos modal kerja seperti piutang,
persediaan, pembayaran dimuka (prepayment), utang dan beban yang masih harus dibayar.
Aktivitas Investasi (investing activities) merupakan cara untuk memperoleh dan penghapusan
aset non-kas. Aktivitas ini merupakan aset yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan, seperti pembelian dan penjualan aset tetap dan investasi dalam sekuritas. Aset ini juga
meliputi pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman.
Aktivitas Pendanaan (financing activities) merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik,
dan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas usaha. Aktivitas ini meliputi perolehan pinjaman
dan pelunasan dana dengan obligasi dan pinjaman lainnya. Aktivitas ini juga meliputi kontribusi dan
penarikan oleh pemilik serta pengembalian atas investasi (dividen).
1.3 Menyusun Laporan Arus Kas
Terdapat dua metode pelaporan arus kas dari operasi, yaitu metode tidak langsung dan metode
langsung. Meskipun kedua metode tersebut memberikan hasil yang sama, format keduanya berbeda.
Dalam metode tidak langsung (indirect method) laba bersih disesuaikan dengan pos penghasilan
(beban) non-kas dan dengan akrual, untuk menghasilkan arus kas dari operasi. Keunggulan metode
ini adalah adanya rekonsiliasi perbedaan antara laba bersih dengan arus kas operasi. Rekonsiliasi ini
dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk memprediksi arus kas melalui prediksi laba yang
kemudian menyesuaikan laba untuk jarak antara laba bersih dengan arus kas, yaitu dengan
menggunakan akrual non-kas. Metode tidak langsung adalah metode yang paling sering digunakan
dan telah digunakan di bagian awal untuk mengilustrasikan penyusunan laporan arus kas.
Arus kas yang dihitung dengan metode langsung (direct method) disediakan setelahnya
sebagai perbandingan. Metode ini menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi untuk akrual terkait,
sehingga menghasilkan format yang lebih baik untuk menilai jumlah arus kas masuk (arus keluar)
operasi. Kedua metode ini menggunakan format yang sama untuk menghitung kas bersih dari
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Perbedaannya hanya pada penyusunan arus kas bersih
dari aktivitas operasi.
1.4 Metode Langsung
Metode langsung melaporkan penerimaan kas kotor dan pengeluaran kas kotor terkait dengan
operasi pada dasarnya menyesuaikan setiap pos laporan laba rugi dari dasar akrual menjadi dasar kas.
Metode ini menyajikan tampilan yang lebih baik bagi analis untuk menilai jumlah kas masuk dan kas
keluar yang merupakan pilihan bagi manajemen. Risiko bagi pemberi pinjaman umumnya lebih besar
pada fluktuasi arus kas dari operasi dibandingkan dengan fluktuasi laba bersih. Namun, karena metode
ini memerlukan biaya implementasi yang tinggi, pembuat keputusan memutuskan untuk hanya
menyarankan metode langsung dan memperbolehkan metode tidak langsung. Jika perusahaan
menggunakan metode langsung, perusahaan harus mengungkapkan rekonsiliasi antara laba bersih
dengan arus kas dari operasi (metode tidak langsung) dalam skedul terpisah.
2. ANALISIS IMPLIKASI ARUS KAS
2.1 Keterbatasan Pelaporan Arus Kas
Keterbatasan pelaporan arus kas, meliputi:
a. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar
biasa atau operasi dalam penghentian.
b. Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan sebagai arus
kas operasi.
c. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi
d. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak dan dari
aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan aktivitas investasi.
2.2 Interpretasi arus kas dan laba bersih
Fungsi laporan laba rugi adalah untuk mengukur profitabilitas perusahaan untuk suatu periode.
Laporan laba rugi mencatat pendapatan saat dihasilkan dan beban saat terjadi. Arus kas dari operasi
merupakan pandangan yang lebih luas atas aktivitas operasi dibandingkan dengan laba bersih. Arus
kas meliputi seluruh aktivitas perusahan yang terkait dengan laba. Tidak hanya pendapatan dan
beban, tetapi kebutuhan kas operasi juga.
