Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KUALITAS AUDIT MELALUI INDEPENDENSI,

KOMPETENSI, DAN INTEGRITAS


(STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA
TAHUN 2016 - 2018)

Tifanny Yunita Tasya Parana1


Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional


“Veteran” Jawa Timur, Jl. Raya Rungkut Madya – Gunung Anyar, Kota
Surabaya, 60294, Jawa Timur, Indonesia
1
Email : tifannyyunita98@gmail.com
2
Email : soeparlan.ak@upnjatim.ac.id

ABSTRAK

Kualitas audit merupakan kualitas jasa pemeriksaan keuangan yang


dihasilkan untuk memberikan keyakinan bahwa profesi tersebut dapat
dibertanggungjawabkan kepada klien. Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah
adanya kasus – kasus kecurangan yang melibatkan akuntan publik sehingga
mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji, membuktikan dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi
kualitas audit. Faktor – faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah independensi,
kompetensi, dan integritas. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah auditor
yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 52 auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik di Surabaya yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik
Indonesia 2019. Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling.
Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square Path Modelling (PLS-
SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit, integritas tidak terbukti sebagai variabel mediasi antara
independensi dengan kualitas audit dan antara kompetensi dengan kualitas audit.
Namun, kompetensi dan integritas berpengaruh terhadap kualitas audit, serta
independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap integritas.

Kata kunci : kualitas audit, independensi, kompetensi, integritas.

ABSTRACT

Audit quality is the quality of financial audit services which is produced to


provide confidence that the profession can be accountable to the client. The
phenomenon that occurs at this time is the existence of fraud cases involving public
accountants, thereby affecting the quality of audits produced. This study aims to
test, prove and analyze the factors that influence the audit quality. The factors that
are tested in this study are independence, competence, and integrity. Research
object in this study is the auditors who work at the Public Accounting Firm (KAP)
in Surabaya. The sample used in this study was 52 auditors working at the Public
Accountant Firm in Surabaya registered in the 2019 Indonesian Public Accountant
Institute Directory. The sample was determined by using the simple random
sampling method. The analysis technique used is Partial Least Square Path
Modelling (PLS-SEM). The results of this study indicate that independence has no
effect on audit quality, integrity is not proven as a mediating variable between
independence with audit quality and between competence and audit quality.
However, competence and integrity affect audit quality, and independence and
competence affect integrity.

Keywords: audit quality, independence, competence, integrity.

