1-33
ABSTRACT
This study exams audit behaviors by relating auditors individual characteristic
(locus of control and organizational commitment) and audit time budget pressure. The
audit behaviors examined are audit quality reduction behaviors. This study use survey
method with distributing questionnaires to auditors working at audit firms in Bali. The
sampling method is purposive sampling, amount 35 auditors. Data analysis is done by path
analysis model. The result of this study suggest external locus of control has positive
influence on audit time budget pressure and audit quality reduction behaviors.
Organizational commitment has negative influence on audit time budget pressure and audit
quality reduction behaviors. The audit time budget pressure has positive influence on audit
quality reduction behaviors. The audit time budget pressure mediating influence of locus of
control on audit quality reduction behaviors. Other result, audit time budget pressure does
not mediate the influence of organizational commitment on audit quality reduction
behaviors.
Keywords: Audit Behaviors, Audit Time
Organizational Commitment.
Budget
Pressure,
Locus
of
Control,
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
PENDAHULUAN
Pada umumnya, akuntan publik mengaudit laporan keuangan memiliki
tujuan untuk memberikan pendapat tentang kewajarannya (Silaban, 2009).
Pemberian pendapat tersebut berasal dari evaluasi terhadap bukti audit yang
dikumpulkan secara cukup dan tepat melalui pelaksanaan prosedur-prosedur audit.
Sesuai dengan Standar Audit (SA 500 tentang Bukti Audit) menjelaskan bahwa
prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat mencakup inspeksi,
observasi, konfirmasi, penghitungan kembali, pelaksanaan ulang (reformance),
dan prosedur analitis, serta sering kali memadukan beberapa prosedur sebagai
tambahan atas prosedur permintaan keterangan dari manajemen (IAPI, 2013).
Kantor akuntan publik (KAP) sebelum melaksanaan audit program audit
harus disusun terlebih dahulu beserta anggaran waktunya untuk mendapatkan
bukti audit kompeten dan cukup. Program audit adalah rangkaian dari prosedurprosedur audit yang wajib dijalankan saat pengauditan berlangsung. Anggaran
waktu audit adalah perkiraan kebutuhan waktu untuk menjalankan setiap prosedur
audit (Fleming, 1980; Otley dan Pierce, 1996). Program audit dan anggaran waktu
audit menjadi suatu kewajiban yang harus disusun dan dijalankan, sebagai wujud
kepatuhan KAP atas Standar Audit (SA 300 tentang Perencanaan Suatu Audit Atas
Laporan Keuangan), yang mensyaratkan auditor harus merencanakan audit agar
audit tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif (IAPI, 2013).
Prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik akan
menghasilkan suatu audit yang berkualitas. KAP yang mampu menghasilkan suatu
audit yang berkualitas akan meningkatkan kepercayaan pemakai terhadap profesi
akuntan publik. Audit yang berkualitas tercermin dari kemampuan auditor untuk
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
2004). Tidak hanya cara tersebut, perilaku reduksi kualitas audit dapat terjadi
dengan cara menghentikan prosedur audit secara prematur, pemeriksaan yang
tidak detail, tidak memeriksa kesesuaian kebijakan akuntansi yang diterapkan
klien, menerima penjelasan tidak memadai dari klien, mengurangi pekerjaan audit
dari seharusnya, serta tidak memperluas ruang lingkup pengauditan ketika
terdeteksi suatu transaksi atau pos yang diragukan (Kelley dan Margheim, 1990;
Malone dan Robert, 1996; Otley dan Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004).
