Anda di halaman 1dari 6

3.

Menentukan Luas Pengujian Pengendalian

1. Pemisahan tugas yang memadai


2. Otorisasi yang tepat Auditor akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci:

1. Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan.


2. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan
3.Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon, harus di otorisasi

Otorisasi harga ditunjukan untuk memastikan bahwa penjualan ditagih pada harga yang ditetapkan
oleh kebijakan perusahaan. Otorisasi dapat diberikan untuk setiap transaksi individual atau otorisasi
umum dapat diberikan untuk kelas transaksi khusus.

3. Dokumen dan Catatan yang Memadai


Karena setiap perusahaan memiliki sistem penerimaan,pemrosesan, dan pencatatan transaksi yang
unik, auditor mungkin sulit mengevaluasi apakah setiap prosedur klien telah di rancang untuk
pengendalian maksimum. Sebagai contoh beberapa perusahaan secara otomatis akan menyiapkan
beberapa salinan faktur penjualan yang dipranomori pada saat pesanan pelanggan diterima. Salinan
dokumen digunakan untuk menyetujui kredit, mengotorisasi pengiriman, mencatat jumlah unit yang
dikirimkan, dan menagih pelanggan. Sistem ini banyak mengurangi peluang terjadinya kegagalan
dalam menagih pelanggan jika semua faktur diperhitungkan secara periodik.

4. Dokumen yang Telah Dipranomori


Memberi nomor terlebih dahulu dokumen diujukan untuk mencegah baik kegagalan dalam
menagih atau mencatat penjualan dan tejadinya penagihan serta pencatatan duplikat. Untuk
menggunakan pangendalian ini dengan efektif, seorang klrek penagihan akan mengarsip salinan semua
dokumen pengiriman secara berurutan setelah setiap pengiriman ditagih sementara orng lain akan
memperthitungkan semua nomor secara periodic dan menyelidiki penyebab hilangnya setiap
dokumen.

5. Laporan Bulanan
Pengiriman laporan bulanan merupakan pengendalian yang bermanfaat karena mendorong para
pelanggan untuk segera merespons jika ada saldo yang dinyatakan dengan tidak benar.

6. Prosedur Verifikasi Internal


Program komputer atau personil yang indepeden harus mengecek bahwa pemrosesan dan
pencatatan transaksi penjualan memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Contohnya termasuk akuntansii untuk urutan numeris dokumen yang telah dipranomori, mengecek
atas keakuratan penyiapan dokumen, dan mereview laporan untuk pos-pos tidak biasa atau tidak benar.
Dalam menentukan tingkat keandalan pengendalian, auditor juga memprtimbangkan kenaikan
biaya ppengujian pengendalian dibandingkan dengan penurunan pengujian substantif yang potensial.
Tingkat risiko pengendalian yaug dinilai lebih rendah akan meningkatkan pengujian pengendalian
yang dinilai lebih rendah, dengan kenaikan risiko pengendalian yang lebih rendah, dengan kenaikan
risiko deteksi dan penurunan jumlah pengujian substantif yang sebanding.
4. Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas transaksi penjualan agar
memenuhi tujuan audit yang berkaitam dengan transaksi

4.1 Merancang Pengujian Pengendalian Untuk Penjualan .

Sebagai contoh, jka pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan setelah
kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah
ditandatangani dengan benar. Tiga kolom pertama pada Tabel 14-2 mengilustrasikan perancangan
pengujian pengendalian untuk penjualan Hillsburg Hardware Co. Kolom ketiga menunjukan satu
pengujian untuk setiap pengendalian internal kunci yang ada di kolom kedua. Sebagai conto
penngendalian internal kunci yang kedua untuk tujua tujuan keterjadian adalah "penjualan didukung
oleh dokumen pengirima yang diotorisasi dan pesanan pelanggan yang disetujui.” Pengujian
pengendalian adalah untuk”mermeriksa faktur penjualan guna mendukung bill of lading dan pesanan
pelanggan”
Seperti ditunjukan pada kolom ketiga Tabel 14-2 untuk tujuan kelengkapan,pengujian pengendalian
yang umum untuk penjualan adalah memperhtungkan urutan dari berbagai jenis dokumen. Sebagai
contoh akuntansi untuk urutan dokumen pengiriman dan penelusuran masing-masing ke salinan faktur
penjualan serta pencatatan dalam jurnal penjualan menyediakan bukti tentang kelengkapan.
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada pengamatan
auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Sebagai contoh, auditor hanya akan mengamati
apakah klerk penagihan memiliki akses ke kas ketika surat yang tiba dibuka atau kas di setorkan.
Beberapa pengujian pengendalian yang tersaji pada table 14-2 dapat dilaksanakan dengan
menggunakan computer. Sebagai contoh, auditor dapat menguji apakah kredit telah diotorisasi secara
tepat oleh computer dengan berupaya melakukan transaksi yang melampaui batas kredit. Jika
pengendalian bekerja secara efektif, pesanan penjulan yang diusulkan itu akan ditolak. Keterjadian
penjualan juga dapat diuji dengan berupaya memasukan nomor pelanggan yang tidak ada, yang segera
ditolak oleh computer. Pengendalian kunci ini akan mengurangi kemungkinan penjualan fiktif.