PENDAHULUAN
Akuntan publik merupakan suatu profesi yang memberikan jasa audit atas
laporan keuangan perusahaan, melalui pemberian jasa ini akuntan publik membantu
manajemen maupun pihak luar sebagai pemakai laporan keuangan untuk
menentukan secara objektif dapat dipercaya tidaknya laporan keuangan
perusahaan, selain itu dengan profesi akuntan publik, pihak luar perusahaan dapat
mempercayai keputusan untuk menilai dipercaya tidaknya laporan keuangan yang
disajikan manajemen perusahaan, sehingga akuntan publik merupakan suatu
profesi yang dipercaya oleh masyarakat.
Kualitas audit merupakan kualitas jasa yang dihasilkan untuk memberikan
keyakinan bahwa profesi tersebut dapat bertanggungjawab dengan klien,
masyarakat umum serta kode etik profesi. Kualitas audit adalah ketaatan pada
standar profesi dan perikatan kontrak selama audit audit berlangsung. (Mustakim
dan Wawo, 2017)
Independensi merupakan keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan akuntan publik yang
independen haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi
oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. (Prihartini, dkk.,
2015)
Kompetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh auditor
untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Kualifikasi yang
dibutuhkan oleh seorang auditor untuk melakukan audit dengan benar dapat
diperoleh dari jenjang Pendidikan secara formal dan informal. Keahlian atau
kompetensi terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. (Biri,
2019)
Integritas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
audit. Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan
masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua
keputusannya. Integritas mengharuskan auditor untuk jujur dalam segala hal pada
Batasan objek pemeriksaan. (Wijaya, 2016)
Fenomena menurunnya kuallitas audit telah muncul di beberapa daerah
termasuk Surabaya. Skandal yang menarik perhatian publik pada tahun 2018 adalah
PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) yang melibatkan akuntan
publik Marlinna dan akuntan publik Merliyana Syamsul yang tergabung dalam
KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan (Deloitte Indonesia). Akuntan publik Marlinna
dan akuntan publik Merliyana Syamsul melakukan audit atas laporan keuangan
tahunan SNP Finance, dan menyematkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
yang dimana hasil audit tersebut digunakan perusahaan pembiayaan itu untuk
mendapatkan kredit dari perbankan dan menerbitkan utang jangka mengengah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), SNP Finance
terindikasi telah menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi
keuangan perusahaan sebenarnya, sehingga menyebabkan kerugian banyak pihak.
Seperti yang diketahui KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan memiliki mitra di
Surabaya yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik Indonesia tahun
2019. (www.cnnindonesia.com)
Selain itu pada tahun 2017 terjadi kasus yang melibatkan kantor akuntan
publik mitra Ernst & Young’s di Indonesia, yakni KAP Purwanto, Suherman, dan
Surja yang telah melanggar kode etik. Temuan tersebut berawal ketika kantor
akuntan mitra Ernst & Young’s di Amerika Serikat melakukan kajian atas hasil
audit kantor akuntan di Indonesia, dan menemukan bahwa hasil audit atas
perusahaan telekomunikasi itu tidak didukung data yang akurat , yakni dalam hal
persewaan lebih dari empat ribu tower selular, namun afiliasi Ernst & Young’s di
Indonesia itu merilis laporan hasil audit dengan status Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP). Seperti yang diketahui KAP Purwanto, Suherman, dan Surja memiliki
mitra di Surabaya yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik Indonesia
tahun 2019. (www.liputan6.com)
Beberapa penelitian mengenai kualitas audit sebelumnya pernah dilakukan,
namun masih terdapat perbedaan hasil pada beberapa penlitian tersebut yang
berasal dari tiga faktor. Faktor pertama, independensi memiliki pengaruh terhadap
kualitas audit, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahputra,
dkk., (2015) yang dimana hasil penelitian tersebut adalah independensi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit, namun pada penelitian yang dilakukan
oleh Prihartini, dkk., (2015) memberikan hasil yang berbeda yaitu independensi
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, kondisi ini diduga karena sering terjadi
mutasi pada sektor pemerintah.
Faktor yang kedua yaitu kompetensi. Penelitian yang dilakukan oleh
(Darayasa dan Wisadha, 2016) membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh
positif terhadap kualitas audit, hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika
auditor memiliki kompetensi yang baik, namun penelitian yang dilakukan oleh
(Biri, 2019) memberikan hasil yang berbeda yaitu kompetensi tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Faktor ketiga yaitu integritas. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2015)
dan Susilo dan Widyastuti (2015) membuktikan bahwa integritas berpengaruh
positif terhadap kualitas audit, hasil ini menggambarkan seorang auditor betapa
pentingnya sebuah kejujuran dan keyakinan dalam membentuk karakter moral yang
baik pada seorang auditor, namun penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2016)
memberikan hasil yang berbeda yaitu integritas tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Ada dua teori yang dikemukakan dalam penelitian ini yang berfungsi
sebagai tolak ukur atau faktor yang mempengaruhi kualitas audit, yaitu teori sikap
dan perilaku etis, dan teori atribusi, Teori sikap dan perilaku etis (Theory of Attitude
and Behaviour) yang dikembangkan oleh Triandis (1971) dalam (Rakai dan
Kartika, 2015), dipandang sebagai teori yang mendasari untuk menjelaskan
independensi dan integritas. Teori tersebut menyatakan bahwa perilaku ditentukan
oleh sikap, pikiran, kebiasaan, dan dengan konsekuensi perbuatan yang mereka
pikirkan. Teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek dan perilaku manusia
atau sikap manusia dalam suatu organisasi khususnya auditor dalam berperilaku
ketika auditor melaksanakan tugas audit. Suatu kinerja auditor dapat diukur dengan
karakteristik personal auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika seorang
auditor memiliki sikap yang sesuai dengan etika profesi yang berlaku, maka kinerja
auditor yang dihasilkan akan semakin baik.
Teori yang kedua adalah teori atribusi. Teori atribusi (Attribution Theory)
pertama kali dikembangkan oleh Fritz Heider (1958) dalam (Mustakim dan Wawo,
2017) yang beragumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi
antara kekuatan internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
seperti kemampuan atau usaha yang dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu faktor-
faktor yang berasal dari luar pribadi seseorang, seperti kesulitan dalam pekerjaan
atau keberuntungan. Teori atribusi mengemukakan bahwa ketika mengobservasi
perilaku seorang individu, berupaya menentukan perilaku tersebut disebabkan
secara internal atau eksternal. Teori ini berusaha menjelaskan mengenai aspek dan
perilaku manusia atau sikap manusia dalam suatu organisasi khususnya auditor
dalam berperilaku kompeten ketika auditor melaksanakan tugas audit.
Berdasarkan teori tersebut, hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan
Publik di Surabaya
H2 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik
di Surabaya
H3 : Integritas berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik
di Surabaya
H4 : Independensi berpengaruh terhadap integritas pada Kantor Akuntan Publik
di Surabaya
H5 : Kompetensi berpengaruh terhadap integritas pada Kantor Akuntan Publik di
Surabaya
H6 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit melalui integritas pada
Kantor Akuntan Publik di Surabaya
H7 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit melalui intergritas pada
Kantor Akuntan Publik di Surabaya
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut :

Independensi
(X1)
Integritas Kualitas Audit
(Z) (Y)
Kompetensi
(X2)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah keperilakuan seluruh auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) yang berada di Surabaya yang berkaitan dengan
independensi, kompetensi, dan integritas untuk diteliti pengaruhnya terhadap
kualitas audit yang dihasilkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dengan menggunakan metode kuesioner untuk mengumpulkan
data.
Pada penelitian ini teknik pengukuran variabel yang digunakan adalah
teknik likert yang menggunakan skala interval. Skala likert terdiri dari lima skala
poin yang terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS) yang ditunjukkan dengan angka 1
hingga Sangat Setuju (SS) yang ditunjukkan dengan angka 5. (Abdillah dan
Hartono, 2015:71)
Variabel independensi (X1) diukur dengan menggunakan beberapa
indikator yaitu persaingan pasar audit, ketergantungan ekonomi, layanan non audit,
dan periode tugas. Variabel kompetensi (X2) diukur dengan menggunakan beberapa
indikator yaitu perencanaan, pengetahuan, pengalaman, dan sikap dan perilaku.
Variabel integritas (Z) diukur dengan beberapa indikator yaitu kejujuran auditor,
keberanian auditor, tanggung jawab auditor, dan sikap bijaksana auditor. Variabel
kualitas audit (Y) diukur dengan beberapa indikator yaitu kesesuaian pemeriksaan
dengan standar audit, kualitas laporan hasil audit, reputasi auditor, dan spesialisasi
audior.(Sirajuddin dan Oktaviani, 2018)
Populasi dalam penelitian ini adalah 108 auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Surabaya yang terdaftar dalam Institut Akuntan Publik
Surabaya (IAPI) tahun 2019. Teknik penyampelan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan simple random
sampling. Pemilihan sampel dalam ini memiliki kriteria yaitu auditor dengan masa
kerja minimum 2 tahun. Berdasarkan kriteria sampel dan perhitungan sampel
menggunakan rumus slovin terdapat 52 auditor dengan masa kerja minimun 2
tahun.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis Partial Least Square Path
Modelling (PLS-SEM). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program WarpPLS5.0 dengan nilai signifikansi sebesar 5% (Abdillah dan Hartono,
2015:197)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Uji Validitas
Tabel 1 Combined Loading Putaran Pertama
Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas P-Value
Audit
X1.1 0.840 -0.018 -0.016 -0.002 <0.001
X1.2 0.844 0.120 -0.078 0.119 <0.001
X1.3 0.810 0.119 -0.210 0.198 <0.001
X1.4 -0.458 0.192 -0.164 0.399 <0.001
X1.5 -0.482 -0.027 -0.265 0.561 <0.001
X1.6 0.744 -0.145 0.062 0.260 <0.001
X2.1 -0.099 0.737 -0.256 0.107 <0.001
X2.2 -0.107 0.805 -0.279 0.190 <0.001
X2.3 0.116 0.720 0.115 0.083 <0.001
X2.4 -0.168 0.769 0.110 0.059 <0.001
X2.5 0.094 0.817 -0.034 -0.031 <0.001
X2.6 0.161 0.798 0.343 -0.390 <0.001
Z1 0.086 0.333 0.653 -0.222 <0.001
Z2 -0.305 -0.177 0.740 -0.095 <0.001
Z3 -0.200 0.031 0.789 -0.067 <0.001
Z4 0.174 0.091 0.699 0.123 <0.001
Z5 -0.067 0.346 0.718 -0.049 <0.001
Z6 -0.239 -0.128 0.708 0.106 <0.001
Z7 0.001 0.082 0.736 0.045 <0.001
Z8 0.178 -0.249 0.615 0.119 <0.001
Z9 0.231 -0.093 0.707 0.032 <0.001
Z10 0.136 -0.302 0.310 0.029 0.008
Z11 0.409 -0.302 0.263 0.016 0.021
Y1 -0.126 -0.283 0.632 0.404 <0.001
Y2 0.021 0.135 0.113 0.651 <0.001
Y3 -0.076 -0.096 0.261 0.705 <0.001
Y4 0.109 0.233 -0.059 0.858 <0.001
Y5 -0.047 -0.116 -0.249 0.759 <0.001
Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas P-Value
Audit
Y6 0.153 -0.102 -0.080 0.803 <0.001
Y7 -0.197 -0.294 0.012 0.740 <0.001
Y8 0.120 -0.004 -0.048 0.690 <0.001
Y9 -0.051 0.115 -0.201 0.727 <0.001
Y10 0.014 0.270 -0.051 0.748 <0.001
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Uji validitas konvergen dinilai dengan nilai loading factor harus diatas 0,60
dan nilai signifikansi kurang dari 0,05. Berdasarkan Tabel 1 terdapat beberapa
indikator yang tidak memenuhi kriteria yaitu X1.4, X1.5, Z10, Z11, dan Y1, sehingga
indikator tersebut harus dieliminasi, dan dilakukan combined loadings putaran
kedua.