Perilaku reduksi kualitas audit menjadi ancaman serius saat
menghasilkan audit yang berkualitas karena tidak cukupnya dan tidak
kompetennya bukti-bukti audit yang dikumpulkan sebagai dasar memadai dalam
memberikan pendapatnya (Otley dan Pierce, 1996; Herrbach, 2001). Perilaku
semacam ini tidaklah etis bagi seorang auditor yang memiliki kewajiban melayani
publik. Perilaku tidak etis seseorang di dalam organisasi disebabkan oleh
karakteristik personal yang dimiliki, faktor situasional, serta interaksi antara
faktor-faktor tersebut (Trevino, 1986). Telaah empiris pengambilan keputusan etis
oleh Ford dan Rhichardson (1994) menjelaskan bahwa karakteristik individu
pembuat keputusan menjadi salah satu faktor penting untuk mengambil keputusan
etis. Berdasarkah hal tersebut, auditor yang cenderung melakukan tindakan
mereduksi kualitas audit dapat dipengaruhi karakteristik individual auditor
(Silaban, 2009).
Karakteristik personal auditor (faktor internal) yang diuji dalam
penelitian ini adalah locus of control. Karakteristik ini mencerminkan sejauh mana
seseorang yakin dapat mengontrol faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan
atau kegagalan yang diraihnya (Rotter, 1966). Mereka yang beranggapan bahwa
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
tersendiri
dalam
kondisi
dapat
memaksimalkan
keuntungan
dari
perikatan
audit
serta
keberlangsungan karirnya di KAP (Kelley dan Seiler, 1982; Lightner et al., 1982).
Penelitian sebelumnya oleh Simanjuntak (2008); Nadirsyah dan Zuhra
(2009); Kurnia (2009); Manullang (2010); Tanjung (2013); dan Kholidiah dan
Murni (2014) menunjukkan tekanan anggaran waktu audit memengaruhi perilaku
disfungsional. Auditor yang merasakan tekanan karena sempitnya anggaran
waktu, maka mendorong untuk berperilaku audit disfungsional (Kelley dan Seiler,
1982; Lightner et al., 1982; Otley dan Pierce, 1996; Pierce dan Sweeney, 2004).
Tekanan anggaran waktu audit menjadi variabel mediasi dalam penelitian
ini, yang memediasi karakteristik personal auditor (locus of control dan komitmen
organisasi) pada perilaku audit. Penelitian sebelumnya yang menggunakan
tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel mediasi dalam pengaruh
karakteristik personal auditor pada perilaku audit adalah Silaban (2009) dan
Sudirjo (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung locus of control pada perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan
anggaran waktu audit. Sedangkan penelitian yang menguji pengaruh tidak
langsung komitmen organisasi terhadap perilaku reduksi kualitas audit melalui
tekanan anggaran waktu audit belum ditemukan.
Subjek penelitian ini adalah auditor KAP di Bali, yang pemilihannya
dimotivasi karena belum ditemukan penelitian serupa sebelumnya yang subjek
penelitiannya adalah auditor KAP di Bali. Subjek penelitian Silaban (2009) adalah
auditor KAP di Jakarta, Medan, dan Surabaya; Hartati (2012) adalah auditor KAP
di Jawa Tengah; Triono dkk. (2012) dan Sudirjo (2013) adalah auditor KAP di
Semarang; Tanjung (2013) adalah auditor KAP di Kota Padang dan Pekanbaru;
Kholidiah dan Murni (2014) adalah auditor KAP di Jawa Timur. Pemilihan lokasi
yang berbeda, akan dapat memunculkan karakteristik yang berbeda pula karena
setiap daerah memiliki budaya organisasi yang berbeda-beda. Budaya organisasi
akan memengaruhi karakteristik individual seseorang (Susanti dan Subroto,
2015).
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang diuji adalah
pengaruh locus of control dan komitmen organisasi pada perilaku audit oleh
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
auditor KAP di Bali dengan tekanan anggaran waktu audit sebagai variabel
mediasi. Rumusan masalah disusun, yaitu: (1) apakah locus of control dan
komitmen organisasi memengaruhi tekanan anggaran waktu audit; (2) apakah
locus of control, komitmen organisasi, dan tekanan anggaran waktu audit
memengaruhi perilaku audit; (3) apakah locus of control dan komitmen organisasi
memengaruhi perilaku audit melalui tekanan anggaran waktu audit.
