Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI,

OBJEKTIFITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI, DAN ETIKA AUDITOR


TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT
(STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK di KOTA SEMARANG)

SILVIA CHRYSTIANA DEWI


Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAK
Audit yang merupakan salah satu bagian dari pengawasan, pada praktisnya
terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam
suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang
ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi
tentang tindakan-tindakan perbaikan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektifitas,
integritas, kompetensi, dan Etika Auditor terhadap kualitas hasil audit (studi pada
kantor akuntan publik di kota semarang).
Populasi dalam penelitian ini seluruh auditor di Kantor Akuntan Publik
Kota Semarang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 59 auditor.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang terlebih dahulu
diuji dengan menggunakan uji validitas dan Reliabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh
pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas, kompetensi, dan Etika
Auditor terhadap kualitas hasil audit (studi pada kantor akuntan publik di kota
semarang).

Kata kunci : pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas, kompetensi,


dan Etika Auditor dan kualitas hasil audit

PENDAHULUAN
Audit yang merupakan salah satu bagian dari pengawasan, pada praktisnya
terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam
suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang
ditetapkan, serta menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi
tentang tindakan-tindakan perbaikan (Sukriah, 2009). Laporan keuangan auditan
merupakan salah satu alat yang digunakan manajemen puncak dalam
berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti pemegang saham, investor,
kreditor, maupun pihak yang berkepentingan (stakeholder) lainnya seperti
pemerintah, lembaga keuangan, masyarakat dan pihak-pihak lain. Pihak-pihak
tersebut menggunakan laporan keuangan untuk menentukan kepentingan mereka
terhadap perusahaan (Alim dkk, 2007).
Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang
melibatkan pilihan-pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Dilema yang
sering terjadi dalam setting auditing, misalnya dapat terjadi ketika auditor dan
klien tidak sepakat terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan.

1
Dalam keadaan ini, klien bisa mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan
oleh auditor. Klien dapat menekan auditor untuk mengambil tindakan yang dapat
melanggar standar pemeriksaan. Sehingga dapat dianggap bahwa auditor yang
termotivasi oleh etika profesi dan standar pemeriksaan, maka auditor akan berada
dalam situasi konflik. Memenuhi tuntutan klien, berarti melanggar standar.
Namun tidak memenuhi tuntutan klien, bisa menghasilkan sangsi oleh klien
berupa kemungkinan penghentian penugasan.(Sukriah, 2009)
Sebagai contoh Fenomena yang terjadi pada profesi auditor telah menjadi
sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.Yang mulai dari kasus Enron,
salah satu KAP (Kantor Akuntan Publik) big fourArthur Anderesen menjadi pihak
yang bertanggung jawab atas runtuhnya Enron menjadi suatu persoalan besar bagi
profesi akuntan publik dan menjadi tantangan berat untuk memperbaiki citra
profesi audit. Selain itu fenomen yang terjadi pada kasus Telkom di Indonesia
membuat kredibilitas auditor semakin dipertanyakan. Kasus Telkom tentang tidak
diakuinya KAP Eddy Pianto oleh SEC dimana SEC tentu memiliki alasan khusus
mengapa mereka tidak mengakui keberadaan Kantor Akuntan Publik (KAP) Eddy
Pianto. Hal tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang
dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan
independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh
auditor. Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi
(Christiawan, 2002).
Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan
diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor,
kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa
banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang
diselesaikan (Tan Alison, 1999 ).
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk memberikan penilaian
atas kewajaran dari laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat pada
umumnya, dan para pelaku bisnis pada khususnya, memperoleh infomasi
keuangan yang andal sebagai dasar memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Seorang akuntan juga bertanggung jawab apabila terjadi manipulasi-manipulasi
keuangan. Seperti yang terjadi pada kasus Enron, salah satu KAP big four Arthur
Andersen, menjadi pihak yang bertanggung jawab atas runtuhnya Enron menjadi
suatu persoalan besar bagi profesi akuntan publik dan menjadi tantangan berat
untuk memperbaiki citra profesi audit Singgih dan Bawono (2010).
Beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kualitas audit mengacu pada
penelitian terdahulu. Dalam Variabel kualitas hasil audit yang diteliti oleh Mansur
(2007) dalam Singgih dan Bawono (2010) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hasil audit ditinjau dari persepsi auditor atas pelatihan dan
keahlian,independensi dan penggunaan kemahiran professional memberikan
pengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. Sedangkan menurut Aji (2009)
dalam Singgih Bawono (2010) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas hasil audit ditinjau dari persepsi auditor atas independensi,pengalaman
dan akuntabilitas ,dan pada penelitian tersebut memberi hasil bahwa
independensi, pengalaman, akuntabilitas berpengaruh simultan terhadap kualitas
hasil audit. Dan variabel independensi dan akuntabilitas berpengaruh secara

2
parsial terhadap kualitas hasil audit dan variabel pengalaman tidak berpengaruh
terhadap kualitas hasil audit. Rahman (2009) dalam Singgih Bawono (2010)
meneliti tentang pengaruh kompetensi,independensi,dan due professional care
terhadap kualitas audit,hasilnya adalah ketiga variabel independen tersebut
berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kombinasi variabel-variabel
independen penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk dianalisa
pengaruhnya terhadap peningkatkan kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan
pada auditor intern pemerintah. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar
mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan
dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Tidak mudah menjaga
independensi, integritas, serta obyektifitas auditor. Kompetensi dan pengalaman
kerja yang melekat pada auditor bukan jaminan bahwa auditor dapat
meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Oleh karena menarik bagi peneliti
mengadakan penelitian tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi,
integritas, obyektifitas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Penelitian ini penting untuk menilai sejauh mana auditor pemerintah dapat
konsisten menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya (Ayuningtyas, dkk2012).
Dalam penelitian Ayuningtyas, (2012) menjelaskan bahwa variabel
pengalaman kerja tidak berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Asih (2006) , Mabruri Winarna, (2010) ,
dan Carolita, (2012) menyatakan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil audit.
Ayuningtyas (2012) variabel independensi menjelaskan adanya pengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil audit. Hal yang sama dilakukan oleh Mendisar
dkk, (2007) dan Singgih Bawono, (2010) menjelaskan variabel independensi
secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Mabruri Winarna,
(2010) variabel independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Carolita, (2012) menjelaskan bahwa
variabel independensi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil audit.
Sukriah dkk, (2009) dan Mabruri Winarna, (2010) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa variabel objektifitas pengaruh positif terhadap kualitas hasil
audit. Juga diungkapkan oleh Ayuningtyas, (2012) dan Carolita, (2012)
menjelaskan adanya pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
Variabel integritas dalam penelitian yang dilakukan Sukriah dkk,(2009)
menjelaskan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
Sedangkan penelitian Mabruri Winarna,(2010), Ayuningtyas dkk,(2012)
danCarolita,(2012)menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas hasil audit.
Variabel kompetensi pada penelitian Suraida (2005) dalam Kurniawan
dkk,(2009) menjelaskan adanya pengaruh signifikan tehadap kualitas audit.
Begitu juga yang dilakukan oleh Cristiwan (2002) dan Alim dkk,(2007) dalam
Kurniawan (2006), bahwa kompetensi berpengaruh terhadap skeptikisme
professional dan ketepatan pemberian opini akuntan publik . Sedangkan menurut

3
Carolita (2012) bahwa variabel kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil audit.
Variabel Etika Auditor pada penelitian yang dilakukan oleh (2009)
Carolita dkk, (2012) variabel Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil audit . Etika Auditor merupakan keadaan yang seorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat
memelihara keanggotaanya dalam organisasi tersebut..Sedangkan penelitian
menurut menurut Kalbers dan Forgarty(1995) dalam Trianingsih (2007)
menyatakan bahwa Etika Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hasil audit.
Setelah melihat penjelasan diatas,bahwa terkait dengan banyaknya topik
yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian, Ayuningtyas dkk(2012). Penelitian kali ini ada beberapa
kesamaan, diantaranya bahwa penelitian saat ini menggunakan variabel yang
sama pada peneliti sebelumnya variabel pengalaman kerja,
independensi,obyektifitas, intregitasdan kompetensi,terhadap kualitas hasil audit
(studi kasus pada auditor inspektorat kota/kabupaten di Jawa Tengah). Sedangkan
penelitian saat ini menambahkan satu varibel yaitu variabel Etika Auditor .
Setelah melihat penjelasan diatas, bahwa Etika Auditor merupakan salah
satu yang dapat memberikan pengaruh dalam kualitas hasil audit maka Etika
Auditor menjadi salah satu variabel tambahan yang akan ditambahkan dalam
penelitian ini yang akan dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Penelitian
ini akan meneliti para akuntan profesional yang berkerja pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berada diwilayah kota Semarang. Pemilihan wilayah
Semarang dilakukan dengan pertimbangan bahwa Semarang dikarenakan kota
Semarang termasuk kota besar di Jawa Tengah yang mempunyai KAP besar
maupun KAP kecil yang relatif cukup banyak dibandingkan dengan kota-kota
disekitarnya dan menuntut eksistensi auditor independen dalam melakukan
penelitian pemeriksaan terhadap laporan keuangan.
Beberapa tahun terakhir ini, terdapat berbagai macam fenomena audit yang
menambah pesimisme terhadap kredibilitas profesi akuntan publik yang
dipublikasikan di berbagai media, adalah sebagai berikut:
(1) Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Anwar Nasution (2006), dengan keras
mengatakan banyak kantor akuntan publik yang asal-asalan membuat laporan
audit, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas audit.
(2) Kepala Bapepam-LK, Fuady Rahmany (2007), melakukan penyelidikan terhadap
adanya indikasi konspirasi antara akuntan publik dengan kliennya telah
dilakukan oleh KAP HTM dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River
International Tbk tahun buku 2003. Kasus tersebut muncul setelah adanya
temuan auditor investigasi dari Bapepam yang mengindikasikan adanya akuntan
publik tidak bersikap independen dalam melaksanakan audit untuk kepentingan
umum, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas audit. Akuntan publik yang
mengaudit PT. Great River International Tbk dibekukan ijinnya selama 2 tahun
yaitu Partner JS.
(3) Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (2009), telah menetapkan pemberian
sanksi pembekuan izin usaha kepada 8 (delapan) akuntan publik (AP) dan kantor
akuntan publik (KAP), terhadap pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik

4
(SPAP) oleh auditor atas kelalaian KAP dalam melaksanakan tugas audit
sehingga memperlemah kualitas audit. Departemen Keuangan dalam
pengumuman yang diterima di Jakarta, menyebutkan, penetapan sanksi
pembekuan izin usaha itu berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Mereka yang terkena sanksi
disebutkan delapan AP dan KAP itu adalah: AP Drs. BN; AP Drs. HBM; AP
Drs. DM; KAP Drs. DM; KAP MZ; KAP Drs.S; KAP Drs. AAB dan KAP Drs.
MI.
(4) Ketua Umum IAPI. Tia Adityasih (2011), mengatakan pergantian KAP dimulai
sejak 2002 dengan alasan untuk menjaga independensi dan kualitas audit, namum
pergantian KAP tidak efektif.. Dampaknya banyak KAP yang namanya berubah-
ubah dengan mengganti partner untuk menjadikan entitas yang baru, dan ketika
KAP itu benar-benar baru dalam mengaudit klien, sebenarnya menunjukkan
sebuah kemunduran dari sebuah kualitas pekerjaan, menyebabkan kualitas audit
menurun.
(5) Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo (2011) mengungkapkan 3 (tiga)
staf Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menjadi penanggunjawab
mengaudit skandal Bank Century sebagai auditor forensik tidak memiliki
sertifikat Certified Fraud Examiner (CFE). Akibatnya audit forensik BPK
terhadap skandal Bank Century terutama menyangkut aliran dana talangan (bail
out) milik Negara sebesar Rp 6,7 Trilyun tidak terungkap. Hal ini menunjukkan
rendahnya kualitas audit.
(6) Direktur Pencatat Bursa Efek Indonesia. Eddy Sugito (2011), mengemukakan
bahwa dari 432 perusahaan yang terdaftar di Bursa hanya sekitar 75%-80%
laporan keuangan Emiten telah memenuhi standar pelaporan keuangan dan sudah
diaudit. Sedangkan sebanyak 25% laporan keuangan yang belum memenuhi
standar tersebut, salah satunya disebabkan kesalahan akuntan publik kurang
mereview penyajian dan pengungkapan secara full disclosure laporan keuangan
yang dibuat klien, mengakibatkan penurunan kualitas audit.
(7) Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam –LK).
Nurhaida (2012), mengharapkan masukan dan saran kepada seluruh stakeholders,
atas draft revisi rencana perubahan Peraturan Bapepam-LK tentang Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten, yang dikenal dengan aturan VIII
G 7. Perubahan tersebut meliputi pedoman mengenai struktur, isi, persyaratan
dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang harus disampaikan
emiten atau perusahaan publik, baik untuk keperluan penyajian kepada
masyarakat umum maupun kepada Bapepam LK. Perubahan ini terjadi karena
tahun 2012 sebagai tahun konvergensi PSAK berbasis IFRS.
(8) Kepala Bapepam-LK A. Fuad Rahmany (2012), akan melakukan inspeksi
terhadap Kantor Akuntan Publik dan akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-
LK. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keandalan dan kredibilitas pelaporan
keuangan oleh para pelaku pasar modal Indonesia.
(9) Pakar audit forensik dari Universitas Indonesia (UI), Theodorus M. Tuanakotta
(2012), mengatakan akuntan publik mewaspadai audit failures yaitu seorang
akuntan publik bisa saja memberikan pendapat atau opini yang keliru. Hal itu
disebabkan karena KAP menerima klien dari industri yang tidak dikuasainya dan
tidak ada upaya untuk memahami industri tersebut merupakan salah satu contoh
dari benih-benih kegagalan audit, sehingga melemahkan kualitas audit. Bapak

5
Theo memberikan contoh kasus di India yang melibatkan salah satu the big four,
yang entitasnya bernama Satyam Computer Services, Ltd. Laporan keuangan
yang diaudit mencantumkan cash and bank sebesar Rupee 50,4 miliar atau setara
dengan USD 1,04 miliar, yang sesungguhnya tidak ada (fiktif ). Kasus ini
berujung pada penjeblosan pejabat Satyam maupun auditor lokalnya ke penjara.
Jaringan internasionalnya juga diwajibkan membayar gugatan ganti rugi dalam
jumlah besar, di antaranya melalui litigasi di Amerika Serikat, untuk melindungi
kepentingan pemegang saham.
Bertolak dari kasus-kasus audit tersebut, mengakibatkan turunnya
kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik atas rendahnya kualitas audit
yang dilakukannya. Kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor
pada saat mengaudit laporan keuangan dapat mendeteksi dan melaporkan suatu
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Probabilitas penemuan suatu
pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor
tersebut.
Permasalahan mengenai kualitas audit di Indonesia maupun di kota Semarang
sendiri, seperti pengaruh dari segi kompensasi, sering kali auditor memberikan
kualitas dari jasa profesionalnya berdasarkan besarnya kompensasi yang diterima.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Audit
Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin
banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan
perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas
pengetahuannya dibidang akuntansi dan auditing (Christiawan, 2002). Hasil
penelitian Sukriah, dkk (2009) menunjukkan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin
meningkat kualitas hasil pemeriksaannya Berdasarkan penjelasan diatas, maka
hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.

Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Hasil Audit


Seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit harus didukung dengan
sikap independen, dimana seorang auditor tidak boleh dipengaruhi oleh pihak lain,
dan tidak dikendalikan oleh pihak lain. Dalam hubungannya dengan auditor,
independensi berpengaruh penting sebagai dasar utama agar auditor dipercaya
oleh masyarakat umum. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis yang
dibangun adalah:
H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.

Pengaruh Obyektifitas Terhadap Kualitas Hasil Audit


Obyektifitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Standar umum dalam Standar Audit APIP
menyatakan bahwa dengan prinsip obyektifitas auditor maka semakin baik
kualitas hasil pemeriksaannya. Penelitian lain menyebutkan bahwa hubungan

6
keuangan dengan klien dapat mempengaruhi obyektifitas dan dapat
mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa obyektifitas auditor tidak dapat
dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas
berkepentingan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan (Sukriah dkk,
2009). Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Obyektifitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.

Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Hasil Audit


Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas
mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani,
bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Sunarto (2003)
dalam Sukriah (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan
yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat
menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat
meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya (Pusdiklatwas BPKP, 2005).
Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh integritas terhadap kualitas
hasil audit dengan hipotesis yang dibangun adalah:
H4: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit


Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar. Dalam melaksanakan audit, seorang auditor
harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta
keahlian khusus dibidangnya. Menurut Tubbs (1992) dalam Mabruri dan Winarna
(2010) menyatakan bahwa dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor
harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan
tersebut terjadi. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang dibangun
adalah:
H5: Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.

Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit


Etika Auditor merupakan salah satu keadaan seseorang karyawan yang
memihak pada suatu organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya, serta berniat
untuk memelihara keanggotaannya dalam organisasi tersebut (Harret dkk., 1986
dalam Ayu, 2009). Sebuah Etika Auditor onal seharusnya dibangun atas dasar
kepercayaan pekerja atau karyawan atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja
dalam mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas agar tetap menjadi anggota
dari organisasi. Maka dari itu, rasa memiliki bagi auditor terhadap organisai akan
timbul. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H6: Etika Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.

Kerangka Pemikiran
Dalam tugas mengaudit laporan keuangan, seorang auditor dituntut berkerja
dengan tingkat independensi dan objektifitas yang tinggi serta kompetensi. Selain itu
juga pengaruh pengalaman kerja dan juga Etika Auditor juga sangat dibutuhkan. Hal

7
ini untuk memenuhi permintaan klien yang menginginkan kinerja yang tinggi.
Sedangkan kualitas hasil audit yang diberikan oleh auditor dapat dipengaruhi secara
langsung oleh faktor-faktor dari pengalaman kerja, independensi, objektifitas,
integritas, kompetensi, serta Etika Auditor . Dari uraian diatas dapat disusun kerangka
pemikiran secara ilustratif mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi,
objekifitas, integritas, kompetensi dan Etika Auditor terhadap kualitas hasil audit.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pengalaman kerja
(X1)
H1 +

Independensi H2 +
(X2)

H3 +
Obyektifitas Kualitas hasil Audit
(X3) (Y)
H4+
Integritas
(X4) H5 +

Kompetensi
(X5) H6 +

Etika Auditor
(X6)

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu sebagai berikut :
a. Variabel Terkait( Dependen ) adalah variabel yang memberikan reaksi atau
respon jika dihubungkan dengan variabel independen (variabel bebas).
Variabel terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit.
Kualitas audit merupakan sebuah pernyataan tentang pengaruhnya terhadap
peningkatan kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan pada auditor intern
pemerintah (Harvita dan Sugeng, 2013).
b. Variabel Bebas (Independen)merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
dependen.Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengalaman kerja,
independensi , objektivitas, integritas, kompetensi, dan Etika Auditor audit.

Populasi dan Sampel


Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002),dalam Harvita

8
(2012). Popilasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di 13
KAP terpilih di Kota Semarang sesuai pada tabel daftar KAP.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan purposive
sampling untukmenentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria sesuai
dengan yang penulis kehendaki yaitu responden yang telah memiliki pengalaman
kerja sebagai auditor lebih dari 1 tahun

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Obyek Penelitian


Diskripsi Responden ini merupakan suatu proses mendiskripsikan
para responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan. Pada penelitian di
dapat sebanyak 112 responden dimana hasil ini diketahui dari jumlah hasil
penyebaran.Pada perhitungan sampel telah ditetapkan sebanyak 112 sampel
penelitian untuk itu dalam penelitian ini dilakukan penyebaran sebanyak 112
kuesioner kepada auditor di Kantor Akuntan Publik se Kota Semarang. Dari
hasil penyebaran kuesioner yang di dapat menunjukan bahwa semua kuesioner
dikembalikan dan diisi lengkap, dengan demikian jumlah sampel penelitian
sudah terpenuhi.

Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak validnya suatu
kuesioner. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan r tabel. Nilai r Tabel
untuk sampel 100 dengan tingkat signifikansi 5 % menunjukkan r Tabel sebesar
0,2564 . Jika r hitung lebih besar dari r Tabel dan nilai r positif maka pertanyaan
tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2005).

Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau kostruk. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 ( Ghozali, 2008).
Dari data diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel adalah
reliabel karena mempunyai nilai alpha lebih besar dari 0,6. Karena nilai
Cronbach Alpha > 0,60 sehingga dinyatakan semua variabel dinyatakan
reliabel.
Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian Normalitas Data


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel dalam
penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Model yang baik adalah yang
memiliki ditribusi data yang normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001). Hasil
uji normalitas data dengan menggunakan analisis grafik yaitu grafik normal plot
menunjukkan titik - titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Gambar
tersebut menunjukkan bahwa titik-titik residual model regresi sudah berdistribusi

9
normal karena titik-titik tersebut yang menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dari grafik
tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi
asumsi normalitas. Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai residual
untuk data sebesar 0,548 yang berarti < 0,05 signifikansi sehingga semua variabel
berdistribusinormal..

Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi apakah kesalahan pengganggu
dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi-
keobservasi lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan menggunakan grafik heteroskesdastisitas untuk
memprediksi nilai variabel dependen dengan variabel independen. Dari
scatterplots terlihat titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian heteroskedastisitas
menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut dan titik – titik
menyebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki gejala
adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti
dalam model regresi ini.

Pengujian Multikolinearitas
Untuk mendeteksi gejala Multikolinearitas dilakukan dengan cara melihat
nilai (VIF) Variance Inflation Factor (Ghozali, 2009). Pada perhitungan ini tidak
ada satupun variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10, maka data ini
bebas dari Multikolinearitas. Sedangkan berdasarkan nilai tolerance tidak ada
satupun variabel independen yang memiliki tolerance lebih dari 0,1. Nilai VIF
untuk masing-masing variabel independen dalam persamaan memiliki nilai
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka semua variabel
dalam model tidak terkena masalah multikolinearitas.

Analisis Regresi Linier berganda


Analisis ini bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen
(kualitas hasil audit) dengan menggunakan data variabel independen yaitu
(pengalaman , independensi , objektifitas, integritas,kompetensi, komitmen) yang
sudah diketahui besarnya.
Sehingga dari persamaan rumus regresi linier berganda dapat diperoleh
hasil sebagai berikut :
Y = -2,617 + 0,423 X1+ 0,132 X2 + 0,216X3+ 0,267 X4 +0,176 X5+0,166X6+ e

Analisis Koefisien Determinasin (R2)


Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen yang
ditunjukkan oleh nilai R square (R2) yaitu sebesar 0,757 artinya variabilitas
variabel pengalaman, independensi, obyektifitas, integritas, kompetensi ,
komitmen mampu menjelaskan kualitas hasil audit (Y) sebesar 75,7 %, sedangkan

10
sisanya sebesar 24,3% dipengaruhi oleh variabilitas variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi
yang diperoleh tersebut dapat dipertanggung jawabkan atau tidak. Bila hasil
analisis nanti menunjukkan bahwa persamaan regresi yang bersangkutan adalah
signifikan atau dapat dipertanggungjawabkan, maka persamaan regresi tersebut
dapat digunakan untuk meramalkan variabel Y dan sekaligus untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan.
1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
pengalaman adalah 3,299 dengan signifikansinya sebesar 0,002, sedangkan
pada taraf signifikansi sebesar 0,025 dengan df sebesar = 52 diperoleh nilai t
Tabel sebesar 2,006 sehingga nilai t hitung =3,299 > nilai t Tabel = 2,006 .
Dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
pengalaman terhadap kualitas hasil audit (Y).
2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
independensi adalah 4,044dengan signifikansinya sebesar 0,000, sedangkan
pada taraf signifikansi sebesar 0,025 dengan df sebesar = 52 diperoleh nilai t
Tabel sebesar 2,006 sehingga nilai t hitung = -4,044 > nilai t Tabel = 2,006 .
Dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
independensi terhadap kualitas hasil audit (Y).
3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
obyektifitas adalah 2,667 dengan signifikansinya sebesar 0,010, sedangkan
pada taraf signifikansi sebesar 0,025 dengan df sebesar = 52 diperoleh nilai t
Tabel sebesar 2,006 sehingga nilai t hitung =2,667 > nilai t Tabel = 2,006 .
Dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
obyektifitas terhadap kualitas hasil audit
4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk integritas
adalah 3,145 dengan signifikansinya sebesar 0,003, sedangkan pada taraf
signifikansi sebesar 0,025 dengan df sebesar = 52 diperoleh nilai t Tabel
sebesar 2,006 sehingga nilai t hitung =3,145 > nilai t Tabel = 2,006 . Dengan
demikian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara integritas
terhadap kualitas hasil audit (Y).
5. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
kompetensi adalah 3,982dengan signifikansinya sebesar 0,0000, sedangkan
pada taraf signifikansi sebesar 0,025 dengan df sebesar = 52 diperoleh nilai t
Tabel sebesar 2,006 sehingga nilai t hitung =3,982 > nilai t Tabel = 2,006 .
Dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
kompetensi terhadap kualitas hasil audit
6. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk
kompetensi adalah 6,071dengan signifikansinya sebesar 0,000, sedangkan
pada taraf signifikansi sebesar 0,025 dengan df sebesar = 94 diperoleh nilai t
Tabel sebesar 2,006 sehingga nilai t hitung =6,071 > nilai t Tabel = 2,006 .
Dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
kompetensi terhadap kualitas hasil audit

11
7. Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung adalah
sebesar 31,133 sedangkan degree of freedom pada angka 6 dan 52 dalam
Tabel F diperoleh nilai sebesar 2,29 sehingga nilai F hitung sebesar 31,133 >
nilai F Tabel = 2,29. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan secara bersama-sama antara secara bersama-sama (simultan)
terhadap keputusan pembelian.

Pembahasan
Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas audit
Pengalaman audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
audit, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Kondisi ini
terjadi karena pengalaman sebagai seorang auditor pun memiliki peran penting
terhadap audit judgment. Semakin banyak jam terbang yang dimiliki oleh auditor
dalam mengaudit suatu laporan keuangan perusahaan akan semakin besar
pengaruh yang diberikan terhadap audit judgment. Karena berbagai kejadian yang
terjadi saat mengaudit klien satu dengan klien yang lainnya berbeda, dimana
masing-masing klien memiliki struktur organisasi yang berbeda, bidang usaha
yang ditempuh pun berbeda, dan perilaku para klien yang berbeda beda pula.
Hasil ini mendukung penelitian Tubagus Mansur (2007), yang menyatakan
pengalaman audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas audit


Independensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
audit, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05. Kondisi ini
terjadi karena auditor dalam penelitian ini adalah auditor KAP, dimana
independensi sudah pasti dimiliki oleh anggota auditor, Kondisi ini terjadi karena
auditor dalam penelitian ini adalah auditor junior, dimana independensi
sepenuhnya didapatkan, semua berhubungan dengan ketua tim auditor, sehingga
keputusan pemberian opini tidak sepenuhnya atas idenya.
Hasil ini sesuai dengan Chow dan Rice dalam Singgih dan Bawono
(2010), menjelaskan bahwa manajemen perusahaan berusaha menghindari opini
wajar dengan pengecualian, karena bisa mempengaruhi harga pasar saham
perusahaan dan kompensasi yang dimiliki oleh manajer. Namun laporan keuangan
adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien. Disinilah auditor berada
pada situasi yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam
memberikan opini mengenai kewajiban laporan keuangan yang berkaitan dengan
kepentingan banyak pihak, namun disisi lain dia juga harus bisa memenuhi
tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya
puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan
datang. posisinya yang unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi
dilematis, sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya. Hasil ini mendukung
penelitian Gusti dan Ali (2008) yang menyatakan independensi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, namun hasil penelitian ini
mendukung penelitian Alim, Hapsari dan Purwanti (2007), Siggih dan Bawono

12
(2010), yang menyatakan independensi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas audit.

Pengaruh Obyektivitas Terhadap Kualitas audit


Obyektivitasmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit,
hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Kondisi ini terjadi
karena hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi obyektivitas dan
dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa obyektivitas auditor
dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas
berkepentingan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan. Hasil ini
mendukung penelitian Taufik Ahmad Rahman, (2009), Singgih dan Bawono
(2010), yang menyatakan obyektivitas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kualitas audit.

Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas audit


Integritas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit,
hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Kondisi ini terjadi
karena auditor sebabagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit harus senantiasa
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat
maksimal dalam praktiknya. Auditor yang memiliki integritas yang tinggi dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur ,
tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi,
maka auditor dapat meningkatkan kualitas auditnya Hasil ini mendukung
penelitian Mediasari dan Nellysari (2008), yang menyatakanintegritasmempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, namun penelitian ini tidak
mendukung hasil penelitian Singgih dan Bawono (2010), yang menyatakan
integritasmempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas audit


Kompetensimempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit,
hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05. Kondisi ini
terjadi karena auditor dalam penelitian ini sebagian besar adalah auditor junior,
dimana kompetensi yang diperoleh berkaitan dengan keahlian profesional yang
dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, sedangkan untuk ujian
profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium masih
rendah.
Hasil ini mendukung penelitian Alim, Hapsari dan Purwanti (2007)
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, namun
penelitian ini tidak mendukkung penelitian Taufik ahmad Rahman (2009), yang
menyatakankompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Etika Auditor Terhadap Kualitas audit


Etika Auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
audit, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Kondisi ini
terjadi karena komitmen merupakan salah satu konsistensi dari wujud keterkaitan
seseorang terhadap suatu organisasi, auditor dalam penelitian ini adalah auditor

13
yang masih muda dan masih baru bekerja, sehingga akan berusaha untuk
berkomitmen kepada organisasinya untuk mendapatkan pengalaman yang banyak.
Dengan masa kerja yang relatif kecil ini, auditor tidak memiliki banyak pilihan
untuk bekerja di tempat lain, sehingga berkomitmen terhadap organisasinya. Hasil
ini mendukung penelitian Carolita dan Rahardjo (2012)) menyatakan bahwa Etika
Auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasi penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pengalaman
berpengaruh terhadap kualitas hasil audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) se
Kota Semarang.Independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil audit pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) se Kota Semarang.Obyektifitas berpengaruh
terhadap kualitas hasil audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) se Kota
Semarang.Integritas berpengaruh terhadap kualitas hasil audit pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) se Kota Semarang.Kompentensi berpengaruh terhadap
kualitas hasil audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) se Kota
Semarang.Komitmen berpengaruh terhadap kualitas hasil audit pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) se Kota Semarang.

Saran
Hasil penelitian ini dapat memberi wawasan dan pemahaman baru bagi para
praktisi auditing yaitu para auditor agar dapat meningkatkan kualitas dari
pekerjaan auditnya. Bagi pembuat standar, hasil penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan dalam setiap penyusunan standar auditing. Serta bagi klien dan
stakeholder, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mereka mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam melaksanakan pekerjaan
auditnya secara berkualitas. Pada penelitian ini, responden yang mengisi
kuesioner sebagian besar merupakan staf auditor, oleh karena itu diharapkan
untuk penelitian selanjutnya dapat memperoleh responden dari semua jenjang
mulai dari partner hingga staf auditor sehingga penelitia dapat lebih
digeneralisasi.

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan
pengembangan dalam penelitian selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini
adalah Sampel yang digunakan hanya terbatas pada auditor Kota Semarang saja.
Keterbatasan ini kemungkinan tidak dapat digunakan sebagai dasar generalisasi
Penelitian ini menggunakan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak
terlibat langsung dalam aktivitas pengisian kuesioner di Kantor Akuntan Publik se
Kota Semarang. Sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data
yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. Kuesioner
merupakan interpretasi peneliti yang belum diujikan sebelumnya.

14
Agenda Penelitian yang akan Datang
Keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki oleh
penelitian selanjutnya adalah penelitian selanjutnya perlu ditambahkan metode
wawancara langsung pada masing-masing responden dalam upaya mengumpulkan
data, sehingga dapat menghindari kemungkinan responden tidak objektif dalam
mengisi kuisioner.Kuesioner dalam penelitian ini merupakan interpretasi pribadi
peneliti sehingga untuk penelitian selanjutnya diupayakan kuesioner diujikan
terlebih dahulu sehingga penelitian yang dilakukan lebih representative.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi
dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
Variabel Moderasi.. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar .

Ayuningtyas,Harvita. Yulian. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja,Independensi,


Objektifitas, Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit.
Jurnal Tema, Vol.1 No. 2.

Carolita, Metha. Kartika. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,


Objektifitas, Integritas,Kompetensi dan Komitmen Akuntansai Terhadap
Kualitas Hasil Audit. Jurnal Tema. Vol. 1, No. 2.

DeAngelo, L. E. 1981a. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting


and Economics 3 (1): 167-175.

Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Profesional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas
Audit. SNA XIII .Purwokerto.

Firman Wijaya. 2010. “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit


Behaviour. Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor”. Simposium
Nasional Akuntansi XIII

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19 Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Indriantoro, Nur. Dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.


Catatan Kedua, Yogyakarta: Penerbit BFFE UGM.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2013. Edisi Kedua. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Balai Pustaka.

15
Mabruri dan Jaka Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional
Akuntansi 13. Purwokerto.

Maryani, T. & Ludigdo, U. 2000. “Survei atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Sikap dan Perilaku Etis Akuntan”. Jurnal Tema. Vol. II No.1 Maret; 49-
62.

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Obyektifitas,Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi 12. Palembang.

Trisnaningsih, Sri. 2007.Independensi Auditor dan Etika Auditor sebagai Media


Pemgaruh Pemahaman Good Governance , Pemahaman SIA dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X.
Makasar.

Triyuni. 2009. Attitudes and Attitudes Change. John Waley and Sons, Inc, New York.

16
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585

PENGARUH PENGALAMAN, ETIK PROFESI, OBJEKTIFITAS DAN


TIME DEADLINE PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT

Fildzah Syahmina
fildzah.syahmina@yahoo.com
Bambang Suryono
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of experience, profession ethic, objectivity and time
deadline pressure to the audit quality. In this research, the researcher is studies about audit quality at Public
Accountant Firm (KAP) in Surabaya city by using independent variables i.e.: experience, profession ethic,
objectivity and time deadline pressure.The population of this research are all auditors who have been works at 10
KAP in Surabaya city. The sample collection has been done by using primary data in the form of questionnaire
and the data analysis technique has been done by using multiple regressions analysis technique. The data is
processed in this research with the consideration that the respondents have positions i.e. junior auditor, senior
auditor, and partner at least they have 2 years working experience. The result of hypothesis test in this research
shows that experience, profession ethic, objectivity and time deadline pressure have significant and positive
influence to the audit quality. Simultaneously all of independent variables have significant and positive
influence to the audit quality. The researcher of this research recommends that in the future to increase more
variables and expand the population.

Keywords: Experience, Profession Ethic, Objectivity, Time Deadline Pressure, Audit Quality

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengalaman, etik profesi, objektifitas dan time
deadline pressure terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji kualitas audit pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Surabaya dengan menggunakan variabel bebas, yaitu
pengalaman, etik profesi, objektifitas, time deadline pressure. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh auditor yang bekerja pada 10 KAP di kota Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling, dan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Metode
pengambilan data primer yang digunakan adalah metode kuesioner dan teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Data yang diolah dalam
penelitian ini dengan pertimbangan responden yang memiliki jabatan yaitu auditor junior, senior, dan
partner yang mempunyai minimal masa kerja 2 tahun. Hasil dari pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, etik profesi, objektifitas, time deadline pressure
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Secara simultan seluruh variabel
independen tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Peneliti
menyarankan untuk penelitian di masa mendatang untuk menambah lebih banyak variabel dan
untuk memperluas populasi.

Kata Kunci: pengalaman, etik profesi, objektifitas, time deadline pressure, kualitas audit

PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian dan dunia usaha yang semakin pesat saat ini mengarah
pada globalisasi dengan kebebasan persaingan usaha antar negara di dunia sehingga
menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam dan membawa dampak bagi banyak hal,
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
2

tidak terkecuali bagi jasa audit dan profesi auditor independen atau akuntan publik saat ini
yang menghadapi tantangan yang semakin berat dalam menjalankan aktivitasnya di masa
sekarang dan di masa mendatang sehingga dituntut untuk bisa secara cepat menyesuaikan
diri dengan perkembangan yang terjadi dan selalu meningkatkan profesionalismenya.
Adanya kebutuhan akan laporan keuangan yang memadai dan dapat
dipertanggungjawabkan membawa banyak perusahaan bergantung pada jasa audit yang
ditawarkan oleh auditor independen. Mulyadi (2002) menyatakan profesi akuntan publik
adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan
dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna. Profesi akuntan publik
merupakan profesi kepercayaan masyarakat, di mana masyarakat mengharapkan penilaian
yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
perusahaan dalam laporan keuangan.
Profesi auditor merupakan suatu pekerjaan yang berlandaskan pada pengetahuan yang
kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar
pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditor dalam menjalankan profesinya adalah
menyediakan informasi yang berguna bagi publik untuk pengambilan keputusan ekonomi
(Carolita, 2012:1). Dalam hal ini auditor berfungsi sebagai pihak ketiga yang
menghubungkan manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang
berkepentingan, untuk memberikan keyakinan dan memberikan opini tentang kewajaran
laporan keuangan sebagai dasar dalam membuat keputusan bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen dapat dipercaya. Tetapi tidak semua auditor dapat melakukan
tugasnya dengan baik dan masih ada beberapa akuntan publik yang melakukan kesalahan.
Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat
beberapa kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi yang telah mengakibatkan
hilangnya kepercayaan investor. Manipulasi akuntansi ini melibatkan sejumlah perusahaan
besar di Amerika. Kecurangan klien tidak lepas dari lemahnya sikap independensi auditor
yang rendah. Kasus seperti inilah yang kemudian mempengaruhi persepsi masyarakat,
khususnya para pemakai laporan keuangan sehingga kasus yang terjadi tersebut dapat
membuat kredibilitas auditor semakin dipertanyakan dan mengakibatkan terkikisnya
kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. Respon
masyarakat terhadap kasus tersebut menunjukkan bahwa profesi Auditor (Akuntan Publik)
memang sebuah industri keahlian dan kepercayaan. Sehingga, apabila kepercayaan
dilanggar maka reputasi juga akan menurun. Hal inilah yang menjadi tantangan besar bagi
para auditor masa depan untuk bekerja sesuai dengan etika profesi dan standar yang telah
ditetapkan ditengah persaingan yang semakin ketat dalam industri jasa ini untuk selalu
menjaga kualitas audit. Kualitas audit yang baik dapat dicapai jika auditor menerapkan
standar-standar audit dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas dan tidak memihak,
bersikap profesional, patuh terhadap hukum serta mentaati kode etik profesi akuntan.
Najib (2013) menyatakan bahwa didalam menjalankan tugasnya Auditor tentu harus
memperhatikan kode etik dan standar audit. Kode etik ditujukan agar auditor menjaga
perilakunya dalam menjalankan tugasnya. Standar audit juga harus diterapkan oleh auditor
guna menjaga mutu hasil audit yang telah dihasilkan oleh auditor. Kode etik dan standar
audit inilah yang nantinya menjadi modal awal auditor untuk dipublikasikan kepada
masyarakat ataupun untuk pengguna laporan sehingga peran auditor akan lebih maksimal
dalam menjalankan tugasnya.
Faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi kualitas audit ialah pengalaman. Libby
(dalam Adityasih, 2010:1-2) menyatakan keahlian suatu profesi diperoleh dari kombinasi
antara pengetahuan dan kemampuan, dimana pengetahuan dapat diperoleh dari
pengalaman dan instruksi (pendidikan profesional termasuk di dalam instruksi), sedangkan
kemampuan merupakan kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh suatu profesi.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
3

Kualitas hasil audit juga dipengaruhi oleh objektifitas seorang auditor. Menurut SA seksi 280
dalam SPAP (2011), dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap Praktisi harus
mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
objektifitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien
maupun direktur, pejabat atau karyawannya. Sebagai contoh, ancaman kedekatan terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar objektifitas dapat terjadi dari hubungan keluarga, hubungan
kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis. Sukriah dan Inapty (2009) menyatakan objektifitas
diperlukan oleh auditor agar dapat bertindak secara jujur tanpa dipengaruhi pendapat
pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau tindakan.
Sebab lain yang bisa saja menjadi alasan terjadinya penyimpangan seorang auditor yakni
adanya stress bekerja di bawah tekanan. Tekanan yang dimaksud adalah tekanan terhadap
batas waktu penyelesaian tugas audit yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan audit
dengan tanggal tertentu. Maulina et al., (2010:3) menyatakan adanya batas waktu (time
deadline) menyebabkan seseorang dituntut untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
segera dan apabila hal tersebut tidak tercapai maka akan menimbulkan konflik karena
waktu yang telah ditentukan untuk suatu pekerjaan audit terlewati serta kualitas dapat
terganggu sehingga akan menimbulkan perilaku penghentian prematur atas prosedur audit.
Tuntutan laporan yang berkualitas dengan waktu yang terbatas tentu saja merupakan
tekanan tersendiri bagi auditor.
Berdasarkan atas latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Apakah Pengalaman, Etik Profesi, Objektifitas dan time deadline pressure berpengaruh
terhadap Kualitas Audit?. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
Pengalaman, Etik Profesi, Objektifitas dan time deadline pressure berpengaruh terhadap
Kualitas Audit. Dengan adanya faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP)
dalam rangka menjaga, meningkatkan kualitas kerjanya dan memberikan masukan bagi
Kantor Akuntan Publik untuk mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kemungkinan terjadinya penurunan kualitas audit.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS


Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (dalam Endrianto, 2010:8) menjelaskan hubungan keagenan di
dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of
contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang
mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Menurut Meisser et al.,
(dalam Endrianto, 2010) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan yaitu :
(a) terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana manajemen secara umum
memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi
operasi entitas dari pemilik; dan (b) terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat
ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan
kepentingan pemilik. Principal sebagai pemilik ingin mengetahui segala informasi termasuk
aktivitas agen yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini
dilakukan dengan membuat laporan keuangan sebagai sarana pertanggungjawaban kepada
agen. Berdasarkan laporan tersebut pemilik menilai kinerja agen, tetapi yang acapkali terjadi
adalah kecenderungan agen untuk melakukan tindakan yang membuat laporannya
kelihatan baik sehingga kinerjanya dianggap baik. Untuk mengurangi kecurangan yang
dilakukan oleh agen dan agar laporan keuangan yang dibuat oleh pihak agen lebih dapat
dipercaya diperlukan pengujian dan pemeriksaan oleh pihak ketiga yang bersikap jujur dan
tidak memihak kepada siapapun yaitu auditor. Fungsi auditor disini bertindak sebagai
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
4

pihak ketiga yang independen untuk mengurai teori keagenan yang muncul karena adanya
hubungan keagenan antara manajemen dan pemilik tersebut.

Kualitas Audit
Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil
keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor. Hal ini berarti auditor
mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh
karena itu auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi
ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik. Kualitas audit perlu
ditingkatkan karena dengan meningkatnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor maka
tingkat kepercayaan yang akan diberikan oleh masyarakat semakin tinggi.
Deis dan Giroux (1994) dalam Adityasih (2010:18) mengukur kualitas audit dari hasil
reviu pengendalian mutu yang dilakukan oleh Divisi Audit Badan Pendidikan Texas.
Mereka melakukan penelitian tentang aspek-aspek yang dianggap mempunyai hubungan
dengan kualitas audit dan memperoleh hasil tentang 4 aspek yang berhubungan, yaitu: 1)
lamanya auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure),
semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas
audit yang dihasilkan akan semakin rendah; 2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien
maka kualitas audit akan semakin baik, karena auditor dengan jumlah klien yang banyak
akan berusaha menjaga reputasinya; 3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi
keuangan klien, maka klien tersebut cenderung untuk menekan auditor agar tidak
mengikuti standar audit; dan 4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika
auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga
yang dapat mengenakan sanksi jika hasilnya terbukti jelek.
Cara yang paling efektif agar dapat menjamin bahwa suatu laporan hasil auditnya
telah dibuat secara wajar, lengkap, dan objektif adalah dengan mendapat reviu (ulasan) dan
tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa. Pemeriksaan
harus memuat komentar dalam laporan hasil auditnya (Carolita, 2012:26).

Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan
potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun nonformal atau bisa diartikan
sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih
tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang
diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek (Knoers dan Haditono, dalam Sari,
2011:16).
Puspaningsih (dalam Ayuningtyas, 2012:19) menyatakan pengalaman kerja seseorang
menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang telah dilakukan seseorang dan memberikan
peluang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas
pengalaman kerja seseorang, semakin trampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan
semakin sempurna pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pengalaman kerja auditor adalah pengalaman yang dimiliki oleh
auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan
banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan.
Libby dan Frederick (1990 dalam Adityasih, 2010:20) dalam penelitiannya menemukan
hasil bahwa semakin berpengalaman auditor maka: (i) semakin mempunyai pengetahuan
lengkap tentang kesalahan laporan keuangan dengan menghasilkan kuantitas yang lebih
banyak tentang penjelasan temuan audit yang akurat, (ii) semakin mempunyai penjelasan
akurat tentang tingkat terjadinya kesalahan, yang dapat memberikan pilihan penjelasan
yang umum tentang temuan audit; (iii) semakin dapat mengkategorikan pengetahuannya
untuk dimensi yang berbeda dan membuat gradasi kesalahan dalam setiap kategori.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
5

Etik Profesi
Etik Profesi merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang
diterima dan digunakan oleh organisasi profesi akuntan yang meliputi kepribadian,
kecakapan profesional, tanggung jawab, pelaksanaan kode etik dan penafsiran dan
penyempurnaan kode etik (Kusuma, 2012:21). Auditor harus menaati kode etik sebagai
akuntan. Kode etik auditor merupakan aturan perilaku auditor sesuai dengan tuntutan
profesi dan organisasi serta standar audit yang merupakan ukuran mutu minimal yang
harus dicapai oleh auditor dalam menjalankan tugas auditnya, apabila aturan ini tidak
dipenuhi berarti auditor tersebut bekerja di bawah standar dan dapat dianggap melakukan
malpraktek (Jaafar, 2008 dalam Sari, 2011:25). Kode etik sangat diperlukan karena dalam
kode etik mengatur perilaku akuntan publik menjalankan praktik.
Kusuma (2012:21) menyatakan ada dua sasaran dalam kode etik ini, yaitu pertama,
kode etik ini bermaksud untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh
kelalaian, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dari kaum profesional. Kedua, kode etik
ini bertujuan untuk melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk
orang-orang tertentu yang mengaku dirinya profesional. Salah satu hal yang membedakan
profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan
publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi
akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika
bertindak untuk kepentingan publik, setiap akuntan harus mematuhi dan menerapkan
seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini.

Objektifitas
Objektifitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau
pelayanan auditor. Objektifitas merupakan salah satu ciri yang membedakan profesi
akuntan dengan profesi yang lain. Prinsip objektifitas menetapkan suatu kewajiban bagi
auditor (akuntan publik) untuk tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari
konflik kepentingan (Wayan, 2005 dalam Sari, 2011:19). Indikator pengukuran objektifitas
auditor menurut Sari (2011) dibagi menjadi dua, diantaranya sebagai berikut: 1) Bebas dari
benturan kepentingan; 2) Pengungkapan Kondisi Sesuai Fakta.
Mulyadi (2002) menjelaskan, dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara
spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan objektifitas, yang harus
cukup dipertimbangkan adalah sebagai berikut : a) Adakalanya auditor dihadapkan kepada
situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya.
Tekanan ini dapat mengganggu objektifitasnya; b) Adakalanya tidak praktis untuk
menyatakan dan menggambarkan semua situasi di mana tekanan-tekanan mungkin terjadi.
Ukuran kewajaran harus digunakan dalam menentukan standar untuk mengidentifikasi
hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusak objektifitas; c) Hubungan-hubungan
yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh lainnya untuk melanggar objektifitas
harus dihindari; d) Memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang
terlibatdalam pemberian jasa professional mematuhi prinsip objektifitas; e) Tidak boleh
menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan
pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan professional mereka atau terhadap
orang-orang yang berhubungan dengan mereka, dan harus menghindari situasi-situasi yang
dapat membuat posisi professional mereka ternoda.
Hubungan laporan keuangan dengan klien sangatlah dapat mempengaruhi objektifitas
dan dapat menimbulkan pihak ketiga yang dapat berkesimpulan bahwa objektifitas auditor
tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang auditor jelas
berkepentingan dengan laporan hasil audit yang diterbitkan. Oleh sebab itu, semakin tinggi
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
6

tingkat objektifitas yang dimiliki seorang auditor maka semakin baik pula kualitas hasil
auditnya.