Tabel 2 Combined Loading Putaran Kedua


Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas P-Value
audit
X1.1 0.833 -0.064 0.060 -0.132 <0.001
X1.2 0.889 0.099 -0.017 -0.035 <0.001
X1.3 0.870 0.120 -0.159 0.029 <0.001
X1.6 0.762 -0.183 0.136 0.152 <0.001
X2.1 -0.119 0.737 -0.240 0.137 <0.001
X2.2 -0.100 0.805 -0.267 0.191 <0.001
X2.3 0.132 0.720 0.118 0.066 <0.001
X2.4 -0.131 0.769 0.096 0.043 <0.001
X2.5 0.079 0.817 -0.045 -0.036 <0.001
X2.6 0.138 0.798 0.337 -0.383 <0.001
Z1 0.081 0.283 0.668 -0.205 <0.001
Z2 -0.274 -0.198 0.748 -0.058 <0.001
Z3 -0.169 -0.001 0.802 -0.043 <0.001
Z4 0.211 0.026 0.712 0.086 <0.001
Z5 -0.079 0.294 0.737 -0.003 <0.001
Z6 -0.173 -0.164 0.735 0.100 <0.001
Z7 0.009 0.024 0.749 0.071 <0.001
Z8 0.239 -0.193 0.561 0.058 <0.001
Z9 0.267 -0.094 0.677 -0.006 <0.001
Y2 0.004 0.165 0.092 0.640 <0.001
Y3 -0.002 -0.076 0.290 0.676 <0.001
Y4 0.103 0.214 -0.016 0.859 <0.001
Y5 -0.044 -0.175 -0.151 0.773 <0.001
Y6 0.129 -0.146 -0.018 0.811 <0.001
Kualitas
Independensi Kompetensi Integritas P-Value
audit
Y7 -0.212 -0.299 0.025 0.741 <0.001
Y8 0.082 -0.005 -0.035 0.696 <0.001
Y9 -0.098 0.084 -0.155 0.749 <0.001
Y10 0.018 0.237 0.018 0.749 <0.001
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Setelah indikator X1.4, X1.5, Z10, Z11, dan Y1 dieliminasi, semua indikator yang
tersisa pada variabel independensi (X1), kompetensi (X2) integritas (Z) dan kualitas
audit (Y) menunjukkan bahwa semua indikatornya nilai signifikan kurang dari 0,05
dengan nilai loading lebih dari 0,6 sehingga semuanya dinyatakan valid.

