Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

AKUNTANSI MANEJEMEN

Oleh:

Muhammad Abdul Lukmanul Hakim

206601003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM

KENDARI

2022
Akuntansi dan Penilaian Kineraja

Kepentingan berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan tertentu membutuhkan


informasi yang mendukung kepentingan masing-masing pihak tersebut. Akuntansi
menyediakan informasi keuangan yang membantu berbagai pihak yang terkait dengan suatu
perusahaan dalam membuat keputusan ekonomi. Sejumlah informasi signifikan yang
berhubungan dengan tujuan ini disajikan dalam laporan keuangan utama perusahaan, berserta
informasi lainnya selain laporan keuangan.

Melakukan interprestasi atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi para analis agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan kinerja
keuangan perusahaan bersangkutan.

Selain pimpinan perusahaan atau manajemen dan kreditor, para investor juga
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam rangka penentuan kebijakan
penanaman modalnya.

Bagi investor yang penting adalah “rate of return” dari dana yang akan atau telah
diinvestasikannya dalam perusahaan. Untuk mengukur tingkat pengembalian investasi atau
modal, terdapat beberapa alat ukur mulai dari ROI (Return On Investment), ROE (Return On
Asset), EPS (Earning per Share), dan lain-lain. Indikator yang paling sering digunakan
selama ini dalam menilai kinerja adalah Return On Investment (ROI).

ROI adalah perbandingan antara laba dan jumlah investasi. Namun perhitungan ROI
dirasakan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

 ROI tidak membawa keadilan bagi sesama pusat pendapatan


 Banyaknya biaya di luar kendali pusat laba
 Dampak jangka panjang

Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA), sebagai alternatif dari ROI, adalah pengukur kinerja
keuangan perusahaan yang dapat dengan mudah diintegrasikan dalam aktivitas perusahaan
sehari-hari, karena semua pengurangan biaya dan kenaikan pendapatan ada dalam istilah
EVA (pengurangan biaya dalam suatu periode sama dengan kenaikan EVA dalam periode
yang sama). EVA merupakan alat yang berguna untuk memilih investasi keuangan yang
paling menjanjikan dan sekaligus sebagai alat yang cocok untuk mengendalikan operasi
perusahaan.

EVA merupakan alat pengukur kinerja perusahaan, di mana kinerja perusahaan diukur
dengan melihat selisih antara tingkat pengembalian modal dan biaya modal, lalu dikalikan
dengan modal beredar pada awal tahun (atau rata-rata selama 1 tahun bila modal tersebut
digunakann dalam menghitung tingkat pengembalian modal). EVA adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi perusahaan, yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi
(operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan manajemen dalam mengukur kinerja
perusahaan dengan menggunakan EVA, yaitu:

▪ Menghitung Biaya Modal (Cost of Capital)

▪ Menghitung Besarnya Struktur Permodalan/Pendanaan (Capital Structure)

▪ Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital


= WACC)

▪ Menghitung Nilai EVA

Ukuran Kinerja:

EVA dapat menunjukkan cara untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para investor
dengan melihat:

a) Perhitungan Profitabilitas : investasi ekspansi, produk dan jasa baru, serta teknologi
baru yang akan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modal.
b) Efisiensi operasi : meningkatkan marjin operasi, penggunaan modal, dan
produktivitas.
c) Alokasi aset : investasi dalam aset yang membantu menciptakan dan mengurangi atau
menghilangkan modal dalam produksi serta operasi yang tidak mempunyai prospek
cerah di masa depan
d) Pembiayaan : mengurangi biaya modal melalui kebijakan menaikkan penggunaan
utang pajak yang dapat dikurangkan.
Langkah Perbaikan:

Bagi perusahaan yang memiliki ukuran EVA yang belum memuaskan berbagai pihak,
sebaiknya melakukan serangkaian langkah perbaikan kinerja. Terdapat 3 cara yang dapat
ditempuh perusahaan untuk meningkatkan EVA dari tahun ke tahun, yaitu:

▪ Meningkatkan keuntungan tanpa menggunakan penambahan modal.