Time Deadline Pressure


Solomon dan Brown, 1992 (dalam Kelley et al., 1999:117) menyatakan time pressure
terdiri dari dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure. Timbulnya time
deadline pressure disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk melengkapi tugas audit
berdasarkan pedoman waktu tertentu. DeZoort (dalam Lestari, 2013) menilai time deadline
bersifat tidak terduga dibandingkan dengan time budget sehingga dapat membuat auditor
kesulitan dalam mengantisipasi dan menangani munculnya time deadline pressure secara
strategis. DeZoort dan Lord (2002) dalam Kurnia (2011:461) menyatakan bahwa tekanan
batas waktu terjadi karena adanya penentuan titik waktu pada tanggal tertentu yang mana
pekerjaan audit harus sudah diselesaikan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan profesi
akuntan publik dapat menunjukkan semakin sering terjadi tekanan batas waktu audit
(Robertson, 2007 dalam Lestari, 2013). Sarbanes-Oxley Act misalnya, telah menyebabkan
tanggung jawab auditor semakin meningkat ketika pasar modal AS (SEC) meminta
penyampaian laporan keuangan tahunan dalam batas waktu yang lebih cepat. Auditor
biasanya diminta untuk dapat menyelesaikan pekerjaan audit tepat waktu dan sesuai
dengan standar profesional.
Sementara itu, The Commission on Auditors Responsibilities menyatakan bahwa tekanan
waktu merupakan salah satu masalah utama yang sedang dihadapi auditor dalam rangka
memenuhi kewajiban (Soobaroyen dan Chengabroyan, dalam Kurnia, 2011:459). Penentuan
waktu yang telah ditetapkan dapat menjadi salah satu faktor penyebab stress yang
mengakibatkan gangguan bagi auditor untuk menyelesaikan program audit sebagaimana
mestinya. Perilaku tertekan tersebut bisa dilakukan seperti melakukan percepatan
penyelesaian langkah-langkah pada program audit, mengurangi jumlah pekerjaan yang
seharusnya dilakukan pada program audit dan mempercayai alasan auditee mengenai suatu
bukti tanpa menganalisis kebenarannya (Silaban, 2009 dalam Hamidah, 2013:35)

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Pengalaman Terhadap Kualitas Audit
Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tidak hanya
diperoleh dari pendidikan formal, tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya, seperti
pengalaman. Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Berdasarkan
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP 2011) pengalaman menjadi indikator penting
bagi kualifikasi profesional seorang auditor. Tubbs (1992) dalam Nirmala (2013:32)
menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal
mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab
kesalahan. Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi kualitas audit. Sejalan dengan hal
tersebut, penelitian yang dilakukan Sari (2011) dan Carolita (2012) memberikan hasil bahwa
pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. Berdasarkan penelitian
tersebut dapat diambil hipotesis alternatif yaitu:
H1 : Pengalaman berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

Pengaruh Etik Profesi Terhadap Kualitas Audit


Penerapan etika profesi mutlak dilakukan oleh firma atau kantor akuntan publik.
Akuntan memerlukan suatu aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan
harus ditaati oleh para anggotanya. Dalam aturan tersebut diatur hal-hal yang dilarang dan
diperbolehkan. Penyimpangan atas aturan ini akan berakibat dikenakan sanksi oleh orang
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
7

organisasi. Aturan perilaku ini akan menjamin adanya perlindungan terhadap kepentingan
masyarakat pemakai jasa akuntan.
Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal yang baik dan hal yang buruk,
tentang hak dan kewajiban moral. Guna meningkatkan kinerja auditor, maka auditor
dituntut untuk menjaga standar perilaku etis untuk menghasilkan audit yang berkualitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Futri dan Juliarsa (2014) menyatakan bahwa etika profesi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Begitupun dengan penelitian yang
dilakukan oleh Harahap (2015) yang menyatakan bahwa variabel etika profesi berpengaruh
signifikan dan positif. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil hipotesis alternatif
yaitu:
H2 : Etik Profesi berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

Pengaruh Objektifitas Terhadap Kualitas Audit


Objektifitas merupakan sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak terpengaruh oleh
hubungan kerja sama dan tidak memihak kepentingan siapapun, sehingga auditor dapat
diandalkan dan dipercaya. Auditor harus dapat mengungkapkan kondisi sesuai fakta yaitu
dengan mengemukakan pendapat adanya, tidak mencari-cari kesalahan, mempertahankan
kriteria, dan mengunakan pikiran yang logis (Sari, 2011:43). Hubungan keuangan dengan
klien dapat mempengaruhi objektifitas dan dapat mengakibatkan pihak ketiga
berkesimpulan bahwa objektifitas auditor tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya
kepentingan keuangan, seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil
pemeriksaan yang diterbitkan (Sukriah dan Inapty, 2009:10). Standar umum dalam Standar
Audit menyatakan bahwa dengan prinsip objektifitas mensyaratkan agar auditor
melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi objektifitas seorang auditor maka semakin baik
kualitas auditnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) memberikan hasil bahwa
objektifitas berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. Hasil tersebut juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2012). Berdasarkan penelitian tersebut
dapat diambil hipotesis alternatif yaitu:
H3 : Objektifitas berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

Pengaruh Time Deadline Pressure Terhadap Kualitas Audit


Kebutuhan akan laporan keuangan yang handal digunakan sebagai sumber atau alat
untuk pengambilan keputusan, membuat klien menuntut auditor untuk menyelesaikan
tugas audit dengan waktu yang terbatas. Batasan waktu yang ditentukan terkadang
sebanding dengan banyaknya tugas audit yang harus diselesaikan. Hal tersebut dapat
menimbulkan time deadline pressure.
Kelley et al. (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa adanya time deadline pressure
berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit, penurunan kepuasan kerja dan
peningkatan perilaku disfungsional underreporting of chargeable time. Ketika time deadline
pressure meningkat, efektivitas kinerja auditor akan menurun (McDaniel, dalam Ervinayanti,
2013). DeZoort (dalam Lestari, 2013) menilai time deadline bersifat tidak terduga
dibandingkan dengan time budget sehingga dapat membuat auditor kesulitan dalam
mengantisipasi dan menangani munculnya time deadline pressure secara strategis. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imammudin (2007) dan Hamidah
(2013) yang memberikan hasil bahwa time deadline pressure berpengaruh terhadap kualitas
audit. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil hipotesis alternatif yaitu:
H4 : Time Deadline Pressure berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
8

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka penelitian ini tergolong penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal
komparatif adalah penelitian yang menunjukkan arah pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat bagaimana
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (Sangadji dan Sopiah, 2010:22). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang terdaftar pada Direktori Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di wilayah
Surabaya.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Variabel Independen
Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan
potensi bertingkah laku, baik dari pendidikan formal maupun informal, atau dapat diartikan
sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu polah tingkah laku yang lebih
tinggi (Ananing, dalam Nirmala, 2013:39) Untuk mengukur variabel pengalamandalam
penelitian ini, digunakan instrumen yang dikembangkanoleh Sukriah dan Inapty (2009).
Pertanyaan terdiri dari 8 item yang diukur dengan 5 poin skala Likert. Adapun indikator
yang digunakan untuk mengukur pengalaman dalam penelitian ini adalah: 1) Lamanya
bekerja sebagai auditor; 2) Banyaknya tugas pemeriksaan.

Etik Profesi
Etik Profesi adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang
diterima dan digunakan oleh organisasi profesi akuntan yang meliputi kepribadian,
kecakapan profesional, tanggung jawab, pelaksanaan kode etik dan penafsiran dan
penyempurnaan kode etik (Kusuma, 2012:33). Untuk mengukur variabel etik profesi dalam
penelitian ini, digunakan instrumen yang diukur dengan indikator yang mengacu pada
pendapat Murtanto dan Marini (2003) yang dikembangkan oleh Kusuma (2012). Pada
variabel ini digunakan 5 item pertanyaan yang diukur dengan 5 poin skala Likert. Adapun
indikator yang digunakan untuk mengukur etik profesi dalam penelitian ini adalah: 1)
Kepribadian; 2) Kecakapan profesional; 3) Tanggung Jawab; 4) Pelaksanaan Kode Etik; 5)
Penafsiran dan Penyempurnaan kode etik.

Objektifitas
Objektifitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidakmemihak, jujur serta
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas daribenturan kepentingan atau berada
dibawah pengaruh pihak lain (Prinsip etika, Kode etik IAI). Untuk mengukur variabel
objektifitas dalam penelitian ini, digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sukriah dan
Inapty (2009). Pada variabel ini digunakan 8 item pertanyaan yang diukur dengan 5 poin
skala Likert. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur etik profesi dalam
penelitian ini adalah: 1) Bebas dari benturan kepentingan; 2) Pengungkapan kondisi sesuai
fakta.

Time Deadline Pressure


Time deadline pressure terjadi ketika auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas sesuai
batas waktu yang telah ditentukan dan sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat
waktu (Margheim et al., dalam Lestari, 2013). Untuk mengukur variabel time deadline pressure
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
9

dalam penelitian ini, digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Ervinayanti (2013).
Pada variabel ini digunakan 5 item pertanyaan yang diukur dengan 5 poin skala Likert.

Variabel Dependen
Kualitas Audit
Kualitas hasil audit adalah kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil
pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Konstruk
ini diukur dengan menggunakan 10 item kuesioner yang dikembangkan di dalam penelitian
Sukriah dan Inapty (2009) yang terdiri dari beberapa indikator yang diukur dengan 5 poin
skala Likert. Adapun Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas hasil audit dalam
penelitian ini adalah: 1) Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit; 2) Kualitas hasil
laporan pemeriksaan.

Teknik Analisis Data


Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan pengujian yang memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, dan lain-lain (Ghozali, 2006:19). Statistik deskriptif ini digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut
antara lain : jenis kelamin, masa kerja, jabatan dan pendidikan terakhir menunjang bidang
keahlian. Alat analisis data ini disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner,
sehingga suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2006:45).
Validitas item-item pertanyaan kuesioner dapat diukur dengan melakukan korelasi antara
skor item pertanyaan dengan total skor variabel atau konstruk. Apabila korelasi antara
masing-masing item atau indikator terhadap total skor variabel menunjukkan hasil
probabilitas <0,01 atau <0,05 berarti angka probabilitas tersebut signifikan sehingga dapat
disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan adalah valid (Ghozali, 2006:46).

Uji Reliabilitas
Digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk, sehingga kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawabannya konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:41). Uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan uji statistik cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan
cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Nunnally (dalam Ghozali, 2006:42).

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal dan nilai residual dikatakan
berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati
nilai rata-rata (Suliyanto, 2011:69). Untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi
berdistribusi normal atau tidak, dapat digunakan metode analisis grafik dengan pendekatan
Normal Probability Plot. Namun karena pengujian melalui grafik Normal Probability Plot dapat
memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang yang satu dengan yang lain dapat
berbeda dalam interprestasikannya. Maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji Kolmogrov-
Smirnov yang bertujuan untuk memastikan bahwa data benar-benar sudah terdistribusi
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
10

normal. Apabila hasil uji Kolmogrov-Smirnov (nilai Sig) berada di atas α = 0,05, maka asumsi
normalitas dianggap sudah terpenuhi.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Uji
multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan Variance Inflation
Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Suliyanto, 2011:90).
Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala
multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berarti terdapat varian variabel pada model regresi yang tidak
sama (konstan). Metode yang digunakan adalah analisis grafik dengan mengamati scatterplot
yang terdiri dari sumbu horizontal menggambarkan nilai Predicted Standardized sedangkan
sumbu vertikal menggambarkan nilai Residual Studentized (Suliyanto, 2011:95). Apabila
scatterplot membentuk pola tertentu, maka menunjukkan ada masalah heteroskedastisitas
pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak, hal ini
menunjukkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.

Uji Kelayakan Model (Uji F)


Pengujian kesesuaian model ini dilakukan guna untuk mengetahui penetapan model
penelitian pengaruh pengalaman, etik profesi, objektifitas dan time deadline pressure terhadap
kualitas audit. Hasil dari pengujian kesesuaian model ini terdapat pada outputt SPSS yang
dapat dilihat pada tabel ANOVA yang menunjukkan bahwa variabel independen
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melakukan
perbandingan antara p-value pada kolom signifikansi dengan level of significant.

Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran untuk menguji seberapa jauh
model regresi yang mempunyai kemampuan dalam menjelaskan variabel terikat (variabel
dependen) dengan memiliki nilai koefisien determinasi (R2) antara nol dan satu.

Uji Hipotesis (Uji T)


Uji statistik thitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel)
terhadap variabel tergantung. Sehingga apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang
berarti terhadap variabel tergantung atau tidak (Suliyanto, 2011:55).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Subyek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah kantor akuntan publik yang berada di wilayah
Surabaya. Data penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan dengan
mengirimkan kuesioner penelitian secara langsung kepada auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP). Proses pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang
disebar pada awal bulan November sampai dengan akhir bulan Januari.

Demografi Responden
Demografi responden terdiri dari jenis kelamin, Masa kerja, Jabatan dan Pendidikan
terakhir. Berikut adalah tabel dan gambaran mengenai demografi responden:
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
11

Adapun distribusi frekuensi jenis kelamin berdasarkan 45 responden dapat dilihat dari
tabel 1 berikut:
Tabel 1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 31 68.9 68.9 68.9
Valid Perempuan 14 31.1 31.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 1 demografi responden jenis kelamin diatas, bahwa mayoritas


responden dalam penelitian ini adalah laki-laki 68,9% atau sebanyak 31 responden.
Sedangkan jumlah responden perempuan hanya sebesar 31,1% atau sebanyak 14 responden.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja


Adapun distribusi frekuensi masa kerja dari 45 responden dapat dilihat pada tabel 2
berikut:
Tabel 2
Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
> 5 Tahun 1 2.2 2.2 2.2
2-3 Tahun 30 66.7 66.7 68.9
Valid
4-5 Tahun 14 31.1 31.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 2 demografis responden masa kerja diatas, masa kerja sebagai
seorang auditor bagi responden dalam penelitian ini berada pada kisaran 2-3 tahun dengan
tingkat persentase 66,7% atau 30 responden yang mendominasi. Sisanya untuk masa kerja
sebagai auditor dengan kisaran 4-5 tahun sebesar 31,1% atau sebanyak 14 responden,
sedangkan masa kerja untuk > 5 tahun sebanyak 2,2% atau sebanyak 1 responden.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan


Adapun distribusi frekuensi jabatan dari 45 responden dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3
Karakteristik Responden Menurut Jabatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Junior Auditor 27 60.0 60.0 60.0
Lain-lain 1 2.2 2.2 62.2
Partner 5 11.1 11.1 73.3
Valid
Senior Auditor 11 24.4 24.4 97.8
Staff Auditor 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 3 diatas yang paling banyak diduduki oleh responden dalam
penelitian ini adalah junior auditor yaitu sebanyak 60,0% atau 27 responden. Sebesar 24,4%
atau 11 responden menduduki jabatan senior auditor, kemudian 11,1% atau 5 responden
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
12

menduduki jabatan sebagai partner dan sisanya 2,2% atau sebanyak 1 responden
menduduki jabatan sebagai staff auditor dan lain-lain.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Adapun distribusi frekuensi jenjang pendidikan dari 45 responden dapat dilihat pada
tabel 4 berikut:
Tabel 4
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
D3 2 4.4 4.4 4.4
Valid S1 43 95.6 95.6 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4 demografis jenjang pendidikan diatas, diploma (D3) sebesar 4,4%
atau sebanyak 2 orang. Sementara Strata Satu (S-1) masih mendominasi para responden
yaitu sebanyak 95,6% atau 43 responden.