GAMBAR

4.2 Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan


Dalam memutuskan pengujian sustantif atas transaksi, auditor sering kali menggunakan beberapa
prosedur bagi setiap audit tanpa memandang situasinya, sementara yang lainnya terggantung pada
kelayakan pengendalian dan hasil pengujian pengendalian. Pada kolom kelima 14-2 pengujian
substantive ats transaksi terkait dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dalam kolom
pertama dan dirancang untuk menentukan apakah ada salah saji moneter bagi tujuan tersebut. Prosedur
audit yang digunakan dipengaruhi oleh pengendalian internal dan pengujian pengendalian untuk tujuan
tersebut.
Paragraf berikut akan membahas prosedur audit pengujian substantive atas transaksi yang hanya
dilakukan jika ada situasi tertentu yang memerlukan perhatian audit khusus, seperti jika ada defisiensi
atau kelemahan pengendalian internal.
1. Mencatat Penjualan yang Terjadi , untuk tujuan ini, auditor memperhatikan tiga jenis salah saji yang
mungkin terjadi.
a. Penjualan dimasukan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
c. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan , sementara
jenis yang terakhir selalau disebabkan oleh kecurangan . Konsekuensi potensial dari ketiga jenis
salah saji tersebut sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji (overstatemebnt) asset dan
laba. Melebihsajikan penjualan secara tidak sengaja umumnya lebih mudah ditemukan ketimbang
yang disebabkan oleh kecurangan. Biasanya lebih saji yang tidak disengaja juga terjadi pada
piutang usaha, yang dapat dideteksi oleh klien dengan mengirimkan laporan bulanan kepada
pelangan. Salah saji yang tidak disengaja seringkali ditemukan dengan mudah oleh auditor pada
akhir tahun melalui prosedur konfirmasi. Pengujian substantive atas transaksi yang sesuai untuk
menguji tujuan keterjadian terggantung pada apakah auditor yakin bahwa salah saji mungkin akan
terjadi.
2. Penjualan Dicatat Sementara Pengiriman Tidak Pernah Dilakukan
Auditor dapat memvouching ayat jurnal tertntu dalam jurnal penjualan ke salinan pengiriman dan
sokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa penjualan tersebut benar-benar
terjadi.
3. Penjualan Dicatat Lebih Dari Satu Kali
Penjualan duplikat dapat ditentukan dengan meriview secara numeris daftar transaksi penjualan
yang dicatat untuk melihat apakah ada nomor yang sama atau duplikat. Auditor juga dapat menguji
pembatalan dokumen pengiriman yang tepat. Pembatalan yang tepatt dapat menurunkan
kemungkinan bahwa dokumen pengiriman akan digunakan untuk mencatat penjualan lainnya.
4. Pengiriman dilakukan kepada Pelanggan Fiktif
Biasanva jenis kecurangan ini hanya akan terjadi jika orang vang menctat penjualan juga
mengotorisasi peng riman. Pengendalian internal yang lemah akan sulit mendeteki pengiriman
fiktif ini, seperti pengiriman ke lokasi lain perusahaan.Pendekatan yang efektif lainnya untuk
mendeteksi ketig jenis salah saji transaksi penjualan yang baru saja dibahas adalah dengan
menelusuri kredit dalam file induk piutang usaha ke sumbernya. Jika piutang telah benar-benar
ditagih secara tunai atau barang dikembalikan, penjualan sudah pasti terjadi sebelumnya. kredit
adalah untus penghapusan piutang tak tertagih atau memo kredit, atau jika piutang masih belum
dibayar pada saat audit, hal ini dapat mengindikasikan bahwa transaksi penjualan dicatat dengan
tidak tepat. Standar Auditing menunjukan bahwa biasanya auditor harus mengidentifikasi
pengakuan pendapatan yang tidak layak sebagai resiko kecurangan.
5. Transaksi Penjualan yang Telah Dicatat
Dalam banyak audit, tidak ada pengujian substantif atas trrsaksi yang dilakukan untuk tujuan
kelengkapan menyangkut lebih saji asset dan laba mendapat perhatian yang lebuh besar dalam
audit transaksi penjualan ketimbang yang menyangkut kurang sjai. Jika pengendaliannya tidak
memadai maka jika klien tidak melakukan penelusuran internal yag independen dar dokumen
pengiriman ke jurnal penjualan, pengujian substantiif mungkin akan diperkukan
6. Arah Pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dari dokumen sumber ke jurnal dan
memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian yang pertama adalah untuk
transaksi yang dihilangkan(tujuan kelengkapan, sementara yang kedua adalah untuk transaksi yang
tidak ada( tujuan keterjadiaan).
7. Penjualan Dicatat dengan Akurat
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Mengirimkan jumkah barang yang dipesan
b. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
c. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi
Biasanya auditor melakukan pengujian substantive atas transaksi pada setiap audit untuk
memastikan bahwa masing-masing dari ketiga aspek keakuratan tersebut telah dilakukan dengan
benar dengan menghitung kembali informasi dalam catatan akuntansi dan membandingkan
informasi pada dokumen yang berbeda.