Tabel 3 Nilai Average Variance Extracted (AVE)


Variabel AVE
Independensi 0.705
Kompetensi 0.601
Integritas 0.508
Kualitas audit 0.558
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Berdasarkan nilai AVE dari variabel independensi (X1), kompetensi (X2),


integritas (Z) dan kualitas audit (Y) memiliki nilai lebih dari 0,50 dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai validitas konvergen
yang baik.

Tabel 4 Nilai Korelasi Variabel Konstruk


Independensi Kompetensi Integritas Kualitas Audit
Independensi 0.840 0.120 0.301 0.359
Kompetensi 0.120 0.775 0.382 0.579
Integritas 0.301 0.382 0.713 0.488
Kualitas Audit 0.359 0.579 0.488 0.747
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Nilai pada diagonal (nilai yang diblok) adalah nilai dari akar AVE. Nilai
akar AVE harus lebih besar dari korelasi konstruk lainnya. Berdasarkan Tabel 4
nilai akar AVE lebih besar dari korelasi konstruk lainnya yang menunjukkan bahwa
semua konstruk mempunyai validitas diskriminan yang baik.
Uji Reliabilitas
Tabel 5 Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha
Variabel Composite Reliability Cronbachs Alpha
Independensi 0.905 0.860
Kompetensi 0.900 0.867
Integritas 0.902 0.877
Kualitas audit 0.918 0.899
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Uji reliabilitas diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan
cronbach’s alpha dengan nilai diatas 0,70. Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan
bahwa hasil output composite reliability dan cronbach’s alpha pada variabel
independensi (X1), kompetensi (X2), integritas (Z), dan kualitas audit (Y) memiliki
nilai lebih dari 0,70 yang artinya keempat variabel tersebut memiliki reliabilitas
yang baik.

Tabel 6 Nilai R – Square


Variabel R-Square
Independensi
Kompetensi
Integritas 0.366
Kualitas Audit 0.471
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Berdasarkan Tabel 6, Pengaruh independensi dan kompetensi terhadap


integritas sebesar 36,6% sedangkan sisanya 63,4% dijelaskan oleh variabel lain
diluar yang diteliti. Pengaruh independensi, kompetensi dan integritas terhadap
kualitas audit sebesar 47,1% sedangkan sisanya 52,9% dijelaskan oleh variabel lain
diluar yang diteliti.

Gambar 2 Kurva Uji Kausalitas

Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0


Tabel 7 Uji Hipotesis Pengaruh Langsung
Path Coefficients P-Value
X1 → Y 0,208 0.056
X2 → Y 0,457 <0.001
Z → Y 0,245 0.029
X1 → Z 0,347 0.003
X2 → Z 0,468 <0.001
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh penjelasan bahwa:


1. Independensi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dengan
nilai signifikan (P-Value) lebih dari 0,05; sehingga hipotesis ke-1 tidak teruji
kebenarannya.
2. Kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dengan nilai
signifikan (P-Value) kurang dari 0,05; sehingga hipotesis ke-2 teruji
kebenarannya.
3. Integritas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dengan nilai
signifikan (P-Value) kurang dari 0,05; sehingga hipotesis ke-3 teruji
kebenarannya.
4. Independensi berpengaruh positif signifikan terhadap integritas dengan nilai
signifikan (P-Value) lebih dari 0,05; sehingga hipotesis ke-4 teruji
kebenarannya.
5. Kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap integritas dengan nilai
signifikan (P-Value) kurang dari 0,05; sehingga hipotesis ke-5 teruji
kebenarannya.

Tabel 8 Uji Hipotesi Pengaruh Tidak Langsung


Path Coefficients P-Value
X1  Z  Y 0.188 0.085
X2  Z  Y 0.114 0.115
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Berdasarkan Tabel 8 diperoleh penjelasan bahwa :


1. Besarnya pengaruh independensi terhadap kualitas audit melalui integritas
sebesar 8,5% dan dinyatakan tidak signifikan, yang berarti integritas tidak
terbukti sebagai variabel mediasi antara independensi dengan kualitas audit,
sehingga hipotesis ke-6 tidak teruji kebenarannya.
2. Besarnya pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit melalui integritas sebesar
11,5% dan dinyatakan tidak signifikan, yang berarti integritas tidak terbukti
sebagai variabel mediasi antara kompetensi dengan kualitas audit, sehingga
hipotesis ke-7 tidak teruji kebenarannya.
Tabel 9 Model Fit
Average path coefficient (APC)=0.346, P<0.002
Average R-squared (ARS)=0.407, P<0.001
Average adjusted R-squared (AARS)=0.377, P<0.001
Average block VIF (AVIF)=1.103, acceptable if <= 5, ideally <= 3.3
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS5.0

Bagian model fit indices dan p-value menampilkan hasil tiga indikator fit
yaitu average R-square (ARS), average variance inflation factor (AVIF), dan
average path coefficient (APC). Berdasarkan Tabel 9 nilai signifikan pada ARS dan
APC kurang dari 5% dan nilai AVIF kurang dari nilai 5, hal ini berarti kriteria
goodness of fit model telah terpenuhi.

