Anda di halaman 1dari 9

Sistem Pengendalian Manajemen

Measuring and Controlling Assets Employed

Anggota Kelompok :
Yosephine Kristina / 192114069
Engualina Ajeng Prihaksiwi / 192114070
Halelintar Satria Wijaya / 192114077
Erika Kurnia Putri / 192114083

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
2021/ 2022
BAB 7
Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola
STRUKTUR ANALISIS
 Tujuan pengukuran penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat
laba yaitu :
1. Untuk memberikan informasi yg berguna dalam membuat keputusan yg bagus
mengenai aktiva yg digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat
keputusan yg merupakan kepentingan perusahaan.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
 Memfokuskan diri pada laba tanpa mempertimbangkan aktiva yg digunakan
untuk menghasilkan laba tersebut tidaklah mencukupi untuk mengendalian
proses.
 Jumlah aktiva yg digunakan ikut diperhitungkan, pihak manajemen senior
akan sulit untuk membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan
unit usaha yang lain.

MENGUKUR AKTIVA YANG DIGUNAKAN


 Kas
1. Sebagian perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena
pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil
daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkan
untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar.
2. Saldo kas aktual pada tingkat unit usaha cenderung jauh lebih kecil
dibanding dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit usaha merupakan
suatu perusahaan independen.
3. Salah satu alasan untuk memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar
daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa
jumlah yg lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan perbandingan
dengan perusahaan luar.
 Piutang
1. Seorang manajer unit usaha dapat memperngaruhi tingkat piutang secara
tidak langsung, melalui kemampuan mereka untuk menghasilakan
penjualan, dan secara langsung, melalui penerapan persyaratan kredit dan
persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenang
mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo.
2. Suatu pihak dapat beragumen bahwa investasi rill dari suatu unit dalam
piutang adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat
pengembalian yang memuaskan atas investasi ini mungkin sudah
mencakupi.
 Persediaan
1. Persediaan dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata
antarperiode lebih baik secara konsep.
2. Persediaan barang dalam proses yang didanai melalui pembayaran dimuka
atau pembayaran cicilan dari konsumen, bisa terjadi jika barang tersebut
membutuhkan waktu produksi yang lama.
 Modal kerja secara umum
Perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi
dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Modal tersebut adalah
beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat
mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya.
 Property, pabrik, peralatan
1. Aktiva tetap awal dalam akuntansi keuangan, dicatat pada biaya perolehan,
dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui
penyusutan.
2. Permasalahan yang akan dianalisis pada bagian bagian berikut :
a. Akusisi peralatan baru
b. Nilai buku kotor
c. Disposisi aktiva

EVA vs ROI
Dalam mengevaluasi unit-unit usaha berdasarkan ROI, ROI ini memiliki 3
keuntungan yaitu :
1. ROI merupakan perhitungan yang komprehensif dimana semuamempengaruhi
laporan keuangan tercermin dari rasio ini.
2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian
absolut.
3. ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unitorganisasi yang
bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpamempedulikan ukuran dan jenis
usahanya.
Selain itu data ROI pesaing bersedia sehingga dapat dijadikansebagai dasar
perbandingan,tetapi EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini.
Akan tetapi, pendekatan EVA juga memiliki beberapa keunggulan. 4
keunggulan dari EVA yaitu :
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi. Sedangkan dalam pendekatan ROI memberikan insentif yang
berbeda untuk investasi di antara unit-unit usaha.
2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasidapat
menurunkan laba keseluruhan. Dengan penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan
dengan permasalahan yang berhubungand engan investasi aset yang ROI-nya berada
di antara biaya modal dan ROI yang sekarang dicapai oleh pusat investasi tersebut.
3. Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula guna memperhitungkan tingkat resiko yang berbeda.Sistem pengendalian
manajemen dapat dibuat konsisten dengankerangka kerja yang digunakan untuk
pengambilan keputusan mengenai investasi modal dan alokasi sumber daya. Selain itu
tanpa mempedulikan profitabilitas unit usaha tertentu, jenis aktiva yang sama
mungkin diharuskan untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang sama dalam
perusahaan.
4. EVA berlawanan dengan ROI. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat
terhadap perubahan- perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang
sahammerupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan,
hal ini dikarenakan beberapa alasan berikut:
a. Mengurangi resiko pengambilalihan (takeover)
b. Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi
c. Mengurangi biaya modal sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk
pertumbuhan masa depan.
Ketika digunakan sebagai ukuran kinerja, pendekatan EVA ini mendorong
para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara mengambil tindakan-tindakan
yangkonsisten dengan peningkatan nilai pemegang saham. Pengukuran dalam EVA
dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba bersih – Beban modal
dimana,
Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan (1)
atau cara lain menyatakan persamaan :
EVA = Modal yang digunakan (ROI – Biaya modal) (2)