Ketika faktur penjualan dihitung dan diposting secara otomatis oleh komputer, auditor akan dapat
mengurangi pengujian substantif atas transaksi untuk tujuan keakuratan.

8. Transaksi Penjualan Dimasukan dengan Benar dalam File Induk dan Diiktisarkan dengan Benar
Pada sebagian besar penugasan, auditor melakukan bebrapa uji keakuratan klreikal, seperti
memotong jurnal dan menelusuri total serta rinciannya ke buku besar umum dan file induk untuk
mengecek apakah ada kesalahan atau kecurangan ketika memroses transaksi penjualan.
Apabila footing dan perbandingan dibatasi pada ketiga catatan tersebut, tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi adalah potong dan pengiktisaran. Apabila jurnal, file, induk atau buku besar
ditelusuri kea tau dari suatu dokumen, tujuannya adalah salah satu dari kelima tujuan lainnya yang
tergantung pada apa yang diverifikasi.

9. Penjualan yang Dicatat Diklasifikasikan dengan Benar


Meskipun hal ini tidak begitu mengganggu dalam penjualan ketimbang dalam beberapa siklus
transaksi lainnya, auditor masih harus memperhatikan apakah transaksi telah dibebankan ke akun
buku besar umum yang benar. Auditor sering kali menguji klasifikasi penjualan yang tepat sebagai
bagian dari pengujian keakuratan. Mereka memeriksa dokumne pendukung untuk menentukan
klasifikasi yang tepat atas transaksi tertentu dan membandingkannya dengan akun aktual dimana
hal itu akan dibebankan.