Uji Kualitas Data


Uji Reliabilitas
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronboach Alpha >
0,60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Pengalaman 0,875 Reliabel
Etik Profesi 0,828 Reliabel
Objektifitas 0,797 Reliabel
Time Deadline Pressure 0,747 Reliabel
Kualitas Audit 0,805 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan Tabel di atas yang menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha lebih besar 0,60
untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa variabel
pengalaman, etik profesi, objektifitas dantime deadline pressure, dan kualitas audit adalah
reliable

Uji Validitas
Digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, sehingga suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:45). Adapun hasil Uji
Validitas dari masing-masing variabel ialah sebagai berikut:
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
13

Tabel 6
Hasil Uji Validitas
Item Pernyataan Nilai Pearson Corelation Keterangan
Pengalaman1 0,879** Valid
Pengalaman2 0,630** Valid
Pengalaman3 0,794** Valid
Pengalaman4 0,762** Valid
Pengalaman5 0,874** Valid
Pengalaman6 0,882** Valid
Pengalaman7 0,363* Valid
EtikProfesi1 0,509** Valid
EtikProfesi 2 0,466** Valid
EtikProfesi 3 0,684** Valid
EtikProfesi 4 0,659** Valid
EtikProfesi 5 0,660** Valid
EtikProfesi 6 0,709** Valid
EtikProfesi 7 0,635** Valid
Objektifitas1 0,511** Valid
Objektifitas 2 0,727** Valid
Objektifitas 3 0,663** Valid
Objektifitas 4 0,751** Valid
Objektifitas 5 0,577** Valid
Objektifitas 6 0,631** Valid
Objektifitas 7 0,577** Valid
TimeDeadlinePressure1 0,369* Valid
TimeDeadlinePressure2 0,785** Valid
TimeDeadlinePressure3 0,790** Valid
TimeDeadlinePressure4 0,813** Valid
KualitasAudit1 0,679** Valid
KualitasAudit2 0,438** Valid
KualitasAudit3 0,580** Valid
KualitasAudit4 0,865** Valid
KualitasAudit5 0,633** Valid
KualitasAudit6 0,732** Valid
KualitasAudit7 0,308* Valid
KualitasAudit8 0,671** Valid
KualitasAudit9 0,680** Valid
KualitasAudit10 0,622** Valid
Sumber: Data primer diolah, 2016

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tabel diatas yang masing-masing korelasi
item pertanyaan untuk variable pengalaman, etik profesi, objektifitas, time deadline
pressuredan kualitas audit berada pada tingkat levelsignifikan 0,01 dan di tingkat level
signifikan 0,05, maka dari itu masing-masing item pertanyaan dalam variabel penelitian ini
adalah valid.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu/residual mempunyai distribusi normal atau tidak.dalam penelitian ini
menggunakan dua cara yaitu metode pendekatan grafik normal probability plot dan
pendekatan kolmogorov-smirnov test. Berdasarkan hasil SPSS 20 Normal probability plot dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
14

Gambar 1
Grafik Normal P-Plot of Regression Standardized
Sumber: Output SPSS

Dari gambar hasil normal probability plot dapat dilihat bahwa titik-titik tersebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga dapat memenuhi uji
normalitas. Pendekatakan kolmogorov-smirnov test dengan menggunakan dasar pengambilan
keputusan jika hasilnya nilai probabilitas > 0,05 maka dikatakan data normal. Berdasarkan
hasil SPSS 20 dengan menggunakan Nonparametric Tes One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1
Sampel K-S) maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 45
Mean 0E-7
Normal Parameters a,b
Std. Deviation .18744151
Absolute .086
Most Extreme Differences Positive .086
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .574
Asymp. Sig. (2-tailed) .897
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel tersebut terlihat nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,574 dengan


Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05. Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data
memiliki distribusi normal karena nilai kolmogorov-smirnov memiliki tingkat signifikansi
0,897 > 0,05.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai cutoff
yang menunjukkan nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10. Apabila nilai
tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.
Hasil pengujian multikolinearitas dengan perhitungan statistik nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
15

Tabel 8
Uji Multikoloniearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Pengalaman 0,877 1,141
Etik Profesi 0,940 1,064
Objektifitas 0,940 1,064
Time Deadline Pressure 0,877 1,140
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel 8 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada
variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai VIF juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam
model regresi.

Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas berarti terdapat varian variabel pada model regresi yang tidak
sama (konstan). Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tampilan pada scatterplot diatas terlihat bahwa plot menyebar secara acak di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Sehingga dari
hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode analisis grafik, maka model
regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas sehingga model
regresi layak untuk digunakan.

Analisis Regresi Linier Berganda


Model regresi yang telah dijelaskan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah:
Ka = α + β1P + β2EP +β3O + β4T + ε
Dalam model regresi linier diatas maka akan digunakan pengujian model sebagai
berikut:
Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit) digunakan untuk menguji pengaruh variabel
bebas yang terdiri dari Pengalaman (P), Etik Profesi (EP), Objektifitas (O) dan Time Deadline
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
16

Pressure (T) secara bersama-sama (simultan) terhadap Kualitas Audit (Ka).Adapun hasil
analisa Uji Kesesuaian Model dengan software SPSS 20 sebagai berikut:

Tabel 9
Hasil Uji F
ANOVA
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 3.597 4 0,899 23.269 0,000b
Residual 1.546 40 0,039
Total 5.143 44
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan hasil tabel 9 tersebut menunjukkan nilai Fhitung sebesar 23.269 dengan tingkat
signifikan 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Maka dapatdisimpulkan bahwa variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini cocok atau fit.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantungnya.
Sehingga semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya (Suliyanto, 2011:55).
Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 uji koefisien determinasi yang dapat
dilihat pada tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,836a ,699 ,669 0,19659
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan hasil tabel 10 tersebut menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,669
berarti variabel kualitas audit dijelaskan oleh variabel pengalaman, etik profesi, objektifitas
dan time deadline pressure sebesar 66,9% atau variabel variabel pengalaman, etik profesi,
objektifitas dan time deadline pressure mempengaruhi kualitas audit sebesar 66,9%. Sedangkan
sisanya (100% - 66,9% = 33,1%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi tersebut.

Uji Hipotesis (Uji t)


Uji statistik thitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel)
terhadap variabel tergantung. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS 20
didapat hasil uji t yang dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
17

Tabel 11
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -.168 .522 -.322 .749
Pengalaman .412 .066 .579 6.251 .000
1 Etik Profesi .158 .076 .186 2.078 .044
Objektifitas .328 .069 .423 4.727 .000
Time Deadline
.171 .053 .296 3.202 .003
Pressure
Sumber: Data primer diolah, 2016

Dari tabel 11 maka diperoleh model analisis regresi linier berganda yang dapat
dibentuk, yaitu:
KA= -0,168 + 0,412P + 0,158EP + 0,328O+0,171T+ ɛ

Pembahasan
Pengaruh PengalamanTerhadap Kualitas Audit
Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah jam terbang seorang
auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada seorang
auditor yang baru memulai kariernya. Atau dengan kata lain auditor yang berpengalaman
diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor
yang belum berpengalaman. Hal ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian
seseorang baik secara teknis maupun secara psikis.
Hal ini didukung dengan pernyataan Libby dan Frederick (1990) dalam Adityasih (2010)
yang menyatakan bahwa semakin banyak pengalaman auditor, maka auditor akan semakin
kritis menghasilkan berbagai macam dugaan terhadap bukti audit yang ditemukan,
sehingga diharapkan kemungkinan auditor menemukan kecurangan akuntansi akan
semakin besar. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) dan
Ayuningtyas (2012) menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas audit. Dengan banyaknya pengalaman kerja, auditor dapat melaksanakan
tugasnya dengan maksimal sehingga menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
Lamanya bekerja membuat pengalaman kerja semakin banyak, sehingga memperluas
pengetahuannya yang dapat meningkatkan kualitas audit. Penggunaan pengalaman
didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan
peluang untuk belajar melakukan yang terbaik sehingga pengalaman dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Hal Ini berarti bahwa hubungan
pengalaman searah dengan kualitas audit tersebut. Karena semakin tinggi tingkat
pengalaman mengaudit yang dimiliki oleh seorang auditor maka kualitas audit yang
dihasilkan juga akan semakin baik.

Pengaruh Etik Profesi Terhadap Kualitas Audit


Auditor dalam menjalankan profesi akuntansinya harus lebih sensitif dalam memahami
masalah etik profesi, mampu melaksanakan standar etika dan mendukung tujuan dari
norma profesionalnya yang merupakan salah satu aspek komitmen profesinya, dengan
begitu kualitas hasil audit akan lebih terjaga, karena tingkat sensitivitas dari seorang auditor
akan mempengaruhi bagaimana auditor tersebut membuat keputusan dan mengambil
kesimpulan (Hunt dan Vitell, dalam Harahap, 2015).
Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh Etik Profesi yang sudah
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, agar situasi persaingan tidak sehat dapat
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
18

dihindarkan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.
Dengan menjunjung tinggi Etika Profesi diharapkan tidak terjadi kecurangan diantara para
akuntan publik, sehingga dapat memberikan pendapat auditan yang benar-benar sesuai
dengan laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
Pengujian parsial menunjukan bahwa etik profesi memiliki pengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil audit.Pengaruh etik profesi tehadap kualitas auditadalah positif.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dkk
(2013) dan Harahap (2015) bahwa Etik Profesi berpengaruh positif terhadap Kualitas Hasil
Audit. Hal Ini berarti bahwa hubungan etik profesisearah dengan kualitas audit tersebut.
Dengan demikian, semakin tinggi tingkat etik profesi yang dimiliki oleh auditor kualitas
hasil audit punakan semakin tinggi, hal ini menunjukan bahwa auditor cenderung menjaga
standar profesionalnya ketika menjalankan penugasan audit sehingga perilakunya lebih etis.

Pengaruh Objektifitas Terhadap Kualitas Audit


Setiap auditor harus menjaga objektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajibannya (Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia, 1998 dalam
Mulyadi, 2002). Dalam prinsip tersebut dinyatakan objektifitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan. Prinsip objektifitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari
benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Objektifitas merupakan
salah satu ciri yang membedakan profesi akuntan dengan profesi yang lain. Prinsip
objektifitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak memihak, jujur secara
intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan. Auditor melakukan penilaian yang
seimbang atas semua kondisi yang relevan dan tidak terpengaruh oleh kepentingannya
sendiri atau kepentingan orang lain dalam membuat keputusannya (Ayuningtyas, 2012).
Setiap auditor harus menjaga objektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajibannya (Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia, 1998 dalam
Mulyadi, 2002). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ayuningtyas (2012) dan Carolita (2012) yang mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh
signifikan positif Objektifitas terhadap Kualitas Hasil Audit. Sehingga jika seseorang auditor
memiliki Objektifitas yang tinggi maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan semakin
baik.

Pengaruh Time Deadline Pressure Terhadap Kualitas Audit


Time deadline pressure terjadi ketika auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas sesuai
batas waktu yang telah ditentukan dan sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat
waktu (Margheim et al.,2005 dalam Lestari, 2013). Dalam beberapa literatur psikologi pada
umumnya menyatakan bahwa seseorang yang bekerja dibawah tekanan time deadline
cenderung akan bekerja lebih cepat tetapi kinerjanya akan menurun (DeZoort, 1998).
Penelitian Kelly et al. (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa adanya time deadline pressure
berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit, penurunan kepuasan kerja dan
peningkatan perilaku disfungsional underreporting of chargeable time. Ketika time deadline
pressure meningkat, efektivitas kinerja auditor akan menurun (McDaniel, 1990; Ervinayanti,
2013).
Time deadline pressure dapat mengurangi fokus auditor pada informasi tugas yang tidak
relevan dan mengurangi jumlah proses audit yang kompleks ketika auditor memiliki risiko
salah saji material sehingga kinerja auditor menjadi lebih efisien. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Imammudin (2007) dan Hamidah (2013) yang menunjukkan
bahwa time deadline pressure secara signifkan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Ditemukan bahwa semakin tinggitime deadline pressure yang dirasakan oleh auditor maka
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4, April 2016 ISSN : 2460-0585
19

dapat berpengaruh tehadap kualitas audit yang dihasilkannyakarena waktu optimal tekanan
waktu deadline akan mendukung auditor untuk meningkatkan kualitas audit.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Simpulan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa 1) Pengalaman menunjukkan
hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat Pengalaman yang dimiliki oleh seorang
auditor maka akan meningkatkan hasil pemeriksaan audit atas laporan keuangan; 2) Etik
Profesi menunjukkan hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan etik profesi yang dimiliki
oleh seorang audior maka semakin baik hasil kualitas audit yang dilakukan; 3) Objektifitas
menunjukkan hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat objektifitas yang dimiliki oleh seorang
audior maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik; 4) Time Deadline Pressure
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
tinggi tingkat time deadline pressure yang dialami oleh seorang auditor maka efektivitas
kinerja auditor akan menurun dimana bekerja dibawah tekanan akan mendukung
penurunan kualitas audit, penurunan kepuasan kerja dan peningkatan perilaku
disfungsional underreporting of chargeable time.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengalaman, etik profesi, objektifitas
dan time deadline pressure terhadap kualitas audit, peneliti memberikan saran dan implikasi
atas hasil penelitian sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan
peningkatan kepatuhan terhadap kode etik oleh auditor agar dapat menghasilkan kinerja
terbaik; 2) Dapat menambahkan beberapa variabel lain untuk melihat pengaruhnya
terhadap kualitas audit, seperti kompleksitas audit dan risiko kesalahan audit; 3) Untuk
penelitian selanjutnya jika menggunakan metode penelitian survey menggunakan kuesioner
sebaiknya menghindari penyebaran kuesioner di masa peak-season agar mendapatkan jumlah
responden yang lebih banyak sehingga dapat mewakili populasi; 4) Hasil penelitian hanya
mencerminkan mengenai kondisi auditor di Surabaya. Jumlah sampel untuk penelitian
selanjutnya dapat ditambahkan, seperti Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh
Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

DAFTAR PUSTAKA
Adityasih, T. 2010. Analisa Pengaruh Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor, Jumlah Klien
(Audit Capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. Tesis.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ayuningtyas, H.A. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas
dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Carolita, 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas, Integritas,
Kompetensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Endrianto, W. 2010. Analisa Pengaruh Penerapan Basel dan Good Corporate Governance
terhadap Manajemen Risiko pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Tesis.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ervinayanti, Y. 2013. Pengaruh Time Budget Pressure, Time Deadline Pressure Terhadap Kinerja
Auditor. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Pengaruh Pengalaman, Etik Profesi...-Syahmina, Fildzah
20

Futri, P.S. dan G. Juliarsa. 2014. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat


Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas
Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7(2):
444-461.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi 3. BP Undip.
Semarang.
Hamidah, S. 2013. Pengaruh Time Budget Pressure, Time Deadline Pressure, dan Supervisi
Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung.
Harahap, L. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas, dan Sensitivitas Etika
Profesi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2011.
Salemba Empat. Jakarta.
Imammudin, A. 2007. Pengaruh Time Budget Pressure, Time Deadline Pressure, dan Supervisi
Terhadap Kualitas Audit Keuangan Daerah. Tesis. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Kelley, T., L. Margheim, dan D. Pattison. 1999. Survey on the Differential Effects of Time
Deadline Pressure Versus Time Budget Pressure on Audit Behavior. The Journal of
Applied Business Research. 15 (4): 117-128.
Kurnia. 2011. Pengaruh Tekanan Waktu Audit dan Locus of Control Terhadap Tindakan yang
Menurunkan Kualitas Audit. Jurnal Ekuitas 15 (4): 456-476.
Kusuma, N. F. B. A. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman
Auditor Terhadap Timgkat Pertimbangan Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Lestari, R.O. 2013. Pengaruh Time Budget Pressure, Time Deadline Pressure, dan Exercised
Responsibility Terhadap Kinerja Auditor. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.
Surabaya.
Maulina, M., R. Anggraini, dan C. Anwar. 2010. Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan
Supervisi Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Purwokerto.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6 Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.
Murtanto dan Marini. 2003. Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta Mahasiswa
dan Mahasiswi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi (SNA) VI. Surabaya.
Nirmala, P.A. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care,
Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas
Audit. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Najib, A.D.R. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit.
Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sangadji, M.E. dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
Edisi 1. Andi. Yogyakarta.
Sari, N. N. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas,
Kompetensi dan Etika terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Andi.Yogyakarta.
Sukriah, I.A., dan B.A. Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektivitas, Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang. Nomor 32.1-38.
Wahyuni, R. 2013. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Profesionalisme dan Sensitivas
Etika Profesi terhadap Kualitas Audit. Universitas Hasanuddin. Makassar.
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI,
INTEGRITAS, OBYEKTIVITAS DAN KOMPETENSI
TERHADAP KUALITAS AUDIT

Veby Kusuma Wardhani


Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
E-mail: veby.wardhani@gmail.com

Iwan Iriyuwono, Muhammad Achsin


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Abstract
This study is specifically to evaluate the effect of work experience, independence, in-
tegrity, objectivity and competence toward the audit quality. This study was conducted
by distributing questionnaires to KAP in Malang. By counting related association divi-
sion of KAP, the number of sample in this study was 63 respondents who definitely
worked in 7 KAP. This research is a quantitative study. The sample was chosen by
using purposive sampling. The hypothesis test used multiple linear regressions in SPSS
version 16. All variables in this study were measured using Likert Scale. The results
shows that all independent variables have positive effect toward audit quality. The
partial influence (T-test) showed that the variables of work experience, Independence,
Integrity, Objectivity, Competence affect audit quality. In the other hands, the simulta-
neous effect is shown by the value of R2 from 75.2 %. It was shown by work experience,
independence, integrity, objectivity, and competence which affecting audit quality chang-
ing of 75.2% and the rest, 24.8 % in audit quality changing, is affected by other variables
which is not investigated in this study.
Keywords: Work Experience, Independence, Integrity, Objectivity, Competence and
Audit Quality.