Penelitian ini menggunakan teori atribusi yang dikembangkan oleh Fritz
Heider tahun 1958. Teori ini mempelajari proses bagaimana seseorang
menjelaskan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya. Teori ini
mengargumentasikan bahwa seseorang berperilaku dipengaruhi oleh interaksi
antara kekuatan internal dan eksternal. Kekuatan internal, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri, dan kekuatan eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal
dari luar diri (Suartana, 2010).
Gordon dan Graham (2006) menjelaskan situasi di sekitar yang
memengaruhi perilaku seseorang dalam persepsi sosial disebut dengan
dispositional attributions dan situational attributions. Dispositional attributions
didefinisikan sebagai penyebab internal yang mengarah pada aspek perilaku di
dalam diri individu, misalnya persepsi diri, kepribadian, motivasi, dan
kemampuan. Situational attributions didefinisikan sebagai penyebab eksternal
yang mengarah pada lingkungan sekitar yang dapat memengaruhi perilaku,
misalnya nilai-nilai sosial, kondisi sosial, dan pandangan masyarakat.
Teori lainnya yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori model stres
kerja. Anggaran waktu audit yang dibatasi dapat mendorong timbulnya suatu
tekanan yang dirasakan auditor (stres), dan kemudian dapat memengaruhi perilaku
audit dalam melaksanakan pengauditan. Penyebab stres misalnya kondisi
lingkungan kerja yang tidak sesuai dapat menimbulkan tekanan (stres) saat
berkerja, dan kemudian memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individu
(Silaban, 2009).
Penyebab stres
Stres
Konsekuensi
Karakteristik
Personal
Gambar 1. Model Teori Stres Kerja
Sumber: Gibson et al. (1995)
Penyebab stres bisa datang dari dalam KAP maupun dari luar. Penyebab
stres dari dalam KAP, misalnya: konflik peran, beban tugas, kondisi lingkungan
kantor, dan kendala anggaran waktu. Sedangkan penyebab stres yang berasal dari
luar KAP, misalnya: keadaan keluarga, kompetisi pada pasar audit, tuntutan dari
klien, dan tuntutan ligitasi.
Lazarus (1995) dengan teori proses transaksional menjelaskan stres yang
dirasakan
seseorang
akibat
dari
interaksi
antara
faktor-faktor
internal
personal
memengaruhi
terjadinya
stres
yang
selanjutnya
memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individu. Dengan kata lain, karakteristik
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
personal auditor memengaruhi stres yang dirasakan dan perilaku untuk mengatasi
penyebab stres.
Perilaku audit yang diuji, yaitu perilaku reduksi kualitas audit. Perilaku
reduksi kualitas audit menjadi ancaman serius pada kualitas audit karena tidak
kompetennya dan kurangnya bukti-bukti audit yang dikumpulkan selama
melaksanakan
pengauditan
sebagai
dasar
memadai
untuk
memberikan
pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan (Otley dan Pierce, 1996; Herrbach,
2001).
Hubungan locus of control dengan tekanan anggaran waktu audit
didasarkan pada teori model stres kerja, yang menjelaskan bahwa stres yang
dirasakan seseorang sebagai akibat dari interaksi antara karakteristik individual
seperti locus of control dan faktor situasional (penyebab stres). Auditor ber-locus
of control eksternal lebih merasakan tekanan karena sempitnya waktu yang
diberikan untuk mengaudit. Berbeda halnya auditor ber-locus of control internal
yang kurang merasakan adanya tekanan karena hal tersebut.