10. Penjualan Dicatat Pada Tanggal yang Benar


Transaksi yang dicatat secara tepat waktu juga kecil kemungkinannya mengandung salah saji.
Ketika auditor melakukan prosedur pengujian substantive atas transaksi untuk keakuratan, mereka
sering kali membandingkan tanggal pada bill of lading tertentu atau dokumen pengiriman lainnya
dengan tanggal pada salinan faktur penjualan terkait, jurnal penjualan, dan file induk piutang usaha.
Perbedaan signifikan menunjukan masalah pisah batas (cutoff) yang potensial.
5. Ikhtisar Metodologi Penjualan
Gambar 14-2 merupakan suatu tinjauan mengenai bagaimana auditor merancamg pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan.
1. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi (Kolom 1)
Tujuan audit yangberkaitan dengan transaksi penjualan pada table 14-2 berasal dari kerangka kerja
yang disajikan dalam bab sebelumnya. Walaupun pengendalian internal tertentu memenuhi lebih dari
satu tujuan , auditor harus mempertimbangkan setiap tujuan secara terpisah untuk memfasilitasi
penilaian risiko pengendalian yang lebih baik.
2. Pengendalian Kunci yang Ada (kolom 2)
Manajemen merancang pengendalian internal atas penjualan untuk mencapai enam tujuan audit yang
berkaitan dengan transaki. Jika pengendalian yang diperlukan untuk memenuhi salah satu tujuan tidak
memadai , kemungkinan salah saji yang terkait dengan tujuan tersebut akan meningkat, tanpa
memandang pengendalian untuk tujuan yang lainnya.
3. Pengujian Pengendalian (Kolom 3)
Untuk setiap pengendalian internal pada kolom 2, auditor merancang pengujian pengendalian untuk
memverifikasi keektifannya. Bagi setiap pengendalian, harus ada setidaknya satu penujian
pengendalian,tetapi dapat juga ada lebih dari satu pengujian pengendalian.
4. Defisiensi (Kolom 4)
Defesiensi yang diidentifikasi oleh auditor mengindasikan tidak adanya pengendalain yang efektif.
Auditor harus mengevaluasi defisiensi pengendalian dengan mempertimbangkan salah saji potensial
yang mungkin terjadi dan setiap pengendalian lainnya. Auditor dapat merespons defisiensi
pengendalian internal dalam audit laporan keuangan dengan memperluas pengujian substantive atas
transaksi untuk menentukan apakah defisiensi tersebut berasal dari jumlah salah saji yang signifikan.
5. Pengujian Substantif atas Transaksi (Kolom 5)
Pengujian ini membantu untuk menentukan apakah ada salah saji moneter dalam transaksi penjualan.
a. Kolom pertama memasukan keenam tujuan audit yangberkaitan dengan transaksi. Tujuan
umumnya adalah sama bagi setiap kelas transaksi, tetapi tujuan khusus bervariasi untuk
penjualan, penerimaan kas, atau setiap kelas transaksi lainnya.
b. Kolom dua menyatakan daftar satu atau lebih pengendalian internal ilustratif untuk setiap tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi.
c. Kolom 3 menyantumkan satu pengujian pengendalian yang menguji pengendalian internal dala
kolom 2. Pengujian tidak akan berarti apa-apa kecuali dapat menguji suatu pengendalian khusus.
Tabel tersebut berisi satu pengujian pengendalian dalam kolom 3 bagi setiap pegendalian internal
dalam kolom 2, tetapi auditor dapat memutuskan untuk menggunakan lebih dari satu pengujian
pengendalian atas suatu pengendalian tertentu.
d. Kolom 4 mencantumkan defisiensi pengendalian internal. Defisiensi itu berupa tidak adanya
pengendalian internal dan ditentukan dengan menggunakan pendekatan yang sama seperti yang
digunakan untuk mengidentifikasi pengendalian.
e. Kolom terakhir mencantumkan pengujian substantif atas transaksi yang umum yang mendukung
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi khusus dalam kolom 1 . pengujian substantif atas
transaksi tidak berhubungan langsung dengan kolom pengendalian kunci atau kolom pengujian
pengendalian, tetapi sejauh mana pengujain substantive atas transaksi tergantung pada, sebagian,
pengendalian kunci mana yan ada, hasil dari pengujian pengendalian, dan setiap defisiensi
pengendalian internal untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

6. Prosedur Audit Format Perancangan dan Kinerja


Membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efesien yang akan merespons
risiko salah saji yang material yang unik pada setiap klien. Setelah prosedur aduit yang sesuai untuk
serangaian situasi tertentu telah dirancang prosedur tersebut, tentu saja harus dilaksanakan. Akan
tetapi, mungkin tidak efesien melakuakn prosedur audit seperti yang dinyatakan pada table 14-2.
Dalam mengkonversi program audit format perancangan (design format audit program) menjadi
program audit format kinerja( performance format audit program), prosedur itu akan digabungkan , ini
akan mencapai hal-hal :
a. Mengeliminasi prosedur duplikat
b. Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang aka dilakukan
terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu.
c. Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling efektif.

Anda mungkin juga menyukai