Ada beberapa tindakan yang bisa meningkatkan EVA berdasarkankedua


persamaan di atas, antara lain:
a. Peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains,
tanpa menaikkan dasar investasi
b. Divestasi aktiva, produk, dan atau bisnis yang ROI-nya kurang dari biaya modal.
c. Investasi agresif yang baru dalam aktiva, produk, dan atau bisnis yang ROI-nya
melebihi biaya modal.
d. Peningkatan penjualan, margin laba, atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap
modal yang digunakan), atau penurunan presentase biaya modal, tanpa mempengaruhi
variabel lain dalam persamaan.
Pada EXHIBIT 7.12 ini menunjukkan perbedaan-perbedaan yang ada antara
ROI dan EVA. Asumsikan bahwa tingkat pengembalian yang diharuskan perusahaan
untuk berinvestasi dalam aktiva tetap adalah 10 persen setelah pajak, dan bahwa biaya
uang (cost of money) perusahaan untuk persediaan dan piutang adalah sebesar 4
persen setelah pajak.

EVA akan memperbaiki ketidakkonsistenan tersebut. Investasi dikalikan


dengan tarif yang tepat, kemudian dikurangkan dari anggaran laba, hasilnya
adalahanggaran EVA. Secara berkala, EVA dihitung denganmengurangkan investasi
aktual dari laba aktual dan dikalikan dengantarif tertentu. Dengan demikian, EVA
memecahkan permasalahan mengenai perbedaan tujuan laba untuk aktiva berbeda
pada unit usaha sama. Metode ini memungkinkan untuk memasukkan peraturan
keputusan yang samadengan yang digunakan dalam proses perencanaan ke dalam
sistem pengukuran. Semakin rumit proses perencanaan, maka semakin rumit juga
perhitungan EVA-nya. Aktiva tetap yang dimiliki unit usaha dapat diklasifikasikan
dengan tarif, dan tarif yang berbeda dapat diterapkan dalam mengukur kinerja.

Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer


Dalam penggunaan metode ROI, kesalahan konseptual untukevaluasi kinerja
adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer
unit usaha. Tetapi cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat ditentukan karena
hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut dan
banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut terjadi.
Saat disarankan untuk menggunakan EVA sebagai perangkat pengukuran
kinerja. Namun, EVA tidak menyelesaikanmasalah yang berkaitan dengan
penghitungan aktiva tetap, seperti yangtelah dibicarakan sebelumnya, kecuali metode
penyusutan anuitas (annuity depreciation) dipergunakan. Jika nilai buku kotor (gross
book value) dipergunakan, suatu unit usahadapat meningkatkan EVA-nya dengan cara
mengambil tindakan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Sedangkan
jika metode nilai buku bersih (net book value) dipergunakan, maka EVA akan
langsung meningkat karena berlalunya waktu penggunaan dan EVA juga akan
tertekan oleh investasi baru karena tingginya nilai buku bersih pada tahun awal.
Seluruh unit usaha akan termotivasi untuk meningkatkan investasi jika tingkat
pengembalian dari investasi tersebut melebihi tarif yang ditentukan sistem
pengukuran.
Beberapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah nilainya ketika
dikapitalisasi, sejumlah aktiva lain ketika dibebankan. Meskipun biaya pembelian
aktiva tetap biasanya dikapitalisasi, sejumlah besar investasi dalam biaya awal (start-
up cost), pengembangan produk baru, organisasi decler mungkin dapat dihapuskan
sebagai beban, dan dengan demikian tidak akan terlihat dalam dasar investasi. Atas
dasar beberapa pertimbangan, terkadang perusahaan memutuskan untuk
mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan hanya
membebankan beban bungahanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan dan
mengendalikan aktivatetap dengan perangkat terpisah. Aktiva yang dapat
dikendalikan padadasarnya merupakan modal kerja. Para manajer unit dapat membuat
keputusan sehari-hari yang mempengaruhi aktiva-aktiva tersebut. Namun apabila
keputusan yang dibuat salah, maka dampak yang serius akan segera timbul. Contoh:
jika tingkat persediaan tinggi maka akan memasukkan pengeluaran yang tidak perlu
dan resiko kerusakan akan meningkat, sebaliknya jika persediaan terlalu rendah maka
akan menyebabkan kekurangan persediaan dan terjadi gangguan produksi. Investasi
dalam aktiva tetap dapat dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum terjadinya
dan oleh audit setelah penyelesaian untukmenentukan apakah ada arus kas yang
diantisipasi terwujud. Hal ini jauh dari memuaskan karena penghematan atau
pendapatan aktual dariakuisisi aktiva tetap tidak dapat dikendalikan.