Abstrak
Penelitian ini khusus untuk mengevaluasi hubungan pengalaman kerja, independensi,
integritas, objektivitas dan kompetensi terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada KAP di Malang. Dengan bagian asosiasi tujuan
KAP, jumlah sampel penelitian adalah 63 responden yang bekerja di 7 KAP. Penelitian
ini merupakan studi kuantitatif. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
Uji hipotesis menggunakan regresi linier berganda dengan SPSS versi 16. Semua variabel
dalam penelitian ini diukur dengan Skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan semua
variabel independen memiliki efek positif terhadap kualitas audit. Pengaruh parsial (T
test) menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja, Independence, Integritas,
Obyektivitas, Kompetensi mempengaruhi kualitas audit. Sedangkan pengaruh secara
simultan ditunjukkan dengan nilai R2 dari 75.2%. Itu adalah pengalaman kerja,
independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi mempengaruhi perubahan kualitas
audit dari 75.2% dan 24.8% yang tersisa dalam perubahan kualitas audit dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci: Pengalaman Kerja, Bebas, Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan
Kualitas Audit.

63
Ekonomika-Bisnis Vol. 5 No.1 Bulan Januari Tahun 2014. Hal 63-74

Profesi akuntan publik mulai dikenal oleh ma- lakukan pemeriksaan itu sendiri dapat di-
syarakat dari jasa audit yang yang disediakan pengaruhi oleh pengalaman kerja auditor da-
bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan lam bidang yang sama. Pengalaman audit di-
berkembangnya profesi akuntan publik di su- tunjukkan dengan jumlah penugasan audit yang
atu negara sejalan dengan berkembangnya pernah dilakukan. Pengalaman seorang
perekonomian negara, pertumbuhan perusa- auditor menjadi salah satu faktor yang mempe-
haan dan berbagai bentuk badan hukum per- ngaruhi profesional auditor karena auditor yang
usahaan di negara tersebut. Perusahaan mem- lebih berpengalaman dapat mendeteksi ada-
butuhkan jasa akuntan publik dan pihak ter- nya kecurangan-kecurangan pada laporan
asosiasi untuk melakukan pemeriksaan atas ke- keuangan (Sabrina dan Januarti, 2012). Penga-
wajaran laporan keuangan dan dari hasil pe- laman juga memberikan dampak pada setiap
meriksaan tersebut akan menghasilkan opini keputusan yang diambil dalam pelaksanaan
akuntan publik yang digunakan para pengguna audit sehingga diharapkan bahwa setiap kepu-
laporan keuangan ekstern dan intern perusa- tusan yang diambil merupakan keputusan yang
haan untuk pengukuran apakah manajemen tepat.
keuangan perusahaan telah berjalan dengan Berdasarkan penelitian tersebut menun-
baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. jukkan adanya gap dari beberapa penelitian
Hasil pekerjaan yang baik dari audit yang sehingga memerlukan pengujian ulang atas
dilakukan, menunjukkan kualitas audit yang pengaruh faktor-faktor yang memengaruhi
baik pula. Kualitas audit adalah probabilitas di kualitas audit. Banyak penelitian melihat kua-
mana seorang auditor menemukan dan mela- litas audit dari kemampuan untuk menemu-
porkan tentang adanya suatu pelanggaran da- kan salah saji(kompetensi) dan kemauan untuk
lam sistem akuntansi kliennya (Sanusi, 2013: melaporkan temuan salah saji tersebut (in-
213). Kualitas audit merupakan suatu kons- dependensi). Namun juga ada beberapa pe-
truk laten yang sulit untuk diukur sehingga ba- neliti yang telah mengembangkan faktor-faktor
nyak proksi digunakan untuk mengukurnya. yang dapat memengaruhi kualitas audit dari
Proksi tersebut antara lain, spesialisasi au- kemampuan auditor (meliputi pengetahuan,
ditor, besaran KAP, afiliasi dengan KAP be- pengalaman, kemampuan beradaptasi, dan ke-
sar (Kusharyanti, 2003:25). Sementara itu pe- canggihan tekonologis) dan professional con-
nelitian dari Purwanti et al proksi yang digu- duct (termasuk di dalamnya independensi,
nakan dalam kualitas audit berdasarkan wooten objektivitas, kemahiran profesional, konflik
(2003) adalah (1) deteksi salah saji, (2) ke- kepentingan, dan pertimbangan).
sesuaian dengan SPAP, (3) kepatuhan terha- Oleh karena itu penelitian ini mencoba
dap SOP, (4) risiko audit, (5) prinsip kehati- mengkaji ulang mengenai faktor-faktor yang
hatian, (6) proses pengendalian atas pekerja- mempengaruhi kualitas audit dengan mem-
an oleh supervisor, dan (7) perhatian yang di- fokuskan faktor dari kemampuan auditor,
berikan oleh manajer atau partner. yaitu pengalaman kerja dan profesionalisme
Profesionalisme auditor didukung oleh meliputi independensi, integritas, obyekti-
kualitas audit yang dihasilkan. Profesionalis- vitas dan kompetensi, yang merupakan bagi-
me auditor tidak lepas dari kemampuan me- an dari kode etik audit. Auditor yang memi-
lakukan pemeriksaan atau audit sesuai stan- liki pengalaman kerja auditor tinggi akan le-
dar auditor yang berlaku. Kemampuan me- bih cermat dalam melakukan pemeriksaan se-

64
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi.... (Veby K. W., Iwan I., Muh. Achsin)

hingga kualitas audit yang dihasilkan tak di- tegritas, obyektivitas dan kompetensi untuk
ragukan lagi, karena adanya expectation gap menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
(perbedan antara keinginan atau harapan ma-
syarakat terhadap hasil kerja auditor dengan
Metode Penelitian
hasil kerja yang ditunjukkan oleh auditor) ter-
Populasi dalam penelitian ini yaitu pi-
jadi karena kurangnya pengalaman kerja dan
hak terasosiasi yang berada dalam naungan
pengetahuan (kompetensi) yang dimiliki ha- KAP di Kota Malang. Berdasarkan jumlah
nya sebatas pada bangku kuliah saja dan hal kantor akuntan publik di Kota Malang yang
ini menunjukkan adanya keterikatan antara berjumlah tujuh KAP (Sumber: Directory 2013
variabel pengalaman kerja dengan variabel Institut Akuntan Publik Indonesia). Sampel
kompetensi di mana auditor yang berkompe- dalam penelitian ini dilakukan pada pihak ter-
ten akan terus melakukan up grade pengetahu- asosiasi/ Pihak terasosiasi berkaitan atau ber-
an dan bekerja secara profesional. Semakin hubungan langsung dalam proses audit yang
lama auditor bekerja maka semakin luas pe- dilakukan oleh KAP. Teknik pengambilan sam-
ngetahuan yang dimilikidan semakin tinggi pula pel atau teknik sampling yang digunakan ya-
tingkat penguasaan bidangnya. Untuk varia- itu Purposive Sampling.
bel Independensi dinyatakan secara jelas da- Pengalaman kerja, yaitu Pengalaman ker-
lam SPAP SA seksi 220 bahwa dalam se- ja akuntan publik adalah sebagai suatu uku-
mua hal yang berhubungan dengan penuga- ran waktu atau masa kerjanya yang telah di-
san independensi dalam sikap mental harus tempuh seseorang dalam memahami tugas-
dipertahankan oleh auditor. Auditor yang inde- tugas suatu pekerjaan dan telah melaksana-
penden tidak memiliki hubungan dan kepen- kannya dengan baik (Foster, 2001:40). Indi-
tingan khusus terhadap klien sehingga tidak kator pengalaman kerja menurut Foster (2001:
mendapat tekanan dari manajemen atau kli- 43) adalah: Lama waktu masa kerja, Ting-
en yang mungkin terjadi selama proses au- kat pengetahuan dan keterampilan yang di-
dit, karena kemampuan auditor untuk tetap miliki, Penguasaan terhadap pekerjaan dan
independen akan mempengaruhi pemberian peralatan.
pendapat audit. Hal ini akan berkorelasi po- Independensi adalah suatu sikap tak
sitif dengan variabel integritas dan obyektivi- mudah dipengaruhi, tidak memihak kepada
tas, di mana auditor yang berintegritas tinggi kepentingan siapapun, bebas dari setiap ke-
akan mampu untuk bersikap hati – hati, te- wajiban terhadap kliennya dan tidak mem-
gas, adil dan mengungkapkan semua hal yang punyai suatu kepentingan dengan kliennya,
material dalam temuan auditnya dan tetap ob- baik itu manajemen perusahaan maupun pim-
yektif dalam penugasan dan tidak membiar- pinan perusahaan (Standar Profesional
kan pengaruh dari pihak lain secara subyek- Akuntan Publik (2001:220). Indikator inde-
tif. Auditor agar dapat bersikap independen, pendensi berdasarkan pengertian di atas ada-
auditor harus kompeten secara intelektual, lah: (a) Tidak ada pengaruh secara emosio-
harus dapat menjaga integritasnya dan tetap nal, dan keuangan dari klien. (b) Tidak memi-
obyektif dalam melakukan pemeriksaan. Ber- hak kepentingan manajemen dan pemilik pe-
dasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa rusahaan, kreditur dan pihak lain yang me-
auditor harus memiliki kesatuan karakteris- letakkan kepercayaan atas laporan auditor
tik yaitu pengalaman kerja, independensi, in- (c) Auditor selalu bersikap independen. Yang

65
Ekonomika-Bisnis Vol. 5 No.1 Bulan Januari Tahun 2014. Hal 63-74

ketiga Integritas, yaitu indikator independen- oleh supervisor, dan perhatian oleh manager/
si berdasarkan pengertian di atas adalah: (a) partner (Wooten, 2003). Indikator kualitas
Tidak ada pengaruh secara emosional, dan ke- audit menurut Wooten, (2003) adalah De-
uangan dari klien. (b) Tidak memihak ke- teksi salah saji, Kepatuhan terhadap SOP,
pentingan manajemen dan pemilik perusa- Risiko audit, Prinsip kehati-hatian, Proses
haan, kreditur dan pihak lain yang meletak- Pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor,
kan kepercayaan atas laporan auditor. (c) Au- Perhatian yang diberikan oleh manajer atau
ditor selalu bersikap independen. partner.
Obyektivitas yaitu merupakan suatu prin-
sip yang mengharuskan praktisi untuk tidak
Hasil Penelitian dan Pembahasan
membiarkan subyektivitas, benturan-bentu-
Dari 63 kuesioner yang diolah, berda-
ran kepentingan, atau pengaruh yang tidak la-
sarkan jabatan diketahui yang berkedudu-
yak dari pihak-pihak lain yang dapat meme-
kan sebagai auditor senior adalah sebesar 20
ngaruhi pertimbangan profesional atau per-
responden (31,7%) dan auditor junior se-
timbangan bisnisnya (IAPI, 2009:120). In-
besar 43 (68,3%). Berdasarkan usia dike-
dikator obyektivitas adalah menurut (IAPI,
tahui sebagian besar usia responden berki-
2009:120): (a) Menghindari setiap hubungan
sar antara 28-34 sebesar 47,62%. Selan-
yang bersifat subjektif. (b) Menghindari pem-
jutnya adalah usia 21-27 sebesar 38,10%.
berian atau hubungan atau dapat mengaki-
Usia 35-41 sebesar 5,35%, usia 42-48 se-
batkan pengaruh yang tidak layak terhadap besar 5,35%, dan yang terkecil usia 56-62
pertimbangan profesionalnya. sebesar 1,59%. Berdasarkan jenis kelamin
Kompetensi, Menurut IAPI (2009:130) menunjukkan bahwa jumlah responden
Kompeternsi adalah sikap kecermatan dan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 71,43%
kehati-hatian profesional seorang auditor. Me- sedangkan yang berjenis kelamin perem-
nurut prinsip komptensi, mewajibkan seo- puan sebesar 28,57%. Berdasarkan pendi-
rang auditor/praktisi untuk memelihara pe- dikan formal responden, sebagian besar pen-
ngetahuan, keahlian dan kemahiran profe- didikan responden adalah S1 yaitu sebesar
sionalnya. Indikator kompetensi adalah (IAPI, 84,1% sedangkan sisanya sebesar 15,9% ber-
2009:130): (a) Memelihara pengetahuan pendidikan S2. Berdasarkan lama bekerja
dan keahlian profesional yang dibutuhkan un- sebagai auditor, bahwa sebagian besar res-
tuk menjamin pemberian jasa profesional yang ponden yang diamati memiliki lama bekerja
kompeten kepada klien atau pemberi kerja. sebagai auditor selama 1-5 tahun, sebesar
(b) Menggunakan kemahiran profesionalnya 85,7%. Masa kerja 6-10 tahun sebesar 9,5%.
dengan seksama sesuai dengan standar pro- Masa kerja 11-15 tahun sebesar 3,2% dan
fesi dan kode etik profesi yang berlaku da- masa kerja 26-30 tahun sebesar 1,6%.
lam memberikan jasa profesionalnya. Uji validitas digunakan untuk mengukur
Kualitas audit, kualitas audit yaitu suatu sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Su-
proses yang menunjukkan kompetensi dan atu koesioner dikatakan valid jika pertanya-
independensi auditor dalam menjalankan an pada kuesioner mampu untuk mengung-
pemeriksaan auditnya mulai dari proses de- kapkan sesuatu yang akan diukur oleh ku-
teksi salah saji, kepatuhan terhadap standar esioner tersebut (Ghozali, 2007:45). Syarat mi-
operasional prosedur (SOP), resiko audit, nimum instrumen dinyatakan valid dan tidak
prinsip kehati-hatian, proses pengendalian valid menurut Sugiyono (2008:178): Bila

