Anda di halaman 1dari 3

PENGIRIMAN PERSEDIAAN KE CABANG

Suatu cabang yang membeli dan menjual persediaan barang dagang dapat
diminta untuk memperoleh seluruh persediaan dari kantor pusat, atau dapat
juga diizinkan memperoleh sebagian persediaan dari pihak eksternal.
Misal, cabang Medan PT Jaya membeli persediaan senilai Rp. 5.000.000 dari
penjual grosir independen, dan cabang menerapkan metode persediaan
prepectual, maka transaksi tersebut akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Persediaan
5.000.000
Kas
5.000.000
(Mencatat pembelian persediaan dari pihak eksternal)

Ketika persediaan ditransfer dari kantor pusat ke cabang, baik kantor pusat
maupun cabang harus mencatat transaksi tersebut. Jumlah yang dialokasikan
ke nilai persediaan yang ditransfer diistilahkan sebagai harga transfer.

PERSEDIAAN YANG DITAGIH SEBESAR NILAI PEROLEHAN


Persediaan yang ditransfer dari kantor pusat dan ditagihkan ke cabang dicatat
oleh cabang dengan cara yang sama seperti jika memperoleh dari pihak
eksternal, kecuali dikreditkan ke akun kantor pusat. Kantor pusat PT Jaya
mentransfer persediaan dengan harga perolehan Rp. 8.000.000 ke cabang
Medan. Transaksi tersebut dicatat di pembukuan kantor pusat sebagai berikut :
Investasi di cabang medan
8.000.000
Persediaan
8.000.000
(transfer persediaan ke cabang medan)
Cabang mencatat persediaan yang diterima sebagai aset di akun persediaan
seperti yang diperoleh dari pihak eksternal dan juga mengakui ekuitas di aset
neto dengan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Persediaan
8.000.000
Kantor pusat
8.000.000
(transfer persediaan dari kantor pusat)
BEBAN PENGIRIMAN YANG DIBEBANKAN ATAS PENGIRIMAN PERSEDIAAN
Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman persediaan dari kantor pusat ke
cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang.
Misal kantor pusat PT Jaya membayar Rp. 100.000 untuk mengirim persediaan
senilai Rp. 8.000.000 ke cabang Medan. Transfer tersebut dicatat oleh kantor
pusat sebagai berikut :
Investasi di cabang medan
8.000.000
Persediaan
8.000.000
Kas
100.000
(transfer persediaan ke cabang medan dan membayar ongkos kirim)
Cabang medan mencatat transfer sebagai berikut :
Investasi di cabang medan
8.100.000
Persediaan
8.100.000
(transfer persediaan ke cabang medan)
PERSEDIAAN YANG DITAGIH MELEBIHI NILAI PEROLEHAN
Ketika di kantor pusat timbul biaya dan memberikan jasa, seperti perolehan
persediaan pada harga lebih murah melalui kuantitas pembelian atau

memproduksi persediaan, perusahaan dapat memilih untuk mengalokasikan atas


laba penjualan persediaan antara kantor pusat dan cabang yang menjual. Hal ini
dapat dilakukan dengan menagihkan ke cabang atas persediaan yang ditransfer
pada harga lebih besar dari biaya perolehan kantor pusat.
Meskipun perusahaan dapat menerapkan berbagai jenis sistem akuntansi
pertanggungjawaban internal, laporan keuangan eksternal harus mencerminkan
persediaan sebesar harga perolehannya (kecuali nilai pasar lebih rendah) dan
tidak boleh memasukkan laba sampai dengan persediaan dijual ke pihak
eksternal. Laba yang belum terealisasi harus dieleminasi dalam rangka
penyusunan laporan keuangan untuk tujuan eksternal.
Contoh perlakuan jika terjadi laba antarperusahaan dalam pengiriman
persediaan ke cabang, asumsikan kantor PT Jaya memperoleh persediaan
dengan harga Rp 12.000.000 dan mengirimkan ke cabang Medan, menagihkan
ke cabang sebesar Rp. 15.000.000. Kantor pusat mencatat pengiriman
persediaan sebagai berikut :
Investasi di cabang medan
15.000.000
Persediaan
12.000.000
Laba antarperusahaan belum terealisasi
3.000.000
(transfer persediaan ke cabang medan, ditagih melebihi harga perolehan)
Laba antar perusahaan sebesar Rp 3.000.000 bersifat belum terealisasi karena
persediaan belum dijual ke pihak eksternal. Pengakuan laba ditangguhkan
sampai dengan cabang menjual persediaan ke eksternal.
Cabang mencatat penerimaa pengiriman persediaan dengan ayat jurnal berikut :
Persediaan dari kantor pusat
15.000.000
Kantor pusat
15.000.000
(transfer persediaan dari kantor pusat)
Jurnal tersebut mencatat persediaan pada harga perolehan di cabang tanpa
memisahkan pengakuan laba antarperusahaan yang termasuk dalam harga
transfer. Ketika laporan tersebut disusun dan terdapat persediaan yang masih
disimpan, ayat jurnal kertas kerja dibutuhkan untuk mengeliminasi saldo laba
antarperusahaan belum terealisasi terhadap akun persediaan dari kantor pusat.
Sehingga laba antarperusahaan belum terealisasi sebesar Rp. 3.000.000
dieleminasi dan persediaan dilaporkan sebesar harga perolehan awalnya, Rp.
12.000.000
Ayat jurnal :
Laba antar perusahaan belum terealisasi
2.400.000
Laba cabang medan
2.400.000
(mengakui laba antarperusahaan Rp 3.000.000*0,8)
Alternatif lain, perusahaan dapat menganggap bahwa laba antarperusahaan
seharusnya dialokasikan ke kantor pusat atas jasa yang telah diberikan. Untuk
kasus tersebut, laba antarperusahaan diakui oleh kantor pusat dengan ayat
jurnal sebagai berikut :
Laba antar perusahaan belum terealisasi
2.400.000
Laba terealisasi atas pengiriman ke cabang
2.400.000
(mengakui laba antarperusahaan Rp 3.000.000*0,8)
AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP CABANG
Ilustrasi kantor pusat PT Jaya membeli toko senilai Rp 30.000.000 untuk cabang
Medan. Kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut :
Investasi di cabang medan
8.000.000

Kas
(membeli peralatan untuk cabang Medan)

8.000.000

Pembelian ini dicatat oleh cabang sebagai berikut :


Peralatan toko
30.000.000
Kantor pusat
30.000.000
(mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat)
Ketika aset tetap cabang dicatat hanya di buku kantor pusat, tidak ada ayat
jurnal yang dicatat oleh cabang saat kantor pusat melakukan pembelian.
Misalkan jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp 30.000.000 peralatan toko untuk
cabang Medan, dan peralatan dicatat di pembukuan kantor pusat dibanding di
cabang, maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut :
Peralatan toko cabang medan
30.000.000
Kas
30.000.000
(mencatat pembelian peralatan oleh cabang medan)

Anda mungkin juga menyukai