3. ANALISIS ARUS KAS
Analisis harus menetapkan sumber dan penggunaan kas masa lalu. Analisis ukuran sama
(common-size analysis) atas laporan arus kas membantu penilaian ini. Dalam mengevaluasi sumber dan
penggunaan dana, analisis harus berfokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut.
• Apakah penggantian saat didanai oleh dana eksternal atau internal?
• Dari manakah sumber pendanaan untuk ekspansi dan akuisisi bisnis?
• Apakah perusahaan tergantung pada pendanaan eksternal?
• Apakah kebutuhan dan kesempatan investasi perusahaan?
• Apakah persyaratan dan jenis pendanaan?
• Apakah kebijakan manajerial sangat sensitif dengan arus kas?
Pertama, analisis laporan arus kas memungkinkan kita untuk menilai kualitas keputusan
manajemen dari waktu ke waktu dan dampaknya pada hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan.
Jika analisis meliputi periode waktu yang panjang, analisis tersebut dapat menghasilkan pandangan atas
keberhasilan manajemen dalam bereaksi terhadap perubahan kondisi usaha dan kemampuan manajemen
untuk menangkap kesempatan dan mengatasi kesulitan.
Kesimpulan analisis arus kas meliputi dimana manajemen menggunakan sumbe dayanya,
dimana manajemen menguangi investasi, dari mana kas tambahan dihasilkan, dan dimana klaim atas
perusahaan dikurangi. Kesimpulan juga terkait dengan penggunaan laba dan pilihan investasi arus kas.
Analisis juga memungkinkan kita untuk menyimpulkan ukuran, komposisi, pola dan kestabilan arus kas
operasi.
Siklus operasi menggambarkan investasi jnagka pendek kas dalam persediaan, kenaikan piu
tang yang terjadi akiba t penjualan, dan oeneri maan kas ketika piutang tertagih. Investasi dalamaset
jangka panjang menjalani siklus yang lebih panjang. Pada akhirnya, seluruh penggunaan kas secara
produktif akan berdampak terhadap proses penjualan dan konversi menjadi piutang atau kas. Operasi
yang menguntungkan akan menghasilkan penerimaan kas melebihi jumlah yang diinvestasikan dan
sebagai konsekuensin ya, meningkatkan arus kas masuk. Sedangkan kerugian menghasilkan hasil
sebaliknya.
Komponen arus kas operasi juga harus dilihat. Komponen tersebut seringkali memberikan
petunjuk penting tentang stabilitas sumber dana. Misalnya, kenaikan arus kas operasi yang berasal dari
sekuritisasi piutang usaha atau pengurangan persediaan biasanya bukanlah sumber dana yang dapat
diandalkan. Hal ini dikarenakan terbatasnya arus kas masuk dari pengurangan piutang. Demikian pula
halnya dengan kelebihan persediaan yang dapat dikurangi tanpa dampak yang merugikan, pada satu titik
pengurang an persediaan akan memberikan dampak yang buruk pada penjualan dan kas harus dikeluar
kan untuk mengganti persediaan.
Kenaikan arus kas operasi yang timbul akibat kenaikan kewajiban lancar juga biasanya bukan
merupakan sumber arus kas masuk yang dapat dipertahankan. Misalnya, perusahaan dapat menunda
pembayaran (menaikkan utang usaha) untuk meningkatkan arus kas operasi. Akan tetapi, pada satu titik,
pemasok akan merespons dengan membebankan biaya yang lebih tinggi atau menghentikan pengiriman
produk-produknya. Sama halnya akrual mencerminkan kewajiban yang belum dibayar dimana beban
telah dilaporkan pada periode berjalan. Akrual gaji masih harus dibayar, seperti akrual sewa dan
seterusnya. Kenaikkan akrual umumnya mencerminkan penangguhan arus kas keluar dalam jangka
pendek.
3.1 Ukuran Arus Kas Alternatif
Penggunaan laporan keuangan kadang menghitung laba bersih ditan=mbah penyusutan dan
amortisasi sebagai ukuran kasar arus kas operasi. Satu bentuk pengukuran ini adalah EBITDA (laba
sebelum bunga pajak, penyusutan dan amortisasi) yang populer. Namun pengukuran ini memiliki
beberapa masalah berikut.