66
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi.... (Veby K. W., Iwan I., Muh. Achsin)

harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat Karena Asymp sig > α (0,05) sehingga tidak
disimpulkan butir instrumen tersebut tidak terjadi permasalahan autokorelasi dan asumsi
valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. diterima.
Dengan demikian instrumen dianggap me- Uji multikolinieritas bertujuan untuk me-
menuhi syarat apabila r = 0,3. Berdasarkan nguji apakah pada model regresi ditemukan
hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua adanya korelasi antar variabel bebas (inde-
item dari variabel yang diamati memiliki nilai penden) (Ghozali, 2007:91). Hasil uji multi-
product moment (r) di atas 0,3. Dengan de- kolineritas dengan VIF menunjukkan bahwa
mikian dapat dikatakan bahwa kuisioner yang semua variabel bebas memiliki nilai VIF di ba-
digunakan memenuhi criteria valid atau dapat wah 10. Dengan demikian tidak terjadi per-
digunakan untuk mengukur variabel. De- masalahan multikolinieritas dan asumsi dite-
ngan hasil tersebut, maka kuisioner dapat di- rima.
analisis lebih lanjut. Uji Heterokedastisitas bertujuan me-
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur nguji apakah dalam sebuah model regresi,
suatu kuesioner yang merupakan indikator terjadi ketidaksamaan varians dari residual
darivariabel atau konstruk. Suatu konstruk atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang
variabel dikatakan reliabel jika memberikan lain (Ghozali, 2007:105). Hasil uji hete-
nilai cronbach alpha lebih besar 0,6 (Ghozali, rokedastisitas dengan uji glejser menunjuk-
2007:41-42). Hasil pengujian reliabilitas kan bahwa nilai sig t dari semua variabel bebas
menunjukkan bahwa nilai α chonbach dari di atas 0,05 (α=5%) atau sig t> α (0,05). De-
masing-masing variabel berada di atas 0,6. ngan demikian tidak terjadi permasalahan he-
Dengan demikian kuesioner dapat dikatakan terokedastisitas dan asumsi diterima.
reliabel dan dapat diolah lebih lanjut. Uji Normalitas bertujuan menguji apa-
Untuk menjawab tujuan penelitian dan kah dalam sebuah regresi, variabel depen-
menguji hipotesis dilakukan dengan analisis dent, variabel independent atau keduanya
statistik regresi linier berganda menggunakan mempunyai distribusi normal Ghozali, 2007:
bantuan Statistical Package for the Social 110). Hasil uji normalitas dengan kolmogo-
Science. (SPSS). rof smirnov menunjukkan bahwa nilai Kol-
Pengujian asumsi klasik digunakan men- mogorov-Smirnov Z 0,648 dengan Asymp
yakini bahwa persamaan regresi yang diha- sig Z kolmogorof smirnov sebesar 0,796. Ka-
silkan tidak terdapat variabel terganggu yang rena asymp sig > á (0,05) maka dikatakan
dapat mengganggu prediksi dari persamaan data terdistribusi normal dan asumsi diterima.
regresi. Tujuannya agar memperoleh nilai pe- Berdasarkan hasil uji regresi menun-
merkira yang tidak bias. Pengujian asumsi jukkan bahwa persamaan regresi telah me-
klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut: menuhi uji asumsi klasik, sehingga dapat di-
Autokorelasi bertujuan untuk menguji gunakan untuk analisis lebih lanjut. Berda-
apakah dalam sebuah model regresi linier ada sarkan uji regresi dapat diketahui bahwa
korelasi antara kesalahan pengganggu pada secara bermakna (bersama-sama) penga-
periode t dengan kesalahan pada periode laman kerja, independensi, integritas, obyek-
t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi de- tivitas, dan kompetensi memengaruhi perubah-
ngan run test didapatkan nilai z run test se- an kualitas audit. Besarnya pengaruh secara
besar -1,650 dengan sig sebesar 0,099. bermakna ditunjukkan dengan nilai R2

67
Ekonomika-Bisnis Vol. 5 No.1 Bulan Januari Tahun 2014. Hal 63-74

sebesar 0,752 (75,2%). Artinya pengalaman tegritas dan obyektivitas. Berdasarkan Tabel
kerja, independensi, integritas, obyektivitas, 5.12 dapat disusun persamaan regresi seba-
dan kompetensi memengaruhi perubahan gai berikut.
kualitas audit sebesar 75,2% sedangkan sisa- Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X3 + b4 X4 + b…
nya sebesar 24,8% perubahan kualitas audit X5
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model Kualitas audit = -12,886 + 0,477 penga-
regresi. laman kerja + 0,304 independensi + 0,504
Nilai t hitung pengalaman kerja sebesar integritas + 0,689 obyektivitas + 0,800
2,535 dengan sig t sebesar 0,014< 0,05 (α 5%). kompetensi
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diteri- Nilai konstantas sebesar -12,886 arti-
ma, sehingga pengalaman kerja memengaru- nya jika pengalaman kerja, independensi,
hi perubahan kualitas audit. Nilai t hitung inde- integritas, obyektivitas dan kompetensi ber-
pendensi sebesar 2,167 dengan sig t sebesar nilai nol, maka secara konstan nilai kualitas
0,034 < 0,05 (α 5%). Dengan demikian Ho audit sebesar -12,886. Nilai koefisien regresi
ditolak dan Ha diterima, sehingga indepen- pengalaman kerja sebesar 0,477 artinya
densi memengaruhi perubahan kualitas au- setiap kenaikan satu satuan pengalaman ker-
dit. ja, akan meningkatkan kualitas kerja sebesar
Nilai t hitung integritas sebesar 2,723 0,477. Nilai koefisien regresi independensi
dengan sig t sebesar 0,009 < 0,05 (á 5%). sebesar 0,304 artinya setiap kenaikan satu
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha dite- satuan independensi, akan meningkatkan kua-
rima, sehingga integritas memengaruhi per- litas kerja sebesar 0,304. Nilai koefisien re-
ubahan kualitas audit. Nilai t hitung obyek- gresi integritas sebesar 0,504 artinya setiap
tivitas sebesar 2,491 dengan sig t sebesar kenaikan satu satuan integritas, akan mening-
0,016< 0,05 (α 5%). Dengan demikian Ho katkan kualitas kerja sebesar 0,504. Nilai
ditolak dan Ha diterima, sehingga obyekti- koefisien regresi obyektivitas sebesar 0,689
vitas memengaruhi perubahan kualitas au- artinya setiap kenaikan satu satuan obyek-
dit. Nilai t hitung kompetensi sebesar 4,079 tivitas, akan meningkatkan kualitas kerja sebe-
dengan sig t sebesar 0,000< 0,05 (α 5%). sar 0,689. Nilai koefisien regresi kompetensi
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha dite- sebesar 0,800 artinya setiap kenaikan satu sa-
rima, sehingga kompetensi memengaruhi per- tuan kompetensi, akan meningkatkan kua-
ubahan kualitas audit. litas kerja sebesar 0,800.
Dapat disimpulkan secara parsial se- Pengalaman Auditor adalah pengalaman
mua variabel memengaruhi perubahan kua- dalam melakukan audit laporan keuangan ba-
litas audit. Jika dilihat dari nilai koefisien re- ik dari segi lamanya waktu, banyaknya pe-
gresi (b) dari masing-masing variabel bebas, nugasan maupun jenis-jenis perusahaan yang
maka nilai koefisien regresi yang tertinggi di- pernah ditangani. Makin banyak pengalaman
hasilkan oleh variabel kompetensi, yaitu se- Auditor yang semakin luas dapat menghasil-
besar 0,800. Dengan demikian dapat dika- kan berbagai macam dugaan dalam menje-
takan bahwa kompetensi merupakan varia- laskan temuan audit.
bel yang memiliki pengaruh dominan terha- Berdasarkan hasil analisis diketahui
dap perubahan kualitas audit, dibandingkan bahwa pengalaman kerja memengaruhi per-
variabel pengalaman kerja, independen, in- ubahan kualitas audit secara positif. Artinya

68
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi.... (Veby K. W., Iwan I., Muh. Achsin)

kenaikan pengalaman kerja seorang audi- kualitas audit. Berpengaruhnya independensi


tor, akan meningkatkan kualitas audit yang terhadap kualitas audit karena auditor yang
dihasilkan oleh auditor tersebut. Berpenga- lebih independen akan lebih mudah untuk men-
ruhnya pengalaman kerja terhadap kualitas jaga perilaku etisnya (Samsi, 2013). Auditor
audit karena pengalaman kerja yang dimiliki yang independen, juga akan selalu menjaga
oleh seorang auditor akan memperluas wa- sikap jujur, tidak memihak siapapun, sehing-
wasan auditor dalam menemuhi dan me- ga hasil audit yang dihasilkan bersifat obyek-
ngatasi permasalahan-permasalahan yang tif dan dapat dipercaya oleh seluruh pihak yang
ada dilapangan, sehingga auditor akan lebih berkepentingan.
mampu untuk menjelaskan temuan audit. Integritas dapat menerima kesalahan yang
Auditor yang lebih berpengalaman juga tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
lebih mampu member penjelasan yang masuk jujur, tetapi tidak dapat menerima kecura-
akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan ngan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, ma-
keuangan dan dapat mengelompokkan ke- ka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil
salahan berdasarkan tujuan audit dan struk- pemeriksaannya (Sukriah, Akram dan Inap-
tur dari sistem akuntansi yang mendasari (Mar- ty, 2013).
tin, 2011). Auditor yang berpengalaman juga Hasil penelitian menunjukkan bahwa in-
memiliki ketelitian dan kemampuan yang baik tegritas memengaruhi kualitas audit secara po-
dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya sitif. Artinya kenaikan integritas seorang au-
(Indah, 2010) sehingga kualitas audit yang di- ditor akan meningkatkan kualitas audit. Ber-
hasilkan akan menjadi lebih akurat. pengaruhnya integritas terhadap kualitas au-
Pengalaman kerja dapat memperda- dit karena seorang auditor yang memegang
lam dan memperluas kemampuan kerja. Se- prinsip integritas yang tinggi, akan lebih ber-
makin sering seseorang melakukan peker- perilaku etis, tidak dapat menerima kecura-
jaan yang sama, semakin terampil dan semakin ngan, sehingga audit yang dihasilkan lebih da-
cepat dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. pat dipercaya kebenarannya.
Semakin banyak macam pekerjaan yang di- Hubungan keuangan dengan klien da-
lakukan seseorang, pengalaman kerjanya se- pat mempengaruhiobyektifitas dan dapat meng-
makin kaya dan luas, dan memungkinkan pe- akibatkan pihak ketiga berkesimpulan bah-
ningkatan kinerja (Kusuma, 2012). wa obyektifitas auditor tidak dapat diperta-
Auditor harus dapat mengumpulkan seti- hankan. Dengan adanya kepentingan keua-
ap informasi yang dibutuhkan dalam pengam- ngan, seorang auditor jelas berkepentingan de-
bilan keputusan audit di mana hal tersebut ha- ngan laporan hasil pemeriksaan yang di-
rus didukung dengan sikap independen. Inde- terbitkan. Standar umum dalam Standar Au-
pendensi auditor berhubungan dengan pe- dit menyatakan bahwa dengan prinsip obyek-
rilaku etis auditor. Artinya auditor yang lebih tifitas mensyaratkan agar auditor melaksana-
independen akan cenderung berperilaku etis kan audit dengan jujur dan tidak mengkom-
(Samsi, 2013) promikan kualitas. Dengan kata lain, se-
Hasil analisis menunjukkan bahwa in- makin tinggi tingkat obyektifitas auditor ma-
dependensi memengaruhi perubahan kuali- ka semakin baik kualitas hasil pemeriksa-
tas audit secara positif. Artinya setiap kena- annya (Sukriah, Akram dan Inapty, 2013).
ikan independensi yang dimiliki auditor da- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lam melaksanakan audit, akan meningkatkan obyektivitas terbukti berpengaruh terhadap

69
Ekonomika-Bisnis Vol. 5 No.1 Bulan Januari Tahun 2014. Hal 63-74

kualitas audit secara positif. Artinya pening- lam mengikuti perkembangan jaman yang
katan sikap obyektivitas auditor akan me- semakin kompleks sehingga tingkat keber-
ningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Ber- hasilan melaksanakan audit akan lebih tinggi
pengaruhnya obyektivitas terhadap kualitas dan lebih berkualitas. Pengetahuan yang se-
audit karena sikap obyektivitas yang dimiliki makin luas juga meningkatkan kemampuan
auditor akan menjadikan auditor bersikap ju- auditor secara spesifik dan membantu men-
jur dan tidak mengkompromikan hasil audit de- capai kinerja auditor (Indah, 2010).
ngan kepentingan beberapa pihak, sehingga ha-
sil audit menjadi lebih dapat dipercaya oleh se-
Penutup
mua pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan analisis data dan pemba-
Hasil penelitian ini mendukung peneliti-
hasan pada 63 sampel di 7 Kantor Akuntan
an yang dilakukan oleh Carolita (2012) yang
Publik yang terdaftar pada Directory 2013
mampu membuktikan adanya pengaruh ob-
IAPI, maka dapat ditarik kesimpulan seba-
yektivitas terhadap kualitas audit.
gai berikut: Hasil pengujian validitas dan re-
Seorang auditor menjadi ahli terutama
alibilitas untuk seluruh variabel menunjukkan
diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman.
hasil yang baik. Pengujian terhadap setiap item
Seorang auditor yang lebih berpengalaman
pertanyaan dengan menggunakan korelasipro-
akan memiliki skema lebih baik dalam meng-
duct moment menunjukkkan bahwa setiap
identifikasi kekeliruan-kekeliruan daripada
butir pertanyaan valid, yakni nilai product mo-
auditor yang kurang berpengalaman. Sehing-
ment (r) di atas 0,3 dan untuk realibilitas setiap
ga pengungkapan informasi tidak lazim oleh
instrumen dengan Croanbach Alpha me-
auditor yang berpengalaman juga lebih baik
nunjukkan bahwa memiliki nilai yang lebih be-
dibandingkan pengungkapan oleh auditor yang
sar dari 0,60 yang menunjukkan setiap item
kurang berpengalaman (Libby, 1991 dalam
pertanyaan reliable. Pengujian hipotesis me-
Indah, 2010). Semakin tinggi kompetensi au-
nunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja,
ditor akan semakin baik kualitas hasil peme-
Independensi, Integritas, Obyektivitas dan
riksaannya (Samsi, 2013).
Kompetensi memiliki pengaruh terhadap Kua-
Hasil analisis menunjukkan bahwa kom-
litas Audit. Hasil pengujian koefisien deter-
petensi terbukti mempengaruhi kualitas au-
minasi (R2) sebesar 0.752 menujukkan bahwa
dit secara positif. Artinya peningkatan kompe-
75,2% pengalaman kerja, independensi, in-
tensi seorang auditor akan meningkatkan kua-
tegritas, obyektivitas, dan kompetensi mem-
litas audit yang dihasilkannya. Berpengaruh-
pengaruhi perubahan kualitas audit sedang-
nya kompetensi terhadap kualitas audit ka-
kan sisanya sebesar 24,8% perubahan kualitas
rena auditor yang memiliki pendidikan yang
audit dipengaruhi oleh variabel lain yang ti-
lebih tinggi, baik yang didapatkan dari pen-
dak diteliti dalam penelitian ini.
didikan formal maupun pendidikan non for-
mal akan meningkatkan kemampuan audi-
tor untukmemahamiprosedur, mengidentifikasi- DAFTAR PUSTAKA
kan setiap permasalahan, sehingga lebih kua- Ardiani, Nurul, Emrinaldi Nur DP dan Nur
litas audit yang dihasilkan menjadi lebih baik. Azlina. 2012. Pengaruh Audit Tenure,
Auditor yang berpendidikan akan mem- Disclosure, Ukuran KAP, Debt Default,
punyai pandangan yang lebih luas mengenai Opinion Shopping dan Kondisi
berbagai hal. Auditor akan lebih mudah da- Keuangan Terhadap Penerimaan Opini

70
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi.... (Veby K. W., Iwan I., Muh. Achsin)