▪ Merestrukturisasi pendanaan perusahaan yang dapat meminimalkan biaya modalnya

▪ Menginvestasikan modal pada proyek-proyek dengan return yang tinggi.

Keunggulan EVA:

▪ EVA dapat menyeleraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham di


mana EVA digunakan sebagai ukuran operasi dari manajemen yang mencerminkan
keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau
investor

▪ EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa
tambahan dana/modal, mengeksposur pemberian pinjaman (piutang), dan
menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi.

▪ EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memcahkan semua masalah
bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan operasi sehari-hari.

Kelemahan EVA:

▪ Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal
sendiri. Dalam perusahaan go public biasanya mengalami kesulitan ketika melakukan
perhitungan sahamnya.

▪ Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja, sedangkan untuk mengukur
kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus diukur berdasarkan faktor
kuantitatif dan kualitatif
Residual Income (RI)

Pada saat perusahaan atau pemegang saham akan menginvestasikan dana yang
dimilikinya, mereka mengharapkan tingkat pengembalian atas investasi tersebut. Tingkat
pengembalian minimal atas investasi yang dilakukan merupakan harapan pengembalian atas
modal yang digunakan pada pusat investasi tersebut. Jika pusat investasi mampu
menghasilkan laba di atas tingkat pengembalian minimal, maka pusat laba akan memiliki
“sisa” atas perolehan labanya.

Sedangkan jika pusat investasi tidak mampu menghasilkan laba di atas tingkat
pengembalian minimal, maka pusat laba akan mengalami “defisit” atas laba yng
diperolehnya.

Residual income adalah laba yang dihasilkan di atas target pengembalian investasi pada
suatu pusat laba. Rumus RI menunjukkan pengertian bahwa laba yang diperoleh harus lebih
tinggi dari target bunga modal minimum. Laba sebesar berapa pun akan memberi manfaat
bagi perusahaan, tetapi jumlah ROI minimum itu diperlukan supaya perusahaan bisa
bertahan.

Keunggulan RI:

1) Membuat semua pusat laba memiliki sasaran yang sama untuk investasi yang sebanding

Jika dua pusat laba menggunakan jumlah investasi yang berbeda, maka harus
menghasilkan RI yang setara dengan jumlah investasi yang ditanamkan tersebut. Jika divisi
yang satu menggunakan modal 3 kali lebih banyak dibanding divisi lainnya, maka seharusnya
divisi tersebut menghasilkan RI 3 kali lipat lebih banyak dibanding divisi lainnya

2) Dapat digunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aset yang memiliki risiko
berbeda

Manajer pusat laba umumnya hanya memusatkan perhatian pada investasi dalam aset
bertujuan khusus, yaitu aset yang akan dapat meningkatkan penghasilan bagi perusahaan.
Sedangkan aset yang tidak terkait secara langsung dengan upaya peningkatan penghasilan
perusahaan, seperti mesin yang dapat mengurangi polusi, perbaikan kondisi kerja, kurang
mendapat perhatian manajer. Padahal aset semacam itu juga penting bagi perusahaan dalam
jangka panjang.
Karena itu memberikan insentif bagi manajer agar berinfestasi juga dalam aset semacam
itu, dapat digunakan tarif biaya modal yang lebih rendah dibanding investasi dalam aset
produktif lainnya.

Kelemahan RI:

1) Seperti halnya pada ROI, RI akan mendorong manajer pusat laba memusatkan
orientasinya pada tujuan jangka pendek, karena kinerjanya dibatasi hanya untuk satu
periode akuntansi saja.

2) Hasil dari RI sangat dipengaruhi oleh metode penyusutan yang digunakan perusahaan,
karena yang dijadikan dasar perhitungan penilaian adalah laba usaha akuntansi seperti
yang tercantum dalam laporan laba rugi.

3) Karena hasil akhir dari RI berupa angka absolut, bukan rasio, maka sulit untuk
membandingkan RI dari satu pusat laba dengan RI dari pusat laba lainnya yang
memiliki jumlah investasi berbeda.

Anda mungkin juga menyukai