Pembahasan
Pengaruh independensi terhadap kualitas audit
Penelitian yang dilakukan (Syahputra, dkk., 2015; Utami, 2015; Darayasa dan
Wisadha, 2016) membuktikan bahwa independensi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit. Independensi merupakan salah satu faktor
pendorong auditor untuk meningkatkan kualitas auditnya karena independensi
merupakan sikap yang tidak mudah dipengaruhi oleh pihak manapun.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak
sependapat dengan penelitian (Syahputra, dkk., 2015; Utami, 2015; Darayasa dan
Wisadha, 2016) yaitu independensi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis
ke-1 tidak teruji kebenarannya.

Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit


Penelitian yang dilakukan (Lesmana dan Machdar, 2015; Prihartini, dkk.,
2015; Sirajuddin dan Oktaviani, 2018) membuktikan bahwa kompetensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Auditor menjadi pihak
independen yang harus mempunyai pengetahuan yang baik agar dapat menerapkan
pengetahuannya dalam menghasilkan kualitas audit yang baik. Auditor yang belum
mempunyai pengalaman yang memadai dan pengetahuannya rendah belum mampu
melakukan analisis yang lebih teliti, terinci, dan runtut dalam mendeteksi gejala
kekeliruan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
sependapat dengan penelitian (Lesmana dan Machdar, 2015; Prihartini, dkk., 2015;
Sirajuddin dan Oktaviani, 2018) yaitu kompetensi berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) kurang dari 5%, sehingga
hipotesis ke-2 teruji kebenarannya.

Pengaruh integritas terhadap kualitas audit


Penelitian yang dilakukan (Prihartini, dkk., 2015; Syahputra, dkk., 2015;
Widiani, dkk., 2017) membuktikan bahwa integritas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit. Integritas merupakan keseluruhan nilai – nilai
kejujuran, keseimbangan, memberi kembali, dedikasi, kredibilitas dan berbagai hal
pengabdian diri pada nilai – nilai kemanusiaan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
sependapat dengan penelitian (Prihartini, dkk., 2015; Syahputra, dkk., 2015;
Widiani, dkk., 2017) yaitu integritas berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) kurang dari 5%, sehingga hipotesis
ke-3 teruji kebenarannya.

Pengaruh independensi terhadap integritas


Independensi merupakan sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi, karena
auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan umum. Dengan
demikian, auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya. Auditor mengakui kewajibannya untuk
jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada
kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan auditor. (Biri,
2019). Hubungan kerja dengan jangka waktu yang lama antara auditor dan klien
akan menimbulkan sikap independensi auditor hilang karena auditor secara
berangsur akan menyesuaikan dengan berbagai keinginan manajemen.
Berdasarkan penelitian (Tussiana dan Lastanti, 2016) membuktikan bahwa
independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap integritas. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh auditor, maka integritasnya
juga semakin tinggi.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
sependapat dengan penelitian (Tussiana dan Lastanti, 2016) yaitu independensi
berpengaruh positif signifikan terhadap integritas dengan nilai signifikan (P-Value)
lebih dari 5%, sehingga hipotesis ke-4 teruji kebenarannya.

Pengaruh kompetensi terhadap integritas


Kompetensi merupakan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Kompetensi adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat
mendemonstrasikan ketrampilan, pengetahuan, dan sikapnya di tempat kerja sesuai
dengan standar atau sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman, setiap anggota harus melakukan
upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas
jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti yang
disyaratkan oleh prinsipetika. (Biri, 2019)
Teori atribusi (Attribution Theory) pertama kali dikembangkan oleh Fritz
Heider (1958) dalam (Mustakim dan Wawo, 2017) yang beragumentasi bahwa
perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal yaitu faktor-
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau usaha yang
dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar pribadi
seseorang, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
sependapat dengan penelitian Mustakim dan Wawo, 2017) yaitu kompetensi
berpengaruh positif signifikan terhadap integritas dengan nilai signifikan (P-Value)
kurang dari 5%, sehingga hipotesis ke-5 teruji kebenarannya.