Audit Going Concern Pada Perusahaan Expectation Theory). Diponegoro


Real Estate dan Property di Bursa Efek Journal of Accounting. Hal 1-12.
Indonesia. Jurnal Ekonomi. Volume
Hartadi, Bambang. 2009. Pengaruh Fee Au-
20. Nomor 4. Desember 2012. Hal 1-
dit, Rotasi Kap, Dan ReputasiAuditor
21.
Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek
Arens, Alvin A., et al, 2007. Auditing and Indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi
Assurance Services – An Integrated dan Keuangan ISSN 1411-0393
Approach, Prentice Hall. Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009.
Universitas TeknologiYogyakarta. hal
Auditor Internal. 2010. Kode Etik Auditor 84-104.
Internal. www.auditorinternal.com.
Diakses 25 Agustus 2013. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. BPFE.
Bouman, Marinus J, dan Bradley Wray E Yogyakarta.
(1997). Judgement and Decision
Making, Part II: Expertise, Consen- Hasibuan, SP,M. 2007. Manajemen Sumber
sus and Accuracy, Behaviour Ac- Daya Manusia. BumiAksara. Jakarta.
counting Research: Fondation and
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar
Frontiers, AmericanAccounting Asso-
Profesional Akuntan Publik.
ciation, Pg. 89 – 123.
Salemba Empat. Jakarta.
Carolita, Metha Kartika. 2012. Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi, Indah, Siti NurMawar. 2010. Pengaruh
Objektivitas, Integritas, Kompetensi Kompetensi Dan Independensi Au-
dan Komitmen Organisasi Terhadap ditor Terhadap Kualitas Audit (Studi
Kualitas Audit. (Studi pada Kantor Empiris Pada Auditor Kap Di
Akuntan Publik di Semarang). Semarang). Fakultas Ekonomi Uni-
Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Uni- versitas Diponegoro. Semarang.
versitas Diponegoro. Semarang. Infobanknews. 2009. Menkeu Bekukan Izin
8 Akuntan Publik dan Kantor
Christiawan. Yulius Jogi. 2002. Kompetensi
Akuntan Publik. http://
Dan Independensi Akuntan Publik:
www.infobanknews.com/2009/09/
Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal
menkeu-bekukan-izin-8-akuntan-
Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No.
publik-dan-kantor-akuntan-publik/.
2, Nopember 2002: 79 – 92.
Diakses tanggal 09 Agustus 2013.
Eisenhardt, K.M. 1989. Agency Theory: An
Jansen, M.C., and W.H. Meckling. 1976.
Assessment and review. Academy of
Theory of The Firm: Managerial
management review. Vol 14.
Behaviour Agency Cost and Owner-
Hanafi, Mamduh. 2008. Manajemen ship Structure. Jurnal Of Finance
Keuangan. BPFE. Yogyakarta. Economic. Vol 3, No. 4: page 305-
360.
Hardiningsih, Pancawati dan Rachamawati
Meita Oktaviani. 2013. Pengaruh Due Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian
Professional Care, Etika dan Tenur Mengenai Kualitas Audit dan
Terhadap Kualitas Audit (Perspektif Kemungkinan Topik Penelitian di Masa

71
Ekonomika-Bisnis Vol. 5 No.1 Bulan Januari Tahun 2014. Hal 63-74

Datang. Jurnal Akuntansi Masrizal. 2010. Pengaruh pengalaman dan


Manajemen. Edisi Desember 2003. pengetahuan audit terhadap
Hal 25-34. pendeteksian temuan kerugian daerah
(studi pada auditor inspektorat aceh).
Kusuma, Henda Sandika dan Kawedar, Jurnal telaah & riset akuntansi, Vol.
Warsito. 2010. Pengaruh Pelaksanaan 3. No. 2. Juli 2010 Hal. 173-194
Etika Profesi dan Kecerdasan
Emosional Terhadap Pengambilan Muid, Dul dan Reza Minanda. 2013. Analisis
Keputusan BagiAuditor (Studi Empiris Pengaruh Profesionalisme,
Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan,
dan Badan Pemeriksa Keuangan Pengalaman BekerjaAuditor, dan Etika
(BPK) di Semarang. Jurnal Profesi Terhadap Pertimbangan
akuntansi. Universitas Diponegoro. Tingkat Materialitas Akuntan Public
semarang. Hal 1-29. (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di
Semarang). Diponegoro Journal of
Kusuma, Novanda Friska Bayu Aji. 2012. Acconting. Volume 1 Nomor 1 Tahun
Pengaruh Profesionalisme Auditor, 2013. Hal 1-8. http://ejournal-
Etika Profesi dan Pengalaman Au- s1.undip.ac.id/index.php/accounting.
ditor Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas. Program Studi Mulyadi. 2002. Auditing. Salemba Empat.
Akuntansi Jurusan Pendidikan Jakarta.
Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Univer-
sitas Negeri Yogyakarta. Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh Tenur
dan Reputasi Kantor Akuntansi
Kusumasari. 2009. 8 KAP yang dibekukan Publik Pada Kualitas Audit Dengan
Pemerintah. Jumat 09 Oktober 2009. Komite Audit Sebagai Variabel
erisyakusumasari.blogspot.com/ Moderasi (Studi Kasus Pada
2009_10_01_archive.htmlý. Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2004-2009).
Leonora, Sylvie, Yuliawati Tan dan Aurelia Program Pascasarjana Universitas
Carina Sutanto. 2012. Analisis Udayana Denpansar.
Hubungan Masa perikatan Audit
dengan kualitas audit. Calyptra: Pratama, Vip dan Tendi Haruman. 2005.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universi- Kepuasan Kerja: Konsep, teori,
tas Surabaya Vol 1 No 1 (2012). Hal pendekatan dan Skema
1-20. Pengukurannya. Jurnal Bisnis,
Manajemen dan Ekonomi, Volume
Marsellia, Meiden Carmel dan Budi 6 No.3. Februari 2005. hal 487-502.
Hermawan. 2013. Pengaruh
Kompetensi dan Independensi Robbins, S.P., T.A. Judge. 2008. Perilaku
Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.
Auditor sebagai variabel Moderator
Sabrina K dan Indira Januari. 2012. Pengaruh
(Studi Empiris Pada Auditor Di KAP
Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit,
Big Four Jakarta). Jurnal Akuntansi
Etika dan Gender Terhadap Ketepatan
Institut Bisnis dan Informatika Indo-
Pemberian Opini Auditor Melalui
nesia (IBII) hal 1-15.
Skeptisisme ProfesionalAuditor (Studi

72
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi.... (Veby K. W., Iwan I., Muh. Achsin)

Kasus Pada KAP Big Four di Jakarta). Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis
Diponegoro Journal of Acconting. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Sistem Informasi, etika dan Auditing. dan R&D). Cetakan Kesebelas.
Hal 1-34. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Salim, Annisa Rahmatika. 2012. Pengaruh Suhartini dan Romy Gustiansyah. 2004.
Pengalaman Kerja, Independensi, Analisis Motivasi Kehadiran
Kompetensi dan Integritas Terhadap Mahasiswa fakultas Ekonomi Univer-
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada sitas Islam Indonesia(Pendekatan Teori
Kantor Akuntan Publik di Kepulauan Pengharapan) Jurnal Siasat Bisnis
Riau, Sumatera Barat dan Riau). (JSB) No. 9 Vol. 1 JUNI 2004. Hal
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi 107-122.
Universitas Riau. Hal 1-15.
Sukriah, Ika, Akram dan Biana Adha Inapty.
Samsi, Nur. 2013. Pengaruh Pengalaman 2013. Pengaruh Pengalaman Kerja,
Kerja, Independensi dan Kompetensi Independensi, Obyektifitas, Integritas
Terhadap Kualitas Audit: Etika Audi- dan Kompetensi Terhadap Kualitas
tor Sebagai Variabel Pemoderasi. Hasil Pemeriksaan. jurnal aspsia13.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Hal 1-10.
Volume 1 Nomor 2, Maret 2013. Hal
207-226. Utami, Ratna. Analisis Perbedaan
Profesionalisme Auditor Senior dan
Silaban, Adanan. 2009. Perilaku Auditor Yunior (Studi Terhadap Audi-
Disfungsional Auditor Dalam tor Yang Bekerja Pada KAP di Kota
Pelaksanaan Program Audit (Studi Malang). Jurnal Humanity. Vol 6
Empiris di Kantor Akuntan Public). No.2. Maret 2011. Hal 121-126. Versi
Disertasi untuk Memperoleh Derajat online:http://ejournal.umm.ac.id/
Doktor Ilmu Ekonomi Konsentrasi index.php/humanity/article/view/1395.
Akuntansi pada Universitas Diponegor
Werastuti, Desak Nyoman Sri. 2013.
Semarang. Program Doktor Ilmu
Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt
Ekonomi Universitas Diponegoro.
Default, Reputasi Auditor, Ukuran
Silalahi, Gabriel Amin. 2003. Metodologi Klien Dan Kondisi Keuangan
Penelitian dan Studi Kasus. Cetakan Terhadap Kualitas Audit Melalui Opini
Pertama. CV. Citramedia. Sidoarjo. Audit Going Concern. VOKASI
Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 2 No.1,
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga April 2013, ISSN 2337 – 537X. hal
Bawono. 2010. Pengaruh 99-116.
Independensi, Pengalaman, Due Pro-
fessional Care Dan Akuntabilitas
Terhadap Kualitas Audit (Studi pada
Auditor di KAP “Big Four” di Indone-
sia). Simposium Nasional Akuntansi/
SNA XIII. Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto. www.sna13
purwokerto.com. Hal 1-24.

73
Rangkuman Hasil Studi (RHS)
(Hanya untuk intern)

Program Studi : Akuntansi - Sarjana No. Pokok : 3203018265


Konsentrasi : Nama Mhs : Andika Candra Aprillianto
Semester :
Gasal 2021/2022 Wali Studi : DRS.EC.J. TH. BUDIANTO T.ST., MM., AK., QIA 

No. Kode Nama Matakuliah SKS Grade Jenis Keterangan NT


1 ACC131 Akuntansi Dasar 3 2.3/C+ MKK Gasal 2018/2019
2 ECO125 Ekonomika Mikro 3 3.7/A- MKK Gasal 2018/2019
3 ENG117 Bahasa Inggris 2 3.7/A- MKK Gasal 2018/2019
4 LAN221 Bahasa Indonesia 2 4.0/A MPK Gasal 2018/2019
5 MAT107 Matematika Bisnis 3 1.0/D MKK Gasal 2018/2019
6 MGT101 Pengantar Bisnis 3 3.7/A- MKK Gasal 2018/2019
7 PHL100 Filsafat Manusia 2 4.0/A MPK Gasal 2018/2019
8 REL100 Pendidikan Agama 2 2.3/C+ MPK Gasal 2018/2019
9 ACC125 Akuntansi Biaya 3 3.7/A- MKB Genap 2018/2019
10 ACC133 Komputerisasi Akuntansi I 2 4.0/A MPB Genap 2018/2019
11 ACC246 Akuntansi Sektor Publik 3 3.7/A- MKB Genap 2018/2019
12 ECO126 Ekonomika Makro 3 2.0/C MKK Genap 2018/2019
13 LAW105 Hukum Bisnis 2 4.0/A MKK Genap 2018/2019
14 MGT103 Pengantar Manajemen 3 1.0/D MKK Genap 2018/2019
15 POL153 Pendidikan Pancasila 2 3.3/B+ MPK Genap 2018/2019
16 ACC132 Akuntansi Keuangan Menengah I 3 2.3/C+ MKK Gasal 2019/2020
17 ACC211 Penganggaran 3 2.3/C+ MKB Gasal 2019/2020
18 ACC231 Hukum Pajak 3 3.7/A- MKK Gasal 2019/2020
19 ACC232 Penyusunan Laporan Keuangan 2 2.7/B- MKB Gasal 2019/2020
20 ECO231 Perekonomian Indonesia 2 2.3/C+ MBB Gasal 2019/2020
21 MGT210 Manajemen Keuangan 3 2.7/B- MKB Gasal 2019/2020
22 MGT235 Manajemen Pemasaran 2 3.3/B+ MPB Gasal 2019/2020
23 MGT250 Manajemen Operasional 3 4.0/A MPB Gasal 2019/2020
24 ACC230 Akuntansi Keuangan Menengah II 3 2.3/C+ MKB Genap 2019/2020
25 ACC234 Pengauditan I 3 2.0/C MKB Genap 2019/2020
26 ACC301 Sistem Informasi Akuntansi 4 3.3/B+ MKB Genap 2019/2020
27 ECO221 Perpajakan I 3 1.0/D MKB Genap 2019/2020
28 ECO321 Kewirausahaan 2 3.3/B+ MPB Genap 2019/2020
29 ETH100 Etika Sosial 2 3.7/A- MPK Genap 2019/2020
30 MGT222 Akuntansi Manajemen 3 3.3/B+ MKB Genap 2019/2020
31 MGT236 Sistem Informasi Manajemen 3 3.0/B MKB Genap 2019/2020
32 ACC233 Akuntansi Keuangan Menengah III 3 2.3/C+ MKB Gasal 2020/2021
33 ACC325 Komputerisasi Akuntansi II 3 2.7/B- MPB Gasal 2020/2021
34 ACC326 Pengauditan Internal 3 4.0/A MPB Gasal 2020/2021
35 ACC327 Pengauditan II 3 4.0/A MKB Gasal 2020/2021
36 ECO222 Perpajakan II 3 1.0/D MPB Gasal 2020/2021
37 STA310 Statistika 3 2.3/C+ MKK Gasal 2020/2021
38 ACC300 Teori Akuntansi 3 1.0/D MKB Genap 2020/2021
39 ACC328 Pengauditan III 2 2.0/C MPB Genap 2020/2021
40 ACC340 Akuntansi Keuangan Lanjutan I 3 3.0/B MKB Genap 2020/2021
41 ACC363 Sistem Pengendalian Manajemen 3 3.7/A- MPB Genap 2020/2021
42 ACC364 Metodologi Penelitian Bisnis 3 4.0/A MPB Genap 2020/2021
43 MGT304 Studi Kelayakan Bisnis 3 3.3/B+ MPB Genap 2020/2021
44 MGT346 Manajemen Stratejik 3 3.3/B+ MPB Genap 2020/2021
45 ACC341 Akuntansi Keuangan Lanjutan II 3 -- MKB Gasal 2021/2022 *
46 ACC430 Analisis Laporan Keuangan 3 -- MPB Gasal 2021/2022 *
47 ACC437 Pengauditan Internal Lanjutan 3 -- MPB Gasal 2021/2022 *
48 MGT318 Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi 3 -- MPB Gasal 2021/2022 *

Jumlah IPK dan total SKS Jumlah Nilai 1/D


IPK dengan nilai 0 : 2.88 Total SKS dengan nilai 0 : 120 MPK : 0
IPK tanpa nilai 0 : 2.88 Total SKS tanpa nilai 0 : 120 MKB : 2 MPB : 1
IPK tanpa nilai 1 : 3.15 Total SKS tanpa nilai 1 : 105 MBB : 0 MKK : 2
 

 
Surabaya, 19 Desember 2021

    Biro Administrasi Akademik & Kemahasiswaan

KEPALA,
 
    Clara Tjahaya Candrasari, S.Pd.
NIK : 010.95.0225

 
YAYASAN WIDYA MANDALA SURABAYA
  UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Biro Administrasi Akademik & Kemahasiswaan  
Jl. Dinoyo 42 - 44, Telp. (031) 5678478 Surabaya

Kartu Rencana Studi (KRS) SEMENTARA


Semester Gasal 2021 / 2022
NRP : 3203018265   Fakultas/Jurusan : Bisnis/
Nama : Andika Candra Aprillianto   NIP Dosen Wali : 321890167
Semester : 7   Dosen Wali : Drs.Ec. J. Th. Budianto T., ST., MM., Ak., QIA
No. Kode Nama Matakuliah SKS B/U/T Kls Jadwal Kuliah
1. ACC341 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II 3 B A SELASA 15:26-17:55  
2. ACC430 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 3 B A SELASA 07:00-09:30  
3. ACC437 PENGAUDITAN INTERNAL LANJUTAN 3 B A SENIN 07:00-09:30  
4. ECO222 PERPAJAKAN II 3 U D JUMAT 07:00-09:30  
5. MAT107 MATEMATIKA BISNIS 3 U C RABU 12:45-15:15  
6. MGT318 MANAJEMEN PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI 3 B A SELASA 12:45-15:15  
Jumlah SKS : 18 Tgl/Waktu Cetak : 04-08-2021/19:53:52 (ke-1)

- Saudara masih memiliki tunggakan keuangan 1 semester, mohon segera diselesaikan.


- Saudara diberi kesempatan untuk mengisi KRS SEMENTARA, tetapi data TIDAK DILAPORKAN ke FORLAP PDDIKTI.

Anda mungkin juga menyukai