Oleh:
Kelompok IV
Dwi Haryadi Nugraha (1506325006)
I Gst Ngr Bagus Widana (1506325007)
BAB I
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUTANSI MANAJEMEN
A. Pendahuluan
Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Sistem informasi akuntansi manajemen
tidak terikat oleh kriteria apa pun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, serta
keluarannya. Kriterianya fleksibel dan berdasarkan pada tujuan manajemen. Ada tiga
tujuan utama dalam sistem akuntansi manajemen, yaitu:
1.
Menyediakan informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya
yang ditentukan oleh manajemen.
2.
3.
Tahap Pertama Tahap belum sempurna, tahap ini biasanya terjadi pada perusahaanperusahaan yang baru mengembangkan sistem akuntansinya. Biasanya sistem
akuntansi yang pertama kali dikembangkan adalah sistem akuntansi kenuangan.
Tahap ini dikatakan belum sempurna karena sebagai perusahaan yang baru membuat
sistem akuntansi, maka makin banyak kesalahan yang dibuat dalam menyusun
laporan keuangan tersebut.
2.
Tahap Kedua Penekanan pada sistem informasi keuangan. Pada tahap ini
perusahaan sudah memiliki sistem informasi akuntansi keuangan yang baik, dapat
menghasilkan laporan keuangan pada pihak eksternal sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tahap ini perusahaan belum memiliki sistem informasi akuntansi
manajemen, sehingga informasi akuntansi manajemen dihasilkan dari sistem
informasi keuangan.
3.
Tahap Ketiga Pemisahan antara sistem akuntansi keuanga dan sistem akuntansi
manajemen. Dalam tahap ini, perusahaan memiliki sistem yang terpisah antara
akuntansi keuangan dan akuntansi menejemen.
4.
Tahap Keempat Tahap integrasi. Dalam tahap ini sistem informasi akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen disatukan dalam sitem akuntansi perusahaan
yang terintegrasi, sistem akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen tetap
memiliki modul yang berbeda.
Akuntansi biaya mempelajari perhitungan biaya produksi per unit dengan tujuan
untuk memberikan nilai pada persediaan yang dimiliki perusahaan, dan sekaligus
menetapkan nilai beban pokok penjualan pada periode tersebut.
2.
3.
perusahaan
yang
memproduksi
barang
berdasarkan
pesanan.
Permasalahannya, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat
dibebankan secara akurat ke masing-masing pesanan, namun biaya overhead pabrik
tidak dapat dibebankan secara akurat. Total biaya yang tidak akurat tersebut tidak
memiliki kegunaan bagi manajemen.
3
2.
3.
Joint Costs
Joint costs adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan suatu
proses, dimana dari hasil proses tersebut akan menghasilkan beberapa jenis produk,
yang disebut dengan joint product. Nilai alokasi dari joint costs untuk kepentingan
manajemen sama sekali tidak ada. Sulit sekali untuk mengalokasikan biaya secara
akurat misalnya pada penentuan produk yang akan dijual pada titik split-off atau
setelah diproses lebih lanjut. Hasil alokasi dari joint costs sama sekali tidak dipakai
dalam menentukan keputusan. Perhitungan biaya per unit dari hasil alokasi joint cost
memang juga ditunjukkan untuk inventory costing saja.
4.
Kesimpulannya adalah, dari awalnya akuntansi biaya memang dirancang untuk tujuan
inventory costing, yaitu: memperkirakan nilai dari biaya produksi yang masuk dalam
persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, serta beban pokok penjualan.
Karena itu dari awalnya sistem akuntansi biaya dikembangkan tanpa membutuhkan
perhitungan biaya pr unit yang akurat, dan sistem akuntansi biaya ini memang ditujukan
untuk memberikan informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
F. Tema Baru Dalam Akuntansi Manajemen
Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi
manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas banyak dikembangkan dan diimplementasikan oleh organisasi.
Selain itu, fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar memungkinkan para
manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan mengelola rantai nilai
(value chain) perusahaan. Lebih jauh lagi, para manajer harus menekankan waktu,
kualitas, dan efisiensi untuk mengamankan dna mempertahankan keunggulan bersaing.
Selain itu, informasi akuntansi harus dibuat untuk mendukung tiga tujuan fundamental
organisasi tersebut. Akhir-akhir ini, muncul e-bisiness mensyaratkan sistem akuntansi
manajemen untuk menyediakan informasi yang memungkinkan para manajer
menghadapi lingkungan baru ini.
Sekilas Tentang Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing)
Permintaan akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah mengarah pada
perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas
5
(ABM) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi di seluruh sistem yang memfokuskan
perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi
pelanggan dan laba yang dihasilkan. ABM menekankan pada perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas (ABC) dan nilai proses. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan
menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang
menggunakan berbagai aktivitas tersebut. Analisis nilai proses menekankan pada analisis
aktivitas, yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa aktivitas dilakukan dan seberapa
baik aktivitas dilakukan. Hal itu bertujuan menemukan cara melakukan aktivitas yang
diperlukan secara lebih efisien dan menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai
bagi pelanggan.
Sumber:
Hansen & Mowen. 2013. Akuntansi Manajerial Cetakan kedelapan. Jakarta: Salemba Empat
IAI. 2016. Modul Chartered Accountant Akuntansi Manajemen Lanjutan. Jakarta Pusat: IAI.