Pengaruh independensi terhadap kualitas audit melalui integritas


Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 220 menyatakan auditor bersikap
independen artinya tidak mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi berarti dalam melaksanakan
pekerjaannya tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun dan tidak mudah
dipengaruhi. Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor
menerapkan standar dan prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak
(independensi), patuh kepada hokum serta mentaati kode etik profesi. Auditor yang
memiliki independensi yang tinggi, tidak dapat menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip, hal ini akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini yaitu
integritas tidak terbukti sebagai variabel mediasi antara independensi dengan
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis
ke-6 tidak teruji kebenarannya.

Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit melalui integritas


Berdasarkan hasil penelitian (Prihartini, dkk., 2015; Utami, 2015; Sanjaya
dan Nurbaiti, 2018) membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus memiliki kemampuan, keahlian,
dan pengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bukti
yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil penelitian ini yaitu
integritas tidak terbukti sebagai variabel mediasi antara kompetensi dengan
kualitas audit dengan nilai signifikan (P-Value) lebih dari 5%, sehingga hipotesis
ke-7 tidak teruji kebenarannya.

KESIMPULAN
Penelitian ini menguji pengaruh independensi dan kompetensi terhadap
kualitas audit dengan integritas sebagai variabel intervening. Berdasarkan analisis
yang telah dijelaskan dan hasil dari pengujian hipotesis yang diuji dengan
menggunakan Partial Least Square Path Modelling (PLS-SEM), kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah independensi tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit, integritas tidak terbukti sebagai variabel mediasi antara independensi
dengan kualitas audit dan antara kompetensi dengan kualitas audit. Namun,
kompetensi dan integritas berpengaruh terhadap kualitas audit, serta independensi
dan kompetensi berpengaruh terhadap integritas.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian. Beberapa keterbatasan tersebut adalah penelitian ini menggunakan
kuesioner sehingga data yang dikumpulkan hanya menggambarkan pendapat
auditor terhadap kualitas hasil audit, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
jawaban auditor, dan fokus penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Surabaya, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia.
Penelitian selanjutnya yang menggunakan topik yang sama dapat
menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit, dapat
menggunakan jenis penelitian lain yaitu kualitatif agar dapat mendapatkan data
yang menggambarkan kondisi yang sebenarnya, serta dapat menggunakan
penelitian ini sebagai salah satu referensi mengenai kualitas audit pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di wilayah lainnya.

REFERENSI

Abdillah, Willy, dan Jogiyanto Hartono. 2015. Partial Least Square (PLS) -
Alternatif Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: CV Andi Offset.

Arumsari, Adelia Lukyta, dan I Ketut Budiartha. 2016. “Pengaruh Profesionalisme


Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Bali.” E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5(8): 2297–2304.

Biri, Stefani Fransiska Lele. 2019. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Fee
Audit terhadap Kualitas Audit.” 3(2): 1–14.

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format –


Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Edisi I. Jakarta: Erlangga.

Darayasa, I Made, dan I Gede Supartha Wisadha. 2016. “Etika Auditor Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Pada Kualitas Audit Di
Kota Denpasar.” E-Jurnal Akuntansi 15(1): 142–70.

http:// www.bpk.go.id/ihps [Diunduh 20 November 2019]

http://www.iapi.com [Diunduh 04 November 2019]

http://www.iapi-lib.com [Diunduh 21 November 2019]

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180925191223-78-333175/kasus-snp-
finance-bank-mandiri-pidanakan-deloitte-indonesia Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com [Diunduh 15 Januari 2020]

http://www.liputan6.com/bisnis/read/2855707/ey-indonesia-kena-denda-ini-
penjelasan-indosat Retrieved from https://www.liputan6.com [Diunduh 17
Januari 2020]

Kurnia, Rahayu Siti, dan Suhayati Ely. 2010. Auditing : Konsep Dasar Pedoman
Pemeriksaan Akuntansi Publik (Cetakan Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurniawansyah, Deddy. 2017. “Auditor Independen Dan Kualitas Audit : Suatu
Studi Empiris pada Auditor di KAP Jawa Timur.” Jurnal Riset Akuntansi Dan
Bisnis Airlangga 2(1): 117–34.