Penelitian sebelumnya, Silaban (2009); Sudirjo (2013); dan Wintari
(2015) menunjukkan terdapat pengaruh positif locus of control eksternal pada
tekanan anggaran waktu audit. Hasil penelitian ini menunjukkan auditor ber-locus
of control eksternal cenderung menganggap sempitnya anggaran waktu audit
sebagai tekanan. Dengan demikian, dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H1a:
didasarkan pada teori model stres kerja, yang menjelaskan bahwa stres yang
10
Sedangkan
auditor
yang
berkomitmen
rendah
terhadap
11
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
dan
bersedia
untuk
bekerja
keras
untuk
mencapai
kualitas audit didasarkan pada teori model stres kerja. Ketatnya anggaran waktu
audit menimbulkan perasaan tertekan (stres) bagi auditor dalam melaksanakan
12
bahwa terdapat pengaruh tidak langsung locus of control eksternal pada perilaku
reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu. Tekanan anggaran waktu
memperkuat hubungan antara karakteristik individual auditor terhadap perilaku
audit disfungsional (Silaban, 2009). Sedangkan pengaruh tidak langsung
komitmen organisasi pada perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan
anggaran waktu audit didasarkan pada teori model stres kerja. Dengan demikian,
dapat dihipotesiskan sebagai berikut:
H3a:
H3b:
METODE PENELITIAN
13
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
14
Gambar 3.2 menunjukkan terdapat lima pengaruh langsung yang diuji dalam
penelitian ini, sedangkan Gambar 3.3 menunjukkan terdapat dua pengaruh tidak
langsung.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: satu objek/subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan selanjutnya dapat ditarik suatu simpulan (Sugiyono, 2014).
Populasi penelitian yaitu auditor KAP di Bali yang berjumlah 82 orang. Sampel
adalah bagian dari populasi (Sugiyono, 2014). Teknik penentuan sampel yaitu
purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Kriteria penentuan sampel
adalah auditor yang minimal menjadi ketua tim dalam penugasan audit. Auditor
yang menjadi ketua tim dalam penugasannya memiliki pemahaman dan
bertanggungawab dalam pelaksanaan program audit.
Hipotesis diuji menggunakan model analisis jalur (path analysis). Pada
model ini, pola hubungan antarvariabel dianalisis untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas pada variabel terikat secara langsung dan tidak langsung.
Penggunaan analisis jalur karena mampu menguji hubungan berantai yang
15
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
membentuk model yang besar, seperangkap prinsip dasar, atau suatu teori secara
menyeluruh (Utama, 2014).
Analisis jalur ini dilakukan melalui beberapa tahapan (Utama, 2014),
yaitu:
1) Menyusun model berdasarkan konsep dan teori
Secara teoritis, hubungan antarvariabel dapat dibuat model statistik sebagai
berikut:
e = Standar error
2) Memeriksa asumsi yang melandasi, yaitu: (a) antarvariabel di model
berhubungan secara linier serta aditif. Pengujian linier menggunakan curve fit
serta menerapkan prinsip parsimony; (b) model rekursif saja yang
diperkenankan, yaitu kausal ke satu arah. Kausal resiprokal tidak
diperkenankan; (c) skala ukur variabel endogen minimal interval; (d)
Instrumen diuji validitas dan reliabilitas); (e) model dispensifikasikan sesuai
teori dan konsep yang relevan.
3) Pendugaan parameter atau koefisien jalur
Analisis jalur berisi pengaruh langsung, tidak langsung dan total. Pengaruh
langsunya, yaitu koefisien beta atau koefisien jalur. Pengaruh tidak langsung
dari perkalian koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total
merupakan penjumlahan kedua pengaruh tersebut.
4) Memeriksa validitas suatu kesalahan model
Sahih tidaknya hasil analisis bergantung pada pemenuhan asumsi yang
melandasinya. Pada analisi jalur, validitas model memiliki dua indikator
berikut:
a) Koefisien Determinasi Total
Total keragaman data diukur dengan:
R2m = 1 P2e1P2e2P2ep .. (3)
Interprestasi R2m sama dengan interprestasi koefisien determinasi (R) pada
analisis regresi. P2ei yang adalah standard error of estimate dari model
regresi yang dihitung dengan:
P2ei = 1-R2 (4)
b) Theory Trimming
Pengujian validitas koefisien jalur untuk pengaruh langsung adalah sama
dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p-value) dari uji t,
yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial.
17
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
Untuk memperoleh model yang didukung oleh data empiris, jalur yang
nonsignifikan dihilangkan, kecuali model tertentu yang didukung oleh
konsep atau teori.