1. Penambahan kembali penyusutan terkadang diartikan beban tersebut bukanlah beban yang sah.
Ini tidak benar.pen ggunaan aset jangka pan jang yang dapat disusutkan adalah beban riil yang
tidak bisa diabaikan.
2. Beberapa mengartikan penambahan kembali penyusutan menunjukkan bahwa ada kas
yang dike luarkan untuk mengganti aset jangka panjang. Ini jug atidak benar. Penambahan
k embali penyusutan ti dak menghasilkan kas. Penambahan ini hanya menihilkan beban
non-kas dari laba bersih. Kas diberikan oleh aktivitas operasi dan pendanaan, bukan
penyusutan.
3. Laba bersih ditambah penyusutan mengabaikan perubahaan akun-akun modal kerja yang
merupakan bagian dari arus kas bersih dari aktivitas operasi. Padahal, perubahan akun
modal kerja sering merupakan bagian arus kas aktivitas operasi yang cukup besar.
Pemerikasaan atas komponen modal kerja memberikan gambaran tentang stabilitas arus
kas operasi.
Pernyederhanaan arus kas operasi secara berlebihan melalui penggunaan laba bersih
ditambah penyusutan, EBITDA, atau sejenisnya telah menyalahartikan sifat beban penyusutan dan
mengabaikan informasi berharga yang diberikan oleh pemeriksaan perubahan akun modal kerja.
3.2 Perusahaan dan kondisi ekonomi
Neraca menjelaskan aset perusahaan satu titik waktu tertentu dan sumber pendanaan aset
tersebut. Laporan laba rugi menggabarkan hasil operasi untuk satu periode waktu. Laba meningkatkan
aset, termasuk kas dan aset non kas (lancar dan tidak lancar). Beban merupakan konsu msi atas aset (atau
munculnya kewajiban). Dengan demikian, laba bersih terkait dengan arus kas melalui penyesuaian pos-
pos neraca.
Keberhasilan perusahaan melalui peningkatan penjualan dapat menyebabkan masalah likuiditas
dan membatasi kas karena bertumbuhnya aset. Dana yang tersedia mungkin cukup untuk melunasi
kewaajiban yang jatuh tempo. Penting untuk memisahkan kinerja antaraktivitas, terutama pemisahan
antara kinerja operasi dengan keuntungan yang berasal dari aktivitas investasi dengan aktivitas
pendanaan. Semua aktivitas tersebut penting dan saling terkait, tetapi aktivitas-aktivitas tersebut tidak
sama dan mencerminkan aspek perusahaan yang berlainan. Laporan arus kas mengungkapkan implikasi
aktivitas laba terhadap kas. Laporan ini mengungkapkan aset yang diperoleh berbeda dengan arus kas
dari operasi.
Perusahaan yang sukses dan gagal dapat mengalami masalah arus kas dari operasi, tetapi dengan
alasan yang jauh berbeda. Perusahaan sukses yang menghadapi masalah kenaikan investasi dalam
piutang dan persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang meningkat, mendapati bahwa
keuntungan yang meningkat berguna untuk mendapatakan pendanaan tambahan dengan utang dan
ekuitas. Pada akhirnya, keuntungan ini ( laba akrual positif ) menghasilkan arus kas positif . Sementara
itu, perusahaan yang gagal mengalami kekurangan kas karena penurunan perputaran piutang dan
persediaan, mengalami kerugiaan operasi, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut atau faktor lainnya.
Perubahan modal kerja operasi juga harus diinterpretasikan dalam lingkungan ekonomi.
Peningkatan piutang dapat menandakan permintaan pelanggan yang meningkat atau merupakan pertanda
ketidakmampuan menagih piutang tepat waktu. Sama halnya dengan persediaan, peningkatan (terut ama
bahan baku ) dapat menandakan antisipasi kenaikan produksi karena meningkatnya permintaan atau
menjual produk dengan akurat ( terutama jika persediaan barang jadi meningkat ).
Kondisi inflasi menambah kesulitan keuangan dan tantangan bagi perusahaan. Tantangan utama
meliputi penggatian aset tetap pada harga yang lebih tinggi dari beban penyusutan, meningkatnya
investasi dalam piutang dan persediaan, dan kebijakan dividen yang didasarkan pada laba yang tidak
menyediakan biaya sumber saya yang digunakan dalam operasi.