Lesmana, Rudi, dan Nera Marinda Machdar. 2015. “Pengaruh Profesionalisme ,


Kompetensi , dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit.” Jurnal
Bisnis dan Komunikasi 2(1): 33–40.

Mulyadi. 2014. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Mustakim, dan Andi Wawo. 2017. “Pemoderasi Integritas terhadap Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Kualitas Audit Internal.” Assets 7(2): 308–26.

Pawitra, Dyah Ayu Kanina, dan Dwi Suhartini. 2019. “The Influence of Individual
Behavioral Aspects Toward Audit Judgment : The Mediating Role of Self-
Efficacy.” Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura 22(2):
264–73.

Pitaloka, Yuli, dan A Widanaputra. 2016. “Integritas Auditor Sebagai Pemoderasi


Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Pada Kualitas Audit.” E-Jurnal
Akuntansi 16(2): 1574–1603.

Prihartini, Ayu Kadek, Luh Gede Erni Sulindawati, dan Nyoman Ari Surya
Darmawan. 2015. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas,
Integritas, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit di Pemerintah Daerah (
Studi Empiris Pada 5 Kantor Inspektorat Provinsi Bali ).” E-journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha 3(1).

Purwanda, Eka, dan Emmatyra Azmi Harahap. 2015. “Pengaruh Akuntabilitas dan
Kompetensi terhadap Kualitas Audit (Survey pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung).” Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAR 19(3).

Rakai, Brilian Akbar, dan Andi Kartika. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Independensi Auditor di Jawa Tengah (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).” Dinamika Akuntansi, Keuangan
dan Perbankan 4(2): 124–35.

Sanjaya, Via Elma, dan Annisa Nurbaiti. 2018. “Pengaruh Independensi,


Objektivitas, Etika, Kompetensi, dan Profesionalisme terhadap Kualitas
Audit.” e-proceed of management 5(3): 3402–11.

Shintya, Agneus, Muhammad Nuryatno, dan Ayu Aulia Oktaviani. 2016.


“Pengaruh Kompetensi Independensi, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap
Kualitas Audit.” Seminar Nasional Cendekiawan 6(1): 1–19.
Sirajuddin, Betri, dan Ade Riza Oktaviani. 2018. “Integritas Auditor Sebagai
Pemoderasi : Pengaruh Kompetensi, Independensi, Kompleksitas Tugas Dan
Audit Time Budget, Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Perwakilan Sumatera Sela.” Jurnal Balance 15(1): 90–110.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Susilo, Pria Andono, dan Tri Widyastuti. 2015. “Integritas, Objektivitas,


Profesionalime Auditor dan Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Jakarta
Selatan.” Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP 2(1): 65–77.

Syahputra, Aidil, Muhammad Arfan, dan Hasan Basri. 2015. “Pengaruh


Kompetensi, Independensi, Pengalaman, dan Integritas terhadap Kualitas
Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) (Studi pada Inspektorat
Kabupaten Bireuen).” Jurnal Magister Akuntansi 4(3): 49–56.

Triandis, Harry C. 1971. Attitude and Attitude Change. New York: John Willey &
Sons, Inc.

Tussiana, Anisa Ayu, dan Hexana Sri Lastanti. 2016. “Pengaruh Independensi,
Kualitas Audit, Spesialisasi Industri Auditor dan Corporate Governance
terhadap Integritas Laporan Keuangan.” Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi 16(1): 69.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers.

Utami, Endang Sri. 2015. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme,


dan Integritas Auditor terhadap Kualitas Audit.” Jurnal Akuntansi 3(1): 1–8.

Wardana, Made Aris, dan Dodik Ariyanto. 2016. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Objektivitas, Integritas dan Etika Auditor terhadap Kualitas
Audit.” E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 14(2): 948–76.

Widiani, Ni Made Nita, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, dan Nyoman Trisna
Herawati. 2017. “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Tanggung Jawab
Profesi, Integritas dan Objektivitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris
Pada Inspektorat di Bali).” E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
8(2).

Wijaya, Novia. 2016. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit.” Jurnal


Bisnis dan Akuntansi 18(2): 187–92.

Anda mungkin juga menyukai