5) Pengujian variabel mediasi
Pengujian variabel mediasi menggunakan Uji Sobel (Sobel test) yang
dikembangkan oleh Sobel pada tahun 1982. Uji ini menguji kekuatan
pengaruh tidak langsung variabel bebas pada variabel terikat melalui variabel
mediasi (Utama, 2014).
a)
Jalur X1 ke X3 dengan X3 ke Y atau b1b5
Koefisien regresi tidak standar X1 ke X3 dan X3 ke Y ditulis dengan b1
dan b5, sedangkan standard error-nya ditulis dengan Sb1 dan Sb5.
Besarnya standard eror tidak langsung X1 ke X3 dan X3 ke Y yang ditulis
dengan Sb b , dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Sb b = b52Sb12 + b12Sb52 ... (5)
Signifikansi pengaruh tidak langsung diuji dengan menghitung nilai t
1
b1b5
Sb b
1
b)
(6)
b2b5
Sb b
2
(8)
18
Untuk mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesis H3a dan H3b, cara
yang dilakukan yaitu p value dan alpha (0,05) dibandingkan, dengan kriteria,
yaitu: (a) p value alpha (0,05) atau zhitung ztabel, berarti X3 tidak sebagai
variabel mediasi, dan (b) p value < alpha (0,05) atau zhitung > ztabel, berarti X3
merupakan variabel mediasi.
6) Interprestasi Hasil Analisis
Interprestasi hasil analisis merupakan langkah terakhir, dengan menentukan
jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan kemudian diidenntifikasi jalur mana
yang pengaruhnya lebih kuat.
19
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
Tabel 1.
Ringkasan Koefisien Jalur
20
Sumber: Tabel 1
21
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
22
23
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
tekanan anggaran waktu audit dan tidak menerima perilaku reduksi kualitas audit.
Hal ini menjadi penyebab pengaruh tidak langsung locus of control pada perilaku
reduksi kualitas audit lebih kecil daripada pengaruh langsungnya.
Berdasarkan hasil pengujian variabel mediasinya, menunjukkan bahwa
zhitung 2,28 lebih besar dari 1,96, yang berarti locus of control memengaruhi
perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit. Hasil
penelitian ini menerima hipotesis 3a. Penyebab stres yang timbul di lingkungan
kerja dapat mengakibatkan seseorang merasakan adanya tekanan dalam
pekerjaannya, kemudian memengaruhi sikap, intensi dan perilaku individual.
Ketika auditor ber-locus of control eksternal mengahadapi tekanan anggaran
waktu audit, akan lebih rentan merasakan stres, dan selanjutnya memengaruhi
perilaku auditor untuk mereduksi kualitas audit dalam pelaksanaan program audit.
Berdasarkan Tabel 2, pengaruh tidak langsung komitmen organisasi pada
perilaku reduksi kualitas audit melalui tekanan anggaran waktu audit tidak lebih
kuat dari pengaruh langsungnya. Auditor yang cenderung memiliki komitmen
yang rendah terhadap organisasinya berdasarkan rekapan jawaban kuesioner,
adalah berjumlah delapan orang. Perbedaan jumlah tersebut dengan jumlah yang
merasakan tekanan dan menerima perilaku reduksi kualitas audit menunjukkan
terdapat lima auditor yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya
merasakan adanya tekanan anggaran waktu audit dan menerima perilaku reduksi
kualitas audit. Seharusnya, kelima auditor tersebut tidak merasakan tekanan
anggaran waktu audit dan tidak menerima perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini
24
25
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
26
Sweeney, 2004) dan efektivitas kontrol mutu di KAP (Malone dan Robert, 1996).
Penelitian berikutnya juga dapat meneliti kembali hipotesis yang ditolak, yaitu
hubungan komitmen organisasi dengan perilaku reduksi kualitas audit melalui
tekanan anggaran waktu audit.
REFERENSI
Aisyah, R. N., Sukirman., dan Suryandini, D. 2014. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Disfungsional Audit: Penerimaan Auditor BPK RI
Jateng. Accounting Analysis Journal, 3 (1) (2014).