3.3 Arus kas bebas
Turunan analisis laporan arus kas yang bermanfaat adalah perhitungan arus kas bebas (Free Cash
Flow - FCF). Sebagaimana ukuran analisis lainnya, komponen perhitungan juga harus diperhatikan.
Meskipun tidak ada kesepakatan atas definisi pasti arus kas bebas, berikut salah satu pengukuran arus
bebas yang bermanfaat.
Arus kas dari operasi
- Pengeluaran modal bersih untuk mempertahankan kapasitas produksi.
- Dividen saham preferen dan saham biasa (dengan asumsi kebijakan pembayaran
dividen tu nai).
Arus kas bebas

Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah penyisihan
untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas produksi pada tingkat
sekarang.
3.4 Arus Kas sebagai Validasi
Laporan arus kas berguna untuk memprediksi hasil operasi berdasarkan kapasitas produksi yang
dimiliki dan direncanakan. Juga digunakan untuk menilai kapasitas ekspansi perusahaan di masa depan,
kebutuhan modalnya, dan sumber arus kas masuknya. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan
arus kas keluar, serta kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Laporan arus kas
juga menyediakan petunjuk penting tentang:
● Kelayakan pendanaan pengeluaran modal
● Sumber kas dalam pendanaan ekspansi
● Ketergantungan pada pendapatan eksternal
● Kebijakan dividen di masa depan
● Kemampuan untuk memenuhi persyaratan utang
● Fleksibilitas keuangan untuk menghadapi kebutuhan dan kesempatan yang tidak diantisipasi
● Praktik keuangan oleh manajemen
● Kualitas laba rugi
Laporan arus kas bermanfaat untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan operasi yang salah atau
menyesatkan. Pemeriksaan atas hubungan antarpos dalam laporan arus kas harus dilakukan secara
hati-hati. Transaksi-transaksi tertentu saling terkait, seperti pembelian aset dengan menerbitkan utang.
Perubahan kas, baik positif maupun negatif, tidak dapat disimpulkan hanya oleh laporan arus kas. Kas
harus dianalisis terkait dengan variabel lain dalam struktur keuangan dan hasil operasi perusahaan.
4. RASIO ARUS KAS KHUSUS
1. Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio kecukupan arus kas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
dari operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran modal, investasi dalam persediaan dan dividen
tunai. Untuk menghilangkan pengaruh siklus dan pengaruh acak lainnya, total tiga tahun biasanya
digunakan untuk menghitung rasio ini. Rasio kecukupan arus kas dihitung:

Investasi dalam modal kerja penting lainnya seperti piutang tidak disertakan karena didanai
terutama oleh kredit jangka pendek( seperti pertumbuhan utang usaha). Dengan demikian,
hamya penambahan persediaan yang disertakan.
2. Rasio Reinvestasi Kas
Rasio reinvestasi kas adalah ukuran atas persentase investasi dalam aktiva yang mencerminkan
kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti aktiva dan
menumbuhkan operasi. Rasio dapat dihitung sebagai berikut:

Rasio ini membandingkan arus kas yang ditahan untuk melakukan investasi kembali dengan
jumlah kotor dari aset tidak lancar ditambah dengan modal kerja. Rasio ini berguna untuk
menggantikan aset yang ada dan tersedia untuk ekspansi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
kemampuan reinvestasi yang tinggi dari arus kas operasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa rasio ini dikatakan baik apabila berkisar dari 7% sampai 11%. Non current asset (gross)
diperoleh dari neraca dengan cara menjumlahkan semua aktiva tidak lancar termasuk akumulasi
penyusutan aktiva tetap. Sedangkan modal kerja merupakan selisih antara total aktiva lancar dengan
total hutang lancar.
DAFTAR PUSTAKA

John J. Wild dan K. R. Subramanyam, Financial Statement Analysis, International Edition


Palepu, Healy and Bernard., (2013), Business Analysis & Valuation, 5th Edition, South Western

Anda mungkin juga menyukai