Mengevaluasi Kinerja Ekonomi Suatu Entitas


Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan, sementara laporan
kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap. Berdasarkan
alasan yang telah dinyatakan sebelumnya, laporan manajemen cenderung
menggunakan informs historis atas biaya aktual yang terjadi, sedangkan laporan
ekonomi menggunakan informasiyang cukup berbeda.
Laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporanini
memberikan indikasi apakah strategi unit usahayang sekarang sudah memuaskan dan
jika tidak, keputusan apa yangharus diambil. Analisis ekonomi atas suatu unit usaha
dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk atau strategi baru
yang lain, bila dilihat secara keseluruhan tidak akan menghasilkan laba yang
memuaskan di masa depan.
Laporan ekonomi juga dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai
perusahaan secara keseluruhan. Nilai ini disebut break-up value yaitu estimasi jumlah
yang akan diterimaoleh para pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual.
Breakup value bermanfaat bagi organisasi luar yang sedang akanmembuat penawaran
pengambilalihan perusahaa, dan laporan ini juga berguna bagi manajemen dalam
menilai suatu tawaran. Laporan ini menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat
mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu mereka yang
terbatas yaitu menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit usahayang
cenderung tidak banyak memberikan kontribusi kepada profitabilitas total
perusahaan.Jarak antara profitabilitas yang sekarang dengan breakup value
menunjukkan perubahan yang harus dilakukan, dengan kata lain profitabilitas yang
sekarang dapat tertekan oleh adanya biaya yang akan memperbesar profitabilitas di
masa yang akan datang seperti pengembangan produk baru dan iklan.
Laporan ekonomi lebih terfokus pada profitabilitas di masa depan. Nilai buku
dari aktiva dan penyusutan berdasarkan biaya historis dariaktiva tersebut digunakan
dalam laporan kinerja para manajer, meskipun keterbatasannya diketahui. Informasi
ini tidak relevan untuk laporanyang memperkirakan masa depan karena dalam laporan
ini, penekanannya adalah pada biaya penggantian. Nilai unit usahamerupakan hasil
dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan mengestimasi arus kas untuk
setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap arus kas pada tarif laba yang
telah ditentukan.
Kasus
Diageo.Plc., yang berportofolio mereka meliputi burgerking, Guinness, dan
Haaden Dazs, menggunakan EVA untuk membantu pengambilan keputusan bisnis
dan mengukur dampak dari tindakan manajemen. Sebuah analisis EVA atas tingkat
pengembalian DIageo yang berasal dari merek minuman keras mengarah ke
penekanan baru dalam produksi dan penjualan vodka, yang berbeda dengan Scotch,
tidak mengeluarkan biaya penyimpanan dan gudang. Studi keuangan berdasarkan
EVA telah diakui dengan keberhasilan dari banyak perusahaan seperti Boise Cascade,
Briggs & Stratton, Baxce, dan Times Mirror.
Dalam sebuah survei dari Fortune terhadap 1.000 perusahaan, sebesar 78%
respon dan menggunakan pusat investasi. Dari sekian banyak perusahaan AS yang
memiliki pusat investasi, 36% melakukan evaluasi dengan menggunakan EVA.
Praktik di negara-negara lain tampaknya serupa dengan praktik yang ada di AS.
Dalam beberapa alasan yang akan dijelaskan nanti, EVA lebih unggul dibandingkan
dengan ROI dari sisi konsep. Oleh karena itu, EVA akan digunakan dalam contoh-
contoh yang ada. AKan tetapi, sangat jelas dari survey-survey yang ada bahwa ROI
lebih luas digunakan dalam bisnis dibandingkan dengan EVA.

Sumber :
Antony. Robert N. 2011 . Manajemen Control System, 12th edition. The McGraw-
Hill Companies,Inc.

Anda mungkin juga menyukai