Akers, M. D., and Eaton, T. V. 2003. Underreporting of Chargeable Time: The
Impact of Gender and Characteristic of Underreporters. Journal of Managerial
Issues, Vol. XV. No. 1. p.82-89.
Alderman, C.W., and Deitrick, J.W. 1982. Auditors Perceptions of Time Budget
Pressure and Premature Sign-0ffs: A Replication and Extension. Auditing:
A Journal of Practice and Theory. Vol. 1 No. 2, p.54-58.
Allen, Donald R., Guy, RebeccPPa F., Edgley, Charles K. 1980. Social
Psychology as Social Process. In: Ahmadi, H. Abu. 2009. Psikologi Sosial.
Cetakan ke 3 (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. p.163.
Andani, Ni Made S., dan Mertha, I Made. 2014. Pengaruh Time Pressure, Audit
Risk, Professional Commitment Dan Locus of Control Pada Penghentian
Prematur Prosedur Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6.2 (2014),
p.185-196.
Arens, A., A., and Loebbecke, J. K., 2002. Auditing and Integrated Approach.
Eight Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Butt J. L. 1988. Frequency Judgment in an Auditing related task. Journal of
Accounting Research. Vol. 26, p. 315-330.
Cook, E. and Kelley, T. 1988. Auditor Stress and Time Budgets. The CPA Journal,
Vol. 58, No. 7, p.83-86.
Cooper, D and Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1. Edisi ke-9.
(Budjanto, Djunaedi, D., dan Sihombing, D., (Pentj). Jakarta: PT Media Global
Edukasi.
27
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
Coram, P., Juliana, Ng, J., and Woodliff, D. 2003. A Survey of Time Budget
Pressure and Reduced Audit Quality Among Australian Auditors. Australian
Accounting Review, Vol. 13 No. 1, p.38-45.
DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting
and Economics, Vol. 3, No. 3, p.183-199.
Donnely, P. D., Quirin J. J., and OBryan D. 2003. Auditor Acceptance of
Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors Personal
Caracteristics. Behavioral Research In Accounting, Vol. 15, p.87-110.
Fahmi, Irham. 2014. Perilaku Organisasi (Teori, Aplikasi, dan Kasus). Cetakan
kedua Juli 2014. Bandung: Alfabeta.
Ford, Robert C. and Rhicardson D. 1994. Ethical Decision Making: A Review of
The Empirical Literature. Journal of Business Ethics, Vol. 13. pp. 205-221.
Fleming, M.K. 1980. Budgeting Practices in Large CPA Firms. The Journal of
Accountancy, May, p.55-62.
Gibson, J., L., Ivancevich, J.M., and Donnelly, J. H. 1995. Organizations. Eight
Edition, Richrad D. Irwin.
Gordon, L. M., Graham, S. 2006. Attribution theory, The Encyclopedia of Human
Development. Thousand Oaks: Sage Publications, 1, p.142-144.
28
29
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
30
31
Dwi Haryadi N., I Wyn. Ramantha, dan I G. A. Nym. Budiasih, Pengaruh karakteristik.....
(Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang). Prosiding Seminar
Nasional Forum Bisnis & Keuangan I, ISBN: 978-602-17225-0-3, p.152-165.
Wijayanti, Provita. 2009. Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap
Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah
Yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta). JAI, Vol.5, No.2, Juli 2009, p.251-271.
Utama, Suyana. 2014. Aplikasi Analisis Kuantitatif (Edisi Keempat). Modul
Statistika Bisnis (Materi 8 s/d 14). Denpasar: Universitas Udayana.
Wijono, Sutarto. 2012. Psikologi Industri & Organisasi. Dalam Suatu Bidang
Gerak Psikologi Sumber daya Manusia. Cetakan ke-3. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Wintari, Intan. 2015. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, dan
Komitmen Profesional Pada Perilaku Penurunan Kualitas Audit (tesis) Denpasar:
Universitas Udayana.
Wirawan. 2013. Kepemimpinan (Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi,
dan Penelitian). Cetakan kesatu Juni 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